Levi x Reader | You're My Onl...

Oleh vakashi10

441K 33.8K 9.7K

"(F/N) (L/N) mulai hari ini kau pindah ke apartemenku!" Seorang gadis yang berdiri di hadapannya dengan muka... Lebih Banyak

Author's Note
[1] Mendadak Pindah
[2] Mendadak Ricuh
[3] Sisi Lain Levi
[4] Hukuman dari Levi
[5] Seseorang di Scouts Bar
[6] Mendadak Sakit
[7] Kunjungan Tak Terduga
[8] Jujur atau Berani di Scouts Bar
[9] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.1)
[10] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.2)
[11] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.3)
[12] Bersih-bersih Bareng Levi
[13] Quality Time Bersama Levi
[14] Rival Baru Levi
[15] Kegelisahan Levi (Bag.1)
[16] Kegelisahan Levi (Bag.2)
[17] Seven Minutes in Car
[18] Perhatian Levi
[19] Onsen (Bag.1)
Author's Note
[20] Onsen (Bag.2)
[21] Onsen (Bag.3)
[22] Sebuah Rahasia
[23] Onsen (Bag.4)
[24] Kejadian Tak Terduga
[25] Reuni Yang Tak Diharapkan
[26] Masa Lalu Levi
[27] Duo Ackerman
[28] Keputusan Levi
[30] "Aku Pasti Akan Memenangkan Hatimu, Levi"
[31] Mencoba Menepis Keraguan
[32] Hadirnya Teman Lama (Bag.1)
[33] Hadirnya Teman Lama (Bag.2)
[34] Kesalahpahaman Yang Menyakitkan
[35] Penyesalan Levi
[36] "Haruskah Aku Memaafkanmu, Levi?"
[37] Dipaksa Liburan (?)
[38] Liburan Bareng Levi (Bag.1)
Author's Note
[39] Liburan Bareng Levi (Bag.2)
[40] Firasat Buruk Levi
[41] Lamaran Yang Tertunda
[42] Kerisauan Levi
[Lemon Chapter] Kereta Malam
[43] "Maukah Kau Menikah Denganku?"
[44] Malam Menjelang Pernikahan
[45] Hari Pernikahan
[46] Bulan Madu
Dibuang Sayang

[29] Panggilan Tak Terduga

5.1K 495 122
Oleh vakashi10

READER POV

Mataku tak henti melihat kearah handphoneku yang kuletakkan diatas meja dihadapanku. Tak terhitung sudah berapa kali aku melihatnya hanya untuk mengeceknya apakah ada sms/telpon masuk dari Mikasa atau tidak.

Bahkan wajah Makoto yang sedang terpampang di layar tv dihadapanku tak dapat mengalihkan pandanganku dari handphoneku itu.

Ya, hari ini hari Senin dan seharusnya aku sudah berada di kampus dan duduk manis di salah satu kelas di kampusku..tapi tidak untuk hari ini.. karena-

Tiba-tiba terdengar suara opening lagu FREE! menggema dari handphoneku, aku segera mengambilnya dan terlihat nama Mikasa di layar. Dengan cepat aku menyentuh tulisan jawab di layar.

"Mikasa! Oh syukurlah kau akhirnya menelfon! Aku- Eh? Kalian sudah di depan?"

Tanpa melihat lagi wujudku seperti apa sekarang, aku segera berlari kearah pintu depan apartemen Levi-perlu kalian tau hari ini kerjaanku hanya makan, tidur dan nonton tv sambil ngemil keripik! Jadi sudah dipastikan penampilanku pasti sangat lusuh hari ini.

3rd Person POV

(y/n) memegang handle pintu lalu menghela nafasnya perlahan sebelum membukanya. Ia tahu penampilannya hari ini akan menjadi pertanyaan besar bagi teman-teman futsalnya dan jangan lupakan lebam biru yang tercetak jelas di pipinya.

Beberapa detik sebelum (y/n) membuka pintu, handphonenya kembali berbunyi. Dengan cepat (y/n) melihat layar handphonenya dan terpampang jelas foto wajah si penelpon yang membuatnya tersenyum.

Dengan waktu yang bersamaan, (y/n) mengangkat telpon sekaligus membuka pintu depan.

"Oi, Mikasa? Kau bilang mau ke apartemen (y/n)? Ini kan bukan apartemen (y/n)!"

Terdengar teriakan Eren sesaat setelah (y/n) membuka pintu. Pupil mata Eren membesar setelah melihat mantan kekasihnya itu berdiri di depan pintu yang dituju Mikasa, Annie, Sasha, Krista dan Ymir.

"(Y-Y/N)? Kau pindah apartemen?!" ucap Eren setengah berteriak, cukup untuk Levi yang diseberang sana mendengar suaranya.

"Ini apartemen Levi..aku tinggal bersamanya" ucap (y/n) dengan handphone di telinganya.

"A-APA?! Kau tinggal bersama Levi-san?!!" teriak Eren (lagi) yang membuat Mikasa segera menutup mulut kekasihnya itu karena teriakannya hampir saja membuat telinganya tuli.

"JEAGER! ADA YANG SALAH DENGAN HAL ITU?!!" teriak Levi penuh dengan kekesalan dari seberang sana. Bahkan tanpa perlu me-loudspeaker handphone (y/n)-pun, semua yang berdiri di hadapan (y/n) bisa mendengarnya. Membuat Eren sweatdrop ditempat.

"E-eh...Levi-san...ti-tidak, aku hanya terkejut..hehehe" ucap Eren tergagap.

Annie dan Ymir hanya bisa menahan tawa melihatnya, sedangkan Krista dan Sasha hanya geleng-geleng kepala.

"Levi? Mereka sudah sampai...kau tidak perlu khawatir lagi" ucap (y/n).

"Oke...aku akan pulang cepat hari ini.. Oh iya satu lagi, jangan biarkan JEAGER menginjak lantai apartemenku" ujar Levi dengan menekankan kata-katanya di kalimat terakhirnya, membuat (y/n) mengalihkan pandangannya kearah Mikasa yang sedang menggandeng lengan Eren.

"E-eh...itu...."

Mikasa seperti mengerti semuanya saat melihat sorot mata (y/n), ia pun segera angkat bicara.

"Tenang, Eren hanya mengantar kami. Habis ini dia langsung pergi (y/n)" ucap Mikasa.

Raut wajah Eren berubah seketika, "Eh? Mi-Mikasa aku-AWWWWW!"

Sebelum Eren protes, terlihat Mikasa menginjak kaki Eren dan mencubit kecil pinggangnya. Membuat Eren akhirnya diam dan semua yang melihat kearah mereka terkikik geli, kecuali (y/n) tentunya.

(y/n) menghela nafas lega, begitu juga teman-temannya.. mereka semua bersyukur tidak perlu ada perang mulut antara Eren dan Levi melalui telfon di depan pintu apartemen. Karena itu akan terlihat sangat aneh.

--timeSkip-

15.10

"E-eh....jadi itu sebabnya pipi lo jadi biru kayak gini?" ucap Annie menoleh kearah (y/n) dan mengarahkan pandangannya ke arah pipi lebam (y/n) sambil memeluk bantal kursi.

(y/n) menganggukkan kepalanya, ia sedang duduk di sofa sambil kedua kakinya ia angkat keatas sofa dan kedua tangannya melingkar di kakinya dengan erat. Di sebelah kanannya duduk Mikasa dan Annie di sebelah kirinya. Krista duduk di karpet tepat menghadap ke arah (y/n) dengan Ymir menggenggam erat kedua pundak Krista dari belakang.

Sasha? Dia sedang di dapur, alibinya sih mau buat nyiapin makanan ringan buat mereka ngobrol-ngobrol asik di ruang tv hari itu. Tapi entah kenapa sejak dari setengah jam yang lalu ia tidak kembali dari dapur.

"Kalau ceritanya kayak gitu sih....gue juga bakal ngelakuin kayak yang Levi lakuin sekarang kalau itu terjadi sama Eren" ucap Mikasa sembari menyenderkan punggungnya di sofa.

Ya, itulah respon Mikasa setelah (y/n) menceritakan kejadian yang terjadi padanya sehari yang lalu dan tentu saja tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya itu.

"Tapi...yang bener aja.. masa gue gak boleh kuliah.. ke Indomaret buat beli Indomie juga gak boleh" protes (y/n) kearah Mikasa.

Annie memutar matanya, ia kemudian melempar bantal kursi yang sedang dipeluknya kearah kaki (y/n). "Woi yang bener aje lo ke Indomaret cuma buat beli Indomie? Apartemen segede gini gak nyetok Indomie emangnya?"

"Hehehe....cerita yang bagian Indomie sama Indomaret gue boong.....hahaha-aduh.." ucap (y/n) sambil tertawa, diakhiri dengan sedikit menyipitkan mata kanannya dan memegang pipi lebamnya yang tiba-tiba terasa sakit karena dia tertawa terlalu kencang.

"Rasain...lagian diajak ngomong serius malah becanda" ucap Annie sambil menahan tawa.

"Oiiii.....semuaaaaa! gimana kalau kita nginep disini malem ini!!!!" teriak Sasha dari arah dapur. Membuat semua teman-temannya saling pandang dan memutar matanya bersamaan.

"Ya ampun nih bocah......lo peduli apa kagak sih sama (y/n)? Perasaan dari awal dateng tempat yang lo kunjungin dapur dah" ucap Ymir kesal.

"Gue kan lagi nyiapin cemilan buat kita-kita....sabar doooong" teriak Sasha ditengah-tengah ia mengunyah sebungkus chiki yang ia temukan di laci dapur.

"Gue kasih tau aja ya Sasha....itu semua cemilan yang ada di laci dapur punya Levi" ujar (y/n).

Tiba-tiba terlihat Sasha keluar dari pintu yang menghubungkan antara ruang tv dan ruang dapur, 1 tangannya sedang memegang sebungkus chiki chitato ukuran jumbo kepunyaan Levi.

"Aaaaaah----kenapa lo gak bilang daritadi (y/n)!!!!!" teriak Sasha frustasi sambil tetap mengunyah, membuat semuanya tertawa gak karuan.

(y/n) hanya bisa menutup mulutnya, mencoba menahan tawanya yang akan meledak. Ia tidak mau itu sampai terjadi karena sudah dipastikan pipinya akan terasa semakin sakit kalau itu sampai terjadi.

"(y/n)? Jadi kapan kau bisa kembali kuliah?" tanya Krista, mencoba menetralkan suasana.

"Nah itu dia.......Levi bilang gue harus nunggu dia ambil cuti...dia bilang mau anterin gue pulang-pergi kuliah, dia gak mau gue jalan sendirian.......lebay gak sih?" ujar (y/n) sambil sedikit berbisik di kalimat terakhir ke arah teman-temannya yang sedang mengerubunginya.

(y/n) menoleh ke arah wajah teman-temannya satu persatu, menunggu jawaban yang akan keluar dari masing-masing mulut teman-temannya itu.

"Levi lebay sumpah" jawab Annie sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Gue udah jawab tadi, gue bakal lakuin apa yang Levi lakuin sekarang kalau itu terjadi sama Eren" jawab Mikasa setelah melihat pandangan (y/n) tertuju padanya.

"Jawaban gue sama kayak Annie" ucap Ymir sambil tos dengan Annie.

"Gak (y/n), itu wajar...itu artinya Levi sayang banget sama kamu...dia benar-benar gak mau hal yang sama terulang kembali denganmu (y/n), makanya dia jadi overprotektif gitu..." ucap Krista sambil tersenyum.

Mikasa menganggukkan kepalanya sesaat ia mendengar jawaban Krista.

"Syukur deh kalo ada yang satu pikiran sama gue" gumam Mikasa dalam hati sambil menyilangkan tangannya di dada.

(y/n) menyenderkan tubuhnya di sofa sambil mengarahkan matanya kearah Sasha yang berdiri di belakangnya sekarang. Membuat semua mata tertuju kearah Sasha yang 1 tangannya sedang masuk ke bungkusan chiki.

"Kalo menurut lo gimana Sha?"

"Eh? Kalo lo nanyain tentang rasa chiki ini....rasanya enak....enak banget"

Seketika semuanya facepalm di tempat setelah mendengar jawaban Sasha dan menghela nafas panjang.

--timeSkip-

18.35

"Brat, aku pulang"

Terdengar suara pintu depan ditutup, tak berapa lama terlihat Levi memasuki ruang tv masih dengan setelan kerjanya yang berupa kemeja lengan panjang putih dengan dasi hitam dan celana panjang bahan hitam. Lengan kemejanya ia gulung sampai ke siku dan dasinya agak ia kendurkan dengan tangan memegang sebuah koper dan bungkusan plastik.

"Selamat datang, Levi" ucap (y/n) sambil berjalan kearah Levi dan memeluknya yang dibalas Levi dengan ciuman hangat di kening.

"Teman-temanmu sudah pulang?" tanya Levi sambil perlahan berjalan kearah sofa dengan (y/n) berpengangan di lengan kanannya.

(y/n) menganggukkan kepalanya.

"Sudah, sekitar 10 menit yang lalu" jawabnya sambil kemudian mengambil koper Levi dari genggaman Levi dan meletakkannya di atas meja ruang tv.

Tak berapa lama Levi dan (y/n) duduk di sofa dengan tangan kanan Levi melingkar erat di pinggang (y/n). "Oh iya, besok aku udah mulai cuti...jadi kamu bisa mulai kuliah. Aku bakal antar-jemput kamu" ucap Levi diakhiri kecupan lembut di puncak kepala (y/n).

Sesaat setelah (y/n) mendengar perkataan Levi, ia langsung mendongakkan kepalanya dan menatap lurus kearah wajah Levi "Hmm.....sampai berapa lama Levi? Apa itu tidak mengganggu pekerjaanmu di kantor? Apa Erwin-san sudah mengizinkan?" tanya (y/n) penasaran.

"Tenang saja, mengenai pekerjaanku. Erwin bilang aku bisa menyelesaikannya disini..setelah itu sekertaris kantor akan mengambilnya kesini. Erwin sama sekali tidak keberatan (y/n), dia tau kejadian itu dan dia mengerti kalau aku sangat mencemaskanmu...." ucap Levi sambil mengelus lembut pipi lebam (y/n).

(y/n) tersenyum dan memegang tangan Levi yang sedang berada di pipinya. "Aku heran...kenapa kau sangat baik padaku Levi...." ucap (y/n) ngawur.

Levi menjitak kepala (y/n) "Tentu saja karena aku mencintaimu, bodoh!" ucapnya spontan, membuat (y/n) tertawa kecil.

"Oh iya, tadi aku beli ini di perjalanan pulang!" ucap Levi sambil mengambil bungkusan plastik yang tadi ia letakkan di sebelah kirinya.

Mata (y/n) berbinar saat melihat apa yang ada didalam bungkusan plastik itu. Itu makanan favoritnya! Ia langsung berdiri sambil menarik lengan Levi untuk segera menuju dapur.

"Ayoooo kita makannnnn Leviiiiii" ucapnya bersemangat.

Levi mengacak lembut rambut (y/n) dan mau tak mau mengikuti langkah kaki (y/n) menuju dapur.

Sesampainya di dapur, (y/n) memposisikan Levi duduk di salah satu kursi meja makan dan ia sendiri sibuk menyiapkan makanan favoritnya itu diatas meja.

"Hmm...aku sebaiknya mengganti bajuku dulu (y/n). Tunggu sebentar ya" ujar Levi sambil meletakkan handphonenya diatas meja makan dan berjalan kearah kamar diiringi anggukkan kepala (y/n) yang kedua tangannya masih sibuk menata piring diatas meja makan.

Sesaat setelah Levi pergi ke kamar, terdengar ringtone handphonenya berbunyi. Membuat pandangan (y/n) mengarah kearah handphone Levi yang kebetulan berada tak jauh dari tangan kirinya.

"Levi!! Ada telfon tuh!" ujar (y/n) sambil wajahnya menghadap kearah pintu.

"Angkat aja, bilang aku lagi di kamar mandi" jawab Levi dengan suara agak menggema, karena dia sedang berada di kamar mandi.

Dengan cepat (y/n) mengambil handphone Levi dan membuatnya dengan jelas bisa melihat siapa nama penelpon itu.

"Petra?"

----------

~ Cie yang lagi nunggu apdetan cie~~ denger-denger dari beberapa user wattpad, notif wattpad lagi error ya? Banyak yang sering gak muncul notifnya? Author juga ngalamin sih, beberapa kali ada komen kalian yang harusnya ada di chapter terbaru malah masuknya ke chapter yang sebelumnya..atau ada juga yang komennya gak muncul di paragraf yang kalian komenin .-. makanya Author kadang bingung mesti jawab apa .-. /plak. Jadi maaf ya kalo komennya ada yang gak direspon sama Author, mungkin komen kalian termasuk kedalam itu semua T_T

~ Semoga aja cepet keluar apdetan wattpad baru deh ya biar cepet diperbaiki ini bug-bugnya >.< oke kembali ke cerita~~ gimana menurut kalian chapter ini? XD kalau menurut Author gregetnya di akhir sih XD /plak *gausah ngomong lo thor XD*

~ Ditunggu vommentnya yah semua^^

~ See yaa di next chapter^^

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

172K 18.3K 44
[Y/N] harus membunuh levi jika ia ingin menyelamatkan zion adiknya dari seorang ilmuan gila *Disarankan untuk follow author sebelum membaca, terimaka...
378K 24.6K 14
i'm not an antagonist 2 #1 Noren 23.06.2022 #1 Noren 23.07.2022 #1 Noren 23.08.2022 #1 Markmin 27.06.2022 Copyright Β© 2022 EnjeDT
1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi πŸ”žπŸ”ž Homophobic? Nagajusey...