Part 5

1.7K 79 1
                                    

Ban ke titli dil uda, uda, uda hai kahin door...
Bagaikan kupu-kupu hatiku terbang ke suatu tempat yang jauh

Chalke khushboo se juda, juda, juda hai kahin door..
Terbang melayang menyatu dengan keharuman di suatu tempat yang jauh

Haadse yeh kaise
Rentetan peristiwa macam apa ini

Ansune se jaise
Seperti tak pernah terdengar sebelumnya

Choome andheron ko koi noor...
Seolah secercah cahaya mengecup kegelapan

Ban ke titli dil uda, uda, uda hai Kahin door..
Bagaikan kupu-kupu hatiku terbang ke suatu tempat yang jauh

Jodha POV

Aku seperti tersihir, hilang akal, dan hilang arah. Entah apa yang terjadi padaku. Menabrak tubuh Reshyam yang besarnya tiga kali lipat tubuhku dan berhasil membuatnya jatuh terjengkang adalah keanehan pertama yang terjadi. Kemudian tanpa sadar aku berlari meninggalkan ruanganku menuju ruangan sebelah. Spontan memanggil namanya begitu aku sampai diambang pintu dan semua orang yang berada dalam ruangan itupun menoleh kearahku. Pak Vikram, beberapa pemain pria dan wanita juga beberapa kru. Mereka memandangku dengan penuh tanda tanya. Mungkin yang ada dalam benak mereka saat ini adalah sebuah pertanyaan besar akan mengapa aku bisa datang ketempat ini dengan wajah khawatir yang tak bisa kusembunyikan. Seorang Jodha Alleandra perduli akan keadaan pemain lainnya yang baru saja tertimpa kecelakaan. Surprise! Aku yang begitu acuh tiba tiba bisa merasa begitu khawatir. Kalau mereka menanyakan hal itu padaku saat ini aku hanya bisa menjawab entahlah, aku tidak tahu. Setidaknya saat Reshyam memberitahukan berita itu aku langsung merasa terkejut dan takut. Sebenarnya ada apa dengan Jalal? Mengapa ia begitu mempengaruhiku sejak pertemuan kami kemarin?

Author POV

"Jalal!" Jodha memekik menyerukan nama Jalal dan berdiri diambang pintu ruangan Jalal. Semua orang yang mendengar suara Jodha langsung menoleh tidak terkecuali Jalal sendiri yang sekarang dalam keadaan bertelanjang dada dengan bagian punggungnya yang sedang dibalur semacam salep oleh salah seorang tim medis yang didatangkan sang sutradara untuk mengobati Jalal.

"Jodha!" Jawab Jalal lirih.

"Masuklah, Jo," sahut pak Vikram sang sutradara. Jodha pun melangkah masuk dengan sedikit ragu diiringi tatapan penuh tanda tanya dari beberapa pemain dan kru yang juga ada dalam ruangan itu.

"Kudengar dari Reshyam kalau Jalal.....,"

"Aku tidak apa apa, Jo," sahut Jalal sambil tersenyum manis tapi Jodha malah memandangnya dengan penuh rasa khawatir. Sang sutradara yang sedang memperhatikan mereka malah menangkap hal yang tak biasa antara pandangan mata mereka.

"Oke semua! Aku minta tinggalkan ruangan ini sekarang. Punggung Jalal hanya terkilir dan ia hanya perlu istirahat sekarang," ucap sang sutradara dengan suara yang cukup lantang. Mereka pun menurut dan satu persatu dari mereka mulai meninggalkan ruangan itu.

"Jalal, kalau kau butuh sesuatu, jangan sungkan menghubungiku ya," Amisha menghampiri dan menyentuh pundak Jalal lalu Jalalpun menjawabnya dengan anggukan kepalanya.

"Aku juga pergi dulu kalau begitu, semoga kau......,"

"Jo, kau tetaplah disini. Kau bisa mengobrol dengan Jalal. Siapa tahu kalian bisa sambil berdiskusi soal adegan kalian berikutnya," sang sutradara mencegah kepergian Jodha.

"Tapi tadi kata anda Jalal perlu beristirahat," jawab Jodha.

"Ah ya! Kau benar, Jo. Aku sampai lupa. Baiklah, ayo kita pergi sekarang. Biarkan Jalal sendiri disini," ucap sang sutradara menunggu reaksi Jodha. Ia sengaja mengusir semua orang keluar agar ia bisa lebih menyelidiki lagi tentang perasaan antara keduanya.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang