Dumb-Dumb ✓

By Lignenoiree

327K 38.3K 8K

Bermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang me... More

Prolog + Intro
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 / Wenga & Jungri Part
Chapter 29 / Vrene Part
Chapter 30
Chapter 31 / JinRose Part
Chapter 32 / Seulmin Part
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50 (Last Chapter)
Epilog

Chapter 11 / Wenga Part

7.6K 845 56
By Lignenoiree

°°°

Yoongi yang sedari tadi menatap Wendy yang hanya diam. Bukan begitu, Wendy hanya mendiamkan dirinya. Waktu sudah berlalu sekitar 20 menit, namun Wendy tidak juga menganggapnya ada. Mau ngobrol dengan yang lain, yang lain malah sibuk sendiri-sendiri lalu apa gunanya dia datang ke party kalau cuma bengong kayak patung libanon. “Sayang,” panggil Yoongi halus. Ke siapa? Sudah jelas jawaban si Wendy, masa tetangga Wendy. “Sayang,” panggil Yoongi lagi, kali ini sambil colek-colek.

Wendy tiba-tiba kesal. Ya iya dong, dicoleknya di ketek. “Nama gue bukan sayang,” jawab Wendy.

“Bloon ye,” ejek Yoongi sambil cekikikan.

“Minta di tabok, lo?”

“HAH! Cipok?” Yoongi pura-pura bego, “boleh deh.”

Wendy tanpa aba-aba langsung menabok Yoongi dengan keras.

“Lah, kok beneran ditabok?”

“Katanya lo mau.”

“Kan tadi cipok.”

Wendy mengalungkan lengannya pada leher Yoongi si manusia kurcaci, lalu membisikkan sesuatu. “Gue tadi bilangnya tabok bukan cipok. GOBLOK!” teriak Wendy sekuat tenaga dikata goblok. Bodoh amat didengar dia sudah keburu kesal sama manusia macam Yoongi.

Padahal Yoongi sudah pede banget kalau Wendy pengen cium dia, eh bukannya di cium malah ditabok. Dia menggosok-gosok kupingnya yang berdenging. “Lo ngapain pakai teriak sih, Wen, sampai gue budek gak selamat lo malam ini.”

“Lo juga bego banget bikin kesal, sudah tau—“ ucapan Wendy terpotong gara-gara Yoongi mencium sekilas dirinya.

“Udah ah, tabok sama cipok sama aja,” halus Yoongi mengelus-elus surai Wendy dengan sayang. Sebenarnya sih dia takut kena tabok lagi.

HELLO! ORANG BEGO JUGA TAU KALI CIPOK, TABOK ITU BEDA! Sesungguhnya begitulah yang ingin Wendy teriakan, namun tubuhnya malah diam mematung sambil blushing. Sudahlah daripada makin emosi mending dia bergabung bersama teman-temannya dan lagi-lagi Yoongi mencegahnya.

“Lo mau ke mana?” tanya Yoongi sambil megangin tangan Wendy.

“Bukan urusan lo! Ngapa ribet banget sih, serah gue lah, hidup-hidup gue.”

“Gue kan tunangan yang baik, jadi lo mesti laporan sama gue. Takutnya ntar lo diculik sama tuyul gara-gara terlalu cantik. Gue yang repot, sayang.”

“Sayang-sayang pala lo peyang. Jijik!”

“Terus gue harus manggil apa? Kita udah 3 tahun loh tunangan masa gak ada panggilan sayang.”

“Serah lo ler, semerdeka lo aja. Gila gue lama-lama sama lo.” Wendy bangkit dari kursinya ingin meninggalkan Yoongi.

“Jangan marah, sayang.”

“JIJIK!”

Wendy yang terus ngomong karena topiknya memang rame banget, tiba-tiba dia haus dan pergi mencari minum. Dan setelah mutar-mutar akhirnya dia ketemu, dia pun meneguk satu gelas jus orange dengan sekali napas. Gak cantik banget minumnya, untung sudah ada yang punya. Coba gak ada, yang ada yang lain pada kabur liat dia.

Satu gelas jus ternyata tidak memuaskan dahaga Wendy yang masih kering, kini ia berniat untuk meminum satu gelas lagi. Namun, berakhir batal karena ada cogan yang mengajak ngobrol.

“We-wendy?” sapa cogan itu.

Wendy yang disapa begitu jadi terkejut. “Cha-chanyeol?”

“Iya, ini gue Chanyeol.”

Wendy gak bisa sembunyiin perasaan gembirannya. Ya iya dong, Chanyeol kan tetangga Wendy waktu tinggal di Kanada. “Yeolii!” Wendy senang banget sampai gak sadar meluk Chanyeol. Dan dibalas juga dengan cogan itu.

“Olafku!”

“Kok lo ada di sini? Bukannya lo masih tinggal di Kanada?” tanya Wendy gak percaya.

“Gue kerja di sini, Wen. Suho itu rekan bisnis gue.”

Wendy mengangguk paham. “Oh gitu.”

“Lo temannya Suho juga?”

“Bukan. Gue teman adeknya.”

Chanyeol pun terkekeh pelan dengan mata yang berbinar. “Lo makin cantik ya,” rayunya sembari mencolek dagu Wendy.

“Lo juga gan—“

“EHM EHM!”

Tetibanya ada makluk astral muncul di samping Wendy.

“Sayang, lo ke mana aja sih? Gue nungguin lo dari tadi.” Yoongi ngomong-ngomong manja sambil meluk pinggang Wendy dengan posesif.

Wendy kesal luar biasa karena Yoongi menganggu pertemuannya dengan tetangga lamanya.

“Pacar lo, Wen?” tanya Chanyeol.

“Bu—“

“Iya, gue pacarnya. Bukan-bukan lebih tepatnya tunangannya,” kata Yoongi sambil sok keren. Padahal si Wendy malas banget ngakuin Yoongi, gak bahagia lahir batin dianya.

Yoongi memperhatikan Chanyeol dari atas sampai bawah sambil membatin, “Siapa nih tiang? Pakai peluk-peluk Wendy segala. Badan doang tinggi, pasti playboy cap badak.” Ternyata dari tadi Yoongi memang sudah memperhatikan mereka, karena ada adegan peluk-peluknya jadi Yoongi nekat samperin.

“Lo ngapain sih ke sini sih?” tanya Wendy yang kesalnya sudah mendarah daging.

“Ngajak lo pulang! Yang lain sudah pada pulang juga,” cetus Yoongi. Cowok itu juga menarik tangan Wendy dengan kasar akibat kecemburuannya.

“YEOL! GUE DULUAN!” teriak Wendy sembari melambaikan tangan.

“Gak usah teriak-teriak bikin malu aja!” Yoongi memperingatkan Wendy.

“Apaan sih lo!” cewek itu menghempaskan tangan Yoongi. “EMANG LO SIAPA YANG BISA NGATUR-NGATUR HIDUP GUE! GUE GAK PERNAH ANGGAP LO TUNANGAN, SAYANG AJA ENGGA! KALAU BUKAN KARENA ORANG TUA, GAK BAKAL GUE MAU JADI TUNANGAN LO. MULAI SEKARANG JANGAN MUNCUL LAGI DI DEPAN GUE!” habis ngomong gitu Wendy langsung ninggalin Yoongi gitu aja. Dia kebangetan benci sama Yoongi karena ngatur-ngatur, bayangin aja lo diatur sama orang yang gak lo suka.

Tiba-tiba hujan turun membasahi tubuh Yoongi yang masih diam mematung. Entah apa yang dipikirkannya, dia membiarkan tubuhnya basah tanpa berniat untuk berteduh.

Wendy bangun dengan terkejut sehabis bermimpi buruk, dia bahkan sampai berkeringat dingin karena terlalu takut. “Kok mimpi gue serem amat sih, perasaan gue jadi gak enak nih…” gumam Wendy seraya menggosok tengkuknya. Ini aneh banget, dia mimpi Yoongi bunuh diri depan dia. Dan hal ini juga pertama kalinya dia mimpiin tuh cowok. Tumben banget, apa karena gara-gara dia sudah marah ke Yoongi ya? Dirinya melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya, ternyata waktu sudah nunjukin pukul 6 pagi yang tandanya dia harus buru-buru pergi ke sekolah.

Waktu pun berlalu dan kini dia sedang bersama blackvelvet menuju kantin. Tidak sengaja mereka berselisihan dengan geng bts. Matanya punya mencari sosok cowok yang dia mimpiin, dan cowok itu tidak ada terlihat bersama geng-nya. Perasaan Wendy menjadi tidak nyaman hingga seminggu berlalu.

Wendy jadi frustasi karena selama seminggu gak ada melihat batang hidung Yoongi sedikit pun. Dia takut saja jika Yoongi beneran bunuh diri seperti mimpinya. Mau nanya ke teman-teman Yoongi, gengsilah. Ke rumahnya, apalagi. Nelpon Yoongi, bukan Wendy banget. Jadi, dia harus apa? Dia hanya menghela napas kasar sambil nahan segala gengsi.

Di hari libur ini, tumben banget Wendy bangun pagi biasanya dia lebih milih molor seharian di kasur empuknya. Dan entah mengapa, dia seperti menunggu Yoongi datang ke rumahnya. Kalian pasti tau deh, Yoongi kebiasaan ke rumahnya pagi-pagi cuma buat bangunin dia yang pemalas ini. Penganggu tidurnya. Tapi coba lihat sekarang— tidak ada tanda-tanda kemunculan makhluk kecil itu.

“Dia ke mana sih?” galau Wendy tanpa sadar. “Apa karena ucapan gue ya… padahalkan cuma emosi,” gumam Wendy lesu sambil jalan ke dapur buat isi perut.

Ketika berada di dapur, tidak sengaja dia melihat sandwich yang terhidang di meja makan. Dia pun langung melahap itu karena berpikir nyokapnya lah yang bikin. Namun, seketika dia ingat sesuatu jika orang tua-nya pergi ke Jepang . Kunyahannya terhenti, “Siapa yang buat ini?” tiba-tiba pikiran liarnya mulai berkelana di kepalanya. Entah itu ada racunnya-lah, udah basi-lah, atau jebakan buat dia. Dirinya langsung berlari ke wastafel untuk memuntahkan isi perutnya.

“Loh, kenapa dimuntahin? Gak enak ya?”

Wendy terkejut ketika ada seseorang yang bertanya padanya. Suara yang dia kenal banget dan suara ini pun yang ingin dia dengar akhir-akhir ini. Dirinya mencoba menoleh ke asal suara. “Yo-yoongi?” kagetnya.

“Kok kaget? Kayak baru pertama kali aja liat gue masuk rumah lo.”

Wendy gak peduliin ucapan cowok itu, dia berjalan untuk menangkup kedua pipi Yoongi. “Lo beneran Yoongi, kan? Bukan hantu, kan?”

“Ya bukan dong. Gue terlalu ganteng buat jadi hantu.”

Mendengar kepedean Yoongi, barulah Wendy percaya. “LO KE MANA AJA SIH! GUE KEPIKIRAN LO TERUS, KAMPRET! GUE UDAH TAKUT LO KENAPA-KENAPA, KIRAIN LO BENERAN NGEHINDARIN GUE!” Wendy menahan tangis sambil pukul-pukul dada Yoongi.

Yoonginya malah tersenyum dan membawa Wendy kepelukannya. “Gue bukan cuma sehari bareng sama lo. Gue hapal deh sikap lo, omongan lo itu cuma angin lalu aja buat gue. Gue ngilang selama seminggu karena baru balik dari rumah sakit, gue sakit gara-gara lo ninggalin gue waktu hujan. Puas gak lo?”

Wendy melepas pelukan mereka. “Kenapa gak bilang sih? Bikin cemas aja. Tapi sekarang udah baikan, kan? Udah minum obat?”

“Cie… udah mulai perhatian sekarang,” goda Yoongi.

Sesaat Wendy tersadar atas sikapnya. Serius! Itu bukan Wendy banget, khawatirin cowok sampai nangis. “APAAN SIH! SANA LO PERGI! GUE GAK PEDULI LO SAKIT ATAU APA! KALAU BISA MATI AJA SEKALIAN!” cetus Wendy sambil mendorong tubuh Yoongi untuk keluar dari rumahnya, padahal wajahnya lagi merona.

“Tadi siapa ya… yang mau nangis gara-gara….”

“ITU BUKAN GUE!” sahut Wendy.

“Jangan munafiik, sayang.” Kini Yoongi berbalik ingin memeluk Wendy.

Wendy langsung menjauh dan berteriak, “JANGAN PELUK-PELUK, TUYUL! GAK SUDI DIPELUK SAMA LO!” Wendy teriak sambil terus menghindari pelukan Yoongi.

“Bentar aja, kangen nih.”

“GAK!”

“Sayang…”

Alhasil mereka kejar-kejaran di dalam rumah dengan keadaan yang dramatis. Yang satu sok-sokan gak mau dipeluk, yang satu lagi ngebet banget pengen meluk. Kisah cinta mereka dimulai dari sekarang…

Ini khusus wenga, ship yang lain menyusul.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 83.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
39.2K 4.8K 28
❝Baru tau saya, ngurus anak sembilan biji itu susah. Apa saya open lowongan calon istri ya?❞ "-TOLONG AYAH KAMI SANGAT TERSIKSA DI SINI!" Hanya kehid...
7.4K 258 34
menceritakan tentang ,kehidupan sehari hari keluarga Kim🥰
3.5K 316 12
Drama-Comedy || Blackvelvet "Kak Seulgi, Jennie mau pesantren aja." Tentang kehidupan sembilan manusia berjenis kelamin perempuan yang sedang mencari...