The Princess Act

Від VhieRheplie

46.9K 2K 92

Kisah Seorang Aktris terkenal yang hidup mewah dan bergelimangan harta namun malah merasa seperti terkungkung... Більше

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23

Part 13

1.8K 86 4
Від VhieRheplie

Setelah memasukkan kembali cincin yang ia bawa ke dalam sakunya, dengan cepat Jalal menggendong tubuh Jodha dan membawanya masuk kedalam hotel sambil meminta pada Hana untuk memanggil seorang dokter kekamar mereka. Tubuh Jodha ia baringkan dengan hati hati diatas tempat tidur kemudian ia sendiri mencopot dasinya yang seakan terasa mencekik lehernya saat ini.

"Sayang, bangunlah. Jangan membuatku khawatir seperti ini," ucap Jalal sambil menepuk halus pipi Jodha. Jodha masih saja memejamkan matanya dengan wajah yang memucat.

"Ya Tuhan, ini semua salahku," gumam Jalal mengacak rambutnya frustasi.

"Jalal, ini dokter yang akan memeriksa Jodha," Hana datang bersama seorang dokter yang dipanggilnya dibantu oleh pihak hotel.

"Silahkan, dokter," ucap Jalal sambil bangkit dan mempersilahkan sang dokter memeriksa kondisi Jodha.

Setelah beberapa menit mengecek detak jantung, nadi dan suhu tubuh Jodha, sang dokterpun mengambil sebuah kertas catatan kecil dari dalam tasnya kemudian menuliskan beberapa resep obat dab vitamin untuk Jodha.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Jalal yang belum juga bisa menghilangkan rasa panik yang melanda di dirinya.

"Dia baik baik saja. Ia pingsan karena faktor daya tahan tubuhnya yang melemah. Sebentar lagi juga ia akan siuman. Sepertinya hari ini banyak aktivitas yang membuat energinya terkuras habis tanpa adanya asupan energi baru yang masuk di tubuhnya. Ini saya berikan resep vitamin agar tubuhnya bisa cepat kembali fit seperti sediakala," jelas sang dokter kemudian menyerahkan resep tersebut kepada Jalal.

"Terima kasih, dokter," jawab Jalal sambil menyalami tangan sang dokter.

"Eh, biar ekew aja yang antar dokternya. Sekalian mana resepnya? Biar ekew yang beliin di apotek," ucap Reshyam kemudian Jalal pun memberikan resep itu kepada Reshyam setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada Reshyam.

"Mungkin dia pingsan karena seharian ini ia belum makan," ucap Hana sambil membelai rambut Jodha yang belum juga siuman.

"Ini semua salahku. Aku terlalu ekstrim menjahilinya," sahut Jalal yang duduk disamping Jodha sambil menggenggam tangannya.

"Kau bahkan keterlaluan dengan membuatnya menangis seharian ini!" Lanjut Hana menumpahkan kekesalannya pada Jalal.

"Maafkan aku. Aku memang bersalah. Han, apa kau bisa menolongku untuk memesankan makan malam untuk Jodha? Setelah ia siuman, aku akan langsung menyuruhnya untuk makan," pinta Jalal pada Hana.

"Tentu saja, Jalal. Aku baru saja hendak melakukan hal itu. Aku akan meminta pihak hotel untuk mengantar makanannya kesini sementara aku akan menemui pak Vikram dan yang lainnya di restaurant untuk memberitahu agar mereka bisa tetap melanjutkan pestanya," sahut Hana bangkit berdiri dan melangkah keluar dari kamar. Kini hanya tinggal Jalal dan Jodha yang ada dikamar itu.

"Sayang, ayo bangun. Aku belum mendengar jawabanmu tadi. Bangunlah cantik," bisik Jalal mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha kemudian mendaratkan kecupannya di dahi Jodha.

Seketika tangan Jodha yang berada dalam genggaman tangan Jalal bergerak bersamaan dengan kelopak matanya yang mulai terbuka secara perlahan.

"Aaahhhhrrrgghhhhh," erang Jodha sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Belum sempat Jalal buka suara, Rehsyam dan salah satu pelayan hotel masuk membawa makanan serta vitamin untuk Jodha. Setelah itu, merekapun kembali meninggalkan Jalal dan Jodha didalam ruangan itu.

"Apa masih sakit, sayang?" Tanya Jalal sambil mengusap rambut Jodha secara perlahan.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Jodha begitu lirih.

"Kau tadi pingsan saat sedang di restaurant. Sekarang bagaimana kalau kau makan dulu baru setelah itu kau minum vitamin yang dianjurkan dokter untukmu," ucap Jalal sambil membantu Jodha untuk bangkit duduk dan menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

"Jalal tadi bukannya kau.....,"

"Ssssttt....nanti saja ya dibahasnya. Sekarang yang terpenting aku harus menyuapimu dulu," potong Jalal sambil kemudian mengangkat mangkuk berisi sup krim hangat dan menyuapkannya kemulut Jodha secara perlahan.

Jalal menyuapkan sup tersebut dengan telaten dan hati hati hingga akhirnya Jodha pun bisa menghabiskan semangkuk sup tersebut yang membuat Jalal bisa tersenyum puas melihatnya. Setelah memberikan Jodha vitamin, Jalalpun mulai membuka percakapan.

"Kudengar dari Hana, hari ini kau belum makan sama sekali. Kenapa?" Tanya Jalal dengan suara yang lembut.

"Aku....entahlah. Aku sedang tidak nafsu makan," sahut Jodha pelan.

"Tidak nafsu makan atau karena kau marah padaku soal Seira, hemh?" Tanya Jalal sambil meraih kedua tangan Jodha dan menggenggamnya.

"Dua duanya," jawab Jodha kini memasang tampang yang cemberut.

"Tapi kan Seira sudah menjelaskannya padamu. Maafkan aku,sayang. Ini semua salahku. Aku begitu panik melihatmu jatuh pingsan dalam dekapanku tadi. Kumohon maafkan aku," lanjut Jalal sambil mengecup jari jemari Jodha berkali kali.

"Kau jahat, Jalal! Kau membiarkanku khawatir saat mencarimu di restaurant tadi," ucap Jodha kesal sambil meninju dada Jalal pelan.

"I'm sorry, love. Ini semua rencanaku dan juga Seira," Jalal mengaku pada Jodha.

"Seira? Maksudnya?" Tanya Jodha kembali heran mengapa Jalal menyebut nama Seira.

"Kejutan yang Seira maksud padamu itu adalah kejutan lamaranku malam ini padamu, sayang. Dia dan orangtuanya membantuku menyiapkan ini semua. Restaurant dan lain sebagainya merekalah yang mengaturnya," ucap Jalal membuat Jodha kembali terkejut. Dirinya sangat malu saat dengan kesalnya ia mencurigai Seira dan Jalal ada main dibelakangnya.

"Jadi mereka yang membantumu membuat surprise ini?" Tanya Jodha meyakinkan.

"Benar, Jo. Tapi surprise nya kurang sempurna karena kau pingsan akibat kesalahanku," lanjut Jalal menunduk menyesali perbuatannya. Seketika Jodha mengusap pipi Jalal dan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak menyalahkan Jalal.

"Aku tidak apa apa kok," sahut Jodha kembali menampakkan senyum gulalinya.

"So, will you marry me Jodha Alleandra?" Tanya Jalal tiba tiba sambil menyerahkan kembali kotak kecil berisi cincin berlian yang tadi sempat diperlihatkannya pada Jodha.

"Jalal, ini......,"

"Just answer my question, love," bisik Jalal dengan mesra ditelinga Jodha.

"Yes, i will mr.stuntmant," jawab Jodha mantap.

"I love you, Jo," ucap Jalal sambil memasukkan cincin lamaran tersebut ke jari manis Jodha.

"I love you too, Jalal," balas Jodha dengan mata berkaca kaca memperhatikan cincin tersebut yang bertengger indah di jari manisnya.

Mereka kemudian saling berciuman dengan lembut dan romantis diiringi suara debur ombak yang terdengar dari kamar Jodha saat ini. Setelah puas saling memagut, merekapun melepaskan tautan bibir mereka kemudian saling tertawa bahagia dan saling berpelukan dengan mesranya.

"Tidur dan beristirahatlah, cantik. Bersiaplah untuk pemotretan prewedding kita besok," ucap Jalal melepaskan dekapannya ditubuh Jodha. Mendengar kata kata Jalal, Jodhapun membelalakan matanya karena terkejut.

"Besok? Secepat itu? Memangnya kita akan menikah kapan?" Tanya Jodha menatap serius kearah Jalal.

"Kita akan menikah minggu depan," jawab Jalal.

"What? No! Terlalu cepat, Jalal. Kita bahkan kesini untuk melakukan syuting bukan untuk menikah dan bulan madu. Bagaimana kita bisa mempersiapkan semuanya dalam waktu seminggu!" Ucap Jodha begitu shock mendengar keputusan Jalal.

"It's no problem, love! Pak sutradara dan yang lainnya bahkan sudah tahu dengan rencanaku ini. Seira dan orangtuanya yang akan membantu kita melakukan semua persiapan pernikahan kita," jelas Jalal mencoba meyakinkan Jodha.

"Jadi yang lainnya sudah tahu rencanamu ini?" Tanya Jodha heran.

"Yap!" Jawab Jalal.

"Termasuk Hana dan Resy?" Lanjut Jodha.

"I... iya...," jawab Jalal sambil mengusap tengkuknya.

"Oh my God! Bahkan merekapun bersekongkol denganmu. Kau benar benar keterlaluan, Jalal!" Ucap Jodha kesal dan memasang tampang yang cemberut.

"Jangan marah ya, sayang. Nanti senyum gulalinya hilang," rayu Jalal sambil mengusap usap kedua pipi Jodha dengan tangannya.

"Mamaku belum tahu tentang rencanamu ini," kali ini Jodha menemukan alasan yang tepat untuk menunda pernikahan mereka.

"Siapa bilang? Lihat ini!" Ucap Jalal sambil menyerahkan ponselnya yang berisi video ibunya Jodha yang sedang berkata bahwa beliau merestui hubungan Jalal dan Jodha serta akan menyusul mereka pergi ke Bali dua hari lagi. Seketika Jodha terperangah hingga ia hanya bisa menutup mulutnya yang menganga karena terkejut.

"Jalal, sampai seperti ini kau mempersiapkannya? Aku.....," Jodha tak dapat lagi melanjutkan kata katanya. Ia hanya bisa menghambur ke pelukan Jalal dan menangis di dadanya.

"Kumohon jangan menangis, sayang. Please..... aku tak bisa memberikanmu yang lebih dari ini. Tapi aku janji setelah kita menikah nanti hanya akan ada kebahagiaan yang akan meliputi rumah tangga kita hingga kau takkan sempat untuk menangis lagi," ucapan Jalal benar benar membuat Jodha sangat terharu.

"Aku tidak butuh yang lebih dari ini, Jalal. Karena aku tak pernah bahagia berada dalam kemewahan tanpa adanya cinta didalamnya. Aku mencintaimu, aku mencintai kesederhanaanmu, aku mencintai kejahilanmu dan aku mencintai semua yang ada di dirimu. Aku percaya kau takkan membuatku menangis lagi," ucap Jodha sambil memainkan kancing kemeja Jalal dengan suara yang dibuatnya sedikit manja.

"Mengapa kau percaya padaku, sayang?" Tanya Jalal sambil mengecup pucuk kepala Jodha.

"Karena tadi kau sudah berjanji," jawab Jodha santai.

"Tapi sepertinya saat malam pertama kita nanti, kau pasti akan menangis, sayang," goda Jalal yang belum dipahami oleh Jodha.

"Maksudnya?" Tanya Jodha mengernyitkan dahinya.

"Ya, saat malam pertama nanti kau pasti akan menangis saat aku.....,"

"Stop!! Stop!! Stop!! Aku mengerti arah pembicaraanmu sekarang. Belum apa apa kau sudah membahas hal seperti itu. Malu ah!" Jawab Jodha memotong ucapan Jalal.

"Kita bahkan pernah khilaf hampir melakukannya waktu itu, Jo," goda Jalal semakin membuat Jodha malu sekaligus kesal.

"Jalal!!!! Balik sana kekamarmu, sekarang! Aku mau istirahat," Jodha langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimut hingga sebatas dadanya.

"Masih kangen, sayang. Bentar lagi ya. Mau aku nyanyiin kayak di restaurant tadi biar bisa tidur?" Rayu Jalal sambil membelai rambut Jodha.

"No! Sekarang balik kekamarmu atau aku gak mau kita nikah minggu depan!" Ancam Jodha membuat Jalal langsung bangkit berdiri dan panik.

"Oke cantik! Aku kembali kekamarku dulu, ya. Sampai jumpa besok," secepat kilat Jalal mengecup bibir Jodha kemudian berlari menuju keluar sebelum mendapat amukan kembali oleh Jodha.

"Ikh! Dasar modus!" Umpat Jodha setelah kepergian Jalal. Selang beberapa detik kemudian, ia pun terlihat tersenyum sendiri sambil menatap cincin yang tersemat di jari manisnya kemudian mengecupnya dengan bahagia.

*****************

"Duh yang lagi berbunga bunga, dipandangin terus tu cincin, awas kadar karatnya berkurang, cyin," sapa Reshyam sambil membawakan sarapan untuk Jodha. Pagi ini Jodha merasa sudah lebih sehat dan siap untuk menjalankan aktivitas syutingnya.

"Resy apaan sih! Ganggu orang lagi happy aja," protes Jodha sambil meminum segelas susu yang dibawakan oleh Reshyam.

"Kapan ya ekew dilamar dengan romantis kayak yeay gitu?" Sahut Reshyam dengan tatapan menerawang sambil mengedip ngedipkan matanya yang genit.

"Pacar aja belom punya, udah mikir lamaran aja," celetuk Hana yang ikut bergabung dengan mereka.

"Gimana Han? Sudah siap semuanya? Aku gak sabar pengen syuting dengan suasana baru," ucap Jodha sambil menggigit sandwichnya.

"Suasana baru apa status baru nih? Tuh, udah dijemput ama pangeran berkuda di ruang tamu. Katanya mau ngajak pergi ke loksyut bareng," ucap Hana membuat Jodha terkejut.

"Jalal?" Tanya Jodha meyakinkan.

"Ya siapa lagi! Sekarang kan nama calon suamimu Jalal bukan Sujamal lagi," sahut Hana ikut mencomot sandwich milik Jodha.

"Ish!! Jangan sebut sebut nama itu lagi, Han. Oke! aku duluan ya. Bye," Jodha pun pamit pada mereka kemudian menemui Jalal yang sudah menunggunya diruang tamu.

"Dia mah enak, pergi cuma bawa diri. Lha sini yang bawain alat perangnya yang seabrek jumlahnya," gerutu Reshyam sambil mengunyah sarapannya.

"Hush! Dia itu bos kita Resy! Tugas kita ya ngelayanin dia. Emanknya mau ngelayanin siapa?" Tegur Hana pada Reshyam.

"Kali aja disuruh ngelayanin hubby-nya, ekew rela biar kata gak digaji," celetuk Reshyam sembarangan.

"Situnya rela, Jalal nya yang semaput lihat kembaran bininya Rajjat Tokas naksir ama dia!" Ledek Hana kembali membuat bibir Reshyam maju lima senti.

*******************

"Pagi Jalal," sapa Jodha menghampiri Jalal.

"Pagi cantik," sahut Jalal tiba tiba menarik tangan Jodha membuat pantat Jodha sukses mendarat diatas pangkuannya.

"Aku bisa duduk sendiri, Jalal," Jodha mencoba berontak tapi Jalal malah memeluk pinggang Jodha dengan kuat.

"Kau sudah sarapan?" Tanya Jalal tanpa memperdulikan protes dari Jodha barusan.

"Sudah. Kamu?" Tanya Jodha balik bertanya.

"Sudah tapi belum kenyang," sahut Jalal sekenanya.

"Lho kok?"

Cupp!!

"Ini baru kenyang," ucap Jalal sambil tertawa melihat ekspresi terkejut dari Jodha karena Jalal mengecup bibirnya tanpa ijin.

"Aih!! Kenapa lagi lagi musti ekew yang lihat ini sejoli lagi mesra mesraan ama tubruk tubrukan sih! Ekew cembokur keleus!!" Suara cempreng Reshyam membuat Jalal dan Jodha langsung menoleh ke arahnya.

"Resy!" Pekik Jodha.

"Eh, gak pa pa kali cyin. Lanjutin aja, anggep aja ane patung pancoran jadi gak lihat adegan 21+ barusan," ucap Reshyam sambil melenggang dengan genitnya keluar dari ruangan mereka.

"Tuh kan! Kamu sih!" Jodha kesal dan mencubit perut Jalal gemas.

"I'm sorry, love. Ayo kita pergi," ajak Jalal sambil tertawa dan kemudian merekapun pergi bersama ke lokasi syuting yang terletak di pinggir pantai Nusa Dua.

************

"Selamat pagi, paman," sapa seorang gadis bertubuh langsing semampai mengenakan mini dress berwarna hitam dengan rambut pirang tergerai bak seorang model terkenal.

"Selamat pagi, Patrice. Selamat datang di Indonesia," sapa pria yang disebut paman oleh sang gadis.

"Maaf tuan Humayun, tamu yang sudah anda tunggu sudah datang," tiba tiba pengawal pria itu masuk dan memberitahukan bahwa ada seseorang lagi yang datang untuk menemuinya.

"Suruh dia masuk,"

"Baik tuan," jawab sang pengawal kemudian keluar ruangan menjalankan perintah majikannya.

"Siapa tamu itu, paman?" Tanya gadis yang bernama Patrice sambil duduk dikursi bersebrangan dengan pria yang bernama Humayun tadi.

"Dia yang akan mengorbitkanmu, Patrice," sahut Humayun sambil tersenyum misterius.

"Selamat pagi tuan Humayun Bheesma," sapa seorang pria yang baru saja masuk kedalam ruangan kerja milik penguasa Bheesma Company itu.

"Selamat pagi dan selamat datang tuan Sujamal Pranata,"

Next

Продовжити читання

Вам також сподобається

RUNAWAY Від Monica Mila

Жіночі романи

136K 6.9K 24
Cerita tentang dua orang yang bertemu kembali secara tidak sengaja setelah 10 tahun berlalu. Nasib, mungkin nasib lah yang memeprtemukan mereka kemba...
My Bad Boy Від N O N A

Романтика

5M 55.9K 6
[Mohon Bijak Dalam Memilih Cerita!] Perjodohan. Siapa orang yang mau dijodohkan? Tidak ada. Mungkin di era sekarang ini tidak ada yang ingin...
64.4K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
410K 33.2K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.