Stuck on you

Af kugeyy

141K 7.5K 162

[TAMAT] (Sebagian diprivat) Kaysa adara nathania, gadis periang yang sangat menyukai kakak kelasnya, tapi se... Mere

prolog
UNE
DEUX
TROIS
QUARTE
CINQ : dia lagi?!
SIX: Revan!
SEPT: perkelahian.
HUIT
NEUF: truth or dare?
PAMERAN PEMERAN
DIX : badboy?
ONZE : apa yg slh dari hujan?
DOUZE
TREIZE : shock.
QUATORZE
QUINZE
SEIZE
DIX-SEPT
DIX-HUIT
DIX - NEUF : nightmare
VINGT: 6 bulan itu bukan waktu yang lama.
VINGT ET UN : mengalah
VINGT DEUX : mengalah (2)
ARLOJI
VINGT TROIS : atha?
VINGT QUARTE
VINGT CINQ ; why reno?
VINGT SIX : happy?
VINGT SEPT
VINGT HUIT : Ilona
TRENTE: semakin jauh..
TRENTE ET UN: you belong with me
TRENTRE DEUX : Jangan LDR
TRENTRE TROIS : Kelulusan.
TRENTRE QUARTE: Tungguin aku ya?
EPILOG
EXTRA PART
SOY-S 1 -- Gading & Mikana
"Barangkali ingin"
Hiraeth; Zalfha & Zafhran

VINGT NEUF : Ada apa?

2.9K 166 1
Af kugeyy

Kaysa menempelkan pipinya malas diatas meja tamu rumahnya sendiri, disofa reno duduk memakan kentang goreng buatan rianti dengan lahapnya, tapi matanya terus menatap lama kaysa yang juga menatapnya cemberut.

Kaysa rasa ia sangat merindukan reno, bukan karena mereka jaramg bertemu. Bahkan mereka berdua setiap hari bertemu, hanya saja semenjak 2 minggu ini kaysa merasa ada sesuatu yang membuat ia jauh dari reno.

"Apaan sih, jelek tau mukanya kaya gitu." Akhirnya tawa reno pecah karena tak tahan melihat wajah lucu nan gemas kaysa, sebelah pipinya naik keatas karena nempel dimeja. Kaysa mendengus "peka kek, kangen tau" ucapnya cemberut lalu membuang muka.

Reno masih tertawa, lalu turun dari sofa, duduk disamping kaysa "ulululu, padahal ketemu tiap hari, masih juga kangen" goda reno memainkan rambut kaysa. -- kaysa menepis tangan reno "iya ketemu tiap harii, dicuekin tiap hari juga" ucapnya kesal.

Reno masih tersenyum cengengesan "sorry. Bukannya aku cuekin kamu, cuma ilona masih pengen banyak cerita sama aku, gaenak kalau dicuekin" ucapnya.

Kaysa memutar bola matanya jengah "ya ya ya ya"

Gimana kaysa tidak kesal, semenjak kedatangan ilona. Waktu reno untuknya jadi tersita hanya karena ilona yang kemana mana selalu mau sama reno. Kaysa juga sudah tau dari reno kalau ilona cinta pertama alm kembarannya-- deno. Dan ilona juga memiliki perasaan sama dengan deno, otomatis ilona masih stuck di deno, tapi harusnya ilona juga tau reno bukan deno, reno pacar kaysa. Bukan deno cinta pertama ilona.

"Dia sahabat aku, cinta pertamanya kembaran aku. Aku cuma hargai dia sebagai sahabat aku, sumpah deh aku gabakal ngapa ngapain sama dia. Apalagi khianatin kamu" jelas reno, iya kaysa percaya. Tapi ia tak percaya kalau ilona tidak bisa kalau juga jatuh cinta pada reno.

"Iya aku percaya, cuma. Aku kurang suka ilona" aku kaysa jujur-- reno membalikkan badan kaysa menghadap kearahnya lalu menatap kaysa dalam "kenapa?" Tanya reno.

"Dia kaya sengaja panasin aku" kaysa cemberut, reno tertawa. Malah terbahak "haha, ada ada aja kamu ca. Ilona itu ga gitu tau, masa iya sih dia panas panasin kamu. Kamu nya aja tu yang cemburu" ucapnya

Kan, kaysa sudah tauu reno takkan percaya kata kaysa, reno pasti menganggap kaysa itu kesal karena dia cemburu.

Padahal kemarin kaysa menyaksikan sendiri ilona tersenyum kemenangan kearahnya saat reno lebih memilih mengantar ilona untuk kemakam deno dari pada mengantarkan kaysa pulang. Kaysa juga tau ilona banyak modusnya deketin reno.

"Yaudah kalau gak percaya" ucapnya datar, lalu bangkit berjalan kearah dapur "mau kemana?" Tanya reno -- "ambil roti pakai mentega" ucapnya jutek. Reno hanya geleng geleng kepala sambil tersenyum melihat kaysa yang akhir akhir ini sangat cemburuan.

-----------

Kaysa meletakkan sling bag nya digantungan dinding kamar, setelah merajuk hampir 2 jam ragil mengantarkannya kerumah revan. Kebetulan ragil juga sedang liburan dari kuliahnya, sekalian ngelepas kangen sama LDR-an nya si Amor.

"Bundaaa!" Panggilnya girang pada tita-- sosok yang sejak kaysa kecil ia panggil bunda itu, kaysa melangkah turun tangga mencari sosok bundanya "ooo... bunda" ucapnya menirukan logat tokoh kartun upin dan ipin.

"Aca, astaghfirullah udah maghrib kenapa teriak teriak sih manggilnyaa" sahut bunda dari dapur, tangannya masih memegang spatula dan pinggangnya masih bergantung celemek 

"Abis bunda gak nyautin" ucapnya cemberut. -- tita tersenyum lalu mencium pucuk kepala anak gadisnya itu gemas "bunda lagi masak makan malam, kamu nginep sini kan?" Tanya tita. Kaysa menangguk cepat "revan mana bun?" Tanyanya.

"Masih futsal, belum balik. Sebel sama anak satu itu, sering keluar sekarang" kata bunda yang sudah kembali mengaduk sup ayam campur jagung didalam panci.

Kaysa hanya mengangguk paham mulutnya membulat membentuk 'O' kaysa tau, menyibukkan diri salah satu cara revan move on dari devan. Walaupun sudah 1 tahun lusa nantinya.

Tak lama, revan datang. Badannya berkeringat.

"Haloo" sapanya memeluk bunda dari belakang, begitu juga pada kaysa.

"Apa sih! Bau keringat. Kannn!! Bau!" Protes kaysa, revan tertawa "sok banget lo cebol. Gue ketekin lo" revan memiting kaysa kedalam ketiaknya, ngga bauk sih. Malah kaysa suka.

Andai devan tau, semenjak ia pergi. 100% revan berubah. Ngga dingin lagi, tapi tetap aja revan nyembunyiin sedihnya.

"Van, mandi dulu sana. Sholat maghrib" suruh bunda. Revan cemberut "bunda sama si cebol juga maghrib maghrib masih didapur" protesnya.

Tita dan kaysa serentak menjawab "lagi M tau!" Kata mereka membuat revan terkekeh geli lalu berlari kearah kamarnya. Untuk mandi, tentunya juga sholat maghrib.

#######

Selesai makan malam bersama, tita, hilman, revan dan kaysa menghabiskan waktunya untuk sekedar bercanda gurau. Kaysa senang sekali bersama sama dengan keluarga kecil, tapi bukan berarti ia tak senang juga dengam keluar barunya.

Ayah hilman dan bunda sudah naik keatas, kekamar mereka. Tinggal kaysa dan revan yang sedang menonton tv.

"Tumben nginep? Kan daddy pulang?" Tanya revan. Kaysa mengunyah kripik pedasnya "pengen aja, kangen" ucapnya, revan mendelik "halah. Sok kangenan. Bilang aja mau curhat" yap tepat sekali, dan semenjak kepergian devan, revan jadi lebih peka akan kaysa. Ia tau, kaysa setiap saatt akan selalu curhat bila sudah disini. Biasanya dulu sama devan, karena revan itu dingin, cuek dan tak terjangkau.

"Ih, revan kok tau sih. Revan udah peka yang sekarang sama aca" ucap kaysa dengan suara yang dibuat buat membuat revan memasang wajah geli "alay najong lo cebol" ucapnya, dan entah sejak kapan sekarang revan lebih sering memanggilnya cebol.

"Van, galau nih" adu nya pada revan -- "galau? Sini sini" revan menepuk nepuk pahanya. Kaysa tau, lalu merebahkan kepalanya dipaha revan, seperti dulu saat bersama devan.

"Oke, mulai" setelah kaysa merasa nyaman tiduran dipaha revan seperti ini, revan akan membiarkan gadis itu bercerita semaunya.

"Gue gasuka sama anak baru itu" ucapnya kaysa kesal -- "ilona?" Tanya revan, tentu revan juga tau ilona. Kaysa hanya mengangguk "lo harus percaya gue gak bohong van, dia sengaja manasin gue buat deketin reno" ucap kaysa dengan suara kesal ala nya.

"Hm, gimana ya. Perasaan gue dia gak naksir reno deh, tapi gue gatau juga kenapa dia bisa manasin lo" revan tampak berfikir "emang manasin gimana?" Tanya revan.

"Kaya gini ni contohnya, gue kan lagi asik asik ngobrol bareng reno, eh dia nibrung dan asemnya lagi si reno malah ngobrol ngeladenin dia, terus dia kaya ngeliatin gue ngejek gitu tatapannya, trus juga kalau ke kantin. Maunya sama reno, modus banget tau!"

Revan tertawa "oh, jadi cemburu gitu?" Mau tidak mau kaysa harus mengakui emang iya dia cemburu "iyalah. Reno pacar gue, bukan pacar dia. Reno milik gue, bukan milik dia. Jadi dia gak boleh dong deketin milik gue!" Revan makin tak bisa menahan tawanya, kaysa jadi sedikit seperti 'anak alay' yang cemburuan dengan pacarnya dimata revan, lebih tepatnya sepupunya ini menjadi cewe posesif.

"Kalaupun ilona suka reno, gue yakin reno bakal lebih milih lo. Secara lo cinta pertama reno" yak kata kata itu selalu membuat kaysa percaya diri, kenapa ia harus takut reno diambil ilona? Kaysa sendiri juga tau sedalam apa rasa reno terhadapnya, kaysa sedikit tersenyum senang memikirkannya.

Lalu selanjutnya revan hanya tertawa mendengar setiap celotehan kaysa, ternyata selama ini, inilah yang dirasakan devan sangat mendengar kaysa bercerita. Tiada habisnya, namun mengasikkan, membuat nyaman.

----

Ilona merentangkan tangannya senang, angin sepoi sepoi menerpa nya, lalu ia beteriak "AAAAAA" sementara reno tersenyum kecil melihat sahabat kecilnya ini bahagia.

Setidaknya reno berhasil membuat ilona tak merasa kembali kekota ini menyakitkan. Seharusnya ilona menghargai kenangan, bukan menyesalinya. Reno juga sudah bisa menghargai kenangannya, baik atau pun buruk kenangan itu sekarang reno sudah menghargainya menyimpannya rapi di memorinya.

Dan hari hari reno juga sudah sangat berwarna, mamanya sudah sembuh, dan sudah ada kaysa warna baru dihidupnya.

"Gue seneng deh! Reno kapan kapan main kesini lagi ya?!" Ucap ilona penuh harap. Reno tersenyum kecil lalu menangguk.

Tadi saat kaysa sedang mengambil roti menteganya, ilona menelpon, katanya lagi sedih. Kangen deno, reno tau rindu seseorang yang gaakan bisa kita temui lagi itu menyakitkan, jadilah reno bersedia menemani ilona melepaskan rindunya. Toh wajah reno dan deno mirip bukan?

"Reno, gue sayang lo" ucap ilona tiba tiba, reno terkejut sebentar. Lalu tersenyum lembut sama seperti saat mereka kecil dulu, reno selalu seperti itu "gue juga kok ilona" balasnya tulus. Iya reno sayang ilona, tapi bukan kaya reno sayang kaysa. Itu beda lagi,

Ilona sedikit kecewa mendengar balasan reno, apalagi cara reno menatap ilona sangat beda, dimata reno ilona tetap sahabat kecilnya. Adik kecilnya yang akan selamanya begitu.

Ilona juga mencoba tersenyum, ia tak mau merusak pertemanan mereka lagi, ia tak mau jauh dari reno. Ia sudah jauh dari deno, masa harus jauh lagi dari reno?

Ilona juga gak tau, kapan tepatnya ia mulai merasakan ada hal yang berbeda antara ia dan reno, yang ilona tau setiap reno menghiburnya, menemaninya, mengahapus sedih ilona nyaman dengan semua itu, bahkan ilona juga tau reno punya kaysa sekarang. Orang yang sangat berbeda dimata reno. Dimata reno kaysa itu ibarat permata yang indah, kaysa itu segalanya bagi reno, ilona cemburu.

"No, kaysa gak marah lo jalan bareng gue?" Tanya ilona melihat reno masih melahap baksonya, reno menelan baksonya lalu menggeleng "kaysa taulah, lo kan sahabat gue" jawab reno enteng.

Ilona tau pasti kaysa marah, sebab ilona juga sering manasin kaysa, ilona tak suka kenyataan kalau kaysa pacarnya reno, mungkin karena ilona satu satunya sahabat cewek reno dari kecil dan ilona sudah biasa dianggap spesial oleh reno dan deno dulu jadi ia marah saat tau ada orang spesial yang baru, bahkan jauh lebih spesial dari pada dia.

"Re--no?" Suara itu membuat reno dan ilona sama sama mendongak menatap cowok tinggi jakung yang menyapa reno. Lalu reno tersenyum "eh woi ziq! Apa kabar lo? Sini gabung!" Ajaknya pada ziqa setelah mereka selesai ber high five.

Ziqa duduk disamping reno, matanya sedikit melihat wanita yang duduk didepan reno, bukan kaysa.

"Baik gue, siapa nih? Bukannya pacar lo aca ya?" Tanya ziqa, reno tertawa "lo lupa dia siapa? Coba deh inget inget" reno menepuk bahu ziqa. Ziqa menatap ilona lama.

"Ompong?!" Ucapnya kaget saat ia mulai ingat dengan gadis didepannya ini, ilona cemberut. Sementara reno tertawa "gue gak ompong lagi" balasnya kecut.

Ziqa juga tertawa "masih hidup lo mpong?" Tanyanya, ilona memasang wajah jengkel "heh, ziqatanya jelek, berhenti nyebut gue ompong ya" balas ilona.

Ziqa masih tertawa, namun sesaat ia terdiam "eh, aca mana?" Tanya pada reno, reno diam sebentar "dirumah revan" balasnya.

Ilona sedikit menyeringit, aca siapa? Pikirnya "aca siapa?" Akhirnya ia bertanya -- "cewe reno lah!" Balas ziqa kecut, sebenarnya ziqa kurang suka dengan ilona. Karena ilona anak sombong dan manja.

"O kaysa? Kok lo kenal?" Tanya ilona --- "kenal lah, mantan gue" balasnya, reno menoyor kepala ziqa "sekarang pacar gue, jangan berani sayang lagi lo." Ucapnya ziqa nyengir "gak jamin, hehe"

Ilona tersenyun sinis, kaysa mantan ziqa yang notabenya sahabat reno sendiri? Hah piala bergilir, batinnya.

-----

"Jangan ngambekan, muka lo jelek kaya kucing garong!" Ucap revan saat melihat kaysa yang berjalan kesal meninggalkannya diparkiran, tadi dijalan. Revan menghabiskan roti mentega kesukaan kaysa, kaysa jadi kesal.

"BODO!" ucapnya berbalik sebentar dengan wajah masam menatap revan yang sudah terkekeh.

Lalu ilona lewat dan tah sengaja ntah tidak menabrak bahunya, membuat kaysa sedikit kesakitan, revan masih disana. Jadi ia melihat langsung, dan revan tau. Ilona memang tokoh antagonis disini,

"Sorry, kay.." ucapnya seperti menyesal tah mengejek. Pokoknya menjengkelkan ditelinga kaysa, "lo gak papa ca?" Tanya revan, ilona menatap revan tak percaya "revan?" Tanyanya, sudah hampir sebulan ia sekolah disini, dan ia baru bertemu revan saat ini.

"Lo gak papa kan?" Revan tak menggubris ilona, ia malah menanyakan kaysa.

Ilona makin kesal, kenapa orang yang ia rasa dekat dengan dia, malah dekat semua dengan kaysa.

Ilona jadii ingat percakapan reno dengan ziqa kemarin, reno bilang kaysa nginep dirumah revan. Apa jangan jangan revan yang ini?

"Van, apa kabar?" Tanya ilona, kaysa menatap revan sebentar lalu juga menatap ilona, apa revan kenal? "Seperti yang lo liat" jawab revan sekenanya, seperti biasa. Selalu dingin dengan orang lain.

"Gak berubah sama sekali ya van, oh iya sorry yaa gue gaada pas devan pergi" wajah ilona berubah sedih, bahkan ilona juga kenal devan. Sebenarnya ada hubungan apa antara mereka, "gak papa. Udah lewat, yuk ca" lanjut revan menarik tangan kaysa untuk ikut bersamanya.

Ilona hanya diam menatap revan yang mengenggam tangan kaysa menariknya menuju kelas, ilona makin heran. Kenapa kaysa dikelilingin orang orang yang ia pikir sahabat dekatnya?

Ilona meletakkan tasnya diatas meja, lalu sedikit melirik kaysa yang duduk sambil memainkan ponselnya. Disampingnya belum ada reno, kelas masih sepi belum ada yang datang.

Ilona mengambil tempat disamping kaysa, kaysa melirik ilona yang duduk disebelahnya, kaysa tersenyum sikiy lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Hai, kay" sapa ilona formal, kaysa tersenyum lagi "hai" balasnya. "Reno belum datang ya?" Tanya ilona, kaysa hanya menganggukkan kepalanya, entahla sejak pertama perkenalan kaysa menjadi tak begitu suka pada ilona.

"Udah lama bareng reno?" Tanya ilona, kaysa sedikit mengerutkan keningnya "ya gitu" balas kaysa.

"Terus, revan siapa?" Tambahnya, bagi kaysa ilona terlalu banyak tanya. Jelas kaysa tak suka, sebenarnya tak salah, tapi kaysa benci cara bicara ilona yang angkuh.

"Urusannya sama lo?" Tanya kaysa, ilona hanya tersenyum tipis "gak urusan gue sih, cuma salah aja gitu dimata gue lo tadi pegangan tangan bareng revan. Tapi pacarannya bareng reno" ucap ilona sinis namun ada nada tawa disana.

"Jadi kalau gitu, menurut gue. Salah juga dong kalau lo sok manja ke reno, sementara dia pacar gue" ucap kaysa menusuk, ia tak perduli ilona itu siapa nya reno, yang jelas kaysa tak suka ilona.

Ilona terdiam sebentar, lalu tertawa "ya reno sahabat kecil gue, so engga salah dong?" Katannya sok akrab, kaysa hanya memutar bola matanya jengah.

"Hai, pagi pagi udah gosip aja!" Ternyata reno menghampiri meraka, pantas saja ilona sok akrab. Kaysa makin yakin kalau ilona ini jahat,

"Engga kok no, gue lagi ngobrol aja bareng kaysa, ya kan kay?" Ilona merangkul bahu kaysa,kaysa sebenarnya geli. Ia hanya menunjukkan muka tak suka nya pada reno. Reno tersenyum pada kaysa, ia tau gadis itu kurang suka pada ilona.

"Oh iya, jadi tadi kenapa kay lo pegangan tangan sama revan?" Tanya ilona sekali lagi dengan senyum menyerigai. Ia pikir reno akan marah gitu? Salah besar. Ilona.

"Salah ya kalau gue pegangan tangan sama sepupu gue?" Balas kaysa tak kalah sinis, ilona terdiam.

"Oh, jadi lo liat kaysa pegangan tangan bareng revan?" Reno tertawa "lo pikir mereka selingkuhan ya na? Haha, emang sih kaya pacaran. Tapi mereka sepupuan" reno tertawa. Lalu mengacak rambut ilona, kaysa makin jengkel "oh gitu ya, sorry.. seriusan gue gak tau" kata ilona dengan nada bersalah. Halah itu hanya didepan reno.

Kaysa makin muak, lalu ia berdiri menuju teman temannya, xiena, amora, bibah dan raka.

Reno hanya diam melihat kaysa, ia tau gadis itu pasti ngambek. Tapi reno bisa apa, ia tak bisa mengabaikan ilona. Nanti ilona sedih dan berpikir kaysa membencinya walaupun kenyataannya iya.

9:32




Fortsรฆt med at lรฆse

You'll Also Like

2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "๐“š๐“ช๐“ถ๐“พ ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ฝ๐“ฒ๐“ด ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“ฑ๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐“ฒ, ๐“ญ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ท๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ผ๐“ฝ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“น๐“ธ๐“ป๐“ธ๐“ผ ๐“ญ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ช๏ฟฝ...
552K 59.3K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
812K 70.6K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...