PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPL...

By novitagr

8.9M 294K 8.3K

DON'T COPY MY STORY! **** Geaveta Mckenzie Deandro. Cantik. Fashionista. Selalu... More

SAMUEL WILLIAM DIMITRI
GEAVETA MCKENZIE DEANDRO
1
2
3
4
6
7
8
10
11
12
13
14
15
BUTUH SARAN READERS
16
PENGUMUMAN
5 (RE-POST)
17
18
19
PENTING!
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ATTENTION
30
SOME OF SAMUEL PROPERTIES
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
EXTRA PART
INFO SEQUEL

9

148K 5.2K 62
By novitagr

Happy Reading!

Jangan lupa click bintang 🌟

________

SAMUEL POV's

Aku melangkahkan kaki ku menuju meja makan, dimana keluargaku sudah berkumpul untuk sarapan. Di sana sudah ada Daddy, Mommy, Danny, dan Devan.

"Pagi, semua." ucap ku menyapa mereka semua sambil mencium pipi mommy.

"Pagi, sayang." ucap mommy membalas sapaanku.

"Pagi." ucap daddy, Devan, dan Danny bersamaan.

"Mom, aku mau roti dengan selai kacang saja, ya." ucap ku kepada mommy.

"Kebiasaan! Sejak kemarin kau hanya memakan roti! Lalu untuk apa mommy ini masak makanan kesukaanmu kalau akhirnya tidak kau sentuh sama sekali." protes mommy sambil mengoleskan selai kacang ke roti ku dengan kasar.

"Besok Samuel janji akan makan masakan mommy. By the way, Dan, jadi kapan pernikahanmu dilaksanakan?" ucap ku sambil mengunyah roti selai ku.

"Minggu depan. Dasar adik durhaka, wedding kakak sendiri sampai dilupakan!" ucap Danny dengan rolling eyes.

"Sorry, bro. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Oleh karena itu sekarang aku bertanya lagi untuk memastikan agar aku tidak lupa nanti." ucap ku dengan tersenyum tanpa dosa.

"OK, awas kalau sampai kau tidak datang bersama calon adik ipar ku." ucap Danny memperingati yang hanya kubalas dengan kekehan ringan.

"Itu urusan mudah. Hm, Dave, kapan kau tiba di sini? Kenapa aku tidak tahu?" tanya ku sambil menatap Devan bingung.

"Bagaimana kau bisa tau, jika kau saja tidak pernah ada di mansion. For your info, aku sudah ada di rumah ini sejak tiga hari yang lalu!" ucap Dave lengkap dengan rolling eyes nya—sama seperti yang Danny lakukan tadi.

Maklum saja, kan sudah ku bilang aku memang jarang pulang ke mansion.

"Oh ya? sorry, aku tidak tahu." ucap ku dengan tertawa kecil.

"Hm, mom, dad, Samuel berangkat dulu, ya." ucap ku setelah menghabiskan roti ku dan meminum jus ku.

"Hati-hati! Jangan ngebut!" ucap mommy memperingatiku dengan sedikit berteriak.

Aku segera mencium pipi mommy dan keluar menuju garasi. Aku memasuki mobil ku dan langsung menyalakannya dan mengendarainya menuju mansion keluarga Deandro untuk menjemput Gea. Beruntung jalanan pagi ini tidak terlalu macet, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk aku bisa sampai di rumah keluarga Deandro.

Setelah keluar dari mobil yang aku tumpangi, aku langsung melangkahkan kaki ku memasuki mansion besar itu setelah salah seorang maid membukakan pintu untukku.

"Gea ada di mana?" ucap ku bertanya pada maid yang tadi membukakan pintu untukku.

"Nona Gea sedang sarapan bersama yang lainnya, Tuan. Mari saya antar." jawabnya yang kemudian ku jawab dengan anggukan.

Setelah sampai di dekat meja makan, aku kemudian menyapa semua orang yang ada di sana.

"Selamat pagi," sapa ku yang membuat mereka semua menoleh ke arah ku dengan tersenyum, kecuali Gea yang justru menatapku dengan tatapan tidak sukanya.

"Eh Samuel, ayo sini duduk, kita sarapan dulu." ucap mommy Almira kepadaku.

Aku melangkahkan kaki ku menuju kursi kosong yang berada tepat di sebelah Gea. Aku sengaja tidak sarapan yang terlalu berat di rumah supaya aku tidak menolak ketika diajak sarapan disini.

"G, cepat ambilkan makanan ke piring Samuel." ucap mommy Almira ke arah Gea yang ku lihat masih berwajah masam.

Gea tidak bersuara, tapi ia tetap mengambilkan sarapan untuk aku ke piring yang ada di hadapan ku.

"Terimakasih." ucap ku yang sama sekali tidak mendapat balasan dari Gea. Aku yakin dia masih marah karena hal kemarin.

Kami makan dalam diam dan tidak ada obrolan sama sekali. Setelah aku dan Gea sama-sama menghabiskan sarapan kami, aku langsunng berpamitan kepada mommy dan daddy untuk segera mengantar Gea.

Setelah berpamitan, aku menggandeng tangan Gea untuk berjalan menuju mobilku. Tapi dengan sekuat tenaga Gea ingin melepaskan genggaman ku namun sayangnya tak kunjung berhasil.

"Aku bisa berjalan sendiri." ucapnya dengan ketus sambil menghentakkan tangan nya, tapi tetap saja tangannya tidak terlepas dari genggaman ku. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat usaha Gea yang sangat sia-sia itu.

Setelah sampai di depan mobil, aku langsung membukakan pintu untuknya dan mempersilahkan Gea untuk masuk. Lalu aku berlari kecil untuk memutari mobil dan masuk ke dalam balik kemudi. Ku lihat Gea masih setia dengan wajah masam nya. Aku sengaja tidak segera menyalakan mobil ku, karena aku masih ingin berbicara dengan Gea.

"Gea," panggil ku tapi tidak ada jawaban.

"Princess," masih diam.

"Geaveta," masih hening.

"Gea, aku ingin bicara," kali ini ada suara burung.

"Geaveta McKenzie Deandro, tatap aku atau aku akan menciummu sekarang juga." ancamku yang kali ini berhasil membuatnya menoleh ke arahku dan menatapku dengan kesal.

"Apa?" tanya nya saat sudah menatap ku.

"Apa kau sedang merah?" ucap ku sambil menaikkan sebelah alisku.

"Merah?" tanyanya bingung dan mengulang kembali pertanyaanku.

"Ah, tamu bulanan rutin wanita." Ucap ku memperjelas ucapanku.

"No." Dia menjawab hanya dengan satu kata yang berisikan dua huruf.

"Lalu kenapa kau marah-marah di pagi yang cerah ini?" tanyaku penasaran.

"Hm, sorry. Hanya ada sedikit kendala di butik." jawabnya dengan raut wajah sedikit merasa bersalah.

"Kau bisa bercerita kepadaku jika kau mau." Ucapku mencoba menawarkan diri untuk menjadi pendengar yang baik.

"Tidak perlu." jawabnya yang hanya kutanggapi dengan anggukan mengerti.

Setelah itu, aku segera menyalakan mobil ku dan menjalankannya menuju butik Gea dengan kecepatan sedang. Karena jalanan mulai ramai, jadi aku tidak bisa menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Butuh waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di butik Gea.

Saat Gea akan melangkah keluar mobil, aku menahan pergelangan tangannya sehingga Gea kembali terduduk di jok mobilku. Tanpa pikir panjang, aku langsung melumat bibir ranum Gea dan menahan tengkuknya.

***

GEAVETA POV's

Saat aku hendak melangkahkan kaki ku keluar mobil, Samuel justru menarik pergelangan tangan ku yang membuatku oleng seketika dan kembali terduduk di jok mobil nya. Ketika aku ingin protes atas apa yang ia lakukan, dia justru mencium ku dan menahan tengkukku untuk memperdalam ciuman kami.

Tapi kali ini Samuel menciumku dengan benar-benar lembut. Tanpa nafsu. Aku yang merasa terlena dengan ciuman ini, akhirnya hanya bisa membalas ciuman Samuel.

Setelah Samuel merasa jika tubuhku membutuhkan oksigen, Samuel segera melepaskan ciuman kami tapi ia tidak kunjung menjauh dariku. Ia justru menempelkan kening kami dan menatap ku tepat di manik mata. Aku yang masih malu atas ciuman kami barusan hanya bisa menundukkan tatapanku. Aku yakin wajah ku pasti semerah kepiting rebus.

Melihat tingkahku barusan, Samuel segera mendongakkan kepalaku untuk kembali menatapnya. Ia menahan daguku agar aku terus menatap nya.

"Do you love me?" tanya nya dengan sangat lembut.

Bahkan aku merasa​ terhipnotis dengan ucapannya dan malah menganggukkan kepala ku perlahan. Setelah aku menganggukan kepala, Samuel mengecup bibir ku sekilas lalu menjauhkan kepala dari ku. Aku masih benar-benar malu atas ciuman tadi. Aku langsung membuka pintu mobil dan cepat-cepat melangkahkan kaki ku untuk keluar dari mobil Samuel.

Setelah aku sampai di dalam butik, Dinda menyapaku.

"Wow, pagi-pagi sudah senyum-senyum saja, ibu boss," ucap nya dengan tersenyum jahil.

Apa aku terlihat se-bahagia itu?

"Kau ini bicara apa, Dinda." ucap ku sambil tersenyum salah tingkah.

"Memang efek dari seorang don juan semacam Samuel Dimitri itu sangat dahsyat ya," ucap nya dengan tertawa kecil.

"Stop it, Dinda. Lebih baik kamu bacakan jadwal untuk ku hari ini saja." ucap ku dengan tersenyum malu.

"Siap, boss. Hari ini tidak terlalu padat, hanya ada satu pertemuan untuk menyerahkan rancangan gaun pesanan Mrs. Diana pagi ini. Selebihnya, kamu bebas." ucap nya membacakan jadwal ku.

"Okay, terimakasih, Din. Kalau begitu, aku mau ke ruangan ku dulu." ucap ku sambil berlalu menuju ruangan ku.

Saat aku sudah duduk di kursi kebesaran ku, aku membuka ponselku dan menemukan pesan dari Samuel yang baru saja masuk.

Samuel Dimitri
Nanti akan ku jemput untuk makan siang bersamaku.

Aku tidak membalas pesannya, dan kembali meletakkan ponsel ku di atas meja kerja ku. Aku segera memperbaiki lagi rancangan gaun ku yang harus di kirim hari ini supaya customer ku lebih puas.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Aku segera menutup buku design ku dan beranjak ke kamar mandi untuk membereskan make up ku lagi. Saat aku keluar dari kamar mandi, aku terkejut karena tiba-tiba ada Samuel yang duduk di balik meja kerjaku.

"Sudah selesai?" ucap nya bertanya kepadaku.

"Sudah." ucap ku seraya mengambil tas ku.

Samuel langsung menggenggam tangan ku dan membawaku keluar menuju mobil nya.

"Aku bisa berjalan sendiri, Samuel." ucap ku ketus tapi tidak ditanggapi oleh Samuel.

Setelah sampai di depan mobil, Samuel segera membukakan pintu penumpang untukku dan mempersilahkan aku untuk memasuki mobilnya. Mobil yang berbeda dengan yang dia gunakan saat mengantarku tadi.

Setelah dia masuk ke dalam mobil, Samuel langsung menjalankan mobilnya ke arah restauran berbintang yang berjarak cukup jauh dari butik ku. Padahal kita bisa makan di cafe dekat butik. Memang dasar orang tidak punya pekerjaan. Aku sudah tidak mau protes lagi kali ini, karena aku tau akhirnya akan sama saja. Dia yang menang dan aku tetap kalah. Jadi lebih baik aku diam saja daripada membuang-buang tenagaku untuk berbicara dengan pria menyebalkan di sampingku ini.

Setelah kami sampai di meja yang sudah di reservasi oleh Samuel, seorang pelayan mendatangi kami dan memberikan buku menu kepada ku dan Samuel. Samuel kemudian memesan beef steak, orange juice, dan tentu saja wine. Sepertinya Samuel tidak bisa hidup tanpa yang namanya Wine.

"Kau mau pesan apa, Princess?" tanya nya setelah dia menyebutkan pesanannya pada pelayan.

"Samakan saja, kecuali wine. aku sedang tidak ingin." ucap ku pada Samuel yang dibalas dengan anggukan.

Setelah pelayan tadi pergi, Samuel mulai membuka pembicaraan dengan ku.

"Minggu depan Danny menikah. Aku mau kau jadi pasanganku, dan aku tidak menerima penolakan." ucap nya dengan sekali bicara.

"Oh ya? Memangnya tanggal berapa pernikahannya?" tanya ku dengan berharap bahwa jadwalku kosong pada tanggal itu.

"Tanggal 10, di Paris." ucap nya lagi.

"Di Paris?" ucap ku sedikit terkejut.

"Iya, memangnya kenapa? Apa kau ada acara?" tanya nya bingung melihat ekspresiku.

"Tidak. Aku tidak ada acara." jawab ku.

"Tanggal delapan kita berangkat, mengingat kita adalah anggota keluarga. Aku minta penerbangan pagi pada pilotku, supaya saat sampai di sana kita masih bisa berstirahat. Aku akan menjemputmu." ucap nya panjang lebar.

Tanggal delapan ya? berarti lima hari lagi. Beruntung butik sedang tidak terlalu sibuk, jadi tidak masalah kalau butik aku tinggal.

"Kita berangkat dengan jet pribadi mu?" tanyaku untuk memastikan jika aku tidak salah mendengar ucapannya tadi.

"Iya, aku tidak suka naik pesawat biasa walaupun itu first class karena kursinya tidak nyaman." jawab Samuel seraya menjelaskan alasannya tanpa aku minya.

"Oh, okay." balas ku seadanya kepada Samuel.

Padahal menurutku, kursi di penerbangan first class itu sudah cukup nyaman dan tidak pernah bermasalah, tapi karena ini Samuel Dimitri si Mr. Serba Berlebihan—jadi aku hanya bisa memaklumi saja segala sikap berlebihannya itu.

Setelah itu, dua pelayan datang membawakan pesanan makan siang kami tadi. Kami makan dalam keheningan karena sama-sama tidak ada yang membuka percakapan.

________

Surabaya, 11 feb 2017
13:43

novitagr

________

Jangan lupa tinggalkan jejak, luv!

🌟

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 56.3K 19
((COMPLETED)) Aithana Zalika. Dia yang datang saat itu. Sebagai yang keempat. Keadaan orangtuanya yang memaksa dia harus menerima perjodohan ini. Men...
15M 597K 70
[COMPLETED] [#2 in Romance (23/9/2018)] David August Addison Seorang CEO dari perusahaan terbesar pertama didunia. Dia sudah banyak menerima pengharg...
8.7M 394K 77
Frecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di h...