Part 9

1.5K 81 0
                                    

"Aku akan keluar menemui Sujamal dan memberitahukan ini semua apapun konsekuensinya," ucap Jalal bangkit hendak membuka knop pintu namun langsung dicegah oleh Jodha.

"Tidak Jalal. Tidak, jangan sekarang. Kumohon!" Pinta Jodha sambil menangkupkan kedua tangannya didada dan memandang kearah Jalal.

Melihat tatapan memelas dari Jodha seketika hati Jalal pun luluh dan kembali memundurkan langkahnya lalu kembali duduk diatas sofa sementara Jodha mencoba mengintip dari balik tirai jendela. Ia melihat Sujamal sedang berbincang bincang dengan sang sutradara.

"Dimana Jodha, pak Vikram? Bisa saya menemuinya? Tadi saya lihat ia tidak ada diruangannya," tanya Sujamal pada sang sutradara.

"Ehm, Jodha.... tadi ia kuminta latihan diruanganku karena ada adegan dimana dia kurang bisa menguasainya," sahut sang sutradara sedikit gugup.

"Oh ya? Dengan siapa di disana?" Tanya Sujamal menatap penuh selidik.

"Se... sendiri. Dia hanya sendiri," jawab sang sutradara.

"Baiklah, aku akan menyusulnya," ucap Sujamal membuat sang sutradara menjadi panik.

"Ehm, sebaiknya kau tunggulah disini. Aku akan memanggilnya," cegah sang sutradara yang tanpa membuang waktu langsung melangkah menuju ke ruangannya.

Melihat sang sutradara menuju kearah mereka, Jodhapun bergegas kembali duduk sambil memegang naskah skenario yang tadi dibawanya.

"Jodha, bisa kau keluar sekarang? Sujamal sedang mencarimu. Dan kau Jalal, aku minta kau keluar dari pintu itu," sang sutradara masuk dan menyuruh mereka keluar dari dua pintu yang berbeda.

Jodha pun menurut mengikuti sang sutradara dari belakang. Sempat menoleh kearah belakang, ia melihat Jalal yang menyiratkan penuh rasa kesal di dirinya.

"Darimana saja kau sayang? Aku mencarimu dimana mana. Aku rindu padamu," sapa Sujamal sambil menarik pinggang Jodha dan hendak mengecup pipi Jodha namun Jodha berhasil menghindar.

"Sujamal, jangan disini. Ini tempat umum. Aku tak ingin orang lain membicarakan kita," tolak Jodha secara halus.

"Ayolah sayang, sebentar lagi kita akan jadi suami istri. Jadi wajar saja kalau aku ingin mencium pipimu. Kau bahkan tak menolak saat beradegan mesra dengan lawan mainmu yang amatiran itu," ucap Sujamal kini makin erat mengungkung Jodha dalam pelukannya.

"Tapi itu kan hanya akting, Sujamal," sahut Jodha sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan erat tubuh Sujamal yang menyiksanya.

"Kau bersungguh sungguh pun mana ada yang tahu, Jo," ucapan Sujamal sukses membuat Jodha terkejut.

Sementara di kejauhan, seorang pria sedang berdiri menyaksikan gadis yang dicintainya sedang berada didalam pelukan orang lain dengan tangan yang mengepal, rahang yang mengeras dan mata yang menatap tajam seolah ingin menerkam orang yang sudah dengan beraninya menyentuh gadis yang dicintainya.

"Lihat saja kau, Sujamal. Aku takkan membiarkan Jodha menjadi milikmu," gumam Jalal dengan penuh kemarahan.

Proses syuting kembali dilakukan. Kali ini Jodha sudah lebih rileks dan bisa berkonsentrasi dengan baik. Namun hal yang sama kini berbalik dialami oleh Jalal. Semenjak sikap mesra yang terus terusan ditunjukkan oleh Sujamal pada Jodha, ia menjadi sulit berkonsentrasi pada pekerjaannya.

"No! Pak Vikram aku tak ingin mereka melakukan adegan itu lagi. No lip kiss again!" Tiba tiba Sujamal mengacaukan proses take scene mereka saat melihat Jalal dan Jodha yang akan beradegan kissing.

"Tapi Sujamal.... bahkan Jodha sudah menyetujui ini," bantah Vikram sang sutradara.

"Tapi aku bilang tidak! Jodha tidak akan melakukannya!" Sahut Sujamal kali ini membuat Jalal sudah tak bisa menahan emosinya.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang