Part 17

1.7K 81 3
                                    

~But baby there you go again, there you go again, making me love you.
~Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go.
~Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo.
~And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you.

(Jalal bernyanyi sambil berlatih dumbell dibalkon kamaranya pagi ini mengikuti alunan musik yang diputar nyaring lewat perangkat audionya)

~So I cross my heart and I hope to die
~That I'll only stay with you one more night
~And I know I said it a million times
~But I'll only stay with you one more night

(Jalal semakin keras bernyanyi dengan peluh yang membanjiri wajah dan tubuh seksinya yang sedang bertelanjang dada dan hanya mengenakan training hitam favoritnya)

"Sayang.... kecilkan suaranya donk! Daritadi aku panggil panggil kau tak juga mendengarku," teriak Jodha yang kini sudah berdiri dihadapan Jalal terlihat tak kalah seksi dengan tanktop polos berwarna putih dan hotpants ketat berwarna hitam serta celemek yang membalut bagian depan tubuhnya. Ia berdiri sambil berkacak pinggang didepan Jalal. Setelah melempar senyum, Jalalpun bangkit dan menekan tombol untuk mengecilkan suara perangkat audionya.

"Ada apa cantik?" Tanya Jalal sambil memeluk pinggang Jodha hingga tubuh mereka menempel cukup erat tapi Jodha sengaja menjauhkan dadanya agar tak menempel didada Jalal.

"Kamu tuh yang ada apa? Semalem wajahmu pucat seperti mayat hidup saat mendengar nama artis baru itu, sekarang, memutar musik kencang luar biasa sambil ikut bernyanyi dan teriak teriak. Kamu kenapa sih?" Tanya Jodha menatap Jalal dengan serius.

"Tidak ada apa apa, sayang. Lagi pengen teriak teriak aja. Habis, pengen teriak teriak seperti semalam, kau pasti membatasinya kan? Padahal semalam aku mau nambah teriak lagi, kamunya malah tidur," goda Jalal membuat wajah Jodha menjadi memerah.

"Ikh, apaan sih! Kalau teriak teriak yang itu memang harus dibatasi. Udah ah! Ayo kita sarapan," ajak Jodha. Ia pun mengambil handuk kecil yang ada diatas kursi dan membantu mengusap keringat yang membanjiri tubuh suaminya tersebut. Sementara Jodha mengusap usap tubuh Jalal, Jalal malah mengambil kesempatan dengan mengecup bibir, wajah hingga leher Jodha berkali kali membuat Jodha harus mengomel panjang pendek dengan ulah jahil suaminya ini.
***************

"Sayang, ada yang mau kubicarakan," ucap Jalal ketika mereka telah selesai sarapan dan bersiap pergi ke lokasi syuting.

"Ehm, bisa gak bicaranya nanti saja setelah kita pulang syuting? Aku sedang buru buru, sayang. Hana sudah menungguku dilobby. Hari ini kita pergi sendiri sendiri dulu, ya," ucap Jodha sambil mengecup bibir Jalal singkat.

"Lho memangnya kenapa, Jo? Apa kamu ada urusan lain dengan Hana?" Tanya Jalal.

"Iya, sayang. Aku dan Hana akan kekantor majalah tempat kita pemotretan dulu. Kali ini mereka akan mengontrakku lagi. Aku harus cepat kesana, karena kata Hana kalau kontrak ini aku tolak, maka si artis baru itu yang akan menggantikanku. Aku tak mau dia menyaingi ketenaranku," jelas Jodha membuat Jalal membelalakan matanya.

"Serius?" Tanya Jalal.

"Iya! Oleh karena itu aku harus lebih cepat darinya," sahut Jodha sambil mengenakan flatshoes kesayangannya.

"Tapi jangan karena kau tak mau tersaingi, kau jadi tak perhitungan dengan kontrak itu ya, sayang. Kau harus meneliti bagaimana konsep kontrak itu. Jangan lupa, aku tak ingin kau berpose seksi. Oke!" Pesan Jalal membuat Jodha menyunggingkan senyum dan menggelengkan kepalanya.

"Iya, mr. Stuntmant. Aku tahu itu! Kamu posesif banget sih!" Ucap Jodha sambil berdiri didepan Jalal dan menempelkan tubuhnya ditubuh Jalal.

"Karena semua ini.... hanyalah milikku," bisik Jalal sambil membelai tubuh Jodha dari bagian atas hingga kebawah.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang