Stuck on you

By kugeyy

141K 7.5K 162

[TAMAT] (Sebagian diprivat) Kaysa adara nathania, gadis periang yang sangat menyukai kakak kelasnya, tapi se... More

prolog
DEUX
TROIS
QUARTE
CINQ : dia lagi?!
SIX: Revan!
SEPT: perkelahian.
HUIT
NEUF: truth or dare?
PAMERAN PEMERAN
DIX : badboy?
ONZE : apa yg slh dari hujan?
DOUZE
TREIZE : shock.
QUATORZE
QUINZE
SEIZE
DIX-SEPT
DIX-HUIT
DIX - NEUF : nightmare
VINGT: 6 bulan itu bukan waktu yang lama.
VINGT ET UN : mengalah
VINGT DEUX : mengalah (2)
ARLOJI
VINGT TROIS : atha?
VINGT QUARTE
VINGT CINQ ; why reno?
VINGT SIX : happy?
VINGT SEPT
VINGT HUIT : Ilona
VINGT NEUF : Ada apa?
TRENTE: semakin jauh..
TRENTE ET UN: you belong with me
TRENTRE DEUX : Jangan LDR
TRENTRE TROIS : Kelulusan.
TRENTRE QUARTE: Tungguin aku ya?
EPILOG
EXTRA PART
SOY-S 1 -- Gading & Mikana
"Barangkali ingin"
Hiraeth; Zalfha & Zafhran

UNE

6.6K 278 1
By kugeyy

Kaysa POV

"Devan! Revan! Aca! Cepetan turun kalian bertiga gak sekolah apa?!" seru bunda nya devan dan revan dari bawah.

Bunda nya revan dan devan juga bundaku, bundanya mereka adalah kakak dari mami, tepatnya almh mami.

Mami meninggal saat melahirkan aku, jadi memang dari dulu aku sama sekali tidak pernah melihat wajah mami, paling paling juga cuma di fotonya saja.

Daddy ku merupakan pria keturunan indonesia-jerman, bukan berarti karna tinggal dengan bunda, daddy tidak mau mengurusku.

Saat ini daddy sedang di jerman, mengurus perusahaannya disana.

Aku sangat teramat menyayangi daddy, begitupun daddy yang selalu memanjakanku.

Daddy juga lebih kebanyakan dijerman daripada di sini, tapi setiap kali daddy membujukku untuk pindah bersamanya aku selalu menolak.

Aku menolak karna aku suka disini, ditanah kelahiranku dan mami juga disini dimakamkan ditanah ini, jadinya sangat berat untukku pergi dari sini.

"Iya bentar bunda! Aca juga udah siap!" kataku lalu segera turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi bunnn" ucapku mencium pipi bunda.

"Pagi sayang, devan sama revan mana sih? Lama bgt!" grutu bunda.

Lalu bunda malah menyusul mereka kekamar masing masing.

Dan malah revan lah yang keluar.

"Aca, kamu kesekolah bareng revan ya. Devannya demam tuh" kata bunda.

"Oke bun" kataku, sementara revan masih cuek aja memakan rotinya.

Aku sampai habis akal untuk membuatnya berbicara kepadaku.

"Devan lo kok bisa demam sih?! Apa karna gue ngajakin lo nonton volly?" kataku yang kini berada dikamar devan.

"Gatau gue, tiba tiba aja. Hahaha emang enak lo berangkat bareng revan siap siap deh suasana garing!" ledek devan.

"Aca cepet ntr macet!" teriak revan dengan datar nya dari bwah.

"Mampus gue van, malah cuek gitu!" kataku lalu keluar kamar devan dan menyusul revan.

Kini revan tengah duduk memakai helmnya di motor kesayangannya.

"Pake motor?" tanyaku pada revan.

"Iya, macet" jawabnya datar.

Plis deh ini anak kok bisa beda banget sama kembarannya si devan yang super ngeselin.

Mungkin devan memiliki gen bunda yang super cerewet dan revan memiliki gen ayah yang memang pendiam.

Akhirnya kami sampai juga disekolah, lalu aku turun dan memberikan helm kepada revan.

"Thanks van" kataku.

"Lo sakit?" tanya revan yang mungkin sedikit mendengar aku meringis memegang perutku.

"Engga kok! Gue cuma lagi datang bulan" kataku.

"Oh yaudah gue kekelas" katanya lagi.

-----------

"Eh eh ca, tumben banget lo berangkat bareng revan? Bisanya sama si bawel devan!" kata amora penasaran.

"Ya dia kan sepupu gue wajar wajar aja dong"

"Ho'oh itu gue juga tau,maksud gue kan dia dingin banget gt emg devan kemana?" ucapnya lagi.

"Demam"kataku singkat.

"Bisa demam juga tu anak!" kata amora

Lalu xiena dan bibah pun datang "woi apaan apaan lo pakai pulang segala kemarin?!" kata xien kesal.

"Iya nih! Malah kita udah bilang ke bg ragil kalau lo mau fotbar!" kata bibah

"Hah?! Sumpah demi apa lo bilang kedia gue mau foto bareng? Lo berdua gila asli!"

"Iya, malah bg ragil udh nungguin lo!" kata xien kesal.

"Ih jahat banget lo!" dengusku kesal.

Lalu buk cici pun memasuki kelas untuk siap siap memulai pelajaran.

Setelah satu jam lebih berkutat dengan soal soal fisika yang meyeramkan bel istirahatpun berdering.

Semua murid pun berhamburan keluar kelas untuk mencari kursi kosong hanya sekedar makan dikantin.

"Lo ikut kekantin gak?" tanya bibah.

"Engga deh, perut gue sakit banget!" tolakku.

"Yaudah lo mau nitip apa?" kata xien.

"Apa ajadeh!" kataku meringis memegangi perutku yang sakit.

Aku masih terus meringis memegang perut ku yang sangat sakit, rasanya seminggu merasakan ini dalam 1 bulan sangatla tidak adil bagi perempuan.

"Nih" ucap seseorang memberikan botol minuman.

"Apaan nih?" aku mendongakkan kepalaku "revan?!" kataku kaget melihag revan yang kini tengah berada didalam kelasku memberikan sebotol minuman penghilang rasa sakit saat datang bulan.

"Udah, minum. Gue lihat kalau dirumah lo suka minum ini kalau sakit perut gitu" katanya masih dengan wajah datarnya lalu duduk disampingku dan membuka tutup botol minuman itu.

Look, how sweet my cousin.

Aku pun mengambil minuman itu dan meminumnya.

"Gue syok lo van, lo bisa se care ini" kataku.

"Apaan sih, lebay" katanya masih asik memainkan iPhonenya.

"Jangan jangan lo merhatiin gue ya?! Ah revan lo pura pura cuek ternyata lo merhatiin gue" ucapku kepedean menggodanya.

"Jan brisik ca" ucapnya masih dengan dingin.

Ah ini anak kenapa sih apa dia cuma punya 1 ekspresi saja?!

Aku mencoba mencari cari cara agar revan bisa merubah ekspresinya.

Bukan kaysa namanya kalau tidak bisa.

"Agrhhh.. Perut gue keram van!" erangku meringis seakan akan perutku memang keram.

"Revan tolongin gue revan!!!"

"Lo kenapa ca?! Aghhh gue gatau lagi gimana caranya!!" kata revan panik mengacak rambutnya frustasi.

"Lo gigit deh tangan gue katanya sih kalau cewe pms suka gigit cepet!" katanya memerikan lengannya tepat di mulutku.

Mampus lo van, ketauan kan lo care.

Tanpa ampun aku mengigit tangan revan dengan sekuatnya.
Rezeki namanya bisa gigit revan!

"Eh gila lo! Sakit woiiii!!" ringis revan dengan ekspresi kesakitan yang sangat lucu.

Bisa dibilang revan makin mirip dengan devan kalau begini, meskipun memang mirip sih

Seketika aku tertawa.

"HAHAHAHAHA ANJIRRRRR MUKAAA LOOOOO GA KONTROL VAN!" tawaku meledak.

"LO BOHONGIN GUE?!" Kata revan kesal.

"Sorry sorry, habis gue gemes lihat muka lo datar mulu, peace!!" kataku cengengesan.

"Gak lucu tau gak sih lo!"kata revan kembali datar lalu pergi keluar kelas.

"Eh lo kok ngambek? Aduh gue ngeri kalau lo ngambek van?! Revan!' kataku mengejar revan.

Revan masih berjalan cepat, sangat sulit untukku menyamai langkah kakinya.

BRUKK!

Aku merasa tubuhku menabrak sesuatu.

"Hati hati dong kalau jalan!" kata seseorang yang aku tabrak.

"Eh bg ragil?" ucapku gugup ketakutan melihatnya.

"Eh aca, yaampun kalau jalan lihat lihat dong, ketabrakkan" kata bg ragil dengan nada bercandanya.

"Mau kemana emg ca? Buru buru?" tanya kak ragil.

Aku masih terus diam mematung, ah! Apasih yang terjadi dengan tubuhku ini!

"Hm anu.. Maa..maaf ya bg, gak sengaja" ucapku gagap.

Tampak bg ragil menggeleng gelengkan kepalanya terkekeh kecil melihat tingkahku.

"Biasa aja kali muka nya, abg gak makan orang kok" kata bg ragil memegang pucuk kepalaku.

Ah persetanan dengan bg ragil yang membuatku mati kutu!

Dan ntah apa yang ada dipikiran ku, aku malah buru buru berlari meninggalkan bg ragil tanpa sepatah katapun.

Dengan segara aku berjalan kekelas ku dan melihat amora, xiena dan bibah tengah menungguku.

"Lo dari mana aja sih!" kata xiena sinis.

Emang dasar xiena laki laki bertubuh perempuan!

"Lo ngapain juga senyum senyum sendiri?!" kata amora heran.

"Kya!!!!!!! Gue boleh teriak gak?! Kyaaaa!!!!" teriakku sambil meloncat loncat girang.

"Oh i know" kata bibah yang seakan mengerti dengan sikapku.

"Tadi" ucap hampir memekik "bg ragil megang kepala guee!!!! Ahhhhh gue bahagia banget!!" kataku kegirangan.

"Terus terus?" kata amora penasaran.

"Gue malah kabur" kataku dengan muka datar tanpa dosa.

"ACAAAA!!!!!" Teriak mereka bersamaan melemparku dengan bola bola kertas.

"Bego! Bego! Tolol!" kata xiena "lo kacangan dia gitu aja? Lo tolol ya ca?!" geram xiena.

"Abisnya badan gue gabisa apa apa xien! Mendadak lumpuh gue!" kataku.

"Sumpah gue kesal ke lo ca! Bodoh bgt sih!" tambah bibah.

"Dengan sikap lo kaya gitu, malah buat bg ragil nyangka lo itu ketakutan ke dia,bukan malah cinta!" sambung amora.

"Terus gimana dong?" tanyaku lemah.

"Serah lo deh, payah bgt ngmg sama lo" kata xiena lalu kembali duduk ketempat duduknya.

"Yah lo semua kok pada ngambek sih!" kataku melihat mereka semua menjauh.

Agh! Lagi dan lagi ca!

************

"Xien gue balik bareng lo ya?" ucap kaysa saat xiena mengeluarkan kunci mobilnya.

"Gue abis ini volly, kalau lo mau nungguin its okey" kata xiena.

Kaysa tampak berfikir fikir.

"Gue takut ketemu bg ragil"

"Semua aja lo takutin, seakan akan bg ragil bakalan makan lo" decak xiena.

Kaysa sebenarnya ingin pulang bareng dengan amora, tapi dikarna kan bibah tidak membawa kendaraan jadinya amora pulang bareng bibah berhubung rumah mereka deket cuma beda kompleks.

"Yaudah gue cari revan aja deh" kata kaysa lalu melangkah lemas berjalan mencari revan yang sedang marah.

Kaysa berjalan kearah pagar, kayanya dengan terpaksa kaysa harus pulang dengan busway.

Ketika berjalan kearah pagar, kaysa mendapati revan tengah tegak menyender di motornya sambil melihat kearah kaysa tajam

Mampus gue batin kaysa.

"Lo mau balik apa engga sih ca?!" bentak revan.

Kaysa berdegik ngeri.

Seumur umur kaysa tidak pernah dibentak, baik bunda ayah, devan, revan ataupun daddynya.

Tapi kali ini revan membentak kaysa.

Kaysa seakan sangat takut dan seketika air matanya jatuh.

Lalu ia berjalan melewati revan, tanpa berkata apapun.

Kaysa lebih memilih untuk naik busway dibandingkan pulang bersama revan.

"Cepet deh ca, jangan manja" dengus revan menarik tangan kaysa.

Kaysa menepis tangan revan kasar.

"Gue gaakan balik bareng lo!" kaysa menatap revan tajam dengan mata yang berkaca kaca.

Revan yang menyadarinya seakan merasa bersalah.

"Ca, gue bilang balik bareng gue" kata revan lembut membalas tatapan kaysa.

"Lo sadar gak sih lo ngebentak gue tadi van! Cuma karna masalah tadi! Lo manusia apa es sih! Dingin banget! Lo tau bahkan bunda, ayah dan daddy gapernah bentak gue!" kata kaysa.

"Gue minta maaf" kata revan singkat

"Cih, emg hati lo dingin bgt ya van gue heran!" kata kaysa kesal lalu berjalan kehalte busway.

Dengan cepat revan menarik tangan kaysa lagi untuk pulang bersamanya.

"Gue udah minta maaf ya kaysa" kata revan menekankan nama kaysa disana.

Akhirnya kaysa pun pulang bersama revan.

Sebelum pulang revan malah membawa kaysa untuk makan eskrim disebuah cafe.

'Lucu' batin kaysa saat melihat dekorasi cafe tersebut.

"Lo pesen apa?" kata revan.

"elicxir gelato" kata kaysa.

Lalu revan memanggil pelayan cafe tersebut.

"Elicxir gelatonya 2 ya mbak" pesan revan.

Kaysa menahan nahan niatnya untuk berfoto dicafe yang lucu ini, karna ia sadar sekarang yang sedang bersamanya adalah sicuek revan bukan si heboh devan.

Tiba tiba mata kaysa mengarah kepintu cafe yang sosok pria dan wanita berjalan masuk kedalam.

Dan ternyata itu adalah bg ragil dan kak raya tengah masuk kedalam cafe sambil tertawa lepas.

"Devan..." kata kaysa tanpa sadar yang didepannya sekarang ini adalah revan bukan devan.

"Devan gue mau pulang"




17:45
Kritik dan saran comment.
Sertai vote thank's




Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 295K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
1.2M 45.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...