Levi x Reader | You're My Onl...

By vakashi10

444K 33.9K 9.7K

"(F/N) (L/N) mulai hari ini kau pindah ke apartemenku!" Seorang gadis yang berdiri di hadapannya dengan muka... More

Author's Note
[1] Mendadak Pindah
[2] Mendadak Ricuh
[3] Sisi Lain Levi
[4] Hukuman dari Levi
[5] Seseorang di Scouts Bar
[6] Mendadak Sakit
[7] Kunjungan Tak Terduga
[8] Jujur atau Berani di Scouts Bar
[9] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.1)
[10] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.2)
[11] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.3)
[12] Bersih-bersih Bareng Levi
[13] Quality Time Bersama Levi
[14] Rival Baru Levi
[15] Kegelisahan Levi (Bag.1)
[16] Kegelisahan Levi (Bag.2)
[17] Seven Minutes in Car
[18] Perhatian Levi
[19] Onsen (Bag.1)
Author's Note
[20] Onsen (Bag.2)
[21] Onsen (Bag.3)
[22] Sebuah Rahasia
[23] Onsen (Bag.4)
[24] Kejadian Tak Terduga
[25] Reuni Yang Tak Diharapkan
[26] Masa Lalu Levi
[27] Duo Ackerman
[28] Keputusan Levi
[29] Panggilan Tak Terduga
[31] Mencoba Menepis Keraguan
[32] Hadirnya Teman Lama (Bag.1)
[33] Hadirnya Teman Lama (Bag.2)
[34] Kesalahpahaman Yang Menyakitkan
[35] Penyesalan Levi
[36] "Haruskah Aku Memaafkanmu, Levi?"
[37] Dipaksa Liburan (?)
[38] Liburan Bareng Levi (Bag.1)
Author's Note
[39] Liburan Bareng Levi (Bag.2)
[40] Firasat Buruk Levi
[41] Lamaran Yang Tertunda
[42] Kerisauan Levi
[Lemon Chapter] Kereta Malam
[43] "Maukah Kau Menikah Denganku?"
[44] Malam Menjelang Pernikahan
[45] Hari Pernikahan
[46] Bulan Madu
Dibuang Sayang

[30] "Aku Pasti Akan Memenangkan Hatimu, Levi"

5.2K 494 293
By vakashi10

LEVI POV

Setelah aku mengganti setelan kerjaku dengan kaos oblong putih dan celana training hitamku, aku segera kembali ke ruang makan untuk menikmati makan malamku bersama (y/n).

Kulihat (y/n) sudah duduk di salah satu kursi meja makan sambil tangannya memegang sendok dan sedikit demi sedikit menyendok (f/f)nya ke dalam mulutnya. Aku duduk di kursi di sebelahnya dan melihat terdapat sebutir nasi diujung bibirnya.

"Tch. Dasar bocah ini..." gumamku pelan sambil menyentuh ujung bibirnya untuk membersihkannya.

Tapi, respon (y/n) diluar dugaanku.

Dia menepis tanganku dan tanpa melihat kearahku ia dengan cepat mengangkat piringnya dan berjalan kearah wastafel dan meletakkan piringnya disitu. Padahal dari yang kulihat, ia belum melahap abis makanan favoritnya itu seperti yang selalu ia lakukan setiap saat aku membawakan makanan favoritnya itu.

Aku mengernyitkan dahiku, perlahan aku berdiri dari kursiku dan berjalan kearah (y/n) yang sedang mencuci piringnya. Kulingkarkan kedua tanganku di pinggangnya dan memeluknya dari belakang sambil berbisik di telinga sebelah kirinya,

"Hei, ada apa?" ucapku penuh tanya.

Dia hanya diam dan tetap melanjutkan aktifitas mencuci piringnya.

Tiba-tiba aku teringat tentang panggilan telpon yang tadi (y/n) beritahu saat aku mengganti bajuku di kamar mandi.

Pasti ada hubungannya dengan itu

Aku segera berjalan kearah meja makan dan mengecek siapa gerangan orang yang tadi menelponku dan membuat mood (y/n) berubah seperti ini.

"Semoga bukan dia, semoga bukan dia.." gumamku dalam hati, sambil memikirkan 1 nama yang sangat tidak ingin kuucapkan.

Pupil mataku membesar saat kulihat nama itu, nama yang paling kubenci terpampang jelas di kontak panggilan terjawab.

Petra.

Sudah pasti karena dia, mood (y/n) jadi berubah 180 derajat begini

Aku menghela nafasku dan perlahan berjalan kembali ke arah (y/n). Dia sudah selesai mencuci piringnya dan sekarang sedang mengeringkan tangannya di kain lap. Tubuhnya masih memunggungiku dan mulutnya masih diam seribu bahasa.

"(y/n)? Apa yang ia katakan padamu?" ucapku kearahnya saat aku sudah berdiri disebelahnya.

--Flashback-

"Halo Levi sayaaaaang~ hei... Erwin menyuruhku untuk mengambil berkas hasil rapat hari ini, besok sore aku akan kembali berkunjung ke apartemen kita Levi~ ups, apartemenmu maksudnya...maaf hehehe"

"Petra-san? Levi sedang di kamar mandi, ia tidak bisa menjawab telponnya sekarang...biar aku yang sampaikan"

"Ehhhhh? Kau siapa? Tunggu-tunggu......ah! Kau pasti bocah ingusan bernama (y/n) itu ya?"

"Iya namaku (y/n), tapi aku bukan bocah ing-"

"Sudah diam, cukup beritahu apa yang tadi sudah kukatakan diawal. Aku malas berurusan dengan bocah ingusan sepertimu. Sudah ya, jangan lupa beritahu Levi!"

--End of Flashback-

Sorot mataku melembut sesaat setelah (y/n) selesai menceritakan apa yang sedang mengganjal di hatinya. Benar dugaanku, ini pasti karena perempuan itu. Tidak cukup untuknya menyakitiku, sekarang dia juga mulai menyakiti perasaan (y/n).

"Levi, kau tidak pernah memberitahuku bahwa Petra satu kantor denganmu" ucap (y/n) sambil menatap lurus kearah mataku, kedua mata (e/c)nya terlihat berkaca-kaca karena menahan tangis.

"Dia baru saja pindah hari ini (y/n), aku juga tidak mengerti mengapa dari sekian banyak pegawai harus dia yang dipilih Erwin mengambil berkas itu" ucapku sambil perlahan meraih pipi kanannya yang masih terlihat lebam dengan telapak tanganku.

(y/n) menunduk, ia memejamkan matanya. Kedua tangannya ia letakkan diatas pinggiran wastafel tempat cuci piring. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya mengalir bebas di pipinya dan mengenai jemariku.

"Levi, aku emang kelihatan seperti bocah ingusan ya?" tanyanya tiba-tiba sambil menoleh kearahku masih dengan tatapan sendunya.

(y/n), kau sedang bercanda kan? Ayo cepat katakan kau sedang bercanda, biar aku bisa tertawa sekarang juga.

Sambil menahan tawa, aku perlahan menghapus air mata yang masih mengalir di pipinya. Aku kemudian memeluknya erat sambil mengelus bagian belakang kepalanya.

"Jangan dengarkan apapun yang perempuan itu katakan padamu, kau sama sekali tidak terlihat seperti bocah ingusan dimataku (y/n)! Selama...." ujarku sambil menghentikan ucapanku di kalimat terakhir.

"Selama?" ucap (y/n) penuh tanya, aku merasakan ia agak menolehkan wajahnya kearahku.

Aku menyunggingkan sedikit senyum di ujung bibirku sebelum aku menjawab pertanyaannya itu.

"Selama kau bisa membuatku meneriakkan namamu setiap malam, (y/n)"

"Levi!!!!!!!!" teriaknya sambil menenggelamkan wajahnya di dadaku. Aku hanya bisa tertawa kecil melihat tingkahnya yang menggemaskan itu. Tak berapa lama ia kembali mendonggakkan wajahnya kearahku dengan muka kesalnya.

"Tapi...kenapa dia harus manggil kamu dengan sebutan sayang sih..." ucap (y/n) sambil memanyunkan bibirnya dan memegang pinggangku erat.

"Tch. Dia sih semua juga dipanggil sayang.. OB di kantor aja tadi dipanggil sayang sama dia, sampe mesem-mesem gak jelas gitu tuh OB"

Kulihat manyun di bibirnya menghilang sesaat setelah aku menyelesaikan kalimatku, ia lalu tertawa sambil kemudian memegang pipinya yang lebam.

"Aduh......"

"Hei, sudah dulu tertawanya... ayo makan lagi! Kau pasti masih belum puas kan makannya tadi? Udah keburu ngambek duluan sih" ucapku sambil mengacak rambutnya.

"A-aku gak ngambek! Aku cuma kesal Levi..." jawabnya sambil melepas pelukannya di tubuhku, terlihat sekilas pipinya memerah.

Sebenernya siapa yang tsundere sih disini? gumamku dalam hati.

"Ayo kita makannnnnn"

"Tapi itu bagianmu Levi"

"Gak ada bagian-bagianan sejak kita tinggal berdua..bagianku itu bagianmu juga (y/n)! Ayo kita makan sepiring berdua....biar kayak lagu...." ucapku sambil menaik-turunkan 1 alisku.

"Apaan sih Levi....jayus deh....." ujar (y/n) yang sudah duduk disampingku sambil tiba-tiba mencubit hidungku.

Ah...aku berharap saat-saat seperti ini tidak akan pernah berakhir

--timeSkip-

3rd Person POV

17.10

|Depan Kampus|

"Halo Hanji-san! Ya, aku sedang menunggu Levi...aku baru saja pulang latihan futsal Hanji-san" ujar (y/n) yang sedang berdiri sambil memapah ranselnya dengan 1 lengan.

"(y/n), kau boleh mengambil libur hari ini sampai kau merasa kau bisa mulai bekerja lagi seperti biasa...masalah gaji gampang deh, aku yang atur"

"Eh? Seriusan nih Hanji-san? Oke kalo gitu...aku bakal kabarin Hanji-san secepatnya yah kapan aku bisa kembali kerja...terima kasih banyak Hanji-san"

"Hei, kau ini seperti orang baru kenal aja...mulai sekarang panggil aku Hanji, oke?"

"Oke, Hanji! Eh mobilnya Levi udah dateng tuh...aku pulang dulu yah Hanji!" ucap (y/n) sambil kemudian menutup teleponnya dan meletakannya di saku celana jeans hitamnya.

(y/n) langsung berjalan mendekati jendela pengemudi saat mobil Levi mendekat kearahnya, tak berapa lama jendela mobil mulai terbuka. (y/n) sudah siap dengan senyum manis diwajahnya.

"Lev-"

Ucapan (y/n) terhenti saat ia melihat Petra dengan santainya duduk di kursi depan-tepatnya di sebelah Levi.

"Haiii~ kau pasti (y/n) yah?" panggilnya kearah (y/n) sambil melambaikan tangannya.

Tunggu? Mengapa dia terlihat sangat friendly sekali kepadaku di depan Levi? Gumam (y/n) dalam hati.

Perlahan senyum (y/n) pudar-Levi tau itu, dia tau kalau kekasihnya itu sangat membenci wanita yang sedang duduk di kursi disebelahnya.

(y/n) hanya menganggukkan kepalanya kearah Petra, tiba-tiba Levi memegang wajah (y/n) dengan 1 tangannya dan mencium bibirnya mesra. Membuat wajah Petra sekilas terlihat kesal dan melengos kearah lain.

--miniTimeSkip-

"Aku baru memberikan berkasku padanya tadi, kita mampir dulu ke kantorku untuk menurunkan Petra. Kamu gak keberatan kan (y/n)?" ucap Levi sambil melihat (y/n) dari kaca spion tengah.

Ya, mau tak mau (y/n) harus duduk di kursi belakang selama Petra masih duduk di depan kan? Walaupun sebenarnya ia sangat kesal, tapi ia mencoba untuk bersikap lebih dewasa dan membiarkan Petra untuk duduk didepan.

Toh dia hanya menumpang sampai kantor Levi. gumamnya dalam hati.

"Iya gak apa-apa Levi..." jawab (y/n) sambil meletakkan ranselnya di samping kirinya.

--timeSkip-

Selama di perjalanan, Petra tak henti menguji kesabaran (y/n). Dia seperti sedang mengingat kembali masa-masa ia dan Levi mengendarai mobil itu berdua. Tanpa mempedulikan (y/n) yang duduk di belakang.

Tak terhitung sudah berapa kali Petra memegang lengan Levi dan menyenderkan kepalanya di lengan Levi yang sedang fokus menyetir dan Levi sendiri terlihat seperti tidak mengindahkan setiap tindak-tanduk Petra.

(y/n) hanya bisa memperhatikan itu semua dalam diam, yah walaupun hatinya panas juga melihat itu semua..

READER POV

Saat mobil berhenti karena sebuah lampu merah, kulihat tangan Petra menepuk pundak Levi.

"Hei Levi, bagaimana kabar Hanji? Aku sudah lama tidak berkunjung ke barnya" ujarnya sambil menoleh kearah Levi, tanpa mempedulikan aku yang sedang mengasah pedang untuk menebas lehernya dari kursi belakang.

Oke maaf aku bercanda dibagian mengasah pedangnya, tolong abaikan.

Mata Levi sekilas bertemu pandang dengan mataku dari spion tengah mobil, dia sepertinya tau bahwa aku tidak suka melihatnya, ia kemudian menepis tangan Petra dari pundaknya.

"Tch. Tanya saja langsung lewat telepon...sekarang jaman udah modern, mau nanya kabar orang gak harus ketemu orangnya. Untuk apa ada BBM, Line sama Whatsapp?" jawabnya bengis.

"Ah kau ini, masih saja tidak berubah.. masih seperti Levi yang kukenal dulu" ucap Petra sambil tersenyum dan menyilangkan tangannya di dada. Aku hanya memutar mataku dan menyenderkan tubuhku di kursi belakang.

Dasar mantan caper!

Sejujurnya aku sangat kesal dengan sikap Petra, dia seperti sedang memflashback kembali kebersamaannya dengan Levi daritadi. Huh...aku harap dia cepat turun dari mobil ini..

"Tch. Kenapa harus disaat seperti ini sih" ucap Levi tiba-tiba.

Aku langsung memajukan tubuhku ke depan dan menoleh kearahnya, tanpa mempedulikan Petra yang juga dengan capernya menoleh kearah Levi dan memasang tampang khawatir.

"Ada apa Levi?"

"Bensinku sekarat, apa kau mau menungguku mengisi bensin dulu? Biar nanti saat pulang kita tidak harus mengisi bensin lagi...kita bisa langsung kembali ke apartemen"

Aku menganggukkan kepalaku, ia tersenyum dan lagi-lagi mencium bibirku di hadapan Petra.

Hmm..sepertinya aku mulai mengerti mengapa ia melakukan itu.. tanpa kusadari terlukis senyuman di bibirku. Aku kemudian kembali menyenderkan tubuhku di kursi belakang, sembari menunggu Levi mengisi bensin mobilnya.

Untuk beberapa saat terjadilah keheningan fatal diantara aku dan Petra di dalam mobil, kalau aja Levi pelihara jangkrik di dalam mobilnya mungkin jangkrik-jangkrik itu sudah bersenandung ria sekarang.

"Hei (y/n)? Apa kau yakin Levi akan bersama denganmu selamanya?" ujar Petra memecah keheningan di dalam mobil.

"Eh?"

"Ya, jujur saja....aku dulu juga pernah berpikiran seperti itu... tapi bodohnya aku malah memilih lelaki lain yang akhirnya mengacuhkanku demi wanita lain"

"Itu namanya Karma, Petra-san"

"Tidak, itu musibah....dan musibahku tak berhenti sampai disitu, musibahku bertambah saat aku mengetahui kau tiba-tiba merebut Levi dariku. Aku heran, sebenarnya apa yang Levi lihat darimu sih? Padahal kau kan hanya bocah pelayan paruh waktu di bar" ujar Petra panjang lebar sambil memandang jijik kearahku.

"Aku-"

"Diam kau! Aku hanya ingin mengingatkanmu (y/n), aku tidak akan melepaskan Levi..aku akan mengambil kembali Levi ke pelukanku bagaimanapun caranya.. sebaiknya kau nikmati saja setiap ciuman yang diberikan Levi padamu sekarang, karena cepat atau lambat ciuman Levi itu akan kembali menjadi milikku, (y/n)"

Belum sempat aku mencerna semua perkataan Petra, terdengar pintu mobil terbuka diikuti Levi yang kembali duduk di kursi depan. Kulihat wajah Petra yang tadi terlihat berapi-api saat berbicara denganku kembali ke wajah penuh senyuman yang ternyata penuh dengan kepalsuan.

Tak terasa air mata menetes di pipiku, aku segera menghapusnya sebelum Levi melihatnya. Aku tidak ingin terlihat seperti bocah ingusan yang sedikit-sedikit menangis di hadapan Levi. Aku ini sudah dewasa.

Baiklah, aku terima tantanganmu Petra!

----------

~ Selamat hari minggu semua ^^ semoga apdetan hari ini bisa mengisi hari minggu kalian semua ya.. yah walaupun rada baper dikit sih apdetannya (;∀;) //slap

~ Maaf ya Petranya ngeselin banget disini.. (゜'Д`゜) abis mau gimana lagi.. cuma peran itu yang tersisa buat dia //slap lagi

~ Jadi, gimana menurut kalian chapter kali ini? Ditunggu vommentnya ya minna! ヽ('▽`)/

~ Oh iya..buat yang besok udah mulai UKK semangat yah! \(^O^)/

~ See yaa di next chapter^^

Continue Reading

You'll Also Like

225K 26.3K 28
(yn), gadis SMA yg selalu dibully setiap hari di sekolahnya tiba-tiba masuk ke dimensi lain. dimensi yg penuh dengan kekejaman raksasa aneh. (Mas haj...
210K 23.5K 42
- ', π€π“π“π€π‚πŠ 𝐎𝐍 π“πˆπ“π€π κ’± β†·πŸ–‡ ΰ³ƒβ€βž· Mengabdikan diri menjadi anggota pasukan yang berjuang demi umat manusia. Mencari ...
190K 20.3K 29
Kerinduan. Satu kata berjuta makna yang dirasakan Levi terhadap [Name] Satu-satunya gadis yang dapat mengeluarkannya dari kegelapan. Tapi ketika [...