Levi x Reader | You're My Onl...

By vakashi10

444K 33.9K 9.7K

"(F/N) (L/N) mulai hari ini kau pindah ke apartemenku!" Seorang gadis yang berdiri di hadapannya dengan muka... More

Author's Note
[1] Mendadak Pindah
[2] Mendadak Ricuh
[3] Sisi Lain Levi
[4] Hukuman dari Levi
[5] Seseorang di Scouts Bar
[6] Mendadak Sakit
[7] Kunjungan Tak Terduga
[8] Jujur atau Berani di Scouts Bar
[9] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.1)
[10] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.2)
[11] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.3)
[12] Bersih-bersih Bareng Levi
[13] Quality Time Bersama Levi
[14] Rival Baru Levi
[15] Kegelisahan Levi (Bag.1)
[16] Kegelisahan Levi (Bag.2)
[17] Seven Minutes in Car
[18] Perhatian Levi
[19] Onsen (Bag.1)
Author's Note
[20] Onsen (Bag.2)
[21] Onsen (Bag.3)
[22] Sebuah Rahasia
[23] Onsen (Bag.4)
[24] Kejadian Tak Terduga
[25] Reuni Yang Tak Diharapkan
[26] Masa Lalu Levi
[27] Duo Ackerman
[28] Keputusan Levi
[29] Panggilan Tak Terduga
[30] "Aku Pasti Akan Memenangkan Hatimu, Levi"
[31] Mencoba Menepis Keraguan
[32] Hadirnya Teman Lama (Bag.1)
[33] Hadirnya Teman Lama (Bag.2)
[34] Kesalahpahaman Yang Menyakitkan
[35] Penyesalan Levi
[36] "Haruskah Aku Memaafkanmu, Levi?"
[37] Dipaksa Liburan (?)
[38] Liburan Bareng Levi (Bag.1)
Author's Note
[39] Liburan Bareng Levi (Bag.2)
[41] Lamaran Yang Tertunda
[42] Kerisauan Levi
[Lemon Chapter] Kereta Malam
[43] "Maukah Kau Menikah Denganku?"
[44] Malam Menjelang Pernikahan
[45] Hari Pernikahan
[46] Bulan Madu
Dibuang Sayang

[40] Firasat Buruk Levi

5.2K 443 260
By vakashi10

LEVI POV

"Levi..."

Di tengah tidur lelapku, aku merasakan seseorang memanggil namaku.

"Levi...bangun...."

Perlahan aku mengerjapkan mataku, mencoba untuk membuka mataku.. hanya untuk melihat wajah sang pemanggil namaku yang berada tepat dihadapanku.

"(y/n)?"

"Bangun......" ucapnya lagi, sesaat setelah kedua manik kami bertemu. Entah mengapa mataku masih terasa berat dan aku memutuskan untuk memegang telapak tangannya yang sedang mengelus lembut pipiku.

Aku mengernyitkan dahiku sesaat setelah aku menyentuhnya.

Mengapa tangannya terasa dingin?

"(y/n)? Kau baik-baik saja?" ucapku sambil membulatkan mataku sempurna dan menatap manik (e/c)nya lekat-lekat.

Ia tersenyum.

"I'm perfectly fine, Levi" jawabnya singkat.

Tak berapa lama aku baru menyadari bahwa aku dan (y/n) berada disebuah hamparan rumput yang luas.

Kepalaku berada di pangkuan (y/n) yang sedang memakai dress sederhana berwarna putih bersih yang menutupi sampai lututnya.

"Brat? Dimana kita?" tanyaku lagi.

"Di tempat yang damai Levi"

Aku merasakan ada yang tidak beres dengan ini semua, dengan cepat aku merubah posisiku menjadi duduk dan menggapai wajah (y/n) dengan kedua telapak tanganku.

Benar dugaanku...

Entah mengapa kedua telapak tanganku itu tak bisa menggapainya. Padahal sosoknya sangat jelas berada di hadapanku, tetapi aku tidak bisa menggapainya. Ia bagaikan kabut yang bisa terlihat tetapi tidak bisa disentuh.

"(y/n)? Apa maksud dari semua ini?" teriakku sambil terus mencoba menggapainya.

Lagi-lagi ia hanya tersenyum sembari menempelkan jemarinya yang terasa dingin itu di pipiku.

"Jaga dirimu baik-baik.. Levi" ucapnya.

Apa? apa dia baru saja mengatakan kalimat perpisahan?

Sebelum aku bisa bertanya lagi, kurasakan perlahan sosoknya menghilang dari hadapanku.

"(Y/N)?! (Y/N)?! Jangan tinggalkan aku! Kau sudah berjanji untuk terus berada disampingku (y/n)!"

~~

READER POV

Di tengah tidur pulasku dipelukan Levi. Tiba-tiba aku merasakan tubuh Levi bergerak tak beraturan-membuatku terbangun dan perlahan duduk disampingnya dan berusaha membangunkannya.

Ia pasti sedang bermimpi buruk.

Tak berapa lama aku mendengar ia mengucapkan namaku dalam mimpinya.

"LEVI!" teriakku sambil mengguncangkan pundaknya.

"Levi ada apa dengan-Levi? Kau menangis?" ucapku setelah kulihat ia terbangun dengan air mata menetes di pipinya.

Levi menoleh kearahku yang sedang duduk disampingnya, aku yang sedang mencoba menggapai pipinya untuk menghapus air matanya dengan jemariku tiba-tiba dikagetkan dengan kedua tangan kekar Levi yang dengan cepat meraih pinggangku dan menarikku kedalam dekapannya.

"(y/n)! Tch, brat...... jangan lakukan itu lagi" bisiknya ditelingaku.

Aku mengernyitkan dahiku, lalu menatap lurus ke kedua manik abunya yang entah mengapa terlihat penuh kekhawatiran saat itu.

"Eh? Melakukan apa Levi? Aku-" ucapanku lagi-lagi terpotong karena Levi kembali memelukku dan membuat wajahku menyentuh dadanya dan membuatku merasakkan detak jantungnya yang begitu cepat.

"Diam, biarkan seperti ini untuk beberapa menit kedepan.. oke?" ujarnya.

Aku menghela nafasku dan mengelus lembut punggungnya-mencoba membuatnya agar sedikit lebih tenang.

"Baiklah kalau itu maumu Levi...." ucapku sambil kemudian mengeratkan kedua lenganku ditubuhnya.

Aku penasaran, sebenarnya apa yang baru saja ia lihat di dalam mimpinya?

~~

3rd Person POV

"Levi, itu hanya mimpi.. mimpi itu bunga tidur, sudah jangan dipikirkan lagi ya" ucap (y/n) yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia kemudian berjalan kearah ranjang dan duduk disamping Levi yang masih dibawah selimut tebal berwarna putih.

Levi yang merasakan kehadiran (y/n) disamping tubuhnya, segera merubah posisinya menyamping menghadap (y/n) dan melingkarkan lengannya di pinggang (y/n) dari arah belakang.

"Ya, mungkin aku terlalu khawatir... kau tahu? Mengenai kata-kata Jaeger kemarin.." ucap Levi.

Mendengar kata-kata kegelisahan keluar dari mulut kekasih tercintanya itu, (y/n) yang sedang mengeringkan rambutnya dengan cepat menoleh kearah Levi yang masih memeluk pinggangnya dan mencium aroma wangi dari tubunya yang baru saja selesai mandi.

"Jangan khawatirkan itu.. aku percaya semua akan indah pada waktunya, kau masih harus meniti karirmu dengan Erwin-san sedangkan aku harus menyelesaikan kuliahku dulu... kau mau menungguku kan Levi?" ucap (y/n) sambil menaikkan kedua kakinya keatas ranjang dan memposisikan kepala Levi di pangkuannya.

Tak ada jawaban.

Cukup lama Levi memandang manik (e/c) milik kekasihnya itu. Hingga tak berapa lama Levi menyentuh rambut (y/n) yang masih terurai dan terasa basah ditangannya.

Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu, (y/n) gumamnya dalam hati.

"Levi?" panggil (y/n) sembari mengelus lembut rambut di kepala Levi yang berpotongan undercut itu.

"Tentu saja..... sampai kapanpun aku akan menunggumu (y/n)" jawabnya sambil mengelus lembut pipi (y/n) yang terasa lembut di tangannya.

(y/n) tersenyum-yang tanpa diketahui (y/n), senyumannya itu selalu membuat Levi jatuh cinta berkali-kali padanya.

"Aku senang mendengarnya.."bisik (y/n), sambil kemudian menundukkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir tipis Levi.

~~

[Keesokkan Harinya]

|7.30, Apartemen Levi|

Levi sudah bersiap dengan setelan kerjanya dan ransel kerjanya, pagi itu terlihat juga ia memasukkan koper kedalam bagasi sedan hitamnya.

"Kau sudah siap?" ucap Levi kearah (y/n) yang sudah duduk di kursi penumpang depan dengan ransel kesayangannya di pangkuannya. (y/n) menganggukkan kepalanya.

Tak berapa lama Levi duduk di kursi pengemudi dan memasang seat-beltnya lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Maaf kau harus kembali kerumahmu untuk beberapa hari (y/n), aku tidak ingin kau sendirian di apartemenku selama aku tugas keluar kota bersama Erwin" ucap Levi sesaat setelah sedan hitamnya meluncur di tengah jalan kota Tokyo.

(y/n) memeluk erat ranselnya dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, aku juga sudah rindu dengan ibu dan ayah.. ditambah lagi aku sedang liburan akhir semester, jadi tidak masalah Levi!" ucap (y/n) dengan pandangan lurus kedepan-memandangi hiruk pikuk kota Tokyo pagi itu.

Levi menoleh kearah kekasihnya yang pagi itu memakai kaos putih dengan balutan cardigan merah dan celana jeans hitam favoritnya-kemudian mengacak puncak kepalanya dengan tangan kirinya.

"Baik-baik disana ya.. jangan nakal" ujar Levi.

(y/n) menepis usapan tangan Levi dan mem-poutkan pipinya-membuat Levi terkekeh.

"Aku bukan anak kecil! Umurku sebentar lagi 21! OM LEVI" ucap (y/n), membuat tawa kecil Levi terhenti saat mendengar kalimat OM keluar dari mulut kekasihnya itu.

"OI, AKU BELUM SETUA ITU! Umurku baru mau menginjak 31! Apalagi aku tidak punya keponakan, jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu" ujar Levi kesal-membuat tawa (y/n) meledak karena mendengar penjelasan Levi yang kekeuh menyebutkan kalau dia itu bukan OM-OM.

CUP

Tanpa diberi aba-aba, (y/n) menyematkan ciuman hangat di pipi Levi-membuat Levi seketika menginjak pedal rem karena hampir saja menabrak nenek-nenek yang sedang menyebrang jalan.

"Ups..." ucap (y/n) sambil menutup mulutnya.

Levi menoleh kearah (y/n) dan men'tch'kan (y/n). "Lihat ulahmu brat, kau hampir membuatku menabra-"

"Maaf..." bisik (y/n) penuh penyesalan-menghentikan setiap perkataan yang akan keluar dari mulut Levi.

"(y/n)?" panggil Levi tiba-tiba sesaat setelah ia sudah menginjak pedal gasnya kembali.

"Ya?" ucap (y/n) sambil menoleh kearah Levi takut-takut.

"Cukup hatiku aja yang kau tabrak...." ujar Levi dengan pandangan yang sudah lurus kedepan dengan evil-smirknya yang sukses membuat (y/n) tersipu ditempat.

"Levi!!!!!!!!!!!!"

~~

|9.00, Rumah Orang Tua (Y/N)|

"Maaf bu, aku harus membuat (y/n) kembali ke rumah untuk beberapa hari karena aku ada tugas di luar kota. Aku khawatir kalau (y/n) sendirian di apartemenku" ucap Levi kearah ibu (y/n) yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri itu.

Ibu (y/n) dengan cepat mengibaskan tangannya kearah Levi dan merangkul pundak anak tunggalnya itu.

"Tidak apa-apa, ibu juga sudah rindu padanya. Terima kasih sudah mengantarnya sampai ke rumah ya nak Levi" ucapnya sambil kemudian tersenyum.

Levi menganggukkan kepalanya sambil kemudian membalas senyuman Ibu (y/n).

"Kalau begitu aku berangkat sekarang" ucapnya sambil kemudian mencium punggung tangan Ibu (y/n).

"Ya, hati-hati dijalan nak Levi" balas Ibu (y/n).

Tak berapa lama Levi berbalik arah menuju pintu keluar rumah (y/n) dan menutupnya sesaat setelah ia sudah berada diluar. (y/n) menggigit bibir bagian bawahnya, di dalam hatinya ia ingin sekali mendapat ciuman di keningnya dari Levi tapi ia malu karena keberadaan Ibunya disitu.

Ibu (y/n) yang melihat gerak-gerik aneh dari anak perempuan satu-satunya itu perlahan mengelus punggung (y/n).

"Tidak usah malu, sana susul Levi" ucapnya.

(y/n) tersenyum dan kemudian berlari kearah pintu dan memeluk Levi dari belakang.

"Brat, belum ada 5 menit aku keluar..kamu udah meluk aku kayak gini"

"Kamu lupa sesuatu" ucap (y/n) sambil membenamkan wajahnya di punggung Levi yang saat itu berbalut jas abu-abu.

Levi tersenyum dan berbalik arah dan memegang lembut kedua pundak (y/n) lalu perlahan mencium kening (y/n)-membuat (y/n) tersenyum dan kemudian mengatakan kalimat yang membuat hati Levi sedikit tersentak.

"Jaga dirimu baik-baik....Levi"

Dejavu?

~~

|20.00, Rumah Orang Tua (Y/N)|

READER POV

"Bagaimana dengan kuliahmu (y/n)?" tanya ayahku yang duduk di hadapanku sambil menunggu Ibu menyendok nasi di piringnya.

"Lancar Ayah.." ucapku singkat sambil kemudian meneguk segelas air yang baru kutuang kedalam gelasku.

"Syukurlah.." balas Ayahku.

Ibu yang sudah bersiap dengan makan malam di dalam piring di hadapannya kemudian bergantian menanyakan hal lain.

"Bagaimana dengan Levi? Kau selalu bermain aman dengannya kan?" tanyanya santai sambil kemudian menyuap sesendok nasi kemulutnya.

Aku yang sedang mengunyah makanan di dalam mulutku sontak terkejut dan aku merasakan makananku masuk ke dalam rongga pernapasanku-membuatku terbatuk.

Kudengar Ibu tertawa kecil dan menyodorkan segelas air putih padaku. Aku kemudian meminumnya sambil menepuk-nepuk dadaku.

"I-ibu! Bisa tidak menanyakan hal lain saja?! Kau hampir membuatku kehilangan nyawa karena tersedak" ucapku sambil mengelap air disekitar mulutku dengan kaos lengan panjangku.

Kulihat Ibu menyenggol lengan Ayah.

"Kami tau semua tentangmu (y/n), kau lupa kami yang mengurusmu 17 tahun lamanya? Semenjak kau mulai tinggal dengan Levi, hanya 2 informasi itu yang tidak kami ketahui darimu" ucap Ayahku tanpa berpaling dari makan malamnya.

Aku memutar mataku, kulihat Ibu yang duduk disebelah Ayah tak berapa lama merangkul pundaknya.

"Ayah dan Ibu berharap kau bisa cepat menyelesaikan kuliahmu, agar Ayah dan Ibu bisa cepat menimang bayi dari hasil 'pekerjaanmu' dan Levi" ucap Ibu sambil menekankan kalimatnya di kata pekerjaan.

"Iya.. Ibumu benar (y/n), lagipula sayang kalau benih Levi kamu buang-buangin terus.. ntar Levi bisa monopouse dini loh" sambung Ayah.

Aku merasakan kedua pipiku memanas dan mulutku diam seribu bahasa. Aku bingung harus menjawab apa, perkataan kedua orangtuaku ini benar-benar diluar kemampuanku untuk menjawabnya!

Hingga tak berapa lama kudengar tawa kecil Ayah dan Ibu.

"(y/n)? Sayang? Ayah dan Ibu hanya menggodamu. Jangan terlalu dipikirkan ya-" ucap Ayah.

Belum sempat aku menjawab, Ayah kemudian meneruskan kata-katanya.

"--fokus saja dulu ke kuliahmu, Ayah dan Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu" sambungnya.

Tak terasa air mata mengalir di pipiku, aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat mengerti diriku dan selalu mendukungku. Aku kemudian berdiri dan berjalan kearah mereka dan memeluk mereka dari belakang.

"Terima kasih.. Ayah.. Ibu.. Aku sayang kalian berdua"

~~

*KNOCK* *KNOCK*

"Biar aku yang membuka pintunya!" ucap (y/n) sambil berlari kearah pintu depan rumahnya-perlahan meninggalkan Ayahnya yang sedari tadi ia temani di sofa ruang tv.

(y/n) membuka perlahan pintu depan rumahnya hanya untuk melihat sosok seseorang yang sangat tidak ingin ia temui.

"Eren?" ucap (y/n) sambil tangannya masih memegang handle pintu rumahnya.

Terlihat mata emerald Eren membulat sempurna saat melihat gadis yang ia masih cintai sampai saat itu sedang berdiri di hadapannya.

"(y/n)? Kebetulan sekali kau sedang dirumah" ucapnya.

(y/n) menaikkan 1 alisnya saat melihat penampilan Eren malam itu yang ia baru sadari terlihat semi-formal dengan kaos putih di bagian dalam jas birunya dan celana jeans lengkap dengan pantofel hitam menghiasi kakinya.

"Ada perlu apa kau ke rumahku, Eren?" tanya (y/n).

"Aku-"

"Sayang? Siapa yang datang? EREN?! Hai nak Eren! Ayo masuk" ucap Ibu (y/n) sesaat setelah melihat keberadaan pemuda bersurai coklat itu masih berdiri di depan pintu.

"Maaf menganggu waktunya, tante...." ucap Eren sambil menggaruk belakang tengkuknya dan melepas sepatunya dan berjalan mengikuti Ibu (y/n) menuju ruang tamu.

"Kau ini seperti orang baru saja, walaupun kau sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan (y/n). Tapi kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri Eren, aku kenal baik dengan Ayah dan Ibumu!" ucap Ibu (y/n) sambil kemudian duduk di sofa ruang tamu.

(y/n) yang melihat kegembiraan dari wajah Ibunya hanya bisa pasrah dan ikut duduk disamping Ibunya.

Kau beruntung Eren, aku tidak memberitahu ibu kalau kita berpisah karena kau berselingkuh.. aku tidak ingin ibu kecewa denganmu gumam (y/n) dalam hati.

"(y/n)? Bisa panggil Ayahmu? Ibu yakin ayahmu juga ingin bertemu dengan Eren" ujar Ibu (y/n) sambil menepuk pundak (y/n). (y/n) menanggukkan kepalanya dan perlahan berjalan kearah ruang tv dan memanggil Ayahnya.

~~

Dengan pandangan yang tidak terlepas kearah gadis bermata (e/c) dan berambut (h/c) di hadapannya, Eren berusaha fokus menjawab setiap pertanyaan yang terlontar dari mulut kedua orang tua (y/n).

"Jadi Carla dan Grisha tidak berada di Tokyo sekarang?" tanya Ayah (y/n).

Eren menganggukkan kepalanya. "Ya, Ayah dan Ibuku pindah karena urusan pekerjaan.. jadi tinggallah aku sendiri di Tokyo"

"Hmm... jangan lupa sampaikan salam pada mereka berdua saat kau berkunjung ke rumah mereka ya" ucap Ibu (y/n).

~~

"Sebenarnya....... maksud dan tujuanku datang kesini adalah...... untuk melamar (y/n)...." ucap Eren tiba-tiba, membuat (y/n) tersentak dan seluruh pandangan tertuju ke (y/n).

"Melamar (y/n)? Eren? Kau tidak salah?" ucap Ibu (y/n) sesaat setelah menenangkan detak jantungnya.

"Tidak, aku sudah yakin. Aku sangat mencintai (y/n), aku sudah memutuskan akan berhenti kuliah dan segera mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarga kecil kita nanti (y/n)"

Mendengar perkataan Eren, kedua mata (y/n) membelalak sempurna. Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menampar keras pipi Eren-membuat kedua orangtuanya seketika terpatung.

"Mudah sekali kau mengatakan itu Eren? Aku sudah bilang kan, aku hanya mencintai Levi! Levi yang sudah menyembuhkan luka di hatiku dulu karena perbuatanmu Eren!" ujar (y/n) setengah berteriak dan kemudian berjalan kearah luar ruangan.

Tanpa mempedulikan ekspresi terkejut yang diperlihatkan oleh kedua orangtua (y/n), Eren dengan cepat berdiri dan menangkap lengan (y/n).

"Aku minta maaf... setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua (y/n), aku sudah bilang padamu kalau aku akan berubah kan? Aku tidak akan pernah menyakiti hatimu lagi, aku janji (y/n)"

"Eren.....cukup"

"(y/n).... lihat mataku, aku tahu kau bisa merasakannya.....aku tahu masih ada sedikit cinta untukku dihatimu kan (y/n)?" ujar Eren dengan tangan kanannya yang masih menggenggam erat pergelangan tangan (y/n).

(y/n) yang tadinya merunduk tak berapa lama mendonggakkan kepalanya, hanya untuk melihat tatapan sendu dari mantan kekasihnya yang pernah ia cintai dengan segenap jiwanya itu.

"Eren....aku-"

"Kau boleh memikirkannya dulu...... aku akan menunggu jawabanmu (y/n)" ucap Eren sambil kemudian memberikan ciuman hangat di pipi (y/n) dan menyelipkan kotak kecil berbalut beludru berwarna ungu ke tangannya.

Untuk beberapa saat....

(y/n) mengingat ciuman itu...

Itu ciuman yang sering diberikan Eren setiap kegelisahan menerpa (y/n)...

Itu ciuman yang selalu membuat (y/n) merasa lebih tenang saat ia mengalami mimpi buruk saat ia masih tinggal bersama dengan Eren dulu...

Eren.........kau jahat........mengapa kau memberikan ciuman yang memiliki banyak arti ini padaku sekarang........?

~~

TEASER

(CHAPTER 41)

"Dasar wanita munafik! Kau bilang sudah tidak mencintai Eren, tapi lihat sekarang? Kau malah mau bertunangan dengannya?"

-

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Levi, berarti tidak ada seorangpun diantara kita yang akan mendapatkannya (y/n)!"

-

"Mikasa! Tolong dengarkan penjelasanku dulu......"

-

"Dimana (y/n)? Apa yang terjadi dengannya?"

-

"Ini semua salahku Levi-san.......maafkan aku......aku yang membuat (y/n) mengalami kejadian ini"

-

"Apanya yang bunga tidur? Bullshit........itu semua nyata (y/n)...... (y/n), jangan tinggalkan aku.... kau sudah berjanji padaku kan?"

-

[Halooo~ Author kembali update (^O^) dengan judul yang bisa dibilang mengkhawatirkan ('△`)

Oh iya, teaser diatas itu bukan 1 percakapan utuh ya~ itu cuma beberapa potongan percakapan aja yang digabung dari beberapa bagian di chapter 41. Menurut kalian gimana? Terlihat mengkhawatirkan juga gak chapter 41?(。_。)

Chapter depan bakal munculin mantan Levi yang sangat dibenci (y/n) loh~

Oke segini aja dulu deh ya, jangan lupa vommentnya yah semua.. ditunggu seminggu lagi buat liat kelanjutannya! See yaa ヽ('▽`)/]

Continue Reading

You'll Also Like

191K 34.6K 93
[aku bukan mayad series] ketika sosok monster dalam diri seorang kakak telah terbangun kala melihat adik nya yg babak belur,maka di situlah ajal mena...
108K 15.2K 13
©2021 (Jujutsu Kaisen - Gege Akutami)
333K 37.3K 11
"Menjadi nyonya Kozume sekaligus istri dari seorang Kozume Kenma menjadi awal lembaran baru di hidup [Full Name]" • Kozume Kenma x Reader • Wife © ne...