Levi x Reader | You're My Onl...

By vakashi10

441K 33.8K 9.7K

"(F/N) (L/N) mulai hari ini kau pindah ke apartemenku!" Seorang gadis yang berdiri di hadapannya dengan muka... More

Author's Note
[1] Mendadak Pindah
[2] Mendadak Ricuh
[3] Sisi Lain Levi
[4] Hukuman dari Levi
[5] Seseorang di Scouts Bar
[6] Mendadak Sakit
[7] Kunjungan Tak Terduga
[8] Jujur atau Berani di Scouts Bar
[9] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.1)
[10] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.2)
[11] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.3)
[12] Bersih-bersih Bareng Levi
[13] Quality Time Bersama Levi
[14] Rival Baru Levi
[15] Kegelisahan Levi (Bag.1)
[16] Kegelisahan Levi (Bag.2)
[17] Seven Minutes in Car
[18] Perhatian Levi
[19] Onsen (Bag.1)
Author's Note
[20] Onsen (Bag.2)
[21] Onsen (Bag.3)
[22] Sebuah Rahasia
[23] Onsen (Bag.4)
[24] Kejadian Tak Terduga
[25] Reuni Yang Tak Diharapkan
[27] Duo Ackerman
[28] Keputusan Levi
[29] Panggilan Tak Terduga
[30] "Aku Pasti Akan Memenangkan Hatimu, Levi"
[31] Mencoba Menepis Keraguan
[32] Hadirnya Teman Lama (Bag.1)
[33] Hadirnya Teman Lama (Bag.2)
[34] Kesalahpahaman Yang Menyakitkan
[35] Penyesalan Levi
[36] "Haruskah Aku Memaafkanmu, Levi?"
[37] Dipaksa Liburan (?)
[38] Liburan Bareng Levi (Bag.1)
Author's Note
[39] Liburan Bareng Levi (Bag.2)
[40] Firasat Buruk Levi
[41] Lamaran Yang Tertunda
[42] Kerisauan Levi
[Lemon Chapter] Kereta Malam
[43] "Maukah Kau Menikah Denganku?"
[44] Malam Menjelang Pernikahan
[45] Hari Pernikahan
[46] Bulan Madu
Dibuang Sayang

[26] Masa Lalu Levi

5.3K 482 91
By vakashi10

[Kalian akan ngerti kenapa Author pasang foto itu saat udah sampai paragraf terakhir^^ Happy Reading All!^^]

----------

--Flashback—

[22 Tahun Lalu]

Levi kecil berjalan gontai menelusuri tiap bar yang ia temui di pinggiran kota Tokyo. Dengan hanya memakai selapis pakaian dan syal hijau lusuh dengan wajahnya yang terlihat pucat, mustahil tidak ada orang yang tidak iba saat berpapasan dengannya.

"Hei adik kecil..apa yang sedang kau lakukan disini?" ucap seorang perempuan muda yang baru saja keluar dari bar, ia menepuk pundak Levi dan itu sedikit membuat Levi terkejut.

Levi kecil hanya diam, ia memandang perempuan muda itu dengan tatapan polosnya sembari membenarkan letak syal hijau lusuhnya untuk menutupi sebagian mulutnya.

Karena terlalu larut akan penampilan dan sorotan polos dari wajah Levi, perempuan itu tidak menyadari ada seseorang yang sengaja menabraknya dari arah samping sehingga ia terjerembab ke aspal. Seorang lelaki bersurai hitam yang menabraknya segera meminta maaf dan membantu perempuan muda itu untuk berdiri.

Merasa tugasnya sudah selesai, Levi kecil segera beranjak pergi dari tempat itu menuju gang sepi di samping bar. Ia menyenderkan tubuhnya di tembok dan menggesek-gesekkan kedua tangannya secara bersamaan, mencoba mencari kehangatan dari gesekan itu.

Tak berapa lama seseorang datang sembari merangkul pundaknya.

"Kerja bagus Levi, perempuan tadi itu anak dari pemilik bar! Dan kau tau? Dia memiliki banyak uang di tas tangannya itu! Sepertinya kita bisa makan daging untuk malam ini!" ujar lelaki bersurai hitam yang sengaja menabrak perempuan tadi hanya untuk mengambil dompet tebal dari dalam tas perempuan yang ditemui Levi tadi.

Levi kecil hanya mengangguk dan merasa senang karena melihat orang yang sudah merawatnya itu terlihat bahagia, ia tidak mengetahui perbuatan ilegal yang telah ia lakukan itu. Ia tidak tau bahwa kepolosannya dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Ia hanya tau setiap ia selesai melakukan hal itu maka ia bisa melihat lelaki yang ia tau adalah kakak kandung dari ibunya itu tersenyum.

"Hmm...Kenny?" panggil Levi sambil memegang erat sweater lusuh Kenny dengan tangan mungilnya.

"Ya? Ada apa?"

"Aku ingin bertemu ibu.....kau mau mengantarku kan besok?" ucap Levi sambil menatap lurus kearah wajah Kenny. Langkah Kenny terhenti sesaat setelah mendengar pertanyaan Levi, kedua tangannya yang sedang sibuk menghitung uang dari hasil curian itu seketika berhenti. Tatapannya langsung tertuju ke keponakannya yang sedang berdiri disebelahnya.

Kenny mengelus lembut kepala Levi dan menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

"Tentu saja...aku akan mengantarmu ke makam ibumu besok..aku baru ingat sudah 3 tahun kita tidak mengunjunginya, Levi"

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut pamannya itu, Levi tersenyum dan kemudian memeluk erat pinggang Kenny.

"Iya...terima kasih Kenny" ucapnya.

--End of Flashback—

"Hmm....aku rasa tidak ada yang aneh dari cerita masa lalumu itu Levi..Ya, kecuali di bagian saat Kenny memanfaatkanmu sebagai pengalih perhatian saat dia mencuri..." ujar Hanji yang sembari meletakkan jemarinya di dagu, mencoba menelaah ulang cerita masa lalu Levi yang baru didengarnya dari Levi langsung.

Levi memijit pangkal hidungnya diikuti dengan 1 tegukkan bir untuk sekedar membasahi tenggorokkannya.

"Beberapa bulan kemudian aksiku itu dipergoki polisi. Hak asuh Kenny dicabut dan aku dikirim ke panti asuhan...dan jangan kau pikir hidup di panti asuhan itu menyenangkan..apalagi untuk bocah berumur 10 tahun sepertiku" ucap Levi sambil meletakkan gelas kosongnya diatas meja.

"Maaf Shorty...aku tidak tau kalau akhir ceritanya seperti itu.." ucap Hanji dengan tatapan penuh rasa penyelasan.

"Tch. Itu sudah lama terjadi. Tapi ntah mengapa aku masih bisa mengingat setiap detail cerita itu sampai sekarang. Sejak hari aku menjadi penghuni panti asuhan, aku bersumpah tidak akan menemui Kenny lagi. Dia telah merampas masa kecilku. Tapi untungnya bocah yatim piatu ini punya otak yang cerdas, aku bisa kuliah karena beasiswa dari kampus kita dulu dan masa suramku berakhir sudah saat bertemu dengan kalian bertiga" ucap Levi sambil mengabsen satu persatu wajah sahabatnya yang duduk di hadapannya. Hanji yang duduk di sebelah Levi perlahan menepuk pundak Levi.

Erwin yang sedari tadi fokus mendengarkan cerita Levi akhirnya mengeluarkan suara.

"Jadi? Apa keputusanmu? Apa kau akan menerima tawaran Kenny untuk menyelamatkan (y/n)?" tanyanya sambil memperbaiki posisi duduknya dari awalnya menyender menjadi tegak.

Pandangan Levi segera beralih keluar jendela bar, terlihat Kenny yang sedang menyenderkan tubuhnya di mobil sedan Levi sambil mengeluarkan kepulan asap rokok dari mulutnya.

Hening.

Terlihat Levi sedang memikirkan matang-matang langkah apa yang akan dilakukannya untuk menyelamatkan (y/n). Ia tau bahwa keputusannya nanti akan sangat mempengaruhi keselamatan (y/n). Rasa gengsinya yang begitu besar mempersulitnya untuk menerima tawaran yang diberikan Kenny, ditambah masa lalu kelamnya bersama kakak kandung dari ibunya tersebut membuatnya semakin sulit untuk memutuskan semuanya.

Mike yang baru saja selesai meneguk gelas bir terakhirnya menepuk pundak Levi pelan, membuyarkan lamunan Levi tentang apakah ia harus menyelamatkan sendiri kekasihnya itu atau bekerja sama dengan Kenny (lagi)?

"Waktu kita tidak banyak Levi, sudah sehari sejak mereka membawa (y/n).." ucap Mike sambil menatap lurus mata Levi.

Saat Levi kembali menoleh kearah tempat Kenny berdiri, ia lihat Kenny sudah tidak ditempatnya. Terlihat Kenny berjalan terburu-buru memasuki bar dengan handphone di tangannya.

"Levi, kita harus cepat bergegas menuju Hokkaido" ucap Kenny sembari memperlihatkan layar handphonennya yang memperlihatkan kondisi (y/n).

Pupil mata Levi membesar saat melihat sebuah foto yang terlihat jelas di handphone touchscreen milik pamannya itu.

Terlihat mata (y/n) yang sembab menghadap ke kamera dengan mulut terikat kain, kedua tangan dan kakinya terikat tali. Rambutnya yang dikuncir kuda terlihat sedikit berantakan dan sebagian menutupi wajahnya karena posisi tubuhnya yang miring ke arah kanan diatas tempat tidur berseprai putih. Sweater berwarna kuning yang ia gunakan terlihat berantakan dan miniskirt putihnya sedikit tersingkap keatas.

Levi menggebrak meja bar, membuat mata para pengunjung tertuju padanya. Hanji menutup mulutnya dengan kedua tangannya sesaat setelah melihat keadaan memprihatinkan dari perempuan yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.

"Levi, aku akan memesankan jet pribadi untuk kita semua agar bisa cepat sampai di Hokkaido" ucap Erwin sambil menepuk pundak Levi.

Levi hanya diam dan mengambil handphone yang berada di genggaman Kenny, ia kemudian mengirimkan balasan ke si pengirim foto.

BERANI KALIAN MENYENTUH GADIS ITU DENGAN TANGAN KOTOR KALIAN, AKU PASTIKAN SEMUA ORGAN YANG BERADA DI DALAM TUBUH KALIAN MENJADI SANTAPAN HIU LAUT ESOK HARI

Selesai Levi mengirim sms dengan nada mengancam itu, ia mengembalikan handphone itu ke Kenny lalu bergegas berjalan kearah pintu bar. Sebelum ia meraih gagang pintu bar, ia menoleh kearah Kenny "Kau sudah tau apa jawabanku kan Kenny? Sebaiknya sekarang kita cepat bergegas ke Narita" ucapnya sembari keluar dan masuk ke dalam sedan hitamnya.

Mike menepuk pundak Kenny dan menganggukkan kepalanya. "Tenang saja, Levi tidak membencimu kok. Dia hanya merasa kesal karena kau telah memanfaatkannya saat dia masih kecil dulu"

Kenny menghela nafas dan perlahan berjalan keluar. "Ya, aku tau itu..aku butuh berbicara 4 mata dengannya saat di mobil nanti"

--timeSkip—

Hanya keheningan yang menghiasi mobil sedan hitam Levi selama di perjalanan dari bar Hanji menuju Narita. Pandangan Levi tak pernah lepas dari jalanan yang ada di hadapannya, tangannya dengan lihai memainkan stir mobil untuk menyusuri setiap liku jalanan kota Tokyo.

"Levi? Kita perlu bicara" ucap Kenny memecah keheningan.

"Terserah" jawab Levi.

Kenny menghela nafasnya, dengan pandangan yang tak lepas kearah depan dashboard mobil Levi ia mulai berbicara.

"Kau ingat misi terakhir kita? Sebenarnya saat itu aku sudah tau bahwa ada polisi yang melihat aksi kita dari awal..."

Terlihat sorotan mata Levi yang tadinya hanya berisi hawa kekecewaan seketika berubah, perlahan ia mulai mendengar dengan seksama apa yang akan Kenny katakan selanjutnya.

"Aku sengaja melakukannya.. karena aku tau kau pasti akan mendapat masa depan yang lebih baik jika berakhir di panti asuhan, ya setidaknya lebih baik daripada harus terus bersamaku di jalanan. Karena aku sadar, aku tidak akan pernah bisa menggantikan peran ibumu Levi." ucap Kenny sambil tersenyum getir.

Setelah mendengar kalimat yang dilontarkan paman satu-satunya itu, sorotan mata Levi melembut. Ia sadar selama ini rasa bencinya pada pamannya itu merupakan kesalahan besar..

--timeSkip—

"Berapa uang yang harus kau bayar kepada rentenir bajingan itu, Kenny?" tanya Levi sesaat setelah mereka tiba di Narita dan sedang berjalan menuju landasan untuk menaiki jet pribadi yang sudah dipesan oleh Erwin.

|Meanwhile...|

(y/n) terbangun dengan rasa nyeri di sekujur tubuhnya, ia merasakan tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas karena ikatan tali di pergelangan tangan dan kakinya.

Seorang lelaki dengan setelan celana panjang hitam beserta kemeja putih dan dasi merah terlihat duduk di kursi samping tempat tidurnya dan memandanginya sambil memutar-mutar pistol di tangannya.

"Hei, kau sudah bangun gadis manis" ucapnya sambil kemudian mendekat ke arah tubuh (y/n) yang tak berdaya. Perlahan lelaki itu merapikan sebagian rambut yang menutupi wajah (y/n) dan membuka kain yang mengikat mulut (y/n).

Untuk beberapa saat (y/n) merasakan nyeri di sekeliling bibirnya sesaat setelah kain itu terlepas dari mulutnya.

"Aduh..maaf ya..sepertinya anak buahku yang bodoh itu terlalu kencang mengikat kain itu di mulutmu ya? Ah...tapi untung saja bibirmu masih terlihat menggoda.. jadi sudah dipastikan hargamu masih mahal.." ucapnya sambil meraba permukaan bibir (y/n) dengan pistol yang sedang digenggamnya.

(y/n) hanya bisa bergidik ngeri melihat sosok lelaki yang sepertinya memiliki jiwa psikopat di dalam dirinya itu.

"Kenapa kau hanya diam saja? Ayo ceritakan tentang Kenny. Apa hubunganmu dengannya? Apa kau kekasihnya? Hahaha....tidak mungkin kan... mana mungkin tua bangka sepertinya memiliki kekasih cantik sepertimu" ucapnya sembari meraba ujung pistolnya dengan jemarinya, sedangkan pandangan matanya yang sedari tadi menatap lurus mata (y/n) untuk beberapa saat beralih ke pistolnya.

"D-dia.....paman dari kekasihku.....Levi Ackerman....." jawab (y/n) dengan sedikit getaran di suaranya.

"Ah, Levi Ackerman......ya ya ya...aku pernah mendengarnya.. tangan kanan dari Erwin Smith, pewaris utama perusahaan Survey Corps sekaligus rival abadiku saat aku kuliah dulu.. wah.. kebetulan yang sangat indah ya..." ucapnya sambil menganggukkan kepalanya dan menyilangkan tangannya di dada.

(y/n) menatap pria di hadapannya itu dengan tatapan horror, ia tidak menyangka orang ini ternyata adalah rival abadi dari sahabat kekasihnya.

"Hei, ada apa dengan tatapanmu itu gadis manis? Ah, kau pasti terkejut ya...... hahaha....."

Tak berapa lama lelaki itu meletakkan pistolnya diatas laci kecil di sebelah tempat tidur dan kemudian tangannya memegang wajah (y/n) lalu menatap lurus kearah dua mata (y/n).

"Tenang saja...aku pasti akan mengembalikanmu ke kekasih cebolmu itu.....tapi......tentu saja setelah dia membayar semua hutang pamannya itu.........yah, walapun aku mengharapkan dia tidak membayarnya sih.....karena sepertinya tubuh indahmu itu sudah bisa membayar semuanya....." ucap lelaki itu panjang lebar sambil menjilat bibir bagian bawahnya sendiri.

Pupil mata (y/n) membesar saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh lelaki berkumis tipis dan bersurai hitam itu. (y/n) dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah lain dan berusaha menahan air matanya yang sepertinya akan segera menetes di pipinya.

"Ssstt..aku-"

TOK TOK

Belum sempat lelaki itu menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, membuat lelaki itu menolehkan kepalanya kearah pintu yang berada tak jauh dari tempat ia duduk.

"Tch. Masuk!" jawabnya dengan kesal.

Tak berapa lama seseorang membuka pintu dan menundukkan kepalanya.

"Mereka akan segera tiba disini.... Tuan Nile.."

----------

~ Halo semua ^^ maaf baru bisa update lagi.. ^^

~ Gimana menurut kalian chapter ini? Btw pada inget kan Nile itu yang mana? XD

~ Di tunggu vommentnya semua^^

~ See yaa di next chapter^^

Continue Reading

You'll Also Like

124K 19.1K 10
Β©2021 (Jujutsu Kaisen - Gege Akutami)
172K 18.3K 44
[Y/N] harus membunuh levi jika ia ingin menyelamatkan zion adiknya dari seorang ilmuan gila *Disarankan untuk follow author sebelum membaca, terimaka...
221K 33.5K 56
Art cover by: inu_tkrb on twitter "dimana hatimu berada? apa kamu telah membuangnya ke blackhole?". tak pernah terbesit bagimu untuk menjalin hubunga...
378K 24.6K 14
i'm not an antagonist 2 #1 Noren 23.06.2022 #1 Noren 23.07.2022 #1 Noren 23.08.2022 #1 Markmin 27.06.2022 Copyright Β© 2022 EnjeDT