Tak Pernah Ternilai (END)

By Delladwi99

335K 16.9K 107

Kehidupan awal adalah bukanlah akhir pencapaian hidup yang sesungguhnya - Prilly Mahatei. Kehidupan yang sek... More

Prilly Mahatei
Ali Syarief
part 1
part 2
part 3
part 4
part 6
part 7
part 8
part 9
part 11
part 12
part 13
info
part 15
part 16
part 17
part 18
part 20
Maaf :(
part 21
delete
Part 22
Part 23
18 Desember 2016
Part 24
Part 25(END)
NOT BELIEVE LOVE
TERBIT!!!

part 19

11.5K 591 7
By Delladwi99

Berhubung udah ga sibuk, lanjut lagi deh ceritanya...

Happy Reading :)

Arhhhh,,brakkk

Ali memukul meja kerjanya dengan keras. Perasaannya sekarang lagi kacau, tidak bisa berfikir dengan jernih. Ia hanya ingin memenuhi egonya saja, hanya untuk memiliki Prilly seutuhnya, ia bersih keras menjadikan Prilly kekasihnya secepat mungkin. Berjuang adalah hal yang paling dibenci, apalagi menunggu pikir Ali. Apa ia tidak berfikir, hati Prilly terbuat dari apa? Dengan sabarnya menghadapi sikap Ali, setelah mendapatkan perlakuan dari Ali waktu itu.

"Lo kenapa sih, teriak-teriak ga jelas. Mukul-mukul meja segala, ga malu apa didengar sama karyawan lo. gue aja sampek kedengeran waktu gue mau kesini. Lo kenapa sih Li" ucap Billy heran.

"Prilly" jawab singkat Ali. Billy tahu jika sahabatnya itu dilema akan percintaannya dengan Prilly.

"apalagi sama Prilly?"

"males ah gue kalo bahas beginian, mood gue tambah ancur tau ga!!"

"kalo lo ga cerita sama gue, gimana gue mau bantu lo. Masalah ini kan gue yang mulai, dari awal yang gue ngajak lo taruhan sampai lo yang jatuh cinta beneran sama Prilly. ayolah bro, mana Ali yang tangguh, masa gara-gara gini aja lo mau nyerah sih"

"gue harus gimana lagi Bill. Prilly udah nolak gue mentah-mentah. Bahkan ngomong sama gue aja, dia sama sekali ga liat muka gue, mana lagi ngomongnya irit banger. Lo tau kan kalo Prilly sebelumnya bawel, lah sekarang. Gue harus gimana lagi!!!" ucap Ali frustasi.

"Lo cinta sama Prilly? tanya Billy.

"ngapain lo nanya gitu sama gue" Ali menyeritkan sebelah alisnya, seolah-olah meminta penjelasan kepada Billy.

"Lo cinta ga sama Prilly" ulang Billy.

"ya jelaslah gue cinta sama Prilly, menurut Lo.."

"Lo pikir-pikir dulu deh"

"pikir-pikir gimana lagi sih Bill, jangan buat gue bingung deh"

"Lo itu beneran cinta sama Prilly atau lo itu Cuma kagum sama Prilly, atau mungkin lo cuma kasihan dengan apa yang lo perbuat selama ini sama dia" ucap Billy. Ali hanya mengangkat bahunya. Ia masih bingung akan perasaannya saat ini. Ia belum bisa menyimpulkan apakah perasaannya itu rasa cinta ke Prilly.

"apapun yang lo rasain saat ini, gue harap lo mikir dulu sebelum bertindak. Lo ga mau kan nyesel di belakang. Saat ini lo nyesel kan udah nyia-nyiain Prilly, itu pun sih salah gue yang memulai. Tapi gue berharap yang terbaik buat lo"

"kalau pun lo cinta sama Prilly, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan. Lo harus kejar cinta itu sampai dapet, jangan sampai lo nyerah di tengah jalan. Gue dukung semua keputusan lo" tambah Billy menepuk bahu Ali.

"makasih Bill. Gue akan berfikir dulu sebelum bertindak. Lo bener, emang gue dulu ga mikir dulu sebelum bertindak. Gue hanya mengandalkan ego saja, dan hasilnya...ya lo tau sendiri"

"makanya lo itu jangan ngandalkan ego dulu. Gini kan jadinya. Ya udah gue balik kerja dulu. Tenangkan dulu pikiran lo" pesan Billy.

"thanks Bill"

"oke"

**

POV Prilly

Hari-hariku sekarang disibukkan dengan berkas-berkas kantor. Yang aku butuhkan sekarang hanyalah kerja, kerja dan kerja. Aku hanya ingin melupakan masalahku sejenak. Aku tidak tau kapan masalah ini cepat selesai. Aku ingin sekali memeluk Ali dikala sedang perhatian sama aku. Ya akhir-akhir ini Ali selalu datang pagi-pagi ke rumah hanya untuk sekedar pergi bareng ke kantor. Tapi aku selalu menolak ajakan Ali. Aku tidak mau jika hatiku luluh kembali bila berdekatan dengan Ali, apalagi sekarang Ali kasih perhatian lebih kepadaku.

"Prill lo ga ke café gitu, atau ke kantin kantor? Tanya Audi yang tiba-tiba muncul di depan pintu ruangan Prilly.

"Audiiii.... Kebiasaan deh ngagetin" Audi hanya nyengir menujukkan giginya.

"Lo duluan aja Di, nanggung nih sebentar lagi selesai"

"ya udah deh gue duluan. Gue juga ditunggu sama Billy. Dahh Prilly ku sayang"

"yeee mau sama Billy ngajak-ngajak gue. Dijadiin kambing congek gue sama mereka berdua"guman Prilly.

Setelah berkutat dengan berks-berkas akhirnya selesai juga. Aku melirik jam di meja kerja, masih ada 30 menit lagi jam istirahat. Aku berjalan ke kantin kantor. Dengan tidak hati-hati aku tak sengaja menabarak orang yang berjalan di depanku.

"maaf saya tidak sengaja. Apa kamu tidak apa-apa? tanya orang yang menabrakku. Aku hanya diam saja, aku familiar dengan wajahnya apalagi suaranya. Sepertinya aku mengenal dia, tapi kapan dan dimana.

"haii kamu ga papa?"

"haa ga papa. Sebenarnya aku yang nanya gitu sama kamu. maaf aku ga sengaja tadi" ucapku tak enak hati.

"iya ga papa kok" balas dia denggan senyumannya.

"bentar-bentar kok aku pernah kenal kamu ya,, dimana ya. Pokoknya kau kenal sama kamu"

"iya aku juga kayaknya kenal sama kamu, bentar-bentar"

"Prilly"

"Bani"

"ya ampun sahabat gue dari orok kembali lagi" teriak Prilly kegirangan.

**

Dulu waktu Prilly sama Bani masih kecil, mereka terlihat sangat akrab, tak jarang samping tetangga rumahnya memandang aneh waktu itu. Kalau dibilang usia mereka masih kecil yaitu 10 tahun, kemungkinan yang terjadi adalah banyak bertengkarnya. Tetapi tidak dengan mereka berdua, mereka terlihat saling menyayangi satu sama lain, seperti halnya seorang kakak dan adik. Padahal mereka berdua tidak ada ikatan darah sama sekali, namun kedekatannya melebihi kakak adik.

"Bani jangan cepet-cepet larinya. Kaki aku sakit nih habis jatuh"ucap Prilly menahan perih di kakinya.

"ya ampun Illy maafin Bani ya. Kamu sih kalo jalan lama banget, ga hati-hati juga" Prilly mengerucutkan bibirnya kesal mendengar omelan Bani.

"ya udah sini deh naik ke punggung Bani" pinta Bani.

"emang Bani kuat gendong Illy?" tanya polos Prilly.

"udah ayo buruan naik. Udah mau gelap juga" akhirnya Prilly pun naik ke punggung Bani.

Setelah sampai di rumah Prilly. terlihat kedua orang tua Bani telah menunggu kehadiran mereka.

"ya ampun, ini Illynya kenapa kok digendong segala? Ucap panik mama Bani.

"habis jatuh ma. Biasa illynya yang ga hati-hati"jawab Bani.

"Bani ayo berangkat. Udah mau telat" sahut papa Bani.

"emang Bani mau kemana?" tanya Prilly.

"maaf Illy. Aku harus pergi jauh" jawab Bani lirih.

"pergi kemana. Kamu ga bakal ninggalin aku kan?" Prilly menggoyangkan tangan Bani dengan air mata sudah mengalir dengan sendirinya. Bani tidak tega melihat sahabatnya seperti itu, makanya ia menyembunyikan kepergiannya, supaya ia tidak mau Prilly bersedih. Di rengkuhnya tubuh Prilly ke dalam pelukannya, pelukan perpisahan.

"maafin aku Illy aku akan kembali" ucap Bani da melepas pelukannya dan meninggalkan Prilly yang masih di tempat semula.

"Bani kamu tega ninggalin aku sendirian. Aku ga ada temannya Bani. Kamu tega..." teriak Prill seiring mobil orang tua Bani meninggalkan pelataran rumahnya.

**

"ahhh Bani gue kangen sama lo. Lo jahat banget sih ninggalin gue. Sampai-sampai ga ngabarin aku. Lo udah berapa lama ninggalin gue tanpa kabar sama sekali hah. Lo tega banget sama gue" ucapku mengerucutkan bibirku.

"gue juga kangen sama lo Illy yang bawel banget, sampai sekarang kayaknya masih bawel deh"

"Bani mah" rengek Prilly.

"Lo ga mau gitu peluk sahabat hidup lo yang kece ini" tanya Bani sambil mengedipkan matanya.

"ya mau lah, ahh sumpah gue kangen sama lo Ban" ucapku sambil meluk Bani erat dan dibalas Bani tak kala eratnya.

"yuk ke kantin ngobrol-ngobrol dulu sekalian kangen-kangenan sama lo hehehe" ajakku ke Bani, dari tadi tanganku tak lepas dari tangannya Bani. Emang dari kecil aku selalu manja sama Bani selain mama papa.

"oke deh. Ck. kebiasaan deh manjanya ga ilang-ilang" ucap Bani sambil merangkulku menuju kantin.

"kan sama lo aja manjanya, selain mama papa"

"iya deh"

**

Di sisi lain tak jauh dari mereka berdua, nampaknya orang itu menahan emosinya. Kilatan marah terlihat dari matanya. Kedua tangannya mengepal, sampai buku jari-jarinya memutih. Orang itu yang tak lain adalah Ali.

"oh iya Ban kok lo ada disini sih, emang ada keperluan disini?" tanya Prilly sambil memakan makanannya.

"iya gue mau ke kakaknya temen gue, mau nganterin surat ke dia" jawab Bani.

"ohh. Ban lo menetap disini apa balik lagi?"

"ga tau juga sih Prill, belum kepikiran mau netap atau ga"

"masa lo mau ninggalin gue lagi sih Ban, sepi tau ga ada lo. ga ada yang manjain gue hehe"

"ya minta dimanjain pacar lo dong"

"ga punya pacar" jawab Prilly singkat. Ia tidak mau sebenarnya bahas-bahas tentang pacar.

"masa ga punya pacar. Cantik-cantik kok ga punya pacar sih" goda Bani.

"emang ga punya pacar. Lo sendiri udah punya pacar belum?" tanya balik Prilly

"punya dong" ucap Bani percaya diri.

"berarti gue punya saingan dong"

"saingan apa maksudnya Prill?" tanya Bani keheranan.

"ya lo ngasih perhatian sama cewek lain, manjain cewek lain. Sedangkan gue dilupain nantinya" ucap Prilly mengerucutkan bibirnya.

"ga ada yang namanya lupa. Apalagi lupa sama cewek yang ga ketulungan manjanya seperti lo. Lo tetep Illynya Bani yang bawel dan manja" ucap Bani mengacak rambut Prilly gemas.

"janji ya" Prilly mengacugkan jari kelingkingnya ke arah Bani.

"iya janji" balas Bani dan mengaitkan jari kelingkingnya ke kelingking Prilly.

"ya udah gue mau lanjut kerja lagi, udah jam masuk juga" pamit Prilly.

"gue juga mau ketemu kakaknya temen gue, gara-gara lo tadi sampai ga jadi ketemu"

************

Hai aku come back. Maaf ya updatenya lama. Panjangkan ceritanya. Itu bonus buat kalian yang udah setia nunggu ceritaku. Ada yang masih nunggu ceritaku ga disini, aku harap masih banyak ya yang nunggu ceritaku ini. Aku mau di part ini banyak yang ngeVOTE, aku mau votenya min 80++, kalo votenya lebih dari itu, aku janji bakalan next cepet.

Maaf jika typo. Jangan lupa VOMMENT.

Della

Continue Reading

You'll Also Like

32.7K 1.3K 16
Dijodohin? Sama Arkaraga? Lebih baik Lettha tunggu ayam jantan bertelur! Dijodohin? Sama Arllettha? Lebih baik Arka disuruh minum kopi sianida Jessic...
32.7K 6.5K 40
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dititik terendah, semua orang membuang mereka layaknya sampah tak berguna. Namun saat seluruh dunia berada digengg...
214K 19.3K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
15.5K 1.2K 5
one shoot Chika Christy