Part 15

2.5K 90 2
                                    


Bheesma Company

Pagi ini Adam berjalan dengan sedikit terburu buru menuju ruang majikannya. Perasaannya campur aduk antara gugup, takut dan juga bingung. Menyampaikan hal yang sangat tidak disukai oleh bosnya sama saja dengan menyerahkan jarinya untuk dipotong oleh sang majikan. Tapi kalaupun berita itu tidak disampaikannya, maka kepalanya lah yang akan terpenggal hari itu juga. Simalakama!

"Selamat pagi, tuan. Maaf saya mengganggu pekerjaan anda," sapa Adam memasuki ruangan Humayun Bheesma, Presiden Direktur Bheesma Company.

"Berita apa yang kau bawa, Adam?" Tanya Humayun to the point tanpa menoleh kearah Adam. Ia nampak sibuk dengan dokumen dokumen yang sedang diperiksanya.

"Ini... ini mengenai....,"

"Kafhka?" Sahut Humayun kini menoleh kearah Adam sambil menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Iya tuan. Tuan Kafkha..... Kemarin anak buah saya mengatakan kalau beliau pergi ke Bali untuk melanjutkan proses syuting filmnya, namun setelah mereka ikuti sampai disana.... tuan Kafkha.....," Adam menggantungkan kalimatnya. Tenggorokannya terasa tercekat saat harus mengatakan kenyataan yang akan membuat majikannya ini naik pitam.

"Katakan, Adam. Aku siap mendengar kenyataan bahwa anak itu kembali berulah," jawab Humayun masih duduk tenang dikursinya.

"Disana tuan Kafkha menikah, tuan. Beliau menikah dengan artis lawan mainnya di film itu. Namanya Jodha Alleandra Singh," jawab Adam dengan sangat hati hati.

"Hmmh.....aku sudah menduga," sahut Humayun membuat Adam terkejut dengan reaksi majikannya.

"Maksud tuan?" Tanya Adam masih tak habis pikir mengapa majikannya tidak menunjukkan kemarahannya.

"Anak itu mewarisi sifatku, Adam. Dia takkan pernah mau diatur dan selalu bertindak sesuai keinginannya. Yang aku herankan, darimana ia mendapatkan uang untuk pesta pernikahannya?" Jelas Humayun membuat Adam sedikit bernafas lega.

"Pesta yang dilangsungkan oleh Beliau hanyalah pesta sederhana, tuan. Tapi yang membuat saya cukup terkejut, disana ada nona Seira Bheesma beserta orang tuanya tuan Bhairam Bheesma dan nyonya Salima Bheesma," kali ini penjelasan Adam membuat Humayun terkejut bukan kepalang.

"Salima? Ada disana? Apa yang mereka lakukan? Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus mengambil tindakan!" Ucap Humayun sambil meremas kedua tangannya kesal.

"Perintahkan saya untuk rencana anda selanjutnya, tuan," ucap Adam sambil menunduk kearah Humayun.

"Bawa Kafhka kemari! Aku harus bicara dengannya segera! Bawa dia kepadaku bagaimanapun caranya," perintah Humayun.

"Baik tuan. Akan saya laksanakan perintah anda," sahut Adam kemudian ia pun undur diri dari ruangan sang majikan.

"Nakafhka Jalalludin Bheesma, kau benar benar ingin membunuhku secara perlahan," gumam Humayun menyender kembali pada kursi kerjanya sambil memegang dada kirinya yang terasa sedikit sakit.

************************

Tiga hari berada di Bali dihabiskan oleh Jalal dan Jodha untuk berjalan jalan menjelajah hampir seluruh daerah yang ada disana. Mulai dari Nusa Dua, Ubud, Tanah Lot, Sanur dan masih banyak tempat yang mereka kunjungi. Walau bulan madu mereka terasa sedikit hambar karena "No Making Love" yang mereka jalani selama kurun waktu tiga hari ini. Jalal hanya bisa memeluk, mencium dan mencumbu Jodha sepanjang hari tanpa bisa berbuat lebih. Sementara Jodha hanya bisa tersenyum prihatin melihat keinginan suaminya untuk menyentuhnya harus tertunda selama beberapa hari.

"Yang benar saja, sayang. Masa setelah sampai kita harus langsung ke lokasi syuting?" Gerutu Jalal menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi penumpang. Saat ini mereka sudah berada didalam pesawat yang akan membawa mereka pulang ke Jakarta.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang