Dumb-Dumb ✓

Od Lignenoiree

327K 38.3K 8K

Bermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang me... Více

Prolog + Intro
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11 / Wenga Part
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 / Wenga & Jungri Part
Chapter 29 / Vrene Part
Chapter 30
Chapter 31 / JinRose Part
Chapter 32 / Seulmin Part
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50 (Last Chapter)
Epilog

Chapter 12

6.7K 701 59
Od Lignenoiree

°°°

Tangan Irene bergerak lincah mengikat tali sepatunya agar tidak menganggunya saat berlari. Ya, dia akan jogging sebentar untuk menggerakkan tubuhnya yang kaku. Walaupun hanya keliling komplek, itu sudah cukup bikin dia capek.

"Rene, mau ke mana?" tanya Rose.

"Jogging. Mau ikut?" tawar Irene.

"Gak ah, ntar gue keringatan."

Irene memutar bola matanya jengah. "Najis. Mau sampai kapan lo tinggal di rumah gue?" dia berkacak pinggang di depan Rose. "Udah hampir sebulan nih, gak dicari ortu lu, apa?"

"Yaelah, Rene. Sabar napa, gue masih betah nih di sini."

"Serah lo. Jangan lupa ya, biaya hidup lo di sini dicatat biar nanti gue bisa tanggih kalau lo pergi."

"Sedekah atuh mba, jangan pelit-pelit jadi orang."

"Hah? Gak mau tau. Gue pergi dulu." Habis berbicara begitu, Irene langsung pergi meninggalkan Rose dan rumahnya.

Irene berjalan santai dengan pikirannya yang kosong sesekali bersenandung yang bikin dia lupa bahwa sebenarnya dia bawa earphone yang bergantung di lehernya. Ternyata jiwa bego Irene ada juga, masa baru sadar setelah dua kali mutarin komplek.

Dia meraih ponsel di saku kirinya mencari lagu chenle cs, cu cu cu cu cu cuwigeum. Saat sedang asyik-asyiknya mencari lagu di playlist-nya tanpa sadar dia menabrak punggung cogan. Irene mengelus dahinya beberapa kali sambil memperhatikan punggung cowok dihadapannya. Cowok itu memakai kaos hitam dan topi hitam pula, fix ya Irene gak kenal. Malas meminta maaf, Irene langsung terus berjalan melewati cowok itu dan meneruskan pencariaan dalam playlist. Siapa suruh berdiri sembarang, bukan salah dia kalau nabrak, pikir Irene. Saat sudah beberapa langkah setelah melewati cowok itu, tiba-tiba tangannya digenggam yang membuatnya terhenti dan berbalik.

Irene langsung kaget, ternyata— cowok yang dia tabrak itu adalah tetangganya yang bloon.

"Hai, Irene!" sapa Taehyung dengan ceria.

Irene yang disapa merasa jijik dan menghempaskan genggaman Taehyung. "Apa?" jawab Irene malas.

Taehyung senyum-senyum gak jelas. Lalu cowok itu kembali meraih tangan Irene dan memberikan sekeranjang yang berisi air mineral, bekal, handuk kecil, dan buah-buahan. Dikira dia mau kemping kali dikasih beginian. Belum sempat bertanya, Taehyung langsung pergi begitu saja tanpa berucap apapun. Irene melongo dengan mulut terbuka sembari menatap keranjang yang dia pegang. "Mungkin mami kali yang nitip," ujar Irene lalu berjalan melanjutkan joggingnya.

Untuk beberapa saat dia berhenti di sebuah danau dan mendudukkan dirinya di rerumputan hijau pinggir danau. Dia berniat membuka bekal yang dia dapat, jogging bikin dia lumayan lapar dan haus. Karena bekal berada di pantat keranjang, mau tidak mau dia mengeluarkan satu per satu isi dari keranjangnya. Aneh-aneh aja sih, masa jogging kayak piknik gini. Hingga dia menemukan selembar note berwarna kuning dengan tulisan...

'Makan yang lahap ya, sayang. Aku selalu memperhatikanmu – dari Taehyung masa depanmu.'

Seketika Irene membuang semua isi keranjang itu ke danau beserta keranjangnya. Lalu pergi meninggalkan danau dengan wajah kesal.

Dari kejauhan seorang cowok sedang memperhatikan tingkah Irene yang sama sekali gak luluh dengan kebaikan hatinya. "Sial... susah bener naklukin dia. Keras banget hatinya kayak baja, padahal salah gue dulu gak fatal-fatal amat. Kok dia tahan giniin gue sampai bertahun-tahun."

"Lo di mana, Bam?"

"...."

"Di mana sih?" bingung Lisa, "Ah! Itu elo?" dia langsung membalas lambaian tangan Bambam dan mendatanginya. "Lo udah lama?" tanya Lisa sambil mendudukkan dirinya di kursi café tempat mereka janjian.

"Gak kok, baru aja datang. Lo mau pesan dulu?" tawar Bambam.

"Gimana kalau kita langsung aja?"

"Boleh deh." Bambam mulai bangun dan ingin meraih tangan Lisa, namun suara seseorang menghentikannya.

"EHEM!" deham Namjoon keras.

Bambam langsung menoleh dengan cengirannya. "Gue lupa kalau lo ikut."

"Eh, ada lo ternyata!" celetuk Lisa.

Dengan memasang wajah pasrah Namjoon berceletuk, "Gue udah biasa kok dianggap gak ada."

Yeri bergegas membukakan pintu karena sedari tadi bel pintu rumahnya terus berbunyi. Semua pembantunya punya kesibukan masing-masing makanya Yeri yang harus turun tangan. Di saat dia membuka pintu, tampaklah Jungkook dengan wajah suramnya.

"Yeri...."

BRAK!

Yeri kembali menutup pintu rumahnya, sedikit terkejut hingga menyandarkan tubuhnya di belakang pintu.

"Yeri! gue mau ngomong sama lo. Buka pintunya! gue tau lo masih di sana!" teriak Jungkook sambil terus mengetuk pintu rumah Yeri tersebut. "Yer, gue gak bisa nepatin janji kita. Gue gak bisa lupain lo, Yer. Semakin gue mau ngelupain lo, semakin gue sayang sama lo. Ini bener-bener nyiksa gue selama sebulan ini, Yer..." lirih Jungkook.

Pengakuan Jungkook membuat Yeri meneteskan air matanya. Sebenernya, sangat tidak tega dirinya melihat Jungkook begitu. Tapi dia tidak punya pilihan lain, dia gak mau dianggap menghianati gengnya sendiri."Elo bodoh, Kook. Kalau lo begini, lo bisa runtuhin pertahanan gue. Please, Kook, pergi..." dia memegang dadanya sambil menangis. Karena sebenarnya nasibnya juga sama seperti Jungkook, punya rasa tapi tidak bisa bersama.

"Yeri, kenapa?" tanya Suho yang tiba-tiba muncul dihadapan Yeri. Sontak Yeri dengan cepat menghapus air matanya.

"Gak ada apa-apa, Kak."

"YERI! TOLONG BUKA PINTUNYA!"

Teriakan Jungkook mampu membuat raut wajah Suho berubah. "Jadi dia yang bikin lo nangis?" tanya Suho yang curiga.

Yeri menggeleng cepat. "Bukan."

Suho memperhatikan wajah Yeri dengan seksama. Dia menatap tajam Yeri yang menunduk. "Lo gak bisa bohong. Aku bakal kasih dia pelajaran!" ucap Suho lalu mendorong Yeri agar minggir dari depan pintu.

"Kak, jangan!" teriak Yeri tapi tidak didengar oleh Suho.

Dengan wajah geram Suho keluar dari rumahnya dan memukuli Jungkook dengan membabi buta. "Ini balasan karena lo udah buat adek gue nangis," ucap Suho sambil tetap memukuli Jungkook tanpa ampun.

Jungkook tidak dapat membalas dan tidak berusaha membalas. Dia hanya pasrah karena Jungkook sadar dirinya tidak pantas untuk membuat Yeri menangis.

Yeri terus-terusan berusaha untuk menghentikan Suho, tetapi tidak bisa, Suho terlalu kalap dengan emosinya. "Kak, stop! Dia pacar gue!" bohong Yeri. "Kalau kakak mukul dia! sama aja kakak memukul gue!"

Ternyata ucapan Yeri mampu membuat Suho berhenti lalu memandang adikknya. "Dia bukan pacar yang baik buat lo, buktinya dia udah buat lo nangis. Aku gak bakal ampuni orang yang udah bikin adek gue nangis." Suho lalu menatap Jungkook bahkan berniat memukulnya kembali.

Namun, kali ini Yeri berhasil menghalangi. "Kak udah. Please, gue mohon udah. Kakak malah bikin gue tambah nangis dengan mukulin dia. Gue sayang dia, Kak, jadi tolong stop." Kali ini Yeri memohon mati-matian yang membuat Suho menghela napas kasar. Dan memilih pergi meninggalkan mereka berdua.

"Jungkook..." Yeri berbalik mengkhawatirkan Jungkook yang terbaring lemas dengan wajah memarnya. "Jungkook, maafin kakak gue," ucap Yeri menangis.

"Yer— gue..."

Yeri menggeleng. "Jangan ngomong sekarang, kita obati dulu luka lo." Dia membawa Jungkook masuk ke dalam rumahnya dengan was-was. Sesekali melirik sekitarnya, takut jika ada Suho yang melihat. Dengan pelan dia membawa Jungkook masuk ke kamar miliknya, mendudukan Jungkook di ranjang lalu berniat untuk mengambil antiseptik untuk lukanya Jungkook, namun Jungkook menahan dan malah memeluknya.

"Yer, jangan tinggalin gue."

Namjoon berdecak kesal dengan pasangan yang ada di depannya. Bisa dibilang sih, dia jadi obat nyamuk. "Sok mesra anjing. Panas gue!" Namjoon kipas-kipas wajahnya menggunakan tangan. Siapa suruh ikut, sudah tau mereka lagi ngedate. Dia sudah kenyang dengan adegan mesra Lisa dan Bambam.

Hatinya sangat terbakar, bro.

Sebenarnya alasan Namjoon ikut mereka adalah untuk menjaga Lisa dari Bambam. Bambam itu makhluk membahayakan, dia sudah banyak hamilin cewek-cewek cantik. Jadi Namjoon gak mau Lisa juga jadi korbannya bambam, biarpun Lisa musuh geng dia.

"Ntar kalau malam pertama Lisanya udah gak perawan lagi kan gak seru." - Namjoon

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

8.4K 1.3K 11
[ ON GOING ] Sekali saja, bisakah kalian juga melihat ke arahku? Aku ada disini. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemi...
3.8K 157 24
Kaya? Of course! Keluarga yang tinggal di perumahan elite. The average person who lives here is a businessman. Penasaran? Yuk Baca!
176K 13.8K 68
[END] N1n3 9!rl$ || ||||||||||| 》》》》》》》》》》 || B . L . A . C . K . V. E . L . V . E . T ♡ ///////////// \\\\...
461K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...