Why You? 🔚

By _veronicha_

494K 20.7K 799

Mereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada... More

Prolog
Why You - 1
Why You - 2
Why You - 3
Why You - 4
Why You - 5
Why You - 6
Why You - 7
Why You - 8
Why You - 10
Why You - 11
Why You - 12
Why You - 13
Why You - 14
Why You - 15
Why You - 16
Why You - 17
Why You - 18
Why You - 19
Why You - 20
Why You - 21
Why You - 22
Why You - 23
Why You - 24
Why You - 25
Why You - 26
Why You - 27
Why You - 28
Why You - 29
Why You - 30
Why You - 31
Why You - 32
Why You - 33
Why You - 34
Why You - 35
Why You - 36
Why You - 37
Why You - 38
Why You - 39
Why You - 40
Why You - 41
Why You - 42
Why You - 43
Why You - 44
Why You - 45
Why You - 46
Why You - 47
Why You - 48
Why You - 49
Epilog

Why You - 9

10.1K 417 12
By _veronicha_

Typo!!!

-----

Davian dan Haruna berjalan beriringan memasuki lobi kantor Jade Company. Puluhan pasang mata dan sapaan dilayangkan para pegawai disana, ah lebih tepatnya sapaan untuk Davian, tapi lelaki itu sangat angkuh, dia terus berjalan tanpa perlu repot membalas sapaan dari bawahannya.

Lain lagi dengan Haruna, gadis dua puluh tahun itu merasa risih akan setiap matanya memandangnya.

Apalagi dia sempat mendengar beberapa bisikan yang mencemooh dirinya.

Sebagian pegawai wanita disana menganggap Haruna adalah kesialan Davian.

Cih!

Mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, jadi otomatis mereka menuduh Haruna seperti itu.

Haruna mengabaikan mulut besar mereka.

Tidak ada untungnya menanggapi orang-orang seperti itu.

Haruna menatap Davian yang berjalan didepannya, kemudian dia melihat para pegawai disekelilingnya.

Mereka berpenampilan sangat rapi dan sopan.

Pegawai pria dengan setelan berwarna hitam yang terkesan mewah, lalu pegawai wanita terlihat sangat anggun.

Berbeda dengan dirinya yang hanya memakai blouse dan rok pensil sederhana.

Seharusnya Haruna mengikuti saran penjaga butik yang mereka singgahi sebelum berangkat ke kantor, tapi dirinya lebih memilih model pakaian yang sangat sederhana.

Ok. Itu bukan jadi masalah sekarang.

Haruna terus mengikuti langkah tegap Davian hingga sampai diruangan lelaki itu.

"Jadi, apa yang bisa aku kerjakan disini?" tanya Haruna setelah Davian duduk dikursinya dan dia hanya bisa berdiri didepan meja Davian.

Sejenak Davian menatap datar Haruna, seperti sedang berpikir apa tugas yang cocok untuk dia berikan pada gadis itu, "office girl, kebetulan salah satu dari mereka mengundurkan diri kemarin."

"Maksudmu, aku harus bersih-bersih dan semacamnya?" lagi, Haruna.

"Apa kau tidak pernah mendengar posisi seperti itu sehingga masih harus bertanya?" Davian balik bertanya dengan sinis.

Bibir Haruna mengerut kesal. Demi apapun, dia hanya ingin memastikan hal itu saja.

Dasar lelaki sinis makinya dalam hati.

"Kau tidak perlu bertanya sesinis itu, lagipula aku hanya ingin memastikan saja. Aku sudah katakan jika aku belum pernah bekerja didalam kantor seperti ini." Jelas Haruna.

"Memangnya kau hidup di jaman apa? Sampai hal seperti itu harus dipastikan." Balas Davian.

"Tap-,"

"Tidak ada bantahan! Jangan kau pikir karena kau adalah istriku kau mau mengambil pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi? Cih, itu dalam mimpimu!" cemooh Davian.

Haruna mengembuskan napasnya, "aku bahkan tidak pernah berpikiran seperti itu." Bantahnya.

"Kalau begitu turutilah perkataanku dan jangan membantah," Davian terlihat menekan tombol diatas mejanya.

Tak lama, suara ketukan pintu terdengar dan muncul sosok cantik dengan tubuh yang layaknya seorang model.

"Ada apa bapak memanggil saya?" tanya sosok itu.

"Antarkan dia ke departemen kebersihan!" perintah Davian tegas.

Kening wanita cantik itu berkerut heran, seolah kurang mengerti apa yang disampaikan sang atasan.

"Memangnya apa yang akan dilakukan nona ini di departemen kebersihan, pak?"

"Mulai hari dia akan bekerja di sana," jelas Davian.

"Tapi, bukankah dia adalah istri An-," perkataan wanita itu terpotong oleh suara Davian.

"Laksanakan saja perintahku!"

Wanita itu mengangguk, "mari nona ikuti saya."

Kemudian Haruna berjalan mengikuti wanita itu.

.

.

.

Haruna menghela napas setelah dia selesai membersihkan toilet dilantai satu sampai lantai lima.

Gedung Jade Company terdiri dari sepuluh tingkah dengan lantai dasar sebagai lobi, lantai terakhir ditempati oleh ruangan CEO sementara sisanya diisi oleh beberapa departemen termasuk lantai departemen kebersihan tempatnya bekerja.

Tadi setelah Haruna diantar oleh wanita cantik yang ternyata adalah sekretaris Davian yang bernama Joana ke departemen kebersihan, Haruna harus ikut berkumpul bersama yang lainnya untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh Davian sang CEO.

Disana Davian memperkenalkan Haruna sebagai istrinya.

Lelaki itu dengan sangat jujur namun menyakitkan, jika Haruna juga bekerja sebagai office girl disini.

Davian juga berkata supaya para pegawai tak perlu takut memerintahkan Haruna melakukan hal ini atau itu, jabatan Haruna sebagai istrinya tak perlu mereka hiraukan.

Anggap saja Haruna adalah pegawai baru.

Bisik-bisikan heran langsung terdengar diruangan itu.

Tentu saja mereka heran dengan perintah CEO tampan itu.

Tapi sebagian pegawai wanita menyetujui perkataan Davian.

Haruna bahkan bisa mendengar beberapa pegawai wanita yang berdiri dibelakangnya mencemooh dirinya.

"Gadis jelek sepertinya memang pantas mendapat jabatan itu,"

"Iya, aku bahkan sangat heran, kenapa pak Davian bisa menikah dengan gadis buruk rupa sepertinya,"

"Aku rasa dia memikat pak Davian dengan tubuhnya,"

"Menurutku juga begitu. Kita bahkan seratus kali lebih cantik darinya,"

Haruna hanya bisa menulikan telinganya saat kata menghina itu menyapa pendengarannya.

Abaikan saja, Haru. Kau sudah biasa menghadapi hal ini batin Haruna

Davian memberikan peringat kepada pegawai yang mau membantu Haruna dalam pekerjaannya, dia memberikan hukuman pada pegawai tersebut.

Diakhir katanya, Davian akan memecat para pegawai jika ada yang berani membocorkan masalah ini ke publik dan juga keluarganya.

Kembali saat ini.

Tidak terasa waktu sudah menujukan tengah hari.

Haruna kembali ke departemennya, ia mengembalikan peralatan kebersihan pada tempatnya. Beberapa pegawai yang seprofesi dengannya menyapa ramah.

Dan Haruna bersyukur akan hal itu, setidaknya para pegawai didepartemen ini sangat baik dan menghormati dirinya.

Saat Haruna bersiap mencuci gelas bekas meeting tadi, ada seseorang yang menyapanya.

"Hai, apa kau tidak istirahat dulu? Maaf jika aku kurang sopan," ujarnya gadis yang menyapanya. Gadia itulah yang pertama kalinya mengenalkan diri pada Haruna setelah diantar oleh Joana tadi. Dia bernama Cassie.

Haruna tersenyum, "tak apa, jangan sungkan padaku seperti yang dikatakan CEO tadi."

Cassie mengangguk, "jadi kau tidak istirahat dulu? Ini sudah jam makan siang."

"Aku akan mencuci ini dulu," tunjuk Haruna pada tumpukan gelas kotor.

"Ada yang akan mencucinya nanti,"

"Tapi-,"

"Ayolah, itu sudah menjadi tugasnya."

Akhirnya Haruna mengalah.

Keduanya berjalan menuju kantin kantor.

.

.

.

Baru saja pesanan makanan Haruna dan Cassie sampai dimeja, tiba-tiba ponsel Haruna berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Mata Haruna terpaku pada pesan itu.

Gadis itu bangkit berdiri, "maaf, Cass. Aku pergi dulu, ada hal yang harus aku kerjakan."

"Tapi makananmu," teriak Cassie saat Haruna hampir berlari.

"Aku akan memakannya nanti, bisa kau membayarnya dulu dan membawanya ke lokerku," pinta Haruna.

Cassie mengangguk dan menyatukan ibu jari dan telunjuknya membentuk huruf O.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 6.8K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..
948K 21.7K 50
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
847K 31.7K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
171K 807 17
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...