"Love Begins With From The Pa...

De LiiTaRiii

139K 6.1K 875

New Deskripsi Ini sebenarnya cerita ke-2 aku di Wattpad. Tapi aku nobatkan menjadi cerita ke-1 aku di Wat... Mai multe

Perkenalan Tokoh
☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 2" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 3" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 4" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 5" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 6" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 8" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 9" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 10" ☆
☆ •••"Attention please"••• ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆
☆ Ramon "Chapter 12" ☆
☆ ..."All Cast"... ☆
☆ Ramon "Chapter 13" ☆
☆ Ramon "Chapter 14" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 15" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 16" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 17" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 18" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 19" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 20" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 21" ☆
☆ Ramon "Chapter 22" ☆
☆Ramon☆"Chapter 23"☆
♥Ramon "Chapter 24"♥
♥Ramon "Chapter 25"♥
♥Ramon "Chapter 26" ♥
♥Ramon "Chapter 27"♥
♥Ramon "Chapter 28"♥
♥Ramon "Chapter 29"♥
♥Ramon "Chapter 30"♥
♥Ramon "Chapter 31"♥
♥Ramon "Chapter 32"♥
♥Ramon "Chapter 33"♥
♥Ramon "Chapter 34"♥
♥Ramon "Chapter 35"♥
♥Ramon "Chapter 36"♥
♥Ramon "Chapter 37♥
♥ Ramon "Chapter 38"♥
♥ Ramon "Chapter 39" ♥
♥Ramon "Chapter 40"♥
♥Ramon "Chapter 41"♥
♥Ramon "Chapter 42"♥
♥Ramon "Chapter 43"♥
♥Ramon "Chapter 44"♥
♥Ramon "Chapter 45"♥
♥Ramon "Chapter 46"♥
♥Ramon "Chapter 47"♥
♥Ramon "Chapter 48♥

☆ Ramon ☆ "Chapter 7" ☆

5.4K 153 31
De LiiTaRiii

☆☆☆Jakarta☆☆☆
❤❤❤❤❤❤❤
Pukul 03.45 wib. Subuh-subuh anak cewek sudah bangun. Mereka berkumpul dikamar raya.
"Guys, bangunin cowok-cowok kalian deh. Abis itu mandi. Jam 5 subuh kita berangkat."ucap raya pelan
"okey ray."jawab semua anak cewek kecuali raya
Mereka keluar dari kamar raya dan membangunkan cwok-cowok mereka. Sementara itu raya mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat subuh.

Dikamar iyan dan oky.
"Bebeb bangun yuk."ucap melly berbisik sambil mengelus pipi iyan.
"Hemmm."iyan menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Dan mendapati melly dan megan berdiri tersenyum disamping mereka.
Oky yang merasa orang bangun dari kasur, ia juga ikut bangun. Dan mengumpulkan kesadarannya.
"Untung kalian gampang dibangunin."ucap megan pelan
"Ya udah. Mandi gih beb."ucap melly mencium pipi iyan sekilas
"Iya kamu juga mandi sayang."ucap megan pada oky dan mencium pipi oky sekilas lalu melly dan megan tersenyum.
"Ya kita mandi." Jawab oky dan iyan
Melly dan megan keluar dari kamar iyan dan oky. Mereka masuk kekamar mereka dan mandi.

Dikamar haikal dan boy.
"Kal, boy. Bangun."ucap cindy pelan sambil menepuk pundak haikal dan boy bergantian. Mereka menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan matanya mengumpulkan kesadaran. Boy dan haikal bangun dan mendapati dua cewek mereka ada dikamarnya.
"Kalian ngapain subuh-subuh udah disini?"tanya haikal polos
"Ihhh, kan kita mau bangunin kalian."jawab reva
"Iya ayo bangun."ucap cindy
"Emang mau kemana?"tanya boy polos sambil mengucek-ngucek sudut matanya.
"Ih boy, kita gak bercanda. Buruan bangun trus mandi."ucap cindy menarik tangan boy dan haikal
"Iya boy. Raya udah siap-siap tu. Kita kan mau pulang kejakarta."ucap reva mengingatkan.
"O iya. Ya udah kita mandi dulu ya."ucap boy
"Okey kita juga mau mandi dan siap-siap. Yuk rev."jawab cindy mengajak reva keluar dari kamarnya.

Dikamar raya.
"Huufft... dingin juga mandi pagi-pagi banget." Gumam raya duduk di depan meja riasnya. Raya mengeringkan rambutnya, memoles wajahnya dengan make up natural, dan lipstik tipis warna pink muda.
Setelah selesai merias diri, raya memasukkan semua ala4 make dan make up kedalam kopernya. Raya membawa 2 koper. 1 berisi baju-baju. 1 koper lagi berisi make up dan beberapa flatshoesnya. Dan tas sekolah kemaren yang berisi sepatu wedge dan high heelsnya.
"Hemm, udah rapi. Gak ada yang ketinggalan kan?"gumam raya
"Udah semua nhe."sambung raya
"Hmm... selamat tinggal villa. Selamat tinggal bi siti,bi jum,mang amin. Selamat tinggal semua kenangan dan sampai jumpa."batin raya
Raya menyeret 2 kopernya keluar kamar dan menggendong tas sekolahnya dan membawa tas kecil couple dengan semua sahabat ceweknya. Begitupun style dan dressnya couple dengan sahabat ceweknya. Seperti ini. (Guys, yang sama dengan gambar itu cuma gelangnya,dressnya,ikat pinggangnya,style, gaya rambut dan kacamatanya. Yang gak sama itu tasnya sama wedgenya, dan sama mukanya. Wkwkwk..abaikan muka ya guys. Tas dan sepatunya seperti gambar dibawahnya)


Boy yang melihat raya kerepotan membawa 2 koper dan 1 tas sekolah itu. Boy membantu raya membawa kopernya dan haikal membawa tas sekolah milik raya.
"Ray, baju kita couple nhe."ucap melly
"Iya tas sama sepatunya juga."sambung megan
"Style kita juga sama."sambung reva
"Gaya rambut, gelang-gelang kita, kalung sama kacamata kita juga sama." Sambung cindy
"Ya iya lah guys. Kan ini couple. Kita pesen kan hadiah anniv persahabatan kita tahun kemaren."jawab raya tersenyum.
"Ya udah, ayok kita masukin barang-barangnya ke bagasi."ajak oky dan yang lain setuju. Sesampainya di halaman, mereka memasukkan barang-barang mereka ke bagasi mobil.
"Emmm, re, boy. Gue ikut mobil kalian ya."pinta raya
"Iya ray, lagian barang-barang loe udah disini semua, tenang mobil kita lumayan gede kok."canda boy
"Iya boy. Makasih."ucap raya tersenyum miris, tersirat kesedihan dibalik senyum paksa itu.
"Ehh non mau kemana pagi-pagi begini?"tanya mang amin, bi siti dan bi jum menghampiri mereka. Mereka berbalik melihat siapa yang bertanya pada mereka.
"Bi kita mau pulang dulu ke jakarta."jawab melly
"Tapi non, gak sama den mondy?"tanya bi jum
"Gak bi, dia masih tidur kita duluan ya. Dia juga masih banyak urusan."jawab raya tak menyebut nama mondy
"Tapi bukannya kalian pulangnya besok ya?"tanya bi siti memastikan
"Iya bi, tapi kita ada pelajaran yang harus diselesaiin secepatnya. Jadi kita pulang duluan."jawab reva bohong
"Tapi.... den mondy udah tau? Terus non raya sama siapa pulangnya?"tanya mang amin
"Dia nanti aja dikasih taunya, sekarang masih tidur. Saya nanti semobil sama reva dan boy."jawab raya
"Terua kalian gak sarapan dulu? Biar bibi bikinin?"tanya bi jum
"Gak usah bi. Kita makan dijalan aja. Oya bi, ini nanti tolong kasihin kunci mobil, dompet sama hpnya."jawab raya memberikan kunci mobil, dompet dan hp itu.
"Kasih ke siapa non?"tanya bi siti. Sejenak raya diam karna tak mau menyebut nama mondy. Raya melihat teman-temannya biar mereka yang menyebut nama mondy.
"Kasih ke mondy."jawab cindy
"Ya udah bi, kita pulang dulu ya. Assalamualaikum."pamit raya mencium punggung tangan bi jum dan bi siti. Begitupun teman-temannya mereka berpamitan pada bi jum, dan bi siti. Sementara mang amin membukakan gerbang
"Non nanti kesini lagi kan?"tanya bi siti memelas
"Iya bi, aku usahain kalau liburan panjang kesini.''jawab raya terharu lalu memeluk kedua pembantu itu.
"Assalamualaikum bi, mang."ucap semuanya masuk kedalam mobil mereka masing-masing.
''Waalaikumsalam.''jawab ketiga pembantu itu sambil melambaikan tangan.
Mereka menatap kepergian tamu-tamunya. Mereka pulang pukul 05.00 wib. Masih subuh dan masih sangat dingin. Mobil mereka semakin menjauh dan tak nampak lagi karna tertutup embun pagi dan memang hari belum terang, masih gelap.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Pagi hari pukul 06.05 wib, mondy bangun dan langsung menuju dapur mencari pembantunya.
"Bi, kok masih sepi? Belum pada bangun?"tanya mondy sambil mengucek-ngucek sudut matanya. Sementara ketiga pembantunya itu saling berpandangan takut
"Anu.. den... itu... anu... itu..."jawab bi jum gugup dan hanya mengulang tiap katanya saja.
"Anu itu, anu itu apa bi?"tanya mondy datar masih setengah mengantuk
"Anu itu den, temen-te...men aden, u...udah...pada....pu...lang den."jawab mang amin gugup sambil menunduk takut
"Apa? Udah pulang? Bibi sama mamang jangan bercanda dong."ucap mondy kaget langsung membelalakkan matanya.
"Mang amin sama bibi gak bercanda den, mereka pulang sekitar 2 jam yang lalu den. Jam 5 subuh."jawab bi siti menunduk
"Ya ampun, ya udah bi. Bibi tolong beresin semua barang bawaan aku ya, masukin ke koper. Terus mang amin siapin mobilnya, masukin semua koper sama barang-barang bawaannya ke mobil."perintah mondy
"Den, ini kunci mobil, hp, sama dompet aden."ucap bi jum
"Makasih bi, kunci mobilnya kasih ke mang amin aja."jawab mondy mengambil dompet dan hpnya
"Bi jum beresin semua barang-barang aku, bi siti siapin sarapan nasi goreng aja, mang amin siapin mobil sama nanti bantuin bi jum bawa barang-barangnya ke mobil."perintah mondy lagi dan mereka bekerja sesuai perintah.
Mondy masuk kekamarnya lalu menyambar handuk dan mengambil pakaian yang akan ia pake dan dibawa kekamar mandi. Sementara bi jum membereskan barang-barangnya memasukkan kedalam koper.
Sesaat kemudian mondy keluar kamar mandi dengan sudah berpakaian rapi.
"Udah beres bi?"tanya mondy yang melihat mang amin sedang membantu membawa kopernya
"Udah den. Bibi bawa ke mobil ya."ucap bi jum
"Iya bi."jawab mondy.
Bi jum dan mang amin membawa 2 koper dan 1 tas sekolah mondy ke mobil. Sementara mondy turun menuju ruang makan.
"Den, ini sarapannya."ucap bi siti saat melihat mondy berjalan ke meja makan
"Iya bi."jawab mondy duduk di kursi dan meminum jus jeruk yang baru dituang oleh bi siti dannp memakan nasi gorengnya
"Den, memangnya non raya lagi berantem ya sama aden?"tanya bi siti hati-hati
"Ngak kok bi, cuma salah paham aja." Jawab mondy sambil mengunyah nasi gorengnya
"Salah paham kenapa den? Maaf kalau bibi ikut campur."ucap bi siti
"Ngak bi, cuma masalah kecil."jawab mondy berbohong
"Oiya den, ada yang nyariin tu didepan."ucap bi jum yang baru datang diruang makan itu setelah memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil.
"Siapa bi?"tanya mondy menoleh ke bi jum
"Itu den, ada aldi sama luna."jawab bi jum hati-hati. Mondy kaget dan langsung menyuruh bi jum mengajak mereka masuk ke ruang makan
"Ajak kesini aja bi."ucap mondy
"Iya den."jawab bi jum berlalu dari hadapan majikannya itu dan menyuruh tamunya masuk.
Sesaat kemudian luna dan aldi masuk ke dalam villa dan menuju ruang makan.
"Hai mon."sapa luna hati-hati
"Hai lun."jawab mondy tanpa menoleh ke asal suara
"Duduk."sambung mondy menyuruh 2 tamunya duduk
"Ehh iya makasih."ucap luna lalu duduk di kursi makan sebelah mondy
"Kalian ada perlu apa?"tanya mondy to the point
"Sepi mon. Temen-temen loe mana?"tanya aldi
"Udah pada balik ke jakarta."jawab mondy datar
"Loe gak balik mon?"tanya aldi
"Mereka balik gak bilang sama gue."jawab mondy dingin
"Ya ampun. Sorry ya mon. Gara-gara gue mereka marah."ucap luna sok manis sambil memegang tangan mondy
"Iya."jawab mondy dingin dan menyingkirkan tangan luna pelan
"Kalian mau ngapain kesini?"tanya mondy lagi
"Aku anterin sarapan nhe mon, tapi ternyata kamu udah sarapan."jawab luna sok manis
"Ow. Ya udah kasih bi jum aja."perintah mondy dan dengan terpaksa luna memberikan rantang makanan itu pada bi jum
"Kamu pulang kapan mon?"tanya luna
"Hari ini."jawab mondy dingin
"Bukannya besok ya? Kok hari ini?"tanya luna kepo
"Nyusul temen-temen."jawab mondy datar
"Sore?"tanya luna berharap
"Abis sarapan ini."jawab mondy dingin
"Nanti dong."ucap luna memelas
"Sekarang."jawab mondy meminum jusnya lalu bangkit dari kursi itu dan keluar menuju mobilnya.
Sesampainya dihalaman, bi jum, bi siti, dan mang amin sudah menunggu majikannya yang akan pulang.
"Den, hati-hati ya."ucap bi jum
"Ya bi."jawab mondy
"Sampai jumpa di jakarta ya mon."ucap luna langsung memeluk mondy. Mondy tak sedikitpun membalas pelukan luna, ia malah melepaskan pelukan itu.
"Mang, bi, aku pulang dulu ya."pamit mondy bersalaman dengan ketiga pembantunya itu.
"Kapan-kapan kesini lagi ya den."ucap bi siti
"Pasti bi."jawab mondy
"Assalamualikum."ucap mondy masuk kedalam mobilnya
"Waalaikumsalam."jawab semua yang disitu.
Mondy melajukan mobilnya keluar dari halaman villa itu.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Sementara raya dan teman-temannya sedang sarapan di cafe antara jakarta dan bandung. Mereka juga beristirahat sebentar di cafe itu.
"Ray, loe kenapa?"tanya reva yang melihat raya tampak lesu, dari tadi di mobil ia lebih banyak melamun
"Gak papa kok "jawab raya pelan
"Loe udah bilang tentang kepulangan kita?"tanya boy
"Belum boy, nanti aja kalau udah sampe rumah gue jelasin. Nanti kalian kerumah gue dulu ya."pinta raya
"Iya deh."jawab melly cepat
"Guys, bentar lagi mondy ulang tahun lho."ucap boy tiba-tiba
"Kapan boy?"tanya cindy penasaran
"Bulan depan. Mei."jawab boy santai
"Ya itu masih lama boy."ucap megan
"Nanti pasti kalian di undang deh."seru boy
"Masa sih?"tanya reva tak yakin
"Iya, makanya siapin gaun terbagus kalian. Pilih desain sendiri yang paling bagus."ledek boy
"Buat apa boy?"tanya melly sambil mengunyah spagettinya
"Siapa tau, ada yang diangkat jadi menantu nanti sama ortunya mondy."ledek boy melirik ke raya
"Owhhh... iya-iya."jawab melly,megan,cindy paham
"Ray, nyokap loe kan ada butik, kita pesen baju di butik nyokap loe aja."usul reva
"Terserah kalian. Masih lama juga."jawab raya cuek
"Ya elah ray, loe kenapa sih cemburu?"tanya oky
Jeduaarr.....
Bagai dilempar petasan kali ya. (Lebay banget gue)
Pertanyaan oky membuat raya terdiam dan melamun.
"Pertanyaan horor macam apa itu? Gue? Cemburu? Masa sih? Gue cemburu? Ya gak lah."batin raya berperang
"Woy woy, hallo ada orang gak."sindir oky sedikit berteriak pada raya membuat raya tersadar dari lamunannya.
"Apa...an sih loe.. gak jelas banget." Cibir raya cemberut lalu memakan kembali spagettinya.
"Yeee.. udah dia yang gak jelas malah nyalahin orang."balas oky tak terima
"Gue gak ngebayangin kalau kita pake baju pesta gitu. Pasti bakalan cantik banget. Secara pake baju kaos aja cantik gimana kalau pake gaun pesta."khayal melly
"Iya bener tu. Terus gue bakalan pesen gaun terbagus dan tercantik melebihi gaunnya artis tau gak."khayal cindy juga
"Bener bener bener banget tu. Kita harus tampil cantik dengan gaun terbaik kita. Ya kan ray?"tanya megan pada raya
"Hmm.''jawab raya seadanya
"Ihhh raya, kita ngomong panjang lebar, tanggapan loe cuma 'hmm' gitu doang."protes melly kesal
"Ngapain sih pake yang istimewa, cuma kepesta dia juga. Gak penting."jawab raya santai
"Tu kan. Loe cemburu ya..."ledek haikal
"Gue.... cemburu?"tanya raya tengil sambil menunjuk dirinya sendiri dan haikal mengangguk.
"Haha, ya gak mungkin lah."jawab raya sinis
"Oya boy, loe kok bisa tau sih nama panjangnya luna?"tanya cindy
"Ehem."raya berdehem kecil
"Ehh maksud gue kok loe bisa tau nama panjangnya si kembang desa?"tanya cindy memperbaiki pertanyaanya seolah tau maksud deheman raya sambil melirik ke raya yang sedang minum.
"Owwhh itu, ya ia lah. Dia kan mantannya mondy."jawab boy santai
"Ehek....ehekk"raya terbatuk mendenganpr kata mantan. Setelah berhasil mengontrol batuknya ia hanya nyengir paksa. Lalu raya memanggil weither disitu dan weither itu menghampiri raya.
"Kenapa mbak?"tanya weither itu
"Emmm, saya boleh minta buku menunya kan?"tanya raya
"Ow... silahkan mbak."jawab weither itu menyerahkan buku menu ditangannya.
"Emmm.... saya pesen french fries 2 porsi, ice coklat 1, pizza 1, beef steak 1,jus stowberry 1, sama vannila ice cream 1."pesan raya. Membuat teman-temannya melongo tak percaya
"Itu aja mbak?"tanya weither itu lagi
"Emmmm."raya berfikir sambil membolak-balikkan buku menu itu
"Sama strowberry smothies aja."pesan raya terakhir
"Udah itu aja."sambung raya
"Baik mbak, tunggu ya."ucap weither itu.
Temen-temen raya tercengang mendengar pesanan sebanyak itu.
"Ehhh mbak, bentar."ucap raya mencegah weither yang mau pergi
"Sama brownies ya. Eittsss.... semua dibungkus okey, bukan makan disini."ucap raya
"Ow..dibungkus. okey mbak. Sebentar ya."ucap weither itu dan raya mengangguk.
Raya melihat teman-temannya yang tercengang, melongo,membentuk huruf O bulat. 😮😯
"Kalian kenapa? Lanjutin dong ngomongin princess lunanya."sindir raya
"Ehhh.... hehe. Iya boy lanjut dong."ucap cindy saat mendengar ucapan raya.
"Rev, raya kuat makan segitu banyaknya?"bisik boy pada reva yang duduk disampingnya
"Biasa boy. Kalau lagi marah atau kesel emang gitu."jawab reva berbisik juga dan boy hanya mengangguk paham dan ber O bulat lagi.
"Ayo dong lanjut."sindir raya lagi
"Ow... iya sampe mana tadi?"tanya boy bingung
"Mantan pacarnya mondy."jawab melly antusias
"Ya, jadi dulu tu waktu mondy masih SD kelas 4 kayaknya. Dia pacaran sama luna. Lama sih, setahun lah. Mereka putus karna orang tua mondy gak setuju, dan mereka bawa mondy ke luar negeri bareng sama sepupu mondy juga di australia. Terus begitu tamat SD dan masuk SMP mondy pindah kesini. Dan mungkin dia udah mulai ngelupain luna."jawab boy menceritakan
"Tapi boy, kenapa? Waktu mondy dan luna pertama kali ketemu kemaren mereka malah kenalan lagi? Bukannya mereka udah saling kenal?"tanya cindy
"Mungkin mereka sama-sama lupa kali. Tapi setelah kenalan lagi mereka makin akrab kan?"tanya boy balik
"Iya sih. Oya soal sepupunya mondy yang ada di australia, itu sepupu kamu juga dong boy? Sama megan juga?"tanya reva
"Iya, cuma dia lebih deket ke mondy. Kalau kita sih sepupu jauh lah."jawab boy
"Terus kapan dia ke indonesia? Gak bakalan ke sini lagi?"tanya megan
"Gak ta..."jawab boy terpotong raya
"Bulan depan."jawab raya santai sambil mengaduk minumannya. Jawaban raya membuat semua menoleh ke raya dan menatap raya lekat-lekat sementara yang ditatap acuh.
"Kok loe tau ray?"tanya megan bingung
"Taulah. Ifan chaniago kan?"tanya raya tanpa membalas tatapan teman-temannya masih fokus ke minumannya
"Iya ray, mondy cerita sama loe?"tanya boy balik
"Sempet kemaren."jawab raya singkat
"Wahhh, bulan depan, gue gak sabar deh ketemu dia."ucap megan exited
"Ya ampun. Seganteng apa sih?"sindir oky sinis
''Kamu tau ngak, sayang. Dia tu ganteng, pokoknya aku beruntung punya sepupu ganteng semua."jawab megan bangga.
"Oya ray, loe bisa tau dia pulang bulan depan emang mondy cerita sama loe?"tanya boy
"Sedikit. Emang loe gak komunikasi lagi sama ifan?"tanya raya balik dan kini melihat ke boy
"Ngak sih. Gue susah banget komunikasi sama dia."jawab boy
"Ow."jawab raya singkat sambil menyedot jus jeruknya
"Maaf mbak, ini pesenannya."ucap weither itu tiba-tiba sambil meyerahkan kantong putih besar berisi pesanan raya
"Ow... iya mbak. Ini berapa nhe?"tanya raya
"Semua atau sama yang dibungkus aja mbak?"tanya weither itu balil
"Yang dibungkus aja berapa?"tanya raya
"Ow.. yang dibungkus Rp895.000.''jawab weither itu
"Ow ini."ucap raya menyerahkan uang cash bukan kartu atmnya.
"Makasih mbak."ucap weither itu dan raya mengangguk, lalu weither itu pergi
"Ray, kita gak dibayarin?"tanya iyan ngarep
"Ngak ahhh, boy aja yang bayarin."ledek raya
"Iya gue yang bayar."ucap boy ngalah dan memanggil weither yang lainnya.

Setelah selesai membayar, mereka melanjutkan perjalanan yang sudah dekat. Karna mereka sudah didaerah jakarta timur.
Di dalam mobil reva dan boy, raya hanya diam sambil memakan makanan yang ia beli di cafe tadi.
"Ray, loe makan terus? Gue pikir mau dimakan dirumah."ucap reva
"Loe mau?"tanya raya menyodorkan pizza pada reva dan boy. Reva mengambil satu potong dan menyuapkan pada boy yang fokus menyetir
"Makasih raya, yang lagi kesel maunya makan terus."ledek reva
"Hahaha... loe tau aja."jawab raya tertawa
"Ray, emang loe cemburu? Gara-gara mondy deket sama luna?"tanya boy
"Ya gak lah. Apa hak gue buat cemburu. Gak lah."jawab raya yakin
"Ini aneh, mondy amnesia gak mungkin dia inget siapa luna. Kalau pun dia inget,dia pasti lebih inget raya, karna kata mama sama papa, mondy itu pacaran sama raya sebelum mereka kecelakaan. Tapi kenapa mondy ingetnya sama luna yang udah bertahun-tahun dia lupain? Tapi raya yang baru 3 tahun lalu dia udah gak inget."batin boy
"Boy, kamu ngelamun?"tanya reva
"Gak kok rev."jawab boy pelan
"Mau lagi gak?"tanya raya sambil ngunyah french friesnya
"Ya ampun ray, loe gak kenyang-kenyang."ucap boy
"Iya nhe. Gue mau dong french friesnya."jawab reva
"Yee... mau juga. Nhe."ucap raya memberikan 1 porsi french friesnya
"Makasih ray."ucap reva memakan french friesnya.
"Santai kali."jawab raya tersenyum dan memakan french friesnya
"Gue bangga sama loe ray, loe sahabat gue yang paling kuat ray. Sesakit apapun loe, loe gak mau memperlihatkan itu didepan sahabat-sahabat loe. Ray, cowok yang mendapat kasih sayang loe, dia beruntung banget ray."batin reva sambil melihat raya dari kaca yang ada di mobil
"Loe kenapa rev?"tanya raya yang mendapati reva sedang memperhatikannya makan
"Gue rakus ya?"sambung raya
"Ehh, ngak kok ray."jawab reva tersenyum miris
Sedih rasanya melihat sahabat tersakiti, itulah yang dirasakan oleh reva.

Tak terasa mobil-mobil mewah mereka masuk ke perumahan elit dan berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang besar dan megah, ya itu rumah raya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Mama raya membukakan pintu gerbang, lalu mobil mereka pun masuk kedalam gerbang. Mamanya sempat heran dan bingung melihat 4 mobil mewah masuk kedalam halaman rumahnya.
"Mama!!!"pekik raya saat keluar dari dalam mobil boy dan langsung berhambur memeluk mamanya dan terisak
"Sayang? Kamu kok pulang hari ini?"tanya mamanya sambil mengelus punggung raya. Raya melepaskan pelukannya.
"Maaf. Mama gak seneng ya raya pulang?"tanya raya sedih
"Ya ngak dong sayang. Mama seneng banget malah, kamu pulang sama siapa? Mondy mana?"tanya mama balik sambil mengelus pipi raya. Raya menunduk.
"Raya gak pulang sama mondy ma."jawab raya lesu
"Lho? Kenapa?"tanya mama kaget
"Apa gue harus jujur? Iya gue harus jujur lagi pula ini bukan salah gue. Kalau nanti mondy bilang gue cewek pengadu? Ahhh apa pedulinya."batin raya
"Raya."panggil mamanya menyadarkan raya dari lamunannya
"Ehh. Iya ma. Ada masalah sedikit. Nanti raya ceritain ya ma, raya capek. O iya, mama punya makanan dong. Mama bikinin ya buat temen-temen, kasian."ucap raya
"Ehh, iya mama lupa. Maaf ya."ucap tante ratna pada teman-teman raya, dan mereka menyalami tante ratna satu-satu
"Gak papa tante."jawab cindy sambil menyalami mama raya
"Ya udah yuk masuk."ajak raya tak sabaran
"Aduhh ada yang gak sabar nhe."ucap mama raya lalu berjalan masuk diikuti teman-temannya.
Mama raya membawa 1 koper raya, boy membawa koper satunya lagi dan raya membawa tas sekolahnya.
••••••••••
"Ya udah boy, kamu duduk aja dulu. Biar tante aja yang bawa."ucap mama raya saat mereka sudah berada di ruang tengah rumah raya. Mama raya mengambil koper yang dibawa oleh boy.
"Ya tante."jawab boy
"Kalian tunggu dulu ya disini, tante taruh barang-barang raya dikamar dulu."ucap mama raya dan dibalas dengan anggukan oleh teman-teman raya.
Sementara raya dan mamanya membawa 2 koper raya dan tas sekolah raya. Mereka sampai dikamar raya.
"Ray, taruh aja dulu beresinnya nanti aja. Kasian temen kamu."ucap mama
"Iya ma."jawab raya meletakkan kopernya di samping lemari
"Ayok."ajak mama
"Bentar ma. Tutup pintu dulu."jawab raya lalu menutup pintu kamarnya.
Sesampainya diruang tengah.
"Ehh maaf nhe kelamaan ya nunggunya."ucap mama raya
"Ngak kok tante."jawab cindy sopan
"Ya udah yuk. Ke ruang makan."ajak mama raya
Mereka mengikuti mama raya menuju ruang makan.
"Kalian duduk dulu ya. Tante bikin minum dulu, sama sekalian ambil makanan ya."ucap mama raya
"Ya tante."jawab megan mewakili semua. Mereka duduk di kursi meja makan itu. Terdapat 2 meja makan. 1 berukuran besar berbentuk persegi panjang dengan 12 kursi, biasanya di gunakan untuk makan bersama keluarga besar. 1 lagi berukuran sedang berbentuk bulat dengan 3 kursi, biasanya digunakan raya,mama,dan papanya saja.
"Tara.... ini kuenya."ucap mama raya membawa kue bolu brownies berukuran sedang berbentuk kepala hello kitty.
"Waw, keren banget."puji melly
"Ini apa namanya tante?"tanya megan
"Itu namanya kitty brownie's."jawab mama raya sambil menuangkan jus jeruk ke gelas-gelas mereka
"Wihhh, ray namanya keren."ucap iyan pada raya yang hanya menatap makanan itu dengan malasnya. Semua menoleh ke raya
"Kamu kenapa sayang? Biasanya kalau denger yang berhubungan dengan hello kitty kamu seneng?"tanya mamanya heran
"Bukan gitu ma. Raya males mau makannya. Masih kenyang banget."jawab raya
"Kamu makan apa aja?"tanya mamanya. Baru raya ingin mengucapkan 1 huruf melly langsung memotong.
"Wahh. Banyak tante makanya,sampe nambah buat di bungkus lagi tante. Pesennya itu tante, sumpah banyak banget makannya tadi."jawab melly
"Iya tante, ada spagetti,beef steak,pizza,burger,french fries,es krim.... banyak pokoknya tante."sambung cindy
"Bener tu tante. Dia sampe beli di bungkus lho tante. Udah gitu bukan 1 porsi tante. Sampe 2 porsi tante."timpal megan
"Ya ampun."jawab mamanya sementara raya hanya mendengus kesal dan cemberut.
"Yakin ray gak mau. Enak lho ray."ledek iyan. Tapi raya biasa aja, malah dia mau muntah, melihat iyan yang makannya rakus gitu.
"Hueek." Suara raya pelan. Raya menutup mulutnya yang ingin muntah
"Lho kenapa ray?"tanya reva
"Gak papa.sedikit geli sih gue liat iyan makan"jawab raya lalu meminum jus jeruknya. Dan yang lain hanya tertawa
"Ray, loe gak pingin kerumah mondy gitu ray?"Tanya haikal
"Ngapain?"tanya raya santai
"Ya silaturrahim gitu."jawab haikal
"Atau loe mungkin kangen sama mamanya mondy."sambung cindy
"Mungkin loe mau ngaduin mondy ke mamanya gitu."timpal iyan
"Hemm, kalau jawaban iyan gue setuju."ucap raya
"Ngapain sih ray, pake ngadu-ngadu segala."cegah boy
"Ngak boy. Gue cuma pengen kasih dia pelajaran dikit aja."jawab raya
"Ya ampun ray. Bagus tu."jawab cindy cengngengesan
"Ow.. terserah loe sih. Loe kesana kapan?"tanya boy
"Hari ini."jawab raya
"Jam berapa ray loe kesana?"tanya boy
"Mungkin nanti siang."jawab raya
"Sekarang aja ray,kalau nanti siang gue takut si mondy keburu nyampe. Ntar mondy gak jadi di omelin."usul boy
"Bener juga tu. Ya udah gue kesana sekarang aja deh. Ya ma."pinta raya pada mamanya
"Ya udah. Tapi mama ikut ya."ucap mamanya
"Iya ma."jawab raya
"Ya udah nhe. Kalau gitu kita balik dulu nhe ray."ucap megan
"Aduhh sorry ya. Gue gak bermaksud ngusir."ucap raya merasa bersalah
"Gak papa ray. Santai aja kali."jawab haikal
"Iya nhe ray. Kita capcus dulu nhe."pamit cindy
"Iya tante kita juga pamit."ucap melly
"Iya. Hati-hati ya. Ray kamu anter temen-temen kamu kedepan ya. Mama mau siap-siap dulu."ucap mama raya
"Iya ma."jawab raya lalu mengantarkan teman-temannya kedepan.

Saat sampai didepan
"Guys thankys ya udah anterin gue pulang.''ucap raya
"Sama-sama ray."jawab mereka semua
"Terutama loe boy, re. Thanky ya udah kasih gue tebengan."ucap raya
"Sama-sama ray."jawab boy dan reva
"Ya udah ray. Kita pulang dulu ya."ucap iyan
"Iya. Hati-hati ya guys."jawab raya
"Iya."jawab mereka seraya masuk dalam mobil masing-masing
"Dahhh.."ucap raya melambaikan tangan pada teman-temannya
"Dahhh..."jawab teman-temannya dari kaca mobil

Setelah teman-temannya pulang. Raya masuk menemui mamanya.
"Ma, lagi ngapain ayok buruan."ucap raya lalu mengambil tasnya yang ada di sofa
"Iya ray. Bentar mama ambil tas dulu dikamar.''ucap mamanya
"Mama udah ganti baju?"tanya raya
"Udah. Nhe gak liat."jawab mamanya menunjuk baju yang ia pakai
"Cepet banget."ucap raya
"Katanya tadi suruh cepet. Ya udah nhe. Taruh di mobil."ucap mamanya memberikan 1 kotak kue tart yang sudah di bungkus cantik.
"Apaan nhe?"tanya raya kepo
"Udah ahh. Sana masukin mobil. Mama ambil tas dulu."ucap mamanya lagi
"Ya ya."jawab raya lalu menuju ke mobil
"Raya tunggu di mobil."ucap raya teriak lalu menuju ke mobilnya.
Sudah sampai di mobil. Raya menggunakan mobil mewah warna putih miliknya.
"Udah siap ray?"tanya mamanya
"Udah ma. Oya semuanya udah di kunci kan?"tanya raya balik
"Iya udah kok. Ayok berangkat."ucap mamanya lalu masuk ke mobil duduk di samping pengemudi. Raya mengikuti mamanya dan duduk di tempat supir.
Mobil melaju dan gerbang tertutup otomatis. Mobil melaju pelan.
"Ray, agak cepet dong. Nanti keburu mondy sampai duluan."ucap mamanya membuat raya tersenyum senang
"Okey. Bakat lama raya keluar. Mama siap-siap ya.''jawab raya langsung tancap gas dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Aduhhh ray. Jangan gini juga. Lagian bakat lama kamu bukan balap mobil say."ucap mamanya panik
"Katanya mau cepet nyampe udah lah. Tenang."ucap raya.
Mobil melaju kencang seperti sedang balapan. Hingga tak terasa sudah sampai di depan rumah mewah.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Seorang bapak-bapak membukakan pintu gerbang dan mobil raya masuk kehalaman rumah 3 lantai itu. Megah,elegant,tertata dan indah.
"Ini kan ma rumahnya?"tanya raya memastikan sambil melepas seatbeltnya.
"Iya. Bener ini kok."jawab mamanya yakin lalu turun setelah tadi melepas seatbeltnya juga. Raya pun turun.
"Maaf bu,non. Mau nyari siapa?"tanya bapak tadi
"Nyari yang punya rumah. Bu devi ada?"tanya mama raya
"Ow... nyonya ada di dalam."jawab bapak tadi
"Saya masuk dulu ya. Boleh?"tanya mama raya
"Silahkan bu."jawab bapak tadi mengantarkan raya dan mamanya kedepan pintu utama rumah itu.
Mama raya menekan bel rumah itu.
Ting.. tong...
Tak lama kemudian pintu rumah itu dibuka oleh seorang wanita yang keliatan masih muda.
"Iya. Ada...ap...?"tanya wanita itu terhenti saat melihat siapa yang ada di depannya
"Ya ampun ratna...."ucap wanita itu langsung memeluk mama raya
"Ehh dev.. aku kira gak dirumah."jawab mama raya pada wanita yang ternyata tante devi. Lalu mereka melepaskan pelulannya dan cupika-cupiki.
"Ya ampun... kamu sama sia....."ucapannya tante devi kembali terhenti saat melihat gadis cantik disamping tante ratna.
"Raya.."sambung tante ratna kaget
"Hallo tante."sapa raya lalu mencium punggung tangan tante devi
"Kamu kok? Udah pulang? Mondy mana?"tanya tante devi celingak-celinguk mencari mondy
"Emm. Mondy gak ikut pulang hari ini tante."jawab raya gugup
"Loh? Kenapa?"tanya tante devi
"Emm."jawab raya
"Ya udah masuk dulu yuk."ajak tante devi. Raya dan mamanya masuk menuju ruang tengah.

Sesampainya diruang tengah.
"Silahkan duduk."ucap tante devi
"Iya tante.''jawab raya lalu duduk disamping mamanya
"Bi...bibi..."panggil tante devi pada pembantunya
"Iya nya... kenapa?"tanya bibi pada tante devi yang dipanggil nyonya
"Bikinin minum ya. Kalian mau minum apa?"tanya tante devi pada raya dan mamanya
"Terserah aja."jawab mama raya dan raya mengangguo
"Ya udahl bikinin hot chocolate aja."perintah tante devi
"Emmm tan, raya boleh minta ice chocolate aja gak? Raya lagi gak pengen minum hangat."pinta raya ragu
"Oww. Boleh dong. Ya udah bi. Hot chocolate 2, ice chocolatenya 1."pesan tante devi pada pembantunya
"Baik nya, saya permisi."pamit bibi dan diangguki oleh tante devi
"Raya kamu cerita deh? Kenapa mondy gak pulang bareng kamu?"tanya tante devi to the point
"Tan...te tanya mondy aja deh."ucap raya ragu
"Loh? Kenapa sayang?"tanya tante devi
"Gini lho tante. Raya pulang duluan sama temen-temen, raya juga gak pamit sama mondy."jawab raya tertunduk takut 2 mama itu marah
"Kamu gak pamit? Kenapa?"tanya mama raya yang belum tau permasalahannya
"Ya... abis mondy jahat ma, tante."jawab raya menatap mama dan tante devi bergantian
''jahat kenapa?"tanya tante devi
"Aa..."raya belum menyelesaikan ucapannya karna mendengar klakson mobil di luar.
"Itu pasti mondy."tebak tante devi

Sementara di luar mondy baru turun dari mobil dikagetkan oleh adanya mobil mewah di halaman rumahnya.
"Ya ampun mobil siapa?"batin mondy
"Wah jangan-jangan mobil raya nhe."gumam mondy langsung lari masuk kedalam rumahnya..
Dan betapa kagetnya dia melihat mamanya,raya dan mama raya ada diruang tengah sedang mengobrol.
"Mama."ucap mondy membuat semua yang disitu menoleh
"Mondy."jawab mamanya datar. Lalu mondy menghampiri mamanya dan mencuim punggung tangan mamanya.
"Kamu kemana aja?"tanya mamanya dingin
"Anu itu ma... tadi itu."jawab mondy gugup
"Anu itu anu itu. Duduk."perintah mamanya tegas
"Ya ma."jawab mondy lalu duduk di kursi tunggal dekat raya.
"Jawab!! Kenapa kamu gak pulang bareng sama raya dan teman-teman kamu yang lain?"tanya mamanya dengan suara meninggi. Membuat mondy menatap raya yang sedang menunduk.
"Kamu ngadu?"tanya mondy pada raya membuat raya mendongakan kepala.
"Jawab!!! Ngapai kamu ngadu segala?"tanya mondy dengan suara meninggi
"Ehhh, loe denger ya. Gue bukan ngadu. Tapi gue ngomong kenyataan ya."jawab raya ketus sambil menunjuk mondy
"Itu sama aja kamu ngadu."ucap mondy sedikit memelankan suaranya.
"Gue gak ngadu. Loe sadar dong, loe yang salah. Loe lebih belain cewek sialan itu."ucap raya ketus
"Jaga ya ucapan loe."bentak mondy kembali menggunakan 'loe gue'
"Hahha. Apa yang harus gue jaga kenyataan kok. Cewek gak tau diri."ucap raya tertawa miris.
"Loe..."ucap mondy terpotong mamanya
"CUKUP!! Sekarang mama tanya cewek itu siapa?"tanya mama mondy
"Luna ma."jawab mondy pelan membuat mamanya membelalakan matanya
"Apa?? Luna?? Kamu belain dia? Kamu kenapa sih??"tanya mamanya tegas
"Kenapa gimana ma?"tanya mondy tak mengerti
"Kamu.... biarin raya pulang gak sama kamu? Dan kamu malah mentingin luna?"tanya mama mondy kesal
"Ma, soal raya pulang. Mondy gak tau ma. Mondy tau raya pulang juga dari pembantu jadi mondy gak salah ma."jawab mondy tak terima disalahkan
"Apa loe bilang??? Loe gak salah? Heh mondy dengar ya loe, gue pulang, mereka pulang itu karna loe. Loe lebih belain cewek gak tau diri itu dari pada sahabat loe sendiri. Loe belain cewek gak punya harga diri itu....."caci raya kesal dan terhenti saat....
Plakkk....
Satu tamparan mendarat di pipi mulusnya, membuat 2 mama itu membungkam mulut mereka dengan tangan sendiri dan menatap tak percaya. Sementara raya sudah meneteskan air mata.
"Apa? Loe nampar gue lagi? Iya? Loe nampar gue.....cuma karna dia? Mondy loe jahat."ucap raya pelan sambil memegangi pipi kirinya sambil menangis
"Ray... gue....gue... gak sengaja ray."jawab mondy hendak memegang pipi raya yany tadi ia tampar, namun di tepis kasar oleh raya
"APA? Loe gak sengaja? Mon, 3 kali loe bilang gak sengaja. Loe belain dia aja terus.. loe belain mantan terindah loe. Loe belain sana barbie loe. Loe belain aja kesayangan loe. Iya belain aja si kembang desa mon. Apa? Apa dia ngasih loe sesuatu yang berharga? Apa? Dia janji mau nikah sama loe? Nilahin dia mon. Belain dia, tampar semua orang mon. Buat belain dia, kenapa gak sekalian loe tampar gue pake pisau mon. Tampar gue... tampar lagi."teriak raya panjang lebar lalu mengambil tangan kiri diarahkan kepipi kanannya sambil menangis. Namun bukannya mondy menamparnya lagi, mondy malah memeluk raya, namun raya tak membalas pelukan itu sama sekali.
"Maafin aku ray. Maafin aku, aku gak sengaja. Maafin aku sayang."ucap mondy tulus. Tanpa mereka sadari kedua mama itu tersenyum senang. Namun raya melepaskan pelukan mondy dengan kasar dan mendorong mondy.
"SAYANG!!! Sayang apa mon? Sayang apa? Sayang loe itu cuma buat luna kan? Iya kan mon?"tanya raya berteriak sambil menangis
"Gak ray, luna itu masa lalu ray.''jawab mondy mendekati raya. Namun raya terus mundur.
"Masa lalu... haha. Masa lalu...haha. Masa lalu apa mon? Masa lalu yang bersemi lagi?"tanya raya tertawa miris dengan air mata masih dipipinya.
"Gak ray, masa lalu itu gak akan bersemi lagi ray. Buat aku luna cuma masa lalh aku ray."ucap mondy tulus sambil terus mendekat dan raya terus mundur. Mundur.....mundur...mundur.....mundur...... hingga mereka melewati sofa dan raya menabrak tembok. Melihat itu 2 mama malah tersenyum senang dan puas.
"Cukup mondy... loe nyakitin gue, dan loe nyakitin melly sahabat gue. Loe nampar dia cuma buat belain luna apa itu gak namanya berlebihan mon."ucap raya pelan saat sudah bersentuhan dengan tembok tapi mondy terus mendekat
"Ray, itu semata-mata karna aku gak mau melly ngomong kasar ke luna ray. Melly gak kenal luna dia gak pantas ngomong yang gak gak tentang luna. Itu aja ray."jawab mondy terus mendekat hingga tepat berada didepan raya
"Iya, melly gak kenal sama luna. Dan loe.... loe juga gak tau apa-apa tentang melly."ucap raya tegas sambil menunjuk muka mondy.
"Aku emang gak tau apa-apa tentang melly, tapi bukan berarti melly bisa jelek-jelekin luna kan. Melly gak jauh lebi baik dari luna.. melly..."ucapan mondy terhenti saat.....
Plakkk....
Satu tamparan dari raya mengenain pipi kiri mondy. Dan mondy hanya memegangi pipinya sambil terus menatap raya
"Cukup mon. Gak usah loe bilang melly gak lebih baik dari luna. Gue tau melly dan melly jelas lebih baik dari luna."ucap raya pelan
"Itu karna kamu lebih kenal melly dari pada luna... luna itu..."ucapannya mondy terhenti saat...
Plakkkk....
1 tamparan mendarat lagi di pipi kanan mondy.
"Tampar lagi ray, biar adil ray. Biar kita impas."ucap mondy tegas. Membuat raya mengangkat tangannya lagi ingin menampar mondh namun terhenti di udara. Raya mengurungkan niatnya menampar mondy ia malah menunduk lemah dengan air mata yang masih asyik menetes.
"Hikkkss... hikkks..."tangis raya mengisi kesunyian dirumah itu. Membuat 2 mama yang melihatnya ikut terharu.
"Kenapa gak jadi nampar ray?"tanya mondy lembut
"Hikkks...hikkss..."raya hanya menangis
"Apa tamparan gak akan mengobai luka dihati kamu?"tanya mondy lembut. Dan raya hanya menggeleng lemah.
"Kalau gitu lakuin apa yang bisa mengobai lukan dihati kamu." Ucap mondy tulus. Dan raya hanya menggeleng lemah.
"Hikkks... hikkks..."raya menangis dan terus menunduk
"Lakuin apa yang bisa buat hati kamu gak sakit lagi."bisik mondy tepat ditelinga raya. Tapi raya masih tak bergeming dia terus menangis.
"Raya, lakuin apa aja sayang."ucap mama mondy membuat raya mendongak dan menatap mama mondy yang sedang melihat raya dengan senyuman jahil. Raya mengalihkan tatapannya saat menyadari tatapan aneh mamanya mondy.
"Lakuin apa aja."bisik mondy, membuat raya mendongak dan mendapati mondy tepat didepan mukanya hingga tatapan mereka bertemu. Raya juga melihat senyuman aneh dari mondy. Ia hanya menatap geli mondy.
"Huuufft..."raya menghembus kesal
"Lakuin apa aja?"tanya raya jutek sambil melipat tangannya didepan dada
"Iya."jawab mondy tulus.
"Okey..... daki mount everest, seberangin samudra hindia,nyelem di laut cina selatan, berhenti di benua antartika, jalan lewat gurun sahara, tidur di hutan belantara, makan kaktus, minum pasir, dan terakhir baring di rel kereta api saat ada kereta yang mau lewat. Lakuin itu dalam sehari."ucap raya jutek dan menatap mondy yang malah tersenyum jahil
"Okey... kalau itu mau kamu aku bakal lakuin."jawab mondy membuat raya mengernyitkan dahinya.
"Dan 1 lagi...."ucap raya gantung sambil menatap mondy dengan maksud menantang mondy.
"Apa?"tanya mondy mendekatkan wajahnya didepan wajah raya
"Balapan motor."ucap raya
"Okey."jawab mondy mantap
"Sama gue."sambung raya tiba-tiba membuat mama raya menatap marah ke raya
"NGAK!!!! Gak ada balap motor, apa lagi sama kamu!!!"bentak mama raya sambil berjalan mendekati raya dan mondy
"Loh? Kenapa? Ini kan cuma tantangan kalau gak mau ya udah gak dimaafin."ucap raya santai
"Ya udah mending kamu simpen aja sakit hati kamu....."ucap mama raya kasar dan ketus membuat air mata yang tadinya sudah berhenti kembali menetes
"Okey..."ucap raya lalu duduk di sofa dengan air mata yang masih menetes. Menyadari anaknya yang menangis karna bentakannya, mama raya mendekati raya yang sudah duduk di tempat awal tadi. Mama raya pun duduk disebelah raya
"Sayang.... maafin mama ya. Mama cuma gak mau kamu balapan lagi."ucap mamanya tulus sambil mengelus rambut raya.
"Udah lah, lupain aja semua. Mama emang gak pernah ngedukung anaknya sendiri."ucap raya pelan
"Sayang mama kamu tu bener loh. Gimana kalau tante kasih usul deh apa yang harus kamu lakuin ke mondy gitu, buat ngebales dia."usul mama mondy antusias
"Gak perlu."jawab raya pelan
"Ini usul tante keren loh sayang, mau ya?"pinta mama mondy
"Apa?"tanya raya datar
"Tunangan."jawab mama mondy senang
"Silahkan aja."jawab raya datar
"Kamu? Mau tunangan sama mondy?"tanya mama raya penasaran
"Gak."jawab raya datar
"Tapi tadi kamu bilang silahkan aja."ledek mama mondy
"Gak peduli."jawab raya dingin dan cuek
"Jadi mau ya?"pinta mama mondy
"Mama apaan sih? Jadi apa cobak?"tanya mondy
"Kamu mau dimaafin gak sama raya? Udah nurut aja."jawab mama mondy
"Tunangan?"tanya raya jutek dan 2 mama mengangguk
"Sama mondy?"tanya raya sambil menunjuk mondy dan lagi-lagi 2 mama mengangguk
"Emmmmm..."gumam raya sambil meletakkan jari telunjuknya didagu layaknya orang cantik lagi berpikir.
"Gimana?"tanya 2 mama antusias membuat mondy mengerutkan dahinya
"Mau, ngak, mau, ngak,mau,ngak,mau,ngak,mau....engg...."jawab raya sambil menghitung 10 jari tangannya dan menggantung di hitungan terakhir
"Gimana mau dong?"pinta mama mondy
"Ngak."jawab raya datar
"Kok gak mau?"tanya mama raya heran
"Jari terakhir bilang 'ngak'."jawab raya sambil menunjukkan jari kelingking kananya karna ia memulai dari jari jempol kirinya.
"Kan jarinya... hatinya...."goda mondy membuat raya menatap mondy dan seketika mondy mengedipkan sebelah matanya.
"Hiiii...."raya bergidik geli
"Iya sayang hatinya bilang mau kan?"tanya mama mondy
"Hati?"tanya raya menunjuk dadanya dan 2 mama mengangguk
"Hati bilang apa ya?"tanya raya pada hatinya sendiri.
"Kayaknya dia bilang gak deh ma."jawab raya pada mamanya
"Masa sih, coba aku mau denger."goda mondy sambil mendekatkan telinga ke dada raya
"Ihhh.... apaan lagi nhe."seru raya sambil mendorong mondy
"Aku mau denger, masa hati kamu bilang ngak."goda mondy
"Diem..."ucap raya tegas
"Ya udah makanya jawab yang jujur."ucap mondy
"Stop ya...gue itu belum maafin loe ya, jangan sok akrab deh."ucap raya kasar
"Ya udah terserah loe."jawab mondy kasar lalu meninggalkan ruang tengah itu.
"Nyebelin."gerutu raya sambil melipat kedua tangannya di depan dada
"Tu liat kan, kamu tu mancing emosi mondy aja. Kamu tau kan mondy lagi capek."bentak mamanya
"Jadi mama belain mondy?"tanya raya kesal
"Iya. Mama belain mondy. Kamu bisa kan gak usah bikin orang marah."bentak mamanya.
"Sudah. Pokoknya kamu gak boleh pulang sebelum kamu baikan sama mondy."ancam mama mondy
"Kok gitu tante?"tanya raya
"Ya pokoknya gitu."jawab mama mondy
"Udah nurut aja."ucap mama raya. Membuat raya makin kesal.
"Maaf nyonya, ini minumnya maaf lama."ucap bibi tiba-tiba datang
"Iya bi, eh bi tolong bikinin susu coklat ya, trus bawa kesini."perintah mama mondy
"Baik, nya."jawab bibi
"Eh sebentar bi, ini ada brownies."ucap mama raya memberikan kotak kue tadi
"Eh makasih loh rat, kamu repot-repot aja."ucap mama mondy pada mama raya
"Gak papa."jawab mama raya. Sementara raya masih betah dengan cemberutnya.
"Ya udah bi, sekalian potongin ya. 2 potong bawa sama susunya sekalian, jangan lupa sendok kuenya."perintah mama mondy
"Baik, nya. Saya permisi."pamit bibi. Dan mama mondy mengangguk

Sesaat kemudian bibi datang membawa nampan yang berisi segelas susu coklat dan piring kecil berisi 2 potong kue.
"Ini,nya."ucap bibi
"Ya udah bi,, taruh aja dulu."jawab mama mondy
"Ya, nya. Saya permisi."pamit bibi
"Ya silahkan."jawab 2 mama
Setelah bibi pergi.
"Ray, bawain sana kekamar mondy. Pasti dia capek lho."ucap mama raya
"Iya sayang, tolong bawain ya."pinta mama mondy
"Ya udah sih, kalau dia capek atau laper atau haus pasti ngambil sendiri."jawab raya kesal
"Raya. Yang sopan, bawain sana."perintah mama raya
"Iya. Kalau dia belum habisin susu sama kuenya kamu gak boleh pulang."ancam mama mondy lagi. Raya menghembus nafas kesal.
"Iya."jawab raya jutek lalu mengambil nampan makanan itu dan membawanya.
"Kemana?"tanya raya jutek
"Kamar mondy. Di lantai 2, pintu yang ada stiker motor hijaunya."jelas mama mondy
"Huuuhhfft."raya menghembus nafas kesal lalu berjalan menuju kamar mondy dengan langkah terpaksa.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Sesampainya didepan pintu kamar mondy.
"Tok...tok...tok..."ketukan pertama terdengar pelan
Namun belum ada tanda-tanda dibuka pintunya.
"Tokk...tokk...tokk."ketukan kedua terdengar mulai sedikit kuat. Belum juga di buka. Raya mulai kesal karna berdiri didepan pintu membuat kakinya pegal.
"Tokkkk!!!...tokkkk!!!...tok!!!..." ketukan ketiga terdengar sangat kuat dan penuh emosi.
"Masuk. Ngak dikunci"jawab mondy dari dalam kamarnya
"Bukannya dibukain. Gak tau susah apa nhe ."gerutu raya dalam hati. Raya membuka knop pintu kamar mondy perlahan karna kesulitan sambil membawa nampan itu.
Setelah berhasil membuka pintu kamar mondy raya masuk dengan malasnya.
"Raya."gumam mondy saat menoleh kearah pintu dan menjumpai raya.
"Ngapain?"tanya mondy cuek dan kembali menatap layar hpnya.
"Nhe makan."jawab raya jutek dan menyodorkan nampan berisi makanan itu
"Ow.. belum laper."ucap mondy tanpa menoleh
"Ihh ngeselin, makan ngak."perintah raya
"Ngak."jawab mondy cuek
"Ihh... brak.."raya meletakkan nampan dengan kasar di atas meja samping tempat tidur mondy.
"Ma.... tante.... mondy gak mau makan!!!"teriak raya dari kamar mondy
"Harus sampe makan....kalau gak makan kamu gak boleh pulang."teriak mama mondy
"Oya ray, mama 10 menit lagi pulang. Ada meeting sama klien penting."teriak mama raya dari bawah
"Whaatttt!!!!!"pekik raya kaget
"10 menit? Mondy buruan makan, trus kita baikan."desak raya
"Aduhhh maaf sayang mama pergi sekarang ya. Klien mama bentar lagi datrng mama harus sampe duluan."teriak mamanya dari lantai bawah
"Whattt!!! Sekarang!!!! Mama tunggu.. ma... awww."pekik raya saat kakinya tersandung meja kamar mondy
"Mama tunggu...."pekik raya berlari mengejar mamanya.
"Awwww."pekik raya kakinya kesleo saat menuruni tangga
"Maa..."panggil raya dari tangga
"Apa sayang, mama pergi dulu ya, ni kuncinya. Mobilnya."jawab mamanya sambil menunjukkan kunci mobil yang baru diambil dari tas raya
"Ma..."panggil raya lagi saat sudah menuruni tangga yang terakhir
"Maa.. kalau mama mau pulang, jangan pake mobil ya ma. Naik taksi gitu, nanti raya pulang pake apa ma?"tanya raha pelan dengan mata berkaca-kaca
"Aduhh masa naik taksi. Udah nanti kamu pulang gampang naik taksi, atau mintak anter supir mondy, atau mintak anterin mondy atau nanti mama jemput deh."ucap mamanya
"Ma raya ikut."ucap raya mengambil tasnya namun dicegah oleh mama mondy
"Eitttss... baikan dulu sama mondy."ucap mama mondy
"Ya udah sayang, mama pergi dulu ya, dah... dahhh dev. Aku pulang dulu ya.. titip anakku."ucap mama raya pamit dan cupika-cupiki lalu keluar dari rumah mondy
"Mama.... awww."kaki raya kesleo lagi saat ingin mengejar mamanya. Pake wedges tinggi dan belum di lepas dari tadi pagi,membuat kakinya terkilir, merah, dan sakit karna kesleo dan tersandung meja tadi.
"Aww..."gerutu raya sambil memegangi kakinya yang sakit
"Udah sana baikan dulu."ucap mama mondy.
"Jahat. Mama jahat."gumam raya menangis. Melihat raya menangis mama mondy sebenarnya tak tega.
"Sayang, kamu baikan dulu ya sama mondy. Tante gak mau anak tante berantem sama anak sahabat tante sendiri."ucap mama mondy lembut
"Hemm."jawab raya masih menangis dan berjalan pincang menuju kamar mondy.

Sesampainya didepan pintu kamar mondy yang sudah tertutup lagi.
Tok....tokk....tokkk...
"Masuk."jawab mondy
Raya masuk kekamar mondy dengan mata yang sembab. Menatap mondy yang asyik dengan hpnya. Raya merebut hp mondy.
"Apaan sih ray?"tanya mondy kaget dan kasar
"Makan gak."perintah raya sambil menunjuk nampan makanan yang masih utuh belum dimakan sama sekali.
"Emang kenapa sih?"tanya mondy ketus dan raya hanya terdiam.
"Sini balikin hpnya."ucap mondy merebut hp ditangan raya. Karna tidak kuat memegangnya hp itu mudah terlepas, itu juga karna raya sedang menangis.
"Udah sana."usir mondy membuat raya makin menangis.
Raya terduduk dilantai kamar mondy, karna lututnya lemas dan kakinya yang makin perih karna terkilir. Tapi mondy tak memperdulikannya.
"Hikkss...hiikksss."tangis raya pelan sambil memegangi pergelangan kakinya yang terkilir. Raya bangkit dari duduknya, mengambil piring kue dan duduk di tepi ranjang samping mondy. Menyuapkan kue itu pada mondy.
"Apaan?"tanya mondy dingin dan tak mengerti
"Please.....makan."ucap raya sangat pelan dengan suara parau dan serak, raya terus menyodorkan sendok yang sudah ada potongan kue. Mondy menatap raya sambil mengerutkan dahinya heran. Tapi akhirnya mau menerima suapan dari raya.
"Ngapain sih maksain makan banget?"tanya mondy sambing mengunyah brownies itu
"Gak papa."jawab raya sangat pelan sambil memotong kue itu lagi dengan sendok, tapi sepertinya dia sangat lelah karna terus menangis dan kakinya yang sakit.
"Itu kaki kenapa?"tanya mondy melihat kekaki raya yang bergerak-gerak terus karna perih dan nyeri.
"Gak papa."jawab raya sangat pelan sekali. Melihat raya yang sangat lemah, mondy mengambil alih piring yang ada dipangkuan raya.
"Udah kenyang."ucap mondy meletakkan piring itu dimeja lagi
"Ya udah nhe susunya. Udah dingin."ucap raya menyodorkan susu coklat pada mondy
"Gak papa."jawab mondy datar dan mengambil gelas susu yang disodorkan oleh raya.
Setelah mondy meminum susunya, raya sudah nyender dibahu mondy dengan mata terpejam. Matanya kelihatan sembab sekali.
"Kasian banget. Maaf ya sayang."ucap mondy pelan takut membangunkan raya. Lalu membenarkan posisi tidur raya. Melepaskan wedges yang dipakai raya.
"Ya ampun. Ini kakinya merah banget, lecet, terkilir kenapa?"tanya mondy pelan pada diri sendiri
"Kasian banget sih sayang."gumam mondy pelan dan tersenyum. Menyelimuti raya sebatas dada.

1 jam kemudian.........
Raya tidur sudah cukup lama. Mungkin lebih tepatnya lumayan lama.
Mondy duduk di sebelah raya yang sedang tertidur. Mondy menyender di sandaran ranjang. Untuk memghilangkan bosan mondy menyalakan tv dan menonton tv sambil duduk menyender di kasur.
"Gak seru banget acaranya."ucap mondy pelan
"Emmm." Raya menggeliat dan mengerjap-erjapkan matanya. Saat matanya berhasil membuka sempurna raya langsung bangkit dari tidurnya.
"Ini dimana? Kamar gue? Kok aneh banget bentuk kamarnya? Ini apaan lagi kok selimutnya kayak gini? Itu apa lagi kok temboknya gak ada foto gue sama sekali? Terus itu kenapa gak ada hiasan hello kitty sama sekali?"gumam raya panjang lebar
"Selamat siang menjelang sore..."sapa mondy lembut
"Hah???kok ada loe?"tanya raya kaget
"Ya dong, ada aku emang kenapa, sayang?"tanya mondy lembut. Raya memukul-mukul pipinya,melihat jam dan kalender di hpnya serta mencubit pipinya.
"Awww.."pekik raya memegangi pipinya yang ia cubit sendiri
"Kenapa?"tanya mondy memegang pipi raya dan tatapan mereka bertemu
"Awwwaass...."seru raya mendorong mondy pelan
"Kamu ngapain sih, kalau mau cubit sini cubit pipi aku aja." Goda mondy tersenyum jahil sambil menunjukkan pipinya.
"Apaan sih? Ini dimana sih? Terus ngapain loe ada disini? Sekamar lagi? Seranjang lagi?"tanya raya kesal. Ternyata godaan mondy belum mempan dan belum membuat reaksi pada raya.
"Ini kamar kita sayang."jawab mondy meledek
"Mondy!!!!! Gue serius, jawab gak.."pekik raya membuat mondy menutup telinganya.
"Iya aku serius. Kita udah tunangan kan?"ledek mondy
"Mondy... aku serius.''ucap raya pelan
"Iya iya. Kamu tadi ketiduran, ya udah aku baringin dulu disini."jawab mondy akhirnya jujur
"Tapi kamu gak macem-macem kan?"tanya raya sambil menunjuk mondy curiga
"Gak SAYANG."jawab mondy menekan kata sayang
''Awas aja kalau macem-macem."ancam raya kesal
"Emang kenapa sih kalau macem-macem?"goda mondy menyender dibahu raya
"Tau ah. Jam berapa sekarang?''tanya raya melihat jamnya
"Jam berapa? Emang kenapa sih?"tanya mondy balik
"Whattt... udah jam 3 siang? Kok bisa emang gue tidur berapa jam disini?"tanya raya
"Lumayan sih. 1 jam lebih mungkin."jawab mondy
"Lama amat."gumam raya
"Emang kenapa kalau tidurnya lama? Sampe malam juga gak papa, atau gak usah bangun."jawab mondy ngeledek
''Enak aja gak bangun-bangun loe doain gue meninggal gitu?"tanya raya kesal
''Hahahaha.. ya gak lah."jawab mondy tertawa kencang
"Auk ah.."jawab raya kesal sambil memegangi kepalanya.
"Kenapa?"tanya mondy khawatir melihat raya memegangi kepalanya
"Pusing."jawab raya pelan
"Kamu udah makan siang belum?"tanya mondy dan raya menggeleng
"Ya udah, makan yok. Aku juga belum makan siang."ajak mondy
"Iya bentar."ucap raya hendak memakai wedgesnya lagi
"Awww."pekik raya pelan sambil memegangi pergelangan kakinya
"Kenapa?"tanya mondy
"Ini kakinya terkilir."jawab raya
"Ya udah jangan pakai wedge lagi."ucap mondy
"Terus pakai apa? Ceker ayam gitu?"tanya raya kesal.
Mondy langsung berjongkok di hadapan raya. Membuat raya tak mengerti.
"Naik."suruh mondy seolah-olah tau ketidak mengertian raya
"Naik?"tanya raya memastikan dan mondy mengangguk
"Masa di gendong?"tanya raya heran
"Udah gak papa, daripada makin lecet kakinya."jawab mondy
"Tapi..."ucap raya bingung
"Udah naik, pegel nhe jongkok lama-lama."gerutu mondy membuat raya tertawa geli.
"Yayaya."jawab raya lalu naik kegendongan mondy.
Mondy menggendong raya menuruni tangga dan menuju ruang makan.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Mondy menggendong raya menuju ruang makan. Saat melewati ruang keluarga mereka melihat papa mondy. Ternyata papa mondy baru pulang dari kantor.
"Ehh kalian ngapain gendong-gendongan?"tanya papa mondy meledek
"Eh papa."sapa mondy dan raya turun dari gendongan mondy. Mondy menyalami papanya.
"Ehh om. Udah pulang om?"tanya raya menyalami papa mondy
"Raya, mondy, kalian ngapain? Rambut kamu kok berantakan ray?"tanya mama mondy yang baru muncul dari arah ruang makan
"Iya? Kalian mau cepet-cepet nikah ya?"ledek papa mondy
"Gak om tante, ini tadi aku belum sempet sisiran."jawab raya
"Masa sih? Terus kenapa kamu gak pake sendal atau sepatu? Kamu kenapa kakinya ceker ayam?"tanya mama mondy
"Iya terus kenapa kalian turun gendong-gendongan?"tanya papa mondy
"Gak kok tante, om. Aku gak papa. Cuma lecet aja kakinya jadi gak dikasih pake wedges lagi."jawab raya sambil memegangi pergelangan kakinya
"Gak dikasih sama siapa?"tanya mama mondy. Raya hanya melihat ke mondy, mama dan papa mondy mengikuti arah pandangan raya.
"Mondy?"tanya papa mondy memastikan dan raya mengangguk
"Ya ampun. Ya udah kamu pake sandal aja tu. Masa cantik-cantik ceker ayam."ledek mama mondy menunjuk sendal yang tersusun rapi di rak sepatu dekat samping pintu kamar mandi di lantai bawah. Raya masih diam mematung.
"Atau mau digendong terus?"ledek papa mondy dan raya menggeleng sambil cengngengesan lalu berjalan ke arah rak sepatu itu dan mengambil sendal yang sedikit bertumit itu.
"Yang ini tante?"tanya raya polos sambil menunjukkan sendal itu. Dan terlihat mama mondy menahan tawanya dan mengangguk. Raya memakai sandal itu dan berjalan kearah mondy dan keluarganya dengan sedikit pincang.
"Kamu kenapa pincang?"tanya papa mondy khawatir. Raya memulai acting manjanya mendekati papa mondy dan bergelayutan di lengan papa mondy seolah-olah itu adalah papanya.
"He emmm.. itu om. Gara-gara anak om."jawab raya manja membuat mondy dan mama mondy mengerutkan keningnya tak mengerti
"Apaan kok gara-gara gue?"tanya mondy tak terima. Raya melepaskan gelayutannya dan memghampiri mondy
"Iya, salah loe. Cobak aja loe disuruh makan gak susah. Gue suruh makan aja susah banget. Sampe nhe kaki kepentok meja kan? Terus kesleo 2kali. Hayo....salah loe kan."ucap raya menunjuk wajah mondy
"Idihh apaan jadi gue yang salah. Kalau kepentok itu kan loenya aja yang gak hati-hati. Masalah kesleo 2 kali? Siapa suruh loe lari-lari pas turun tangga."ucap mondy
"Iya. Kamu kan lari pas turun tangga jadi kesleo kan. Hati-hati dong sayang. Mau dipijitin gak kakinya?"tawar mama mondy lembut. Raya menatap kesal 3 orang itu. Lalu berlari kekamar mondy dengan kaki yang pincang. 3 orang dibawah menatap bingung.
Sesaat kemudian raya turun memakai wedgesnya dan menenteng sendal tadi. Ia turun sedikit berlari dan berbelok ke tempat rak sepatu tadi meletakkan sendalnya ditempat semula. Lalu berlari ke sofa dimana tasnya terletak sejak tadi.
Raya menghampiri mama dan papa mondy hanya untuk mengucapkan salam dan menyalami mama dan papa mondy.
"Assalamualaikum."ucap raya kesal
"Waalaikumsalam."jawab mama dan papa mondy dengan tatapan tak mengerti.
Belum sampai di pintu utama mondy sudah menarik tangannya. Raya tak membalikkan badan, ia ingin melepaskan tangan mondy namun tenaganya tak sekuat mondy. Raya hanya berhenti malas tanpa menoleh pada mondy. Mondy menarik raya mendekat ketubuhnya.
"Sopan kalau sama orang tua."bisik mondy tepat ditelinga raya. Raya hanya menghembus kesal tanpa menoleh ke mondy.
"Loe dengerkan."ucap mondy pelan
"Gue mau pulang. Maaf, gue capek berdebat sama loe."jawab raya pelan tanpa menoleh ke mondy. Lam-lama ia merasakan 1 tangan melingkar di pinggangnya.
"Gue tau, tapi loe bisakan pamitnya sopan."bisik mondy menempelkan dagunya di bahu raya.
"Gue udah pamit. Gue mau pulang please, gue males berdebat."jawab raya pelan dengan suara yang sedikit serak. Mondy melihat ke raya dengan wajah yang sangat dekat itu. Dilihatnya raya sedang menangis tanpa suara.
"Gue anterin."bisik mondy dan raya menggeleng. Mondy lebih mendekatkan tubuh raya kedalam pelukannya.
"Aww..."pekik raya saat tanpa sengaja kakinya yang luka tersenggol oleh mondy. Raya melepaskan tangan mondy yang ada dipinggangnya. Mondy juga melepaskannya dilihatnya kaki raya yang lecet dan sedikit berdarah karna wedges yang dipakainya lagi.
"Sakit ya?"tanya mondy polos membuat raya menatapnya kesal.
"Udah tau nanyak lagi."jawab raya kesal dengan wajah cemberutnya.
"Jadi? Mau dianterin gak?"tanya mondy lembut. Raya malah menengadahkan tanganya seperti meminta sesuatu.
"Apa?"tanya mondy tak mengerti
"Kunci mobil loe. Gak perlu dianterin, gue pinjem mobil loe aja."jawab raya dengan wajah imutnya membuat mondy gemas dan menggeleng tak mau meminjamkan mobilnya. Membuat raya menatap kesal dan langsung membalikkan badan keluar dari rumah itu.

Saat ingin melangkah keluar dari pintu itu, hujan deras turun. Membuat raya menghentikan langkahnya.
"What? Hujan? Emang tadi mendung? Perasaan gak deh."batin raya kesal. Saat asyik dengan pikirannya sendiri, mondy dan mama papanya sudah dibelakang raya.
"Jadi mau pulang sendiri."ledek mondy. Mendengar ledekan mondy, raya tak memperdulikannya malah memutuskan untuk meneruskan langkahnya menerobos hujan yang deras itu. Dengan jalan yang pincang, raya pasrah diguyur hujan itu. Ia terus berjalan bermaksud mencari taksi. Ia belum keluar dari halaman rumah mondy menuju gerbang. Bukan sengaja jalan lambat tapi memang kakinya yang sakit membuat dia berjalan lambat.
Sementara mondy dan mama papanya menatap iba dan heran.
"Itu kok malah hujan-hujanan sih?"tanya papa mondy panik
"Iya, raya kan belum makan siang, nanti kalau pingsan terus sakit gimana?"tanya mama mondy juga panik. Mondy hanya menatap kepergian raya saat hendak membuka gerbang rumahnya. Raya tampak berhenti sambil memegangi kepalanya. Mondy langsung mengejar raya yang berdiri diam di depan gerbang. Saat sudah dibelakang raya mondy langsung menarik tangan raya mendekat kepelukannya. Raya yang memang kaget dan kepala yang pusing sedikit terhuyung akan jatuh namun mondy menahannya. Dan saat itu raya pingsan.
Tanpa pikir panjang mondy menggendong raya masuk ke dalam rumah. Raya terlihat pucat.
"Ya ampun. Mondy bawa kekamar dulu ya. Nanti mama siapin kamar tamu dulu."ucap mamanya panik dan mondy langsung membawa raya kekamarnya.
🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎

Hari sudah sore, pukul 16.55 wib. Raya belum juga sadar.
Mondy sudah selesai mandi karna tadi juga hujan-hujanan. Saat keluar dari kamar mandi sambil mengacak-acak rambutnya dengan handuk bermaksud mengeringkannya mondy melihat raya yang mengerjap-erjapkan matanya.
"Awww."gumam raya saat mengerakkan kakinya yang terasa sangat perih.
"Udah bangun ray?"tanya mondy membuat raya membuka matanya sempurna sambil memegangi kepalanya dan memandang sekelilingnya.
"Kok gue disini lagi? Masa sih gue baliknya kesini bukan kerumah gue."gumam raya
"Loe emang belum pulang kali orang tadi loe pingsan kok."jawab mondy duduk ditepi kasur samping raya
"Pingsan? Masa sih?"tanya raya tak percaya
"Iya."jawab mondy santai lalu memainkan hpnya. Raya menatap mondy dengan seksama membuat mondy melihatnya heran.
"Kenapa sih?"tanya mondy dan raya menggeleng.
"Hueekk.."raya langsung berlari kekamar mandi membuat mondy khawatir.
Sesaat kemudian raya keluar dari kamar mandi denagn muka pucat.
"Loe kenapa?"tanya mondy santai namun tersirat kekhawatiran di wajahnya. Dan raya hanya menggeleng.
"Ow."jawab mondy datar dan dingin. Raya mendekati mondy dan menatapnya dengan tatapan memelas.
"Kenapa lagi?"tanya mondy datar
"Anterin gue pulang."pinta raya pelan
"Tadi gak mau. Ya udah pulang sendiri sana."jawab mondy dingin
"Ya udah."ucap raya pasrah. Dengan muka pucat dan jalan yang pincang raya mencari wedge dan tasnya.
"Wedge gue mana? Tas gue mana?"tanya raya pada mondy dan mondy hanya mengangkat bahunya.
"Gue serius."ucap raya pelan dan mondy menatapnya tak peduli
"Gue gak tau."jawab mondy ketus
" mondy."panggil raya pelan dengan tatapan memohon dan duduk di hadapan mondy.
"Hem."jawab mondy tak peduli. Raya naik kekasur dan duduk disamping mondy menyandarkan kepalanya dibahu mondy.
"Please... anterin gue pulang."pinta raya pelan dengan kepala menyender dibahu mondy
"Gue sibuk."jawab mondy datar. Akhirnya raya menyerah dan memilih keluar kamar dengan baju yang sedikit lembab.
Saat berjalan menuruni tangga raya melihat mama dan papanya yang sedang ngobrol dengan ortu mondy.
"Raya."panggil mamanya saat raya sudah sampai dianak tangga yang terakhir. Raya hanya melihat sekilas ortunya dan ortu mondy. Lalu terus berjalan tanpa memperdulikan semua yang ada disitu.
"Kamu mau kemana sayang?"tanya papa raya berdiri bermaksud menahan raya agar tak pergi namun raya menolaknya.
"Gak usan kejar raya. Raya mau sendiri."jawab raya cuek
"Raya kamu pake sendal sayang."ucap mamanya namun raya cuek dan terus berjalan. Raya memang keluar tanpa memakai sandal. Ia terus berjalan keluar.
"Sayang diluar masih gerimis sayang."ucap papanya membuat raya mengehentikan langkahnya tanpa menoleh.
"Apa peduli kalian? Haha.. gerimis... biarin aja. Raya malah pengen sekarang hujan deras aja sekalian."jawab raya tertawa miris dan terus berjalan.
Tanpa mereka sadari mondy melihat mereka dari tangga. "Sayang tunggu."panggil mamanya menarik tangan raya
"Lepas ma."ucap raya pelan dan mamanya melepaskannya. Raya berjalan lagi dan mereka hanya mengikuti raya dari belakang hingga sampailah mereka di depan pintu utama. Mondy juga mengikuti mereka.
"Sayang kamu nanti sakit nak."ucap papanya khawatir
"Haha. Sakit? Sakit apa? Sakit hati? Ia raya sakit hati pa."jawab raya menghentikan langkahnya dengan tawa mirisnya. Mamanya menangis karna raya juga sudah menangis.
Mondy menarik tangan raya saat dia ingin melangkah keluar rumah. Ntah sejak kapan mondy sudah berada dibelakang raya.
"Diem di tempat dan gak usah kemana-mana."ucap mondy tegas. Raya berdiri mematung dengan tangan dipegang mondy. Mondy membalikkan tubuh raya agar menghadap kearahnya.
"Loe mending istirahat sekarang. Badan loe panas."ucap mondy datar
"Sayang kamu istirahat disini dulu ya. Mama sama papa juga disini. Kamu mandi terus ganti baju, abis itu kamu temui mama sama papa di ruang tengah ya. Ada yang ingin kita omongin."ucap papa raya membuat raya melihat kearah mereka.
"Raya mau pulang."rengek raya manja membuat semua gemas melihatnya termasuk mondy.
"Kok pulang sih? Disini aja ya."ucap mondy lembut membuat raya menatap mondy aneh
"Ngapain berubah jadi sok lembut?"tanya raya kesal
"Aku emang lembut kok."jawab mondy
"Ngapain pake segala pake 'aku' gitu?"tanya raya jutek
"Udah sana mandi."ucap mondy
"Apa urusan loe nyuruh-nyuruh? Bukan hak loe."ucap raya kesal
"Ada dong hak nya."jawab mondy pede
"Apa?"tanya raya jutek
"Nanti juga tau. Sekarang mandi dulu sana."ucap mondy lembut
"Ngak."jawab raya kesal sambil melipas kedua tanganya didepan dada. Itu malah membuat mondy gemas. Ia menarik tengkuk raya dan mencium kening raya. Membuat raya tersentak kaget. Dan diam mematung
"Mondy.... main cium aja kamu."ledek papa mondy
"Gak sabar ya mon."goda papa raya
"Ihhhh.... udah deh. Mama sama papa, sekarang raya mau pulang. Okey. Raya minta kunci mobil."ucap raya menengadahkan tangan meminta kunci mobil. Mondy malah meletakkan kunci mobil miliknya ditangan raya.
"Bukan punya loe."ucap raya mengembalikkan kunci mobil mondy
"Mau gak? Ini kan kunci mobil kamu juga."ucap mondy
"Bodo."jawab raya lalu meninggalkan mereka semua menuju kamar mondy.
Semua tertawa senang melihat raya yang ngambek dan berlari kekamar mondy. Mondy mengejar raya kekamarnya.

Saat sampai dikamarnya, mondy melihat raya sedang pura-pura tertidur di kasurnya. Mondy mendekati raya dan berbaring disamping raya yang membelakanginya.
"Anggap aja kamar sendiri, main masuk aja."sindir mondy lembut namun raya tak menghiraukannya.
"Sayang, enak banget main masuk kamar aku. Gak gakut aku macem-macem."ledek mondy namun raya masih tak menghiraukannya.
Hingga mondy mulai gemas dan memberi raya pelajaran karna sudah mencuekinya.
"MONDY!!!!!!!!!!"pekik raya.
❤❤❤❤❤❤❤

Kira-kira pelajaran apa ya yang diberikan mondy pada raya? Hayoo...... kepo ya...????
Tunggu kelanjutannya.

Terima kasih,
Penulis

note:maaf jika misalnya jalan ceritanya kurang menarik atau sulit dimengerti.
•••happy reading•••
and
•••thanky's for reading•••

Continuă lectura

O să-ți placă și

222K 25.8K 32
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
370K 30.8K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
684K 42.7K 31
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
396K 14.6K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...