"Love Begins With From The Pa...

By LiiTaRiii

139K 6.1K 875

New Deskripsi Ini sebenarnya cerita ke-2 aku di Wattpad. Tapi aku nobatkan menjadi cerita ke-1 aku di Wat... More

Perkenalan Tokoh
☆ Ramon ☆ "Chapter 2" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 3" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 4" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 5" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 6" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 7" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 8" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 9" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 10" ☆
☆ •••"Attention please"••• ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆
☆ Ramon "Chapter 12" ☆
☆ ..."All Cast"... ☆
☆ Ramon "Chapter 13" ☆
☆ Ramon "Chapter 14" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 15" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 16" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 17" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 18" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 19" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 20" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 21" ☆
☆ Ramon "Chapter 22" ☆
☆Ramon☆"Chapter 23"☆
♥Ramon "Chapter 24"♥
♥Ramon "Chapter 25"♥
♥Ramon "Chapter 26" ♥
♥Ramon "Chapter 27"♥
♥Ramon "Chapter 28"♥
♥Ramon "Chapter 29"♥
♥Ramon "Chapter 30"♥
♥Ramon "Chapter 31"♥
♥Ramon "Chapter 32"♥
♥Ramon "Chapter 33"♥
♥Ramon "Chapter 34"♥
♥Ramon "Chapter 35"♥
♥Ramon "Chapter 36"♥
♥Ramon "Chapter 37♥
♥ Ramon "Chapter 38"♥
♥ Ramon "Chapter 39" ♥
♥Ramon "Chapter 40"♥
♥Ramon "Chapter 41"♥
♥Ramon "Chapter 42"♥
♥Ramon "Chapter 43"♥
♥Ramon "Chapter 44"♥
♥Ramon "Chapter 45"♥
♥Ramon "Chapter 46"♥
♥Ramon "Chapter 47"♥
♥Ramon "Chapter 48♥

☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆

8K 248 10
By LiiTaRiii

☆☆☆ Raya☆☆☆
                                         ❤❤❤❤❤❤
      Dirumah raya,tepatnya didalam kamar. Gadis cantik yang akrab dipanggil raya ini belum beranjak dari tidurnya. Entah angin apa yang membuatnya malas bangun.
"Raya!!!!"panggil seorang perempuan dari lantai bawah. Tak ada tanda-tanda kalau raya bangun. Padahal sudah dipanggil berkali-kali juga.... 
"Raya!!!!!!bangun!!!!!kamu gak sekolah!!!!!nanti telat lho!!!! Teriak perempuan tadi panjang lebar. Belum mendengar jawaban apapun. Ia mulai capek dan membiarkan putrinya tetap tertidur. Raya memang anak satu-satunya alias anak tunggal. Tapi bukam berarti dia sangat manja. Memang fasilitas mewah ada bahkan banyak. Setiap ulang tahunnya selalu ada hadiah mewah yang pasti berbeda tiap tahunnya.
       Perempuan tadi kembali memanggil raya. Kali ini tidak dari bawah. Dia langsung menuju kamar raya dan membuka pintu kamarnya.
"Raya!!bangun!"ucap perempuan tadi menarik selimut raya
"Apa sih ma.?"tanya raya kepada perempuan tadi yang ternyata adalah mamanya
"Kamu liat jam nie."ucap mamanya menyodorkan jam weker kehadapan raya. Menunjukkan jam 07.15 wib.
" ya trus kenapa?"tanya raya datar
"Kamu gak sekolah?"tanya mamanya
"Sekolah. Tapi telat juga gak papa. Hari ini gak belajar."jawab raya
"Udahh sana. MANDIII!!!!" ucap mamanya mendorong pelan raya kekamar mandi
"Jangan kelamaan."sambung mamanya
           Mamanya keluar dari kamar raya dan kembali kedapur. Tak lama kemudian raya turun dan duduk dimeja makan.
"Sarapan?"tanya mamanya
"Iya. Roti aja deh. Buru-buru soalnya."jawab raya mengambil roti tawar yang sudah tersedia diatas meja. Setelah selesai makan, raya mengambil helmnya. Berniat kesekolah naik motor. Saat ia sedang mencari kunci motor papanya mengagetinya.
"Nyari ini?"tanya papanya sambil menunjukkan kunci motor raya
"Kok tau pa?"tanya raya sedikit gugup
"Kamu naik mobil aja sana!"suruh papanya
"Tapi pa... nanti kalau telat gimana?"tanya raya
"Urusan kamu itu. Siapa suruh bangun telat. Tadi bukannya kamu bilang kalau telat itu gak papa kan."ucap papanya
        Berdebat dengan papanya akan membuat dia makin telat. Raya mengambil kunci mobi yang sudah di letakkan diatas meja makan.
"Sengaja banget kunci mobilnya ditarok disini. Kunci motornya disembunyiin."batin raya
"Yaudah. Assalmualaikum."ucap raya dengan wajah cemberut.
"Waalaikumsalam."jawab papa dan mama bersamaan
       
       Didalam mobil raya terus saja menggerutu gak jelas.
"Ihhhh, males banget harus naik mobil."dumel raya
"Padahal kalau naik motor lebih cepet. Cuma gara-gara kecelakaan 3 tahun lalu. Sampe sekarang gak dikasih bawa motor gak di kasih ikut event balapan lagi."gerutu raya dalam mobil
"Padahalkan yang kecelakaan kan gue. Rempong amat."sambung raya. Ternyata ngomong sendiri didalam mobil membuatnya cepet nyampe disekolah. Sekarang ia sudah sampai diparkiran sekolah.
"Beb, mobil siapa tu. Keren amat."puji iyan
"Gak tau tuh."jawab melly
        Setelah melihal siapa yang keluar dari dalam mobil mereka menghampirinya.
"Raya."ucap melly berlari ketempat raya memarkirkan mobilnya.
"Tumben mobil ini. Biasa yang merah. Mobil baru yahh?"tanya megan
"Bukan kok. Baru pakek. Lagi bosen pake yang merah."jawab raya
"Trus ini. Mobil bokap loe? Atau nyokap loe?"tanya cindy
"Mobil gue lah."jawab raya santai
"Hahh?"ucap melly dan megan bersamaan
"Kenapa? Santai aja kali."ucap raya
"Sumpah ray. Loe enak banget. Mobil 2, motor 2. Pasti nanti loe dibeliin rumah deh 2 juga."ucap melly
"Gak juga mel."jawab raya tersenyum kecil 
"Ya udah yuk masuk."ajak raya
"Ntar ray. Kita masih nungguin sepupu boy."jawab reva menghentikan langkah raya
"Siapa?"tanya raya
"Sepupunya boy. Dia itu anak baru. Mulai hari ini masuk sekolah disini."jawab reva
"Serius?"tanya raya tak percaya
"Iya ray. Ganteng deh orangnya. Tapi masih gantengan gue sih."jawab boy pede banget. Raya menghembuskan nafas kasar.
"Ya deh boy."jawab raya diam lalu duduk di kursi dekat parkiran sambil memainkan hpnya
"Nahh. Tu dia."ucap boy melihat kedatangan sepupunya itu
"Mana boy?"tanya iyan kepo
"Itu, yang pake mobil putih kearah sini."tunjuk boy
           Setelah mobil tadi berhenti dan yang punya mobil turun, raya penasaran dan meletakkan hpnya disakunya.
"Hai mon."sapa boy bersalaman ala anak motor dengan mondy.
"Hai."jawab mondy
"Nhe guys. Kenalin ini sepupu gue. Ray, sini katanya tadi gak percaya."ucap boy memanggil raya yang dari tadi hanya duduk menatap mondy dengan malasnya
"Iya. Boy."jawab raya mendeka dengan malas
"namanya Mondy Adityahito Arsyapratama."ucap boy memperkenalkan sepupunya
"Gue bisa kenalin diri sendiri boy."ucap mondy
"Panggil aja mondy atau kemod."ucap boy diikuti tawa teman-temannya kecuali raya. Raya malah kaget mendengar kata kemod tadi.
"Kemod? Kayaknya gue pernah dengaer tu nama. Tapi dimana? Kapan? Kayaknya papa pernah nyebut nama itu dulu."batin raya. Karena berusaha mengingat terlalu keras, membuat kepalanya sedikit sakit
"Kenapa raya?"tanya megan yang melihat raya memegangi kepalanya. Raya hanya menggeleng
"Mungkin perasaan gue aja kalau nama kan banyak yang sama."batin raya
"Emmm. Mon, yang itu namanya raya."ucap boy mengkageti mondy yang dari tadi melihat kearah raya. Sementara raya hanya tersenyum tipis.
"Senyum kok gak ada manis-manisnya."batin mondy
"Heh, iya."jawab mondy singkat
"Emmm, raya. Mondy juga masih jomblo lho."ucap boy melihat kearah raya dan melirik ke mondy
"Gak usah ngeledek gue deh boy."ucap raya sinis dan berlalu pergi.
"Kamu sih."ucap reva memukul lengan boy lumayan kuat
"Sakit rev."rintih boy
"Udah ahh boy. Mondy masuk yuk."ajak reva dan mondy mengikuti mereka.

      Sesampainya dikelas, mereka melihat raya yang duduk dikursinya sendirian sambil memainkan hp. Tanpa menghiraukan teman-temannya masuk. Boy melihat seluruh bangku yang ada dikelas itu. Nampaknya semuanya penuh hanya tinggal bangku sebelah raya yang kosong karena selama ini raya duduk sendiri.
"Mon, loe duduk satu meja sama raya aja ya."ucap boy
"Iya nie. Loe duduk sebelah raya aja. Lagian semua kursi udah didudukin orang semua."sambung reva lalu menyingkirkan tas raya yang berada dikursi tersebut. Raya hanya menghembus nafas kesalnya.
"Boleh kan ray?"tanya reva karna tau kekesalan sahabatnya terhadap boy tadi. Tapi reva tau, raya itu baik walaupun kesal pasti raya tetap akan menerima sepupu boy duduk di sampingnya. Ternyata benar raya mengizinkan
"Ya."jawab raya pelan disertai anggukan. Mondy pun meletakkan tasnya disamping raya yang masih asik melihat layar hpnya tanpa memperdulikan mondy.
          Saat itu juga pak amir masuk, tapi hanya sekedar memberi pengumuman bahwa siswa siswi gak ada yang keluar kelas. Karena semua guru sedang rapat dengan tamu penting. Setelah itu pak amir keluar.
"Mondy loe udah punya pacar belum?"tanya melly yang duduk dibelakang raya. Raya yang mendengarnya kaget namun dia bisa mengendalikannya sehingga tak sempat dilihat oleh teman-temannya. Mereka emang duduk dalam 1 barisan dan tak terpisahkan. Paling depan ada reva dan boy, belakangnya ada megan dan oky, setelah itu raya dan mondy, belakangnya raya mondy ada melly dan iyan dan dibelakang melly iyan ada haikal dan cindy.
"Mon, jawab dong."teriak melly kuat sambil menggoyang kursi mondy. Raya yang kaget refleks memarahi melly karna memang raya lagi bad mood
"Melly!!!!!"bentak raya yang membuat teman-temannya menoleh kearahnya apalagi yang dibentak tak merasa bersalah.     (Sungguh menyebalkan)
"Raya."ucap megan kemudian menengkan raya. Raya memang kembali diam namun sambil meneteskan air mata yang sedari tadi sudah ditahan-tahannya.
"Ray, gue gak bermaksud bikin loe marah kok. Gue cuma refleks ngagetin loe."ucap melly memegang bahu raya
"Bukan salah loe. Gue yang mintak maaf karna udah bentak loe tadi."ucap raya yang masih tertunduk.
        Cindy mendengar bel istirahat berbunyi disela-sela perbincangan melly dan raya yang mulai memanas, memumculkan ide untuk mencairkan suasana itu.
"Udah ah. Kantin yuk."ajak cindy mencairkan suasana dan di setujui oleh semuanya. Reva merangkul raya dan megan memegang tangan raya. Iyan merangkul mondy akrab.
                                 💛💛💛💛💛💛💛

        Sesampainya dikantin, raya masih diam saja. Ntah apa yang ia pikirkan. Bahkan minuman pun dipesankan oleh reva yang sudah tau kesukaan raya. Tanpa disadari mondy juga menyukai minuman yang sama dengan raya. Yaitu es coklatsusu.
"Beb, bisa ya. Minuman mondy sama kayak raya. Kesukaan mereka kok bisa sama?"ucap melly pelan tapi dapat didengar oleh raya yang duduk disebelah raya. Raya menoleh kearah melly, namun hanya sebentar dan tak ingin mempermasalahkan ucapan melly
"Kok tumben raya gak marah?"tanya melly lagi pelan
"Sstttt."ucap cindy memberi kode diam pada melly
"Ray, loe kenapa?"tanya megan
"Loe sakit?"sambung reva
"Ngak kok."jawab raya mencoba tersenyum walau hanya senyum palsu.
        Pikiran raya kembali pada anggannya tadi pagi.
"Siapa mondy sekarang? Kenapa dia dipanggil kemod? Siapa mondy siapa kemod yang pernah ada dimasa lalu gue?"batin raya
"Raya!"panggil melly pelan menyadarkan raya dari lamunannya. Terlihat bahwa raya sedang melamun karna dipanggil melly ia sedikit terkejut.
"Loe mikirin apa sih?"tanya reva
"Emmmmm. Guys, gue mau tanya. Tapi kalian jawab jujur ya."ucap raya
"Oke."jawab iyan dan haikal
"Pada saat gue kecelakaan 2 tahun yang lalu, mungkin tepatnya 3 tahun, selain koma selama hampir 2 minggu apa ada yang lain lagi?"tanya raya membuat mereka kaget kecuali mondy.
"Ma...maksud loe apa ray?"tanya melly gugup
"Jawab aja, gue tau kalian tau makdud gue."jawab raya
          Mereka hanya saling berpandangan. Bagaimana harus menjawab pertanyaan raya, karna jawabannya sangat dirahasiakan oleh ortunya termasuk oleh teman-temannya. Bahkam melly yang biasanya ember sekarang hanya terdiam.
"Jawab mel."ucap raya memegang lengan melly
"Gu...gue gak tau ray."jawab melly gugup dan menagis. Raya yang melihat melly menagis semakin yakin ada yang disembunyiin dari raya.
"Kalian pasti tau kan?"tanya raya menatap semua wajah sahabatnya itu kecuali mondy. Dia belum berani menatap kearah mondy sebelum tau yang sebenarnya.
"Raya. Loe kenapa tanya ini lagi. Setelah sekian lama loe gak pernah ungkit lagi, loe tau kan loe parah banget ray. Seorang RAYA KITTY kecelakaan  saat balapan. Sampai separah itu."ucap cindy menekan kata raya kitty ikut menangis
"Raya kitty?"batin mondy tak percaya dengan apa yang didengarnya
"Seee...separah itu.? Maksud kalian?"tanya raya tak mengerti
"Ray, loe koma 2 minggu, loe kehilangan banyak darah. Loe juga harus mendapat transfusi darah, loe di rawat hampir 1 bulan bahkan lebih. Dan....."jawab megan yang akhirnya angkat suara dan tak jadi meneruskan ucapannya
"Dan apa?"tanya raya yang sudah menagis
"Loe......loee..loe...."ucap melly gugup. Tak ada yang mau melanjutkan ucapan megan bahkan semuanya sudah menagis dalam dekapan pasangan pasangannya masing-masing. Raya meneteskan air mata. Menangis dalam diam. Mondy yang tak mengerti dengan jalan cerita mereka memberanikan diri bertanya.
"Kalian ngomongin apa sih?"tanya mondy kocak membuat mereka menoleh kearah mondy termasuk raya. Bangkit dari dekapan pasangannya. Bahkan megan sempat tertawa kecil mendengar pertanyaan mondy. Raya menatap kesal kearah mondy. Kenapa dia malah mencairkan suasana yang tadinya sudah mulai serius. Raya berasa pengen garuk tu muka gantengnya mondy
"Looooeeeee. Ihhhh."ucap raya kesal bahkan sempat mengangkat kedua tangannya yang ingin sekali menggaruk muka mondy namun tangan malah digunakan untuk memukul meja dengan pelan
"Kenapa?"tanya mondy tak merasa bersalah. Pertanyaan yang 1 ini mampu membuat teman raya tertawa walau air mata masih menempel diwajah mereka. Raya menghembuskan nafasnya kasar karna memang ia sangat kesal dengan ciptaan tuhan yang satu ini
"Jangan kalian pikir, dengan pertanyaan mondy ini gue lupa sama ucapan megan tadi."ucap raya menatap semua wajah sahabatnya termasuk mondy.   (Eittts, bukan berarti mondy udah dianggap sahabatnya juga ya).
          Ucapan raya membuat senyum diwajah sahabatnya menghilang kembali.
"Raya, lebih baik loe lupain itu ya."ucap melly hati-hati takut membuat raya marah
"Iya ray.. emang kenapa tiba-tiba loe nanyain itu?"tanya megan
        Raya memutuskan untuk menjelaskan kenapa ia bertanya seperti itu. Berharap dengan mendengar alasan itu mereka mau menjawab pertanyaannya
"Gue ngerasa. Kalau gue punya sesuatu yang hilang kini hadir lagi.  Tapi gue gak tau itu apa. Gue ngerasa ada sebagian dari masa lalu gue yang gak bisa gue inget dengan jelas."jawab raya menjelaskan
"Maksud loe amnesia?"tanya mondy santai sambil meyedot minumannya. Kemudian teman-temannya menatapnya marah kecuali raya
"Iya.  Tapi gue gak tau kapan itu terjadi. Gu berfikir gue pernah amnesia, tapi gak semuanya dapat gue inget lagi dengan jelas."jawab raya membenarkan ucapan mondy. Mondy malah melihat kearah teman-temannya yang terlihat marah apalagi melly dan megan. Mereka seakan sedang memarahi mondy.
"Gue pikir, dengan gue jelasin alasannya. Kalian bakalan kasih tau gue yang sebenarnnya. Ternyata gue salah."ucap raya tersenyum miris
"Ray, bukannya gue gak mau kasih tau loe. Tapi sebaiknya loe tanyain aja dulu saja ortu loe."jawab melly memegang tangan raya. Ternyata tangan raya sangat dingin. Padahal cuaca panas banget. Disini juga cuma ada kipas angin gak ada AC.
"Ray.tangan loe...... dingin banget."ucap melly lagi. Semuanya pu  melihat ke raya termasuk mondy.
"Loe kenapa?"tanya megan dan dijawab dengan gelengan kepala
"Loe gak usah mikirin apapun ya. Ntar loe tambah sakit."ucap reva
"Iya ray kalau loe terus-terusan nanyain itu loe bakalan ma.........."ucap cindy yang di potong oleh raya
"Gue bakalan makin sakit kalau gue gak tau apa yang terjadi. Gue yang ngalamin, gue gak mungkin sedih kalau tau apa yang gue alamin. Karna gue udah pernah ngejalaninnya. Gue bakalan makin sakit hati bahkan gue bisa dibilang orang yang bodoh karena gue gak tau apa yang terjadi sama diri gue sendiri.?ucap raya.
        Benar. Raya sudah pernah mengalaminya.
"Gue gak akan maksa kalian buat cerita."ucap raya beranjak dari tempat duduknya ke kasir untuk membayar minumannya walau dia gak meminumnya sama sekali. Setelah membayar raya pergi dari kantin itu.
"Raya!!!"panggil teman-temannya namun tak sedikitpun raya menoleh bahkan berhenti pun ngak. Saat melly ingin mengejarnya mondy mencegahnya.
"Mel. Biar gue aja yang temuin raya. Kalau loe semua yang nemuin pasti dia menghindar. Walaupun gue gak tau permasalahannya."ucap mondy
"Tapi mon...."jawab melly bingung
"Dimana raya selalu menghabiskan waktu sendirian?"tanya mondy bangkit dari tempat duduknya
"Balkon sekolahan di lantai paling atas ruang musik."jawab reva. Mondy langsung menuju ke ruangan yang dimaksud oleh reva tadi. Tanpa membayar minumannya, karna tadi boy nawarin mau bayarin sekalian jadi itu tak masalah buat mondy untuk langsung pergi.
                                    💚💚💚💚💚💚💚

Sesampainya di ruang musik, mondy langsung menuju lantai paling atas, di balkon ada raya yang sedang menatap lurus kedepan.
"Sendirian aja, ntar di ganguin lho."ucap mondy di telinga kanan raya membuat raya sedikit kaget dan membalikan badan. Setelah tau itu mondy raya kembali membalikan badan membelakangi mondy. Mondy pun berpindah berdiri disamping kanan raya
"Hati-hati, gak usah sendirian trus."ucap mondy lagi. Tak ada respon dari raya sedikitpun
"Ya ampun. Cantik-cantik kok budek."ucap mondy, raya masih sama tak merespon
"Neng cantik, ntar digodain kalau sendirian aja."goda mondy berbisik ditelinga raya. Raya mulai bergeming. Menatap mondy yang ternyata sedang melihatnya samping berdiri menyamping agar bisa melihat raya jelas.
"Digodain sama siapa? Lalat?"tanya raya mencoba bersikap biasa saja
"Sama cowok yang ganteng namanya MONDY ADITYAHITO ARSYAPRATAMA sepupunya boy."jawab mondy pede memperkenalka  dirinya lagi. Raya tersenyum tipis rasanya berat untuk tertawa mendengar ucapan mondy. Tapi raya tau kalau sekarang pipinya mulai merah
"Cantik. Pipinya merah tu."bisik mondy menggoda raya. Raya pun langsung tersenyum kesal, dan memalingkan wajahnya kearah lain.  Raya males melihat muka mondy. Pasti mondy akan terus meledeknya ntar dipikirnya raya keGRan.
"Ngapain buang muka?"tanya mondy. Raya menarik nafas berusaha bersikap biasa saja
"Siapa yang buang muka. Nhe mukanya masih ada."ucap raya menunjuk mukanya.   (Kayak orang aneh)
"Ya iyalah. Mana ada cewek mau buang mukanya secara muka cantik kok dibuang."goda mondy mengedipkan sebelah matanya. Raya pun hanya bisa menghembus kesal
"Ngeselin."ucap raya ketus namun tak menghilangkan warna merah di pipinya malah makin merah.
"Kalau kesel, mukanya makin merah."ucap mondy menghentikan langkah raya yang ingin meninggalkannya. Namun raya gak berbalik. Hingga ada yang meniup telinganya membuat raya membalikan badan dan tepat di depan mukanya saat membalikan badan mondy tersenyum.
"Kenapa?"tanya mondy yang wajahnya tepat dihadapan raya. Raya berusaha tetap tenang, kembali membalikan badan. Saat jalan selangkah, ucapan mondy membuat dia berhenti.
"Jago juga aktingnya. Bisa banget ngendaliin, padahal udah salting."ucap mondy yang ucapannya memang benar. Raya kembali berhenti dan menoleh kebelakang. Berjalan mendekati mondy dengan menghentak-hentakkan kakinya di lantai membuat tali sepatu raya yang lepas satu diinjaknya sendiri. Jatuh dan refleks mondy menangkapnya dan menahan tubuh raya agar tak jatuh. Mata mereka saling menatap. Saat itu juga melly,megan,dan cindy tak dapat menahan tawa mereka dari tadi. Dan kata-kata ciiee lepas begitu saja. Akhirnya mondy melepaskan pegangannya dan raya oun bangun dari tangkapan mondy tadi. Ternyata teman-temannya menguping sejak tadi.
"Sejak kapan kalian disitu?"tanya raya ketus sambil membenarkan roknya
"Sejak, film romantis tadi diputar."jawab melly santai tanpa ada rasa takut kalau raya marah. Raya menatap kearah mondy, seolah-olah tau apa arti tatapan raya, mondy langsung menggeleng cepat dan menggerakkan bahu tanda tak tahu apa-apa.
"Kalian ngapain disini? Kan tadi gue suruh tunggu aja."ucap mondy seolah tak ingin disalahkan oleh raya telah membawa mereka semua. Karena memang bukan mondy yang mengajak mereka kesini.
"Ya mon. Tapi kita takut ntar loe kenapa-napa lagi,"jawab oky
"Maksud loe? Gue bisa celakain mondy gitu?"tanya raya pada oky
''Ya kali aja."jawab oky santai, yang lain tertawa kecil. Raya mendekati oky tak terima dengan ucapannya tadi. Bukan memarahinya, malah menatap oky dan oky juga menatap raya. Ya memang, sebelum raya amnesia raya pernah pacaran sama oky. Tepatnya saat kelas 1 SMP. Sekarang oky sudah diserahkam pada megan,, sahabat yang sudah dianggap adik oleh raya
"Raya,oky awas kalau sampai kalian CLBK."ucap megan. Raya langsung mundur dari tatapannya itu. Sebenarnya raya dan oky masih saling mencintai. Mereka sempat pacaran selama 1 tahun lebih bahkan hampir 2 tahun. Namun setelah kecelakaan dan raya amnesia, raya menyerahkan oky untuk mrncintai megan. Tapi sebelum kecelakaan itu raya memang sudah putus dari oky dan mulai dekat dengan pria lain? Tapi siapa?
"Awas aja,loe ky, kalau ngatain gue lagi."ancam raya kesal
          Raya meninggalkan mereka semua. Dan kembali kekelas. Disusul oleh mondy.
"Mantannya oky ya?"tanya mondy yang ternyata sudah ada disamping raya
"Hm."jawab raya
"Masih sayang?"tanya mondy. Raya meletakkan hpnya dan menatap mondy yang duduk disampingnya.
"Dengerin ya. Sebelum oky sama megan pacaran, gue emang udah putus sama oky. Gue udah punya pengganti, dan oky juga punya pengganti gue yaitu megan."jawab raya masih menatap mondy
"Trus? Pengganti oky buat loe siapa?"tanya mondy santai.   (Jedar!!!!! Pertanyaan horor. Tatapan raya berubah, seperti ada petir yang melintas di matanya. Hanya karena pertanyaa  mondy)
"Kenapa? Gue salah nanyak ya?"tanya mondy yang melihat raya menunduk namun masih menghadap mondy namun tatapan raya melemah dan menangis
"Hei, loe kenapa?"tanya mondy mengangkat  dagu raya  agar bisa melihat wajah raya
''Itu yang gue tanyain sama mereka mon, loe tau apa yang bikin gue nanya itu sama mereka?"tanya raya yang sekarang sudah menatap mondy. Mondy hanya menggeleng
"Loe. Loe yang buat gue keinget orang masa lalu gue. Panggilan loe mondy atau kemod?"tanya raya memastikan ia tak salah. Mondy pun mengangguk tak percaya
"Kemod? Gue ngerasa gue pernah denger nama itu. Bahkan sering. Gue mencoba mengingat itu. Dan gak bisa. Gak bisa."ucap raya sambil memukul kepalanya frustasi. Mondy membawa raya di pelukannya walau pelukan kecil layaknya kakak adik.
  
          Ternyata teman-teman raya ada di balik pintu mendengarkan semua curahan hati raya pada mondy. Termasuk nama kemod. Lalu teman-temannya masuk kedalam kelas. Mondy dan raya bersikap biasa saja. Bahkan raya menatap mondy dengan tatapan memohon, mondy yang mengerti tatapan raya mengedipkan 1 matanya dan tersenyum. Membuat raya malah salting.
"Loe kenapa ray?"tanya reva meledek karna reva pasti melihat gelagat raya yang sedang salting. Semua sahabatnya menoleh kearah raya.
"Gak papa."jawab raya
"Temen-temen, kata pak Amir kita boleh pulang. Karena rapat belum selesai jadi semua murid di perbolehkan untuk pulang. Terima kasih."ucap boy memberika pengumuman
"Girls, jalan yuk. Tapi cewek-cewek aja. Biar lebih seru."ajak melly
"Mel? Mau naik taksi apa? Kita kam tadi berangkat bareng cowok-cowok kita."ucap reva
"Naik mobil gue aja."ajak raya memberi penawaran
"Hm,, bener tu. Ayo dong."rengek cindy
"Ya elah cin. Santai kali."ucap reva cindy hanya tersenyum senang.
       
         Mereka menuju parkiran. Terlihat beberapa mobil mewah terparkir disana, salah satunya mobil raya.
"Ray? Bawa mobil lagi nhe."ucap haikal
"Bukan lagi. Tapi bakal seterusnya."jawab raya agak cemberut
"Masih belum dikasih bawa motor?"tanya oky
"Bukan belum dikasih. Tapi emang gak bakal dikasih."jawab raya makin cemberut
"Kenap........"omongan melly terhenti saat mondy tiba-tiba menarik tangan raya menjauh dari sahabat-sahabatnya itu. Mereka menatap bingung melihat mondy yang menggandeng tangan raya.

     Mondy membawa raya kesamping mobilnya yang agak jauh dari mobil teman-temannya.
"Kenapa sih mon?"tanya raya setelah mondy melepas tangannya
"Ray, gue minta nomor loe, alamat loe, atau semua akun sosmed loe yang loe punya."pinta mondy pelan. Raya tercengang mendengarnya.
"Bu...buat apa?"tanya raya gugup
"Udah buruan."ucap mondy. Raya hanya memberikan nomor teleponya.
"Yang lain?"tanya mondy
"Nomor telepon udah lebih dari cukup. Yang lain bisa gue kasih lewat nomor telepon itu. Termasuk alamat gue."jawab raya
"Kok gitu?"tanya mondy melihat tingkah baru dari raya
"Mendapatkan nomor telepon dari seorang pembalap sekaligus model cantik seperti RAYA KITTY itu udah sangat menguntungkan."jawab raya tersenyum jail karena baru kali ini raya kepedean didepan cowok
"Raya kitty? Kayak pernah denger?"tanya mondy dalam hati
"Woy. Gak mau tu nomor!!"teriak raya melambaikan tangan didepan muka mondy. Refleks mondy menutup mulut raya sampai sebatas hidung. Membuat raya kesulitam bernapas dan terus memukul tangan mondy bahkan menggigitnya
"Awwww."pekik mondy melepaskan tangannya dari mulut raya. "Sakit tau."ucap mondy memegang tangan yang ada bekas gigitan raya sampe-sampe keluar darah.  (Dikit doang darahnya)
"Ya sorry. Siapa suruh loe nutup mulut gue."teriak raya pada awal kata lalu memelankan suaranya saat mondy memberi kpde untuk memelankan suaranya
"Ray, bisa diem gak?"tanya mondy geram
"Iya, iya. Ya udah nomornya mau gak?"tanya raya
"Ya. Mau."jawab mondy sambil meniup bekas gigitan raya di tangannya. Lalu karna raya tak tega, seperti mondy sangat kesakitan, walaupun menurutnya gigitannya tadi biasa saja.
"Sini tangannya."ucap raya menempelkan handsaplast ditangan mondy yang terluka karna gigitannya tadi. Mondy diam melihat raya mengobatinya. Merasa mondy masih menatapnya terus raya pun salting.
"Udah. Gue balik duluan."ucap raya salting
     Mondy memegang pergelangan tangan raya.
"Raya."panggil mondy pelan membuat raya membalikkan badan
"Makasih cantik."ucap mondy memebisikkan kalimat itu di telinga raya. Raya yakin mukanya sekarang merah melebihi sebuah tomat. Raya menunduk. Mondy kembali membisikkan sesuatu di telinga raya
"Mukanya merah neng."ledek mondy. Raya pun membalikkan badan membelakangi mondy. Baru sekali melangkah, mondy berteriak pelan.
"Cantik."panggil mondy membuat raya semakin salting raya mengatur nafas dan membalikkan badannya, melihat kearah mondy
"Sisanya aku minta nanti."ucap mondy tersenyum jail dan tersenyum meledek. Raya tak mau lagi mondy meledeknya lagi dan membuat raya semakin salting. Raya berlari meninggalkan mondy menuju teman-temannya dan langsung masuk mobil dan mobil langsung melaju meninggalkan teman-temannya yang melongo melihat kelakuanmya.
             Diperjalanan, raya masih tersenyum-senyum, didalam mobil. Hingga ia baru ingat kalau teman-temannya ketinggalan.
"Ya ampun. Reva,melly,cindy,megan, gue tinggalin tadi."ucap raya menepuk jidatnya pelan
"Ahhh, bodo amat. Mereka bisa jalan-jalan sama cowoknya bisa dianter pulang sama cowoknya. Biarin aja. Kalau besok mereka marah gue tinggal bilang aja. Gue buru-buru, tadi mama nyuruh gue cepet pulang jadi gue lupa dan ninggalin kalian. Beres deh."ucap raya senang karna kata-katanya barusan. Raya terus senyum-senyum sepanjang jalan. Saat lampu merah pun dia tetep senyum-senyum. Bahkan macet juga dia senyum-senyum.     (Hadeuhhhh).
                                     💙💙💙💙💙💙💙

       Malam harinya raya masih bingung, awalnya dia cuek dengan kecelakaan masa lalunya. Namun,setelah bertemu mondy tadi raya merasa ada yang hilang dalam dirinya.
Raya melamun di balkon kamarnya. Tak bisa mengingat apapun, karena yang mengalami adalah dia sendiri.
"Hadeuhhh.!"teriak raya frustasi karna tak satu pun bisa ia ingat
"Apa yang gue inget coba.? Masa yang gue alamin gue gak inget? Gue kan belum pikun."ucap raya sambil memukul pelan kepalanya
"Raya, raya loe tu amnesia apa pikun sih?"tanya raya pada diri sendiri
"Lagian emang gue pernah amnesia apa?"gumam raya
"Ehhh tapi tunggu deh, apa cobak yang bikin temen-temen gak mau kasih tau gue? Apa gue tanya mama aja ya?"gumam raya lagi
"Tapi, apa mereka mau kasih tau?"tanya raya pesimis dulu
"Ahhh, coba aja dulu."ucap raya lalu menuju ruang keluarga..
          Di ruang keluarga terlihat papa dan mamanya sedang asyik sendiri, papa asyik dengan laptopnya mama asyik dengan aneka macam buku.
"Ma, pa."ucap raya manja
"Kenapa sayang? Kamu belum tidur?"tanya mama
"Belum ma."jawab raya manja
"Kenapa?"tanya papa
"Pa, ma? Raya mau tanya? Tapi jawab jujur ya?"ucap raya. Mama dan papanya saling pandang
"Oke. Kamu tanya apa?"tanya papa mengelus kepala anaknya
"Dulu waktu raya kecelakaan, raya kenapa aja ma?"tanya raya
"Maksud kamu?"tanya mama tak ngerti
"Iya ma? Dirumah sakit tu aku kenapa aja? Koma atau kritis gitu?"tanya raya. Mama dan papanya bingung. Kenapa raya menanyakan ini semua.
"Ka... kamu tu. Koma sayang, kamu juga sempet hampir kehabisan darah. Kondisi kamu kritis setelah kamu selesai transfusi darah. Tapi saat kamu berhasil melalui masa kritis kamu, dokter bilang kamu belum bisa sadar sepenuhnya. Kamu bisa dibilang koma hampir 2 minggu, kamu dirawat dirumah sakit hampir 2 bulan. Setelah itu kamu masih harus rajin kontrol. Untuk memastikan benturan dikepala kamu tidak berakibat fatal."jawab papa menjelaskan
"Itu aja?"tanya raya santai. Papa dan mama mengangguk.
"Kayaknya ada yang kurang deh."ucap raya. Papa dan mamanya bingung
"Kurang apa sayang? itu semua masih kamu bilang kurang?"tanya mama yang sudah berkaca-kaca
"Ma, pa, apa raya pernah mengalami amnesia sesaat? Amnesia yang sifatnya sementara gitu?"tanya raya semakin penasaran. Mama dan papa kaget.
"Bagaimana mungkin raya berpikiran begitu. Dokter bilang dia tidak akan mengingat kejadian yang dialaminya selama amnesia. Kenapa sekarang dia mengingatnya?"batin mama
"Ya tuhan. Kenapa putri ku menanyakan itu lagi? Apa ingatannya kembali? Gak mungkin dokter bilang raya gak akan ingat apapun saat mengalami amnesia."batin papa
      Raya yang melihat kedua orangtuanya melamun dan tak menjawab pertanyaannya, merasa curiga
"Jawab dong."ucap raya menyedarkan ortunya dari lamunan mereka
"Hahh... sayang. Kamu kenapa berpikir begitu?"tanya mama gugup
"Raya pengen tau. Raya ngerasa raya sekarang ketemu sama seseorang dimasa lalu raya yang gak bisa raya inget sepenuhnya."jawab raya
"Ma...masa sih.. maksud kamu apa?"tanya mama makin gugup
"Sayang. Kamu gak usah mikirin itu, semua itu udah masa lalu sayang. Lupain ya."ucap papa mengelus rambut raya
"Kok gitu? Pasti ada yang kalian sembunyiin kan dari raya.? Kenapa sih? Gak papa gak mama? Temen-temen semua gak ada yang mau jawab? Raya gak bakalan sedih ma, pa? Karna raya udah,pernah ngejalanin itu semua pasti raya bisa kuat buat dengerin semua itu kok."ucap raya menangis
"Sayang. Suatu saat kamu akan tau. Bukan sekarang. Ini bukan waktu yang tepat."ucap papanya mengelus rambut raya
"Oke. Kalau kalian gak mau cerita. Raya bakal cari tau sendiri."ucap raya bangikit dan menuju kekamarnya
    Papa dan mamanya sedih, mama sudah menangis dalam dekapan papa raya. Saat raya sudah naik menuju kamarnya.
"Pa, mulai sekarang kita bikin raya senang dan lupain masalah ini ya. Mama gak mau raya inget masa lalunya."ucap mama
"Iya ma."jawab papa

     Sementara dikamar raya sedang menangis dan melamum.
"Jahat banget sih. Kenapa gak ada yang ngasih tau gue. Gak ada yang mau jelasin ke gue?"ucap raya kesal
"Apa bener gue amnesia?"gumam raya
"Raya. Raya. Ayo dong inget."ucap raya memukul kepalanya pelan namun airmatanya malah terus mengalir
"Ihhh."ucap raya kesal dan menarik rambutnya frustasi
     Sedang asyik melamun dan memarahi dirinya sendiri, tiba-tiba hpnya berbunyi menandakan telepon masuk.
''Siapa sih? Ganggu aja."gerutu raya lalu mengangkat telepon tersebut
"Hallo."ucap raya
"Halo, cantik."jawab orang diseberang sana
"Siapa nie. Ganggu gue aja. Gak tau apa gue tu sibuk."celoteh raya
"Sibuk ngapain?''tanya orang diseberang sana
"Ngelamun."jawab raya singkat
"Ngelamunin siapa hayoo? Ngelamunin gue ya."ledek orang diseberang sana
"GR loe, Siapa sih loe?"tanya raya
"Mondy Adityahito Arsyapratama."jawab orang itu dengan lengkap. Dia ternyata mondy
"Ya ampun. Loe tu ngapain telepon malem-malem?"tanya raya to the point langsung
"Kangen."jawab mondy asal dan membuat raya tersenyum walau air mata masih mengalir
''Serius deh mon?"tanya raya kesal
"Gak ada. Mau minta  janji loe tadi siang."jawab mondy
"Janji? Janji apa?"tanya raya lupa atau pura-pura lupa
"Janji mau kasih alamat rumah loe, akun sosmed loe dan apa aja yang loe punya."jawab mondy
"Hahhhh!!!!! Apa aja yang gue punya? Gila loe!!!"teriak raya di telepon
"Raya, maksud gue tu semua akun sosmed yang loe punya. Jangan netthing dulu makanya."jawab mondy
"Bu...bukan gitu...."ucap raya gugup dan ucapannya dipotong mondy
"Kok mendadak gugup sih."ledek mondy tertawa kecil
"Auk ahhh."ucap raya kesal
"Ray suara loe serak gitu? Loe lagi nagis ya?"tanya mondy
''Ga..kk kok. Gue....guee.. gak..papa."jawab raya gugup dan berbohong
"Bohong loe."ucap mondy
"Gak mon. Siapa yang bohong sih. Sok tau loe."jawab raya
"Ray? Cerita dong sama gue."pinta mondy
"Gak ada apa-apa mondy."jawab raya
"Gak yakin gue. Ayolah. Loe cerita aja sama gue. Gue siap dengerin kok."ucap mondy perhatian
      Raya tersenyum mendengar ucapan mondy yang ternyata perhatian sama dia.
"Ray,? Masih disitu kan?"tanya mondy
"Ehhh. Iya mon. Gue masih disini."jawab raya
"Kok diem sih?"tanya mondy
"Hah.... gak kok."jawan raya
"Ray? Kalau loe lagi sedih? gue siap kok jadi temen loe saat sedih."ucap mondy perhatian
       Sontak mendengar ucapan mondy, senyum dibibir raya mengembang.
"Mondy, loe perhatian banget sih."batin raya
"Hallo ray?"panggil mondy
"Kenapa mon?"tanya raya
"Loe ngelamun ya?"tanya mondy
"Iya. Gue ngelamun tadi. Sorry ya."ucap raya
"Loe ngelamunin apa?"tanya mondy
"Gak ngelamunin apa-apa."jawab raya
"Serius? Loe gak lago ngelamunin gue kan?"tanya mondy menggoda. Raya kembali terdiam. Blusssh kata-kata mondy buat raya makin ngefly.
"Iya. Gue ngelamunin loe."jawab raya malu
"Serius? Tu kan apa gue bilang. Loe nya aja gak mau jujur sama gue."ucap mondy
"Mon."panggil raya
"Hmm,."jawab mondy
"Thankys ya."ucap raya
"Thankys for what?"tanya mondy
"Thankys for all. Loe udah ngehibur gue malem ini."jawab raya
"Jadi bener? Tadi loe nangis?"tanya mondy
"Iya."jawab raya
"Ya ampun ray. Loe nangis kenapa?"tanya mondy
"Gak papa kok mon."jawab raya
   "Sorry mon, gue gak bisa jujur."batin raya
"Ya udah deh. Kalau loe belum bisa jujur sama gue."ucap mondy.  "Kata-kata mondy? Kenapa sama kayak ucapan hati gue"batin raya kaget
"Ray?"panggil mondy
"Iya."jawab raya
"Mungkin loe belum bisa percaya sama gue, tapi gue siap kalau loe mau curhat sama gue. Gue siap dengerin loe."ucap mondy tulus
"Mondy. Loe tu baik ya. Tapi kenapa loe tu nyebelin?"tanya raya
"Gue cuma pengen loe tu jutek dan kesel."jawab mondy
"Kok gitu?"tanya raya tak ngerti
"Iya. Karna kalau loe lagi jutek dan kesel muka loe tambah cantik."jawab mondy
    Blussssh. Pipi raya merah. Dia terus-terusan tersenyum.
"Raya."panggil mondy
"Ke..kenapa mon?"tanya raya
"Loe.. baru bilang tambah cantik udah gugup aja loe."ledek mondy
"Apaan sih loe."ucap raya kesal membuat pipinya makin merah
"Hahaaha."tawa mondy
"Mon."panggil raya
"Ya."jawab mondy
"Loe tu ngeselin ya. Kadang jutek. Kadang baik. Kadang manis. Kadang perhatian. Kadang cuek. Pokoknya kadang-kadang lah."ucap raya
"Kadang gue juga suka sama loe."ledek mondy
       Blussshh pipi raya kini semerah apa ya?
"Terus aja loe. Dasar prince ice."ucap raya
"Apaan tu?"tanya mondy
"Pangeran es."jawan raya
''Huuu. Dasar queen kitty."balas mondy
"Makasih."ucap raya
"Kok makasih?"tanya mondy tak mengerti
''Iya. Queen kitty itu panggilan sayang gue tau."jawab raya
"Jadi gue boleh panggil loe queen kitty?"tanya mondy
"Hmm,... boleh deh."jawab raya
"Kok pake 'deh'?"tanya mondy
"Iya. Mondy boleh."jawab raya
"Gitu dong. Udah malam nhe, tidur sana."ucap mondy
"Loe juga ya."ucap raya
"Iya, malem my kitty, have nice dream. Mimpiin aku ya."ucap mondy membuat raya tersenyum malu
"Iya. My prince. Have nice dream too. Gak usah mimpiin aku deh. Malemm."ucap raya. Lalu menutup telepon dengan mondy. Baru ingin meletakkan hp. Udah ada pesan masuk dari mondy.
   From:mondy
Have nice dream my kitty. Aku bakalan mimpiin kamu kok. Good night sweety. My  queen kitty.
All love you. Don't cry. Love you my queen kitty.
Jangan lupa mimpiin aku. Aku bakalan mimpiin kamu walaupun kamu gak minta.
Good night sweety.
                                                                From: your prince ice
                                                                    Love you sweety
                                                                     my queen kitty
                                                                         Raya kitty

      Raya tersenyum membaca pesan dari mondy.
"Ternyata tu cowok bisa sweet juga."ucap raya lalu meletakkan hpnya dan tidur memeluk boneka hello kitty kesayangannya.
                                   ❤❤❤❤❤❤❤

                  
                                                                           Terima kasih,
               
                                                                                 penulis
     

note:maaf kalau misalnya jalan ceritanya kurang menarik atau sulit dimengerti.
                              •••happy reading•••
                                             and
                          •••thanky's for reading•••

Continue Reading

You'll Also Like

144K 23.7K 44
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
181K 17K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
777K 48.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
219K 23.5K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...