You Are My Happy Ending

By rossicatan

8.4K 423 82

COMPLETED STORY [SEDANG DI PROSES UNTUK REVISI] Sebuah cerita cinta mengenai seseorang perempuan yang mempuny... More

Prolog
1
1 (REVISI)
2
2 (REVISI)
3
3 (REVISI)
4. Old Story
4. Old Story (REVISI)
5
5 (REVISI)
6
6 (REVISI)
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18. Ferdinand Moore POV
19
20
21
22
23. Willy Peraldy POV
24
25
26
27
28
29
30. Ririn & Selena
31
32
Epilog
Note❤
Ganti Cover❤
♥️

15

112 6 0
By rossicatan

"Hei cabe! Kamu sengaja kan sok lemah biar bisa deket sama Moore? Biar kamu dianter jemput sama Moore? DASAR CABE!!", Selena membentakku.

Aku menebak kalau Moore itu adalah Ferdinand. Aku tidak tau dia dipanggil Moore karena selama ini aku memanggilnya Ferdi.
Aku sudah tidak bisa menahan emosi. Aku melihat mata Selena dan 'plakkk' aku menampar Selena.
Semua langsung terkejut dan kembali ketempatnya semula karena tidak ingin ikut campur.

"Apa kamu bilang? Cabe? KAMU YANG CABE TAU GAKKK!?!?"

"Heiii berani sekali kamu menampar aku dengan tangan kotormuuu!!"

"Terus kenapa? Kamu mau mengadukannya ke kepala sekolah? Ayo cepat kita kesana! Kita lihat siapa yang salah!"

"Ya jelas kamu dong yang menang, karena kamu PENYAKITAN!!"

"CABE!!"

"APAAA!?!? ULANGI SEKALI LAGI!!"

"C A B E! CABE!"

Tiba tiba, ketika Selena ingin menamparku, Ferdi menghentikan gerakan tangan Selena. Kenapa dia masih disini?

"Cukup!", kata Ferdi.

Seluruh isi sekolah melihat kejadian ini. Aku sungguh malu.

"Apa apaan sih Sel. Bisa gak sih sehari aja gak nyusahin orang?", kata Ferdi membela aku(?).

"Ee eeem eeeemmm.. So.. Sorry banget... A.. Aku.. G.. Gak.. Bermaksud buat.. Me.. Menamparnya", kata Selena.

"Jangan kamu kira aku gak tau ya! Aku lihat semuanya daritadi!"

"Sudahlah Fer. Lebih baik kamu pergi aja. Aku gakpapa. Pergilah kesekolah nanti kamu telat", kataku.

Ferdinand Moore
Karena aku tau aku bakal membuat keributan lebih dari ini, jadi aku menuruti perkataan Ririn.
Aku langsung pergi kemobil tempat supirku menunggu tanpa berkata kata lagi pada siapa pun.

Cathrine
Setelah Ferdi pergi, bel masuk kelas pun berbunyi. Ditengah tengah pelajaran, tiba tiba ada pengumuman.

"Selena dari kelas 9B dan Cathrine dari kelas 9E, mohon ke kantor TU sekarang! Saya ulangi, Selena kelas 9B dan Cathrine kelas 9E, mohon ke kantor TU sekarang! Terima Kasih"

"Huhh.. Kenapa ini bisa terjadi padaku.. Padahal tadi pagi aku sudah senang.. Dasar perusak kebahagiaan orang!!", kataku dalam hati.

Aku langsung meminta ijin kepada guru yang saat ini sedang mengajarku. Setelah di ijinkan, aku langsung pergi ke kantor TU. Didepan kantor aku sudah mendengar suara Selena yang besar itu. Aku langsung saja kedalam kantor.

"Dia yang salah pak! Bapak harus percaya padaku!", teriak Selena.

"Kita bahas setelah Cathrine datang dulu."

"Permisi pak", kataku mencairkan suasana.

"Ya silahkan duduk Cathrine."

Aku duduk disebelah Selena.

"Tadi saya dengar, katanya sampai ada anak murid sekolah lain yang ikut campur ya karena pertengkaran kalian? Sekarang coba kalian jelaskan apa yang terjadi. Selena kamu duluan yang jelaskan.", kata pak guru.

"Gini lohh pakkk.. Dia itu tadi pagi sombong banget pak karena dianter sama pangeranku.. Ya jelas dong aku marah sama dia."

"Tapi pak...", kataku ingin memotong pembicaraan.

"Tunggu dulu Cathrine. Apa benar kamu merebut pacar Selena?", tanya pak guru.

"Pak. Dia itu temenku, Ferdinand Moore dari SMP Krida. Selena bilang sama aku kalau Ferdi itu 'pangeran' nya, tentu saja aku bilang 'ambil saja kalau mau' karena aku tidak mau membuat keributan. Karena kemarin hujan, jadi dia mengantar aku kerumah. Sebenarnya aku tidak mau ikut dengannya. Tentu saja karena aku tidak mau mencari masalah sama Selena. Dan kata Ferdi, dia tidak punya 'pacar'. Sekarang sudah jelas kan pak siapa yang salah? Terus tadi Selena bilang aku cabe, tentu saja aku marah dan aku menamparnya. Setelah beradu mulut, dia ingin menamparku tapi gerakannya dihentikan oleh Ferdi."

"Oo seperti itu.. Selena itu benar?", tanya pak guru.

"Ya benar sihh.. Tapi dia duluan menamparku loh pakk."

"Cathrine, walaupun kamu marah sama Selena, tidak seharusnya kamu menampar Selena. Kamu bisa jelaskan baik baik sama dia kan? Nahh sekarang bapak mau kalian baikan", perintah pak guru.

"Yaudah aku minta maaf Sel."

"Huhhh.. Ya terserah!", kata Selena.

"Selena ayo minta maaf sama Cathrine!", perintah pak guru.

"Yaudah maaf", kata Selena.

"Yaudah sekarang kalian kembali ke kelas masing masing. Kalau ada kejadian seperti ini lagi, bapak akan panggil orang tua kalian."

"Ya pak", kataku dan Selena bersamaan.

Aku kembali ke kelasku, begitu juga Selena. Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa aku kekantin untuk mencari tempat duduk. Biasanya aku duduk sendiri dikantin. Bel masuk berbunyi dan aku kembali masuk ke kelas.

Ferdinand Moore
Baru kali ini aku telat kesekolah. Aduh aku bakal kena marah nih sama wali kelasku.

"Maaf saya telat bu."

"Tumben kamu telat Fer."

"Maaf tadi macet dijalan bu."

"Jangan diulangi ya."

"Ya bu."

"Duduk!"

Cathrine
Bel pulang sekolah berbunyi. Hari ini aku beruntung karena tidak hujan. Aku bisa pulang sendiri yeyyyy... Tapi nanti siang kan dia datang kerumahku.. Sama saja kalau gitu.

Ferdinand Moore
"Yahhhh.. Kenapa gak hujan sihhh.."

"Ribut banget deh Moore."

"Hmm iya sorry Wil."

"Mau tau sesuatu gak?"

"Ya apa?"

"Tadi pagi aku putus sama Selena."

"Hahhh?? Beneran?? Kok bisa? Kenapa?"

Louis William
"Karena Selena sukanya sama kamu Moore, bukan sama aku.", kataku dalam hati.

"Hmm.. Katanya sih dia udah gak sayang lagi sama aku."

Ferdinand Moore
"Sorry banget ya Wil. Aku gak bermaksud buat rebut pacarmu kok. Aku minta maaf Wil", kataku dalam hati.

"Oo gitu. Semangat dong Wil! Gimana kalau nanti malam kita pergi aja jalan jalan? Mau gak? Biar kamu gak sedih lagi. Tapi aku bisanya malam. Siang ini aku mau kerumah Ririn."

"Apaaa?? Kerumah Ririn? Gilaaaa. Kamu mau ngelamar dia?"

"Enak aja! Aku sama mamaku cuma mau main kerumahnya kok."

"Oo gitu. Ok deh Moore. Jam 7.30 ya di dunkin donuts."

"Ok. Aku pulang dulu ya. Bye Wil."

"Bye Moore."

Cathrine
Seperti biasa aku pulang, mandi, turun makan, main hp.
Tiba tiba klakson yang sudah tidak asing lagi ditelingaku berbunyi.
Dia beneran datang?? Huhhh.. Aku terpaksa turun untuk menyambut mereka.

"Helloooooo silahkan masukk.. Aduh sudah lama banget ya kita gak ketemu."

"Iya nihh. Aduh kangen banget deh ya."

"Rin.. Ajak Ferdi keatas tuh.."

Ferdinand Moore
"Sudah kuduga hahaha. Kesempatan nihhh", kataku dalam hati.

"Kenapa sih datang datang Fer. Ganggu aja deh."

"Mamaku yang mau datang bukan aku."

"Kalau mamamu yang mau datang, kamunya gak ikut kan gakpapa."

"Oo jadi ceritanya ngusir?"

"Hmm gak gitu sih."

"Aku boleh masuk kamar kamu?"

"Ya. Boleh."

Aku melihat banyak sekali obat. Dia sakit apa ya? Kulihat aja deh obatnya.
Aku mengambil beberapa obat Ririn yang ada dimeja sebelah tempat tidurnya.

"Heii Ferrrr.. Letakkan!!"

"Kenapa? Kamu sakit apaan sih?"

Cathrine
"Hmm.. Kamu gak perlu tau!"

*****

Akan di revisi kalau sempat :v

Btw baca ceritaku yuk. Cerita fantasi (on going - update setiap hari). JUDULNYA The Destiny of Photographer. Butuh saran dan kritiknya ya, jangan lupa vote :)

Thanks❤

Continue Reading

You'll Also Like

15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 62.4K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
2M 328K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...