Part 22

2K 88 5
                                    

Jalal dan Seira terkejut melihat ruang perawatan Jodha nampak ramai dengan beberapa perawat dan juga beberapa dokter disana. Dan lebih terkejutnya lagi, saat ia mendapati Adam dan tuan Humayun berada juga disana.

"Apa yang terjadi pada istri saya, dokter?" Tanya Jalal dengan cepat menghampiri sang dokter dan berdiri disamping tubuh Jodha yang terbaring tak sadarkan diri.

"Istri anda bersama temannya telah disuntik obat penenang. Saat ini kami sedang berusaha menghilangkan efek obat tersebut. Anda jangan khawatir. Istri anda baik baik saja, sebentar lagi ia aka siuman," jelas sang dokter membuat Jalal merasa sedikit lega.

Dengan cepat kini matanya kembali mengangkap dua sosok yang masih berdiri di pojok ruangan dan sedang ditemui oleh Seira.

"Apa yang sudah kau lakukan pada istriku, hah? Kau pasti mencoba untuk membunuhnya, kan? Cepat katakan!!" Dengan penuh emosi, Jalal mencengkram kerah kemeja yang dikenakan oleh Humayun dan menatapnya penuh amarah.

"Jalal! Kumohon kendalikan dirimu! Ini rumah sakit! Tidak seharusnya kita membuat keributan disini. Ayo kita keluar dan bicara!" Cegah Seira memaksa Jalal melepaskan cengkramannya dan menariknya paksa untuk keluar ruangan.

"Oke! Sekarang katakan, paman. Apa yang terjadi pada Jodha dan juga manajernya," ucap Seira setelah kini mereka berada di sebuah kantin yang ada dirumah sakit tersebut. Mereka duduk bersama namun Jalal tetap mengalihkan pandangannya tak mau menatap kearah Humayun.

"Baiklah, Paman akan ceritakan. Tadi pagi paman bertengkar dengan Patrice soal usahanya untuk memisahkan Jodha dan juga Kaf... ehm, maksudku Jalal. Paman sudah tak ingin lagi mencoba memisahkan mereka. Tapi ternyata Patrice berkata bahwa ia akan menggunakan caranya sendiri. Paman khawatir dan menyuruh Adam untuk membuntuti mereka. Mereka tadi sempat hampir berhasil menculik Jodha dan juga manajernya. Namun saat berada di area parkir, Adam dan anak buah paman lainnya serta beberapa anggota kepolisian berhasil menangkap mereka dan menggagalkan usaha mereka. Paman datang setelah Adam menelepon dan mengabarkan bahwa Patrice dan Sujamal sudah berhasil dibekuk. Paman tadi keruangan Jodha untuk memastikan kondisinya baik baik saja," jelas Humayun membuat Seira dan Jalal sangat terkejut. Namun Jalal masih saja tak menatap kearah sang ayah sama sekali.

"Jadi, mereka hampir menculik Jodha dan Hana. Oh, syukurlah anak buah paman dan para polisi itu datang tepat waktu," sahut Seira namun Jalal masih saja diam tak bergeming.

"Adam membuntuti mereka dan curiga saat mereka menyamar mengenakan pakaian dokter dan perawat. Setelah tahu maksud penyamaran mereka, Adam bergegas menghubungi polisi dan bersiap menyergap mereka," lanjut Humayun lagi lagi membuat Seira dan Jalal terperangah. Tak bisa dipungkiri, Adam dan Humayun adalah penyelamat Jodha dan Hana dari kejahatan yang sangat mengerikan yang direncanakan Patrice dan Sujamal.

"Seir, sepertinya aku harus kembali menemui Jodha. Mungkin sekarang ia sudah siuman," tiba tiba saja Jalal bangkit dan hendak pergi meninggalkan mereka.

"Ehm, baiklah Jalal. Aku akan disini menemani paman," sahut Seira.

"Oh ya, terima kasih, papa," ucap Jalal kemudian segera pergi meninggalkan keterkejutan dihati Humayun.

"Seir, Jalal memanggil paman dengan sebutan papa! Panggilan yang sangat jarang terdengar yang meluncur dari bibirnya," Seru Humayun kepada Seira.

"Semoga Jalal tahu kalau paman menyesal dengan perbuatan paman," ucap Seira yang dijawab Humayun dengan tersenyum kecut. Ia tidak yakin bahwa Jalal akan memaafkannya secepat itu.

*******************

"Cantik.....bagaimana keadaanmu?" Bisik Jalal yang baru saja melihat Jodha membuka matanya perlahan.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang