Part 7

1.7K 85 3
                                    

"Tunggu!" Ucap Sujamal membuat Jodha, Jalal dan sang fotographer langsung menoleh kearahnya.

"Any problem mister?" Tanya sang fotographer pada Sujamal.

"Bisakah pose mereka tidak terlalu sedekat itu?" Ucap Sujamal dengan nada bicara yang terkesan dingin.

"Lihatlah satpam-mu itu, Jo. Dia mulai beraksi lagi," bisik Jalal di telinga Jodha.

"Dia tunanganku, Jalal. Kutegaskan lagi dia adalah tunanganku!" Gumam Jodha memutar bola matanya kesal.

"Sejak kumengenalmu kau selalu saja mengingatkanku kalau dia adalah tunanganmu. Mengapa kau tak pernah mengatakan bahwa dia adalah pria yang kau cintai. Pria yang memiliki tempat dihatimu bukan hanya pria yang memiliki status denganmu," bisik Jalal lagi membuat Jodha tertegun. Perkataan Jalal memang benar. Jodha hanya sibuk mengingatkan akan status Sujamal bagi dirinya tapi tak pernah menegaskan seperti apa posisi Sujamal dihatinya.

"Maaf mister. Bukankah kau sudah membaca draft draft kontrak sebelumnya dimana dijelaskan apa saja dan bagaimana saja konsep pemotretan kali ini? Jadi maaf, keberatanmu itu tidak bisa saya terima," sahut sang fotographer kembali fokus kepada Jalal dan Jodha.

Sujamal mendengus kasar sambil menggenggam telapak tangannya dengan kuat hingga buku buku jemarinya terlihat memutih. Sementara Jalal malah semakin bersikap mesra kepada Jodha seolah sedang ingin memanas manasi Sujamal.

"Br*ngs*k! Jika saja model pria itu bukan aktor gadungan ini, aku tidak akan se-kesal ini melihatnya," umpat batin Sujamal.

Tiba tiba saja ponsel Sujamal berdering dan begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya, ia pun langsung membelalakan matanya terkejut.

"Hallo,"

"..............,"

"Apa? Tapi untuk apa aku menemuimu? Bukankah semua sudah jelas?" Sahut Sujamal nampak menaikkan nada bicaranya.

"................,"

"Oke! Oke! Aku kesana sekarang!" Akhirnya Sujamal menyerah dan menyudahi sambungan telepon tersebut.

Dengan wajah yang ditekuk persis seperti uang kertas yang kusut, Sujamal menemui Hana asisten Jodha dan menyerahkan kunci mobil kepadanya. Sujamal hanya berpesan bahwa ia ada urusan mendadak dan ia memutuskan untuk menggunakan taksi dan biarlah Jodha yang akan menggunakan mobilnya.

"Oke Jo, fokus dan tersenyum," ucap sang fotographer mengarahkan.

"Tiba tiba gigiku sakit sekali, Jo," ucap Jalal membuat Jodha langsung panik memperhatikan Jalal.

"Sakit gigi? Koq bisa?" Tanya Jodha heran sekaligus khawatir.

"Ini semua gara gara kamu, Jo," ucap Jalal lagi semakin membuat Jodha bingung.

"Aku? Memangnya apa hubungannya denganku?" Tanya Jodha lagi bertambah bingung.

"Senyummu, Jo! Senyummu barusan manis sekali seperti gulali yang bisa membuatku sakit gigi, Jo," ucap Jalal sambil tertawa puas karena berhasil menggoda Jodha lagi.

"Jalal! Kau ini! Ikh!!!" Jodha menjadi gemas dan tanpa sadar ia pun mencubit perut Jalal.

"Jalal! Jodha! Ayolah! Fokus ke kamera," tegur sang fotographer.

"Maaf mas," sahut Jodha sambil melirik sengit kearah Jalal sementara Jalal malah kembali menggodanya dengan mengedipkan sebelah matanya. Jodha pun ikut tersenyum mengingat ulah jahil Jalal yang tak pernah ada habisnya. Sepersekian detik kemudian merekapun kembali fokus dengan kegiatan mereka. Berpose mesra tanpa ada beban seolah olah mereka tidak sedang berpura pura mesra didepan kamera.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang