Part 3

1.7K 78 2
                                    

Jalal masih duduk terdiam didalam ruangan yang telah disediakan untuknya. Pakaian yang dikenakannya pun sudah ia ganti setelah adegan didalam sungai tadi. Semenjak dipilih menjadi pemeran utama, ia mendapat ruangan khusus yang bisa ia gunakan untuk beristirahat, menghapal script ataupun make up untuk keperluan syuting. Ruangan itu ia gunakan bersama Billy dan Nixon, pemain pria lain dalam film yang sedang dibintanginya ini. Dan kini ia sedang duduk menunduk sambil memijat keningnya yang terasa berdenyut mengingat kejadian yang ia alami barusan.

Flashback

"Jodha! Apa apaan ini!"

"Cut!" Teriak sang sutradara.

Sontak keduanya melepaskan pagutan bibir mereka dan seperti pinang dibelah kapak, wajah mereka menunjukkan ekspresi yang sama. Wajah yang merona kemerahan. Mereka memalingkan wajah mereka satu sama lain dan enggan untuk saling menatap.

"Jodha! Ikut aku sekarang!" Teriak pria yang ternyata adalah Sujamal sambil menarik paksa lengan Jodha.

"Iya tapi tidak perlu kau tarik tanganku, Sujamal!" Pekik Jodha mencoba melepaskan cengkraman tangan Sujamal.

"Kita perlu bicara, Jo! Ikut aku ke ruanganmu sekarang! Atau kau akan menyesal!" Ancam Sujamal masih mencengkram lengan Jodha membuat Jodha meringis kesakitan.

"Hei bro! Jangan kasar dengan wanita seperti itu. Kau ini pria atau banci?" Ucap Jalal santai namun berhasil membuat Sujamal menjadi naik pitam.

"Kau! Apa yang kau katakan? Dasar br*ngs*k kau!" Sujamal melayangkan tinjunya ke udara mengarah ke wajah Jalal namun dengan cepat tangan Jalal berhasil menangkis kepalan tinju tersebut.

"Hei!! Hei!! Apa apaan ini? Sudah bubar semuanya! Kita akan lanjutkan take scene-nya satu jam lagi!" Teriakan sang sutradara akhirnya menghentikan ketegangan diantara mereka bertiga. Kini Jodha balik menarik lengan Sujamal dan membawanya menjauh dari Jalal yang masih berdiri terpaku di tempat itu.

"Huh! Kasar sekali pria itu! Tak jauh berbeda dari si perempuan!" Gumam Jalal sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Flashback Off

"Melamun bro?" Tegur Billi yang baru masuk kedalam ruangan mereka.

"Oh kau, kupikir pak Vikram atau asistennya tadi," sahut Jalal sedikit terkejut dengan kedatangan Billy.

"Kudengar, kau bersitegang dengan tunangannya Jodha?" Tanya Billy sambil menyeret salah satu kursi di ruangan itu dan menempatkannya persis dihadapan Jalal kemudian ia pun duduk di kursi itu.

"Jadi pria itu tunangannya?" Tanya Jalal yang kemudian mengangkat wajahnya menatap kearah Billy.

"Hmmh, ya! Namanya Sujamal Pranata. Manajer sekaligus tunangan si "lucky". Pria arogan yang nyebelinnya bukan main," ucap Billy sambil memainkan bola matanya naik turun.

"Lucky?"

"Ya! Lucky! Para pemain wanita disini kan menjuluki Jodha dengan julukan "lucky" karena ia cantik, tenar, kaya, punya tunangan tampan walau menyebalkan, apa saja ia miliki. Apa yang ia mau pasti bisa ia wujudkan," jelas Billy panjang lebar.

"Pantas saja dia terlihat manja dan jutek begitu," sahut Jalal sambil menyadarkan punggungnya dan menengadahkan kepalanya di sandaran kursi.

"Oh ya! Ngomong ngomong, kau tadi beradegan lip kiss dengan Jodha kan? Bagaimana rasanya? Setahuku, adegan itu tidak harus sampai kau menciumnya sungguh sungguh kan? Tapi mereka bilang.....,"

"Stop Bill! Kami hanya bersikap profesional. Not with heart!" Potong Jalal.

"Yang bilang kalian pakai hati siapa? Aku kan hanya tanya bagaimana rasanya? Kalau tiba tiba kau malah menjawab seperti itu, malah aku yang jadi curiga," sahut Billy sambil tersenyum penuh arti.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang