Part 12

1.8K 92 8
                                    

Seluruh cast dan kru sudah bersiap dibandara untuk selanjutnya melakukan perjalanan menuju Bali pagi ini. Nampak sang sutradara yang berjalan mondar mandir sambil sesekali menoleh kearah samping mencari keberadaan seseorang yang sangat ditunggunya.

"Pak, Jalal belum juga bisa dihubungi. Ponselnya tidak aktif," ucap sang astrada semakin membuat kepala sang sutradara menjadi pening.

"Kemana anak itu? Sebentar lagi kita akan terbang dan dia belum juga menampakkan batang hidungnya," sahut sang sutradara terlihat kesal.

"Eh cyin, you punya laki kemenong sih? Kok gak muncul muncul juga batang kumisnya?" Ucap Reshyam menjawil Jodha yang sibuk dengan ponselnya.

"Mana kutahu Resy. Semalam kami masih sempat chat dan dia bilang sudah siap untuk perjalanan hari ini. Bahkan dia menyuruhku untuk tidur lebih awal," sahut Jodha juga nampak kesal.

"Mungkin ia masih dalam perjalanan, Jo. Kau tenang saja," sahut Hana mencoba menenangkan Jodha yang nampak gelisah.

"Hai semua!! Sorry i'm late!" Tiba tiba muncullah sosok yang sangat ditunggu tunggu oleh mereka. Dengan nafas yang masih tersengal sengal sehabis berlari ia pun langsung menoleh kearah Jodha yang sedang memasang tampang cemberut.

"Oh finally! Kau membuatku cemas Jalal! Ngomong ngomong siapa wanita yang kau gandeng itu?" Tanya sang sutradara melirik kearah wanita yang berdiri dibelakang pundak Jalal.

"Oh,kenalkan ini Seira. Dia sahabatku, pak. Karena dialah aku terlambat datang. Tadi kami sedang mengurus tiket untuknya agar ia bisa ikut denganku ke Bali," jelas Jalal kemudian memperkenalkan Seira kepada mereka satu persatu.

"Hai Jo, bukankah kita sudah pernah berkenalan. Senang bertemu lagi denganmu," ucap Seira ramah.

"Hmmh, ya. Senang juga bertemu denganmu lagi," jawab Jodha sambil melirik sinis kepada Jalal. Sepertinya Jodha sedang kesal karena keterlambatan Jalal hanyalah demi mengajak sahabatnya tersebut.

"Oke, baiklah. Ayo kita bersiap. Jangan sampai nama kita disebut lewat pengeras suara itu," ucap sang sutradara dijawab dengan anggukan seluruh cast dan kru lainnya.

"Jalal, sepertinya Jodha marah padamu. Lihatlah raut wajahnya! Persis kemeja kusut yang berbulan bulan tidak disetrika," ledek Seira sambil tertawa kecil.

"Diam kau Seir! Walau dia sedang cemberut tapi wajahnya tetap saja cantik seperti bidadari tidak sepertimu yang kalau cemberut persis dengan wajah istrinya si aktor favoritmu itu, Rajjat Tokas," balas Jalal membuat Seira kesal dan langsung mendaratkan cubitannya ke perut Jalal.

"Jodha! Kau duduk disini saja. Biar aku duduk dengan mereka," tegur Seira pada Jodha saat Jodha hendak mengambil tempat disebelah Hana dan Reshyam.

"Oh, tidak perlu, Seir. Aku disini saja," sahut Jodha dingin. Jalal hanya bisa tersenyum melihat nona papan atasnya seperti sedang cemburu padanya dan Seira.

"Gak pa pa, Jo. Aku gak mau duduk disebelah pria playboy ini. Kamu aja ya," paksa Seira sambil menarik tangan Jodha pelan. Akhirnya Jodha pun menuruti permintaan Seira dengan duduk disebelah Jalal. Sebenarnya Seira sengaja melakukan hal itu karena melihat gelagat Jodha yang sedari tadi nampak cemberut karena kedekatan antara Jalal dan Seira.

"Tadi sudah sarapan, Jo?" Tanya Jalal berbasa basi membuka percakapan.

"Sudah," jawab Jodha singkat.

"Asyik juga ya suasana syuting kita akhirnya beda dari biasanya," ucap Jalal.

"Hmmh, iya," jawab Jodha sambil memainkan ipad nya.

"Nanti sampai disana kita langsung jalan jalan berdua ya Jo. Mumpung syutingnya baru dimulai besok," ucap Jalal lagi masih berusaha mencairkan suasana.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang