Part 6

1.5K 77 1
                                    

"Mengapa kau menyuruh mereka mengikutiku?" Tanya Jalal lewat sambungan telepon.

"Jalal, mereka melakukannya demi keselamatanmu. Aku dan anggotaku sudah menyelidiki perihal kecelakaan kemarin dan hasilnya, kecelakaanmu itu adalah sebuah sabotase. Maka dari itu kami kembali mengawasimu," sahut seseorang di seberang sana.

"Terserah kau mau apa! Aku tak perduli! Yang kuinginkan hanyalah agar kau tak terlalu dekat denganku atau dengan teman temanku. Temanku menjadi sangat ketakukan akibat ulahmu," jawab Jalal dengan nada bicara yang sangat dingin.

"Apa gadis itu kekasihmu?" Sahut suara di seberang sana.

"Bukan urusanmu!" Jawab Jalal tegas.

"Baiklah, aku menyerah. Aku akan menuruti keinginanmu. Maaf kalau kami mengganggu acara kencanmu," ucap orang itu lagi.

"Baguslah kalau kau sadar," tanpa basa basi Jalal pun menyudahi sambungan teleponnya.

**************

"Bagaimana Jo? Apa kau mau kita pulang sekarang?" Tawar Jalal setelah menyusul Jodha masuk kedalam mobil.

"Lalu Hana dan Reshyam?" Tanya Jodha menatap teduh kearah Jalal.

"Aku akan minta bantuan Billy untuk mengantar mereka. Bagaimana?" Sahut Jalal.

"Baiklah," jawab Jodha mengangguk.

Setelah menelepon Billy, Jalalpun langsung melaju menuju kediaman Jodha. Sepanjang perjalanan Jodha yang sepertinya sangat kelelahan malah tertidur dengan lelapnya. Sesekali Jalal memandang wajah Jodha yang sedang tertidur dengan damai. Lagi lagi perasaan itu kembali muncul tanpa bisa ia minta.

"Aku bahkan rela membunuh Sujamal demi mendapatkanmu, Jo," ucap Jalal begitu lirih sambil kembali fokus kearah jalanan.

"Jo... Jodha.... kita sudah sampai. Apa benar yang ini rumahmu?" Ucap Jalal mencoba membangunkan Jodha. Jalal belum tahu persis dimana letak rumah Jodha. Sebelum tertidur Jodha memang sempat memberitahukan alamatnya. Oleh karena itu ia bisa sampai ditempat ini.

"Jo, bangun Jo," Jalal mencoba menggerak gerakkan lengan Jodha namun sepertinya Jodha begitu lelap tertidur.

Jalalpun akhirnya berinisiatif untuk menanyakan terlebih dahulu apakah benar rumah yang ia singgahi ini adalah rumah Jodha. Setelah menekan bel yang ada pada pagar rumah, keluarlah seorang wanita setengah baya menghampiri Jalal.

"Maaf bu, apa benar ini rumahnya Jodha Alleandra," tanya Jalal pada wanita yang ternyata bibi Maham, asisten rumah tangga Jodha.

"Iya benar. Anda siapa? Nona sedang tidak ada dirumah," jawab bibi Maham.

"Saya temannya, bu. Saya datang bersama Jodha. Kami baru pulang syuting. Jodha sedang tertidur didalam mobil. Karena terlalu lelap saya tidak tega membangunkannya. Rencananya saya akan menggendongnya sampai kedalam. Apa boleh bu?" Tanya Jalal sesopan mungkin.

"Oh, tentu saja nak. Mari bibi antar," bibi Maham pun keluar dan menghampiri Jodha yang tertidur didalam mobil.

Dengan perlahan Jalal menggendong tubuh mungil Jodha dan mengantarnya kedalam kamarnya ditemani oleh bibi Maham. Setelah sampai, Jalalpun langsung membaringkan tubuh Jodha diatas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Bu, saya langsung pamit ya," ucap Jalal pada bibi Maham setelah mereka keluar dari kamar Jodha.

"Terima kasih telah mengantar Jodha ya nak. Ngomong ngomong siapa namamu?" Tanya bibi Maham sambil mengantar Jalal sampai didepan pintu.

"Nama saya Jalal, bu," ucap Jalal.

"Baiklah nak Jalal. Sekali lagi terima kasih dan berhati hatilah dijalan," ucap bibi Maham dijawab Jalal dengan anggukan kepalanya.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang