Stuck on you

By kugeyy

141K 7.5K 162

[TAMAT] (Sebagian diprivat) Kaysa adara nathania, gadis periang yang sangat menyukai kakak kelasnya, tapi se... More

prolog
UNE
DEUX
TROIS
QUARTE
CINQ : dia lagi?!
SIX: Revan!
SEPT: perkelahian.
HUIT
PAMERAN PEMERAN
DIX : badboy?
ONZE : apa yg slh dari hujan?
DOUZE
TREIZE : shock.
QUATORZE
QUINZE
SEIZE
DIX-SEPT
DIX-HUIT
DIX - NEUF : nightmare
VINGT: 6 bulan itu bukan waktu yang lama.
VINGT ET UN : mengalah
VINGT DEUX : mengalah (2)
ARLOJI
VINGT TROIS : atha?
VINGT QUARTE
VINGT CINQ ; why reno?
VINGT SIX : happy?
VINGT SEPT
VINGT HUIT : Ilona
VINGT NEUF : Ada apa?
TRENTE: semakin jauh..
TRENTE ET UN: you belong with me
TRENTRE DEUX : Jangan LDR
TRENTRE TROIS : Kelulusan.
TRENTRE QUARTE: Tungguin aku ya?
EPILOG
EXTRA PART
SOY-S 1 -- Gading & Mikana
"Barangkali ingin"
Hiraeth; Zalfha & Zafhran

NEUF: truth or dare?

3.2K 200 8
By kugeyy

T or d?!" kata amora -- "gue dare" jawab kaysa.

"Nanti sepulang sekolah jenguk reno"

-----------------

"Apa mor?! Lo gila ya?" ucapku dengan suara melengking, bagaimana tidak amora memberikan tantangan yang jelas jelas sangat tak mungkin untukku laksanakan.

"Normal kok, hayolo sepulang sekolah ya ca" kata mora sekali lagi, sementara xiena dan bibah malah tertawa cekikikan.

"Tapi kan pulang sekolah kita mau ke cafe bg tama?!"

"Ya lo pengecualian, lo laksanain dulu tod nya" jawab xiena dengan entengnya.

"Gak adil banget! Oke tod lagi!" sergahku -- "udah cape, mending kekantin yuk?" jawab bibah lalu diikuti xiena dan amora yang berjalan kekantin.

"Curang!"

"Cepet bibah, lo lakuin dare yang tadi mumpung ada orangnya!" suruh xiena pada bibah, saat memasuki kantin dan mendapati raka tengah duduk disalah satu kursi.

"Anjirrr takut, gamauuu!" tolak bibah-- "enak aja lo, gue lebih parah. Gece" kataku mendorong tubuh bibah.

Bibah berjalan ragu ragu mendekati raka, sesekali bibah melihat kekami untuk membatalkan dare untuknya.

"Hai ka" kata bibah dengan ragu menepuk pundak raka -- "eh, bi hai" balas raka -- "gue boleh gabung sama lo gak?" -- "tapii lo yang traktirin gue" ucap bibah ragu ragu.

Sementara kami yang mendengarnya hanya cekikikan menahan tawa.

Dari raut wajahnya, tampak raka sedikit kebingungan karna bibah yang tiba tiba minta ditraktir "yaudah boleh deh" kata raka.

Akhirnya bibah pun makan berdua raka.

Oke skip mereka, sekarang giliran xiena.

"Xien, sekarang lo. Lo harus gandeng tangan erwin selama dikantin" kataku -- "fak, rusak nama gue rusak" ucap xiena.

Info: erwin cowok kutu buku, gigi maju yang nerd banget deh wkwkwk.

"Laksanain!" kata amora.

Dengan sedikit gengsi xiena berjalan mendekati erwin, diraihnya tangan erwin "win, gue gandeng lo boleh kan?" tanya xiena. Dengan sedikit bahagia erwin menganggukkan kepalanya "boleh boleh kok xien" jawab erwin, seketika seisi kantin tertawa melihat xiena dan erwin.

"Dan sekarang lo mor!" kataku --- "hm lo-- ucapku sambil memikir mikir.

"Lo bilang ke devan, gue cinta lo van!" --- "apa?! Lo gila ca, gamau gue!" tolak amora.

"Gue gak mau tau ya mor, gampang kok cuma blg gitu" -- "masalahnya gue gak cinta devan ca, ntar gaenak lagi!"

"Kenapa? Ada perasaan seseorang yang lo jaga?" -- amora terdiam sebentar mendengar perkataanku "iya kan mor?" tanya ku lagi -- "oke oke fine!" amora berjalan menghampiri devan dkk

"Devan gue cinta lo!" teriak amora -- "cieee cieee" sorak seisi kantin. "Demam mor?" tanya devan yang tertawa. Amora hanya diam lalu kembali ketempatku "puas kan ca?!" ucap amora sebal.

*********

Sepulang sekolah kaysa harus melaksanakan dare dari amora, yaitu menjenguk reno.

Kaysa sempat enggan dan menolak, tapi karna teman temannya memaksa kaysa hanya bisa pasrah. Menghilangkan gengsi bagi seorang kaysa tidakla mudah.

"Duh, nanti gue gimana ya? Hai no? Eh ganti ganti "kenapa gak sekolah?" -- kaysa mendecak frustasi sedari tadi ia memikirkan apa yang harus dikatakannya pada reno.

"Lah kok gue ribet bgt harus nanya nanya!" ucap kaysa lagi -- "bodo ah emang siapa reno" katanya lagi.

Mobilnya telah sampai dipagar megah milik adijaya.

"Makasih ya pak, ntar aca kabarin kalau udah selesai" ucapnya pada anto--- supir kaysa.

Dilangkahkannya kakinya memasuki pagar mewah kediaman adijaya.

Diteras depan rumah tampak seorang pria dan wanita paruh baya tengah berjalan hendak bekeliling taman rumah.

Sang pria mendorong kursi roda milik sang wanita, kaysa mengira itu adalah papa dan mamanya reno.

"Permisi" sapa kaysa apa mereka -- "pah, ini siapa? Pacar deno ya?" ucap wanita tersenyum melihat kaysa. -- "sepertinya kamu temennya reno?" tanya pria.

"Iya, maaf pak menganggu, renonya ada?" tanya kaysa -- "kamu siswi adijaya juga kan?" tanyanya -- "iya pak, bapak pak adijaya ya?" tanya kaysa sedikit hati hati, dari wajahnya kaysa memang sudah tau melihat wajah bapak ini sudah tidak asing lagi disekolahnya, pria yang bernama adijaya itu hanya tersenyum -- "kayanya muka kamu gak asing buat saya" kata adi.

Kaysa tersenyum kikuk "nama saya kaysa adara nathania" kata kaysa menjulurkan tangannya menyalami adijaya. "Adam parquel? Kamu kenal?" tanyanya "itu dadday saya pak" jawab kaysa -- "sudah saja duga, matanya mirip sekali" jawab adijaya tersenyum.

"Iyakan pah? Ini pacar deno?" tanya sang wanita lagi -- "nama kamu siapa tadi nak?" ucap delima memegang tangan kaysa -- "kaysa tante" jawab kaysa.

"Kamu cantik" jawab delima tersenyum -- "terimakasih tante" kata kaysa "reno nya ada?" sambung kaysa.

Seketika delima menangis "deno, deno kemana pah? Deno?!" ucap delima lirih -- kaysa heran dibuatnya, mengapa deno? Bukankan reno?.

"Ma, deno udah gak ada ma mama jangan begini terus" ucap adijaya bersimpuh terhadap delima -- "gak,gak mungkin deno itu ada dia ada dikamarnnya kemarin barusan dia antarin mama ke kamar" ucap delima -- "itu reno mah" jawab adi.

Delima hanya tertunduk sedih, kaysa makin heran apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf om, eh pak reno nya ada?" tanya kaysa -- "kamu naik aja kekamarnya ya, bi pipi tolong anterin kaysa ke kamar reno ya!" ucap adijaya.

Kaysa langsung saja mengikuti bi pipi "ini kamar den reno non" kata bi pipi setelah berhenti didepan pintu kamar "bibi tinggal dulu ya" kaysa hanya tersenyum.

Ia mengetuk pintu kamar reno, kaysa sedikit gugup, tak ada jawaban dari dalam. Kaysa semakin tak sabar ia langsung masuk kedalam kamar yang kebetulan tidak terkunci.

Kaysa terpana melihat isi kamar reno, kamar yang luas terdapat banyak rak buku yang bisa dibilang lebih mirip perpusatakan mini mungkin? Banyak sekali novel dan komik komik menakjubkan disana.

Figura figura foto yang tersusun tapi, kamar yang sangat rapi bagi seorang laki laki.

Dinding yang seperti mading mungkin? Banyak sekali tempelan kutipan novel,quotes
Ataupun puisi disana.

"Gila,gila" kaysa mengucap dalam hati.

Ia melihat sekeliling kamar, yang dicari sedari tadi tidak muncul, ia menyentuh novel yang tersusun di rak kayu yang indah itu "buat apa novel dilan dua dua kaya gini?" tanya kaysa sendiri "masih baru lagi"

Matanya beralih menuju figura figura yang tertempel didinding ataupun bersangga dinakas.

"Reno kembar?" tanya kaysa melihat wajah dua orang yang sama atau bisa dibilang sangat mirip dalam figura.

Matanya juga tertuju melihat 2 pasang anak kembar sedang bepose bahagia "revan? Devan?" ucap kaysa melihat sosok revan dan devan bersama reno dan tah siapa satu lagi itu.

Kaysa pun terus menelusuk foto foto lainnya, hingga ia melihat kumpulam foto gadis yang mungkin diambil secara diam diam oleh reno.

Dan itu dia.

Kaysa membulatkan matanya.
Mulai dari smp bahkan kaysa pun tak pernah tau akan reno sejak smp.

"Astaga" ucap kaysa tak percaya melihat semuanya, ia langsung terpikir cerita cerita bibah akan seorang psikopat, mungkin kah reno psikopat?! Jika iya secepatnya kaysa harus menjauh.

Ia berjalan kearah pintu balkon yang terbuka.

Kaysa melihat reno yang tengah duduk menikmati angin balkon, dengan sebatang rokok.

Kaysa terhenyak "reno ngerokok ya?" tanya kaysa pada batinnya.

Reno yang menyadari kehadiran seseorang mematikan abu rokok, dan ngusap matanya kasar.

Mungkin kah reno sedang menangis? -- "ca,kenapa lo disini?!" ucap reno yang kaget melihat kaysa -- "lo ngerokok?" kaysa tak menghiraukan perkataan reno "barusan lo nangis?" tanya kaysa lagi.

Reno berjalan masuk kedalam, menghiraukan pertanyaan kaysa "jawab gue no" ucap kaysa -- "kalau stress, gue ngerokok" jawab reno.

"Trus lo nangis?"-- "engga" jawab reno dingin, reno berjalan mengambil novel yang masih terbungkus rapi "ni ganti novel lo" kata reno memberikan novel itu kepada kaysa.

"Dilan?" ucap kaysa menatap reno "iya, yang pernah gue rusakin" jawab reno -- kaysa sedikit tertegun "thanks ya, btw lo sakit?" ucap kaysa seraya menaruh novel itu kedalam tasnya.

"Sedikit, tumben?" tanya reno balik, "gak kenapa napa sih, nih buat lo" kata kaysa memberi reno apel yang ia beli tadi.

"Tumben lo perhatian?" tanya reno melihat aneh kekaysa, kaysa tak menghiraukan reno ia justru memandangi figura foto "lo kenal devan, revan dari kecil?" tanya kaysa "trus ini siapa? Yang mirip lo" -- "nanya satu satu dong,gue jawab yang mana dulu ni?" ucap reno mengigit apelnya -- "reno, dicuci dulu!" kata kaysa-- reno terkekeh "akhirnya lo perduli juga ya!" kaysa mendecak sebal.

"Jawab pertanyaan gue tadi" -- "iya gue sm devan revan kenal sejak tk" kata reno-- "trus yang mirip lo?" kata kaysa.

"Dia deno-- Daveno ghakara adijaya" jawab reno sedikit tersenyum "kembaran gue,kakak gue" tambahnya -- "trus deno dimana?" tanya kaysa -- "udah gak ada" jawab reno.

"Sorry" ucap kaysa merasa gak enak. Reno hanya tersenyum.
Dari mata nya kaysa merasa reno sangat sedih, sebenarnya kaysa masih ingin bertanya jauh mengapa dengan deno, tapi kaysa merasa tidak enak.

"Lo juga udah tau semua itu kan?" kata reno menunjuk foto foto kaysa -- kaysa mengangguk "lo bukan psikopat kan?" tanya kaysa

Reno tertawa "kebanyakan baca novel deh lo!" kata reno -- "ya bisa aja kan?!" ucap kaysa.

"Kalau jadi psikopat bisa dapetin lo, gue rela jadi psikopat!" ucap reno mengedipkan matanya kearah kaysa -- "ih amit amit deh!" kata kaysa

Sedari tadii kaysa dan reno banyak menghabiskan waktu mengobrol, membahas semua yang ada dikamar reno, serta foto foto kaysa.

Tak jarang reno mengoda kaysa tah mengapa mereka terlihat sangat nyaman berbagi cerita.

"Ya gitu, mama berubah semenjak kematian deno, mama gak pernah nganggap gue dan depresinya buat jiwa nya terguncang" jelas reno menceritakan tentang mamanya. -- "semua yang gue lakuin dimama gak akan bisa buat mama ngelihat gue, yang ada dimata mama sekarang gue ini deno, bukan reno" kaysa menatap sedih reno "lo kenapa gak terus yakinin mama lo? Gue tau mama lo sayang juga ke lo" -- "udh ribuan kali mungkin ca, semua juga salah gue" -- "udah ah, mellow banget! Jangan natap gue kaya kasihan gitu deh" kata reno terkekeh.

Kaysa hanya tersenyum kearah reno, kaysa jadi mengetahui satu sisi rapuhnya reno.

Mungkin sama seperti kaysa yang selalu memiliki sisi rapuhnya tersendiri, kaysa jadi bisa memahami reno meskipun tak jarang reno selalu membuat kaysa dongkol.

"Deno?!!!!!!!!!!! Deno dimana deno!!!!"

"Deno denger dong! Mama cape deno! Mama mau kamu sekarang!!!" suara jeritan serta tangisan delima melengking hingga terdengar oleh kaysa dan reno.

"Tante delima kenapa no?" ucap kaysa panik -- "mama kumat lagi" ucap reno lalu berlari ketempat mamanya.

"Mama, ma mama tenang ya ma" ucap reno menenangkan mamanya -- "deno?" ucap delima memegang wajah reno, reno menitihkan air mata.

"Bukan?! Bukan! Kamu bukan deno!" delima menepuk nepuk kuat kedua pipi reno.

"Kamu siapa?! Deno mana?! Kamu pembunuhh!!!!!" teriak delima -- "ini reno ma,reno anak mama juga" kata reno menangis -- "udah udah ma,kasihan reno"kata adijaya menahan istrinya agak tidak terus menyakiti reno dengan memukul mukul reno.

Kaysa terpaku melihat pemandangan didepannya, ia kasihan kepada reno.

Tanpa sadar kaysa menitihkan air matanya.

Reno berjalan keluar rumah, kaysa mengejarnya.

"No lo mau kemana?!" tanya kaysa namun tak dijawab oleh reno,reno mengas motornya dengan kecepatan kencang

"Reno kamu kemana?!" teriak adijaya.-- "reno! Ahhh anak itu!" kata adijaya frustasi.

"Maafin saya ya,kamu melihat pemandangan yang gak enak ini" kata adijaya pada kaysa -- "enggak om, gak papa' jawab kaysa. "Om boleh minta tolong?" -- kaysa mengangguk.

"Tolong bantuin reno,keluar dari sisi gelapnya"




Hahh,nyari ide susah banget srry kalau agak gimana gitu ya.

0:44

Continue Reading

You'll Also Like

839K 28.5K 55
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 225K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
559K 59.8K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
Ervan By inizizi

Teen Fiction

1.6M 114K 76
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...