Part 1

2.1K 81 3
                                    

Bheesma Company

"Maaf tuan, kali ini saya masih saja gagal untuk membujuk tuan Kafkha untuk pulang kerumah," seorang pria bertubuh tinggi tegap terlihat menunduk menghadap sang majikan yang sedang duduk bersandar pada kursi kerjanya sambil memijit keningnya yang terasa berdenyut denyut.

"Dia paling tidak suka dengan panggilan itu, Adam," sahut pria setengah baya tersebut menatap tajam kearah pegawainya tersebut.

"Maafkan saya, tuan. Saya hanya mengikuti panggilan yang sering tuan gunakan untuknya," sahut Adam semakin menundukkan wajahnya.

"Baiklah! Kau tak perlu memaksanya lagi. Sekarang tugasmu hanya mengawasinya dari jauh. Apa saja yang ia lakukan, apa saja kegiatan sehari harinya, dimana dia tinggal dan siapa saja orang yang sedang dekat dengannya. Berikan laporanmu itu setiap harinya kepadaku. Kau mengerti?" Jelas pria tersebut dengan nada yang tegas.

"Baik tuan. Saya mengerti," jawab sang pegawai yang bernama Adam tadi.

"Kau boleh pergi sekarang!" Perintah sang majikan dan pria tadi pun langsung undur diri dari ruangan tersebut.

"Kafhka, sepertinya kau benar benar ingin membunuh ayahmu secara perlahan," gumam pria separuh baya itu sambil kembali memijit keningnya yang terasa pening.

*******************

"Cut!! Oke! Kita break dulu," seorang sutradara nampak memerintahkan para kru dan juga para artisnya untuk beristirahat sejenak.

"Oh...finally!" Gerutu Jodha yang sudah merasa sangat gerah dengan wardrobe yang dikenakannya.

"Kemari cyin!! Sini ekew bantu bongkar atribute yeay!" Resyham sang make up artist menghampiri Jodha sambil membawa salah seorang asisten yang siap mengipasi Jodha yang sedang kepanasan.

"Resy, dimana Sujamal?" Tanya Jodha yang kini duduk didepan meja rias bersiap merapikan tatanan make up-nya.

"Yeay punya calon misua sepertinya ada janji sama pihak stasiun tv untuk acara talkshow deh! Ini info ekew dapet dari Hana asisten yeay," jawab Reshyam yang masih sibuk dengan kuas blush on-nya.

"Panggilkan Hana sekarang!" Perintah Jodha pada asisten yang dibawa Reshyam.

"Baik nona," jawab gadis itu.

"Huh!! Entah mengapa semua pegawaiku tidak ada yang becus dalam bekerja!" Gerutu Jodha yang hanya ditanggapi Reshyam dengan memutar bola matanya.

***************

"Oh my god! Bang stuntmant datang lagi!" Seru Amisha pada kedua temannya yang saat ini sedang sibuk berlatih dialog.

"Jalal maksudmu?" Sahut Ankita.

"Tentu saja! Siapa lagi yang sedang diincar Amisha kalau bukan si stuntmant itu," sahut Ruqaiya dengan mulut yang berkomat kamit menghapalkan naskah dialog yang ada di tangannya.

"Kalian ih! Bisanya meledek saja! Kalau kalian sudah tahu bagaimana dia, kalian juga pasti akan terpesona oleh sikapnya. Dia baik, ramah, supel, dan......,"

"Stop Amisha! Waktu kita tidak banyak! Lekas selesaikan latihan ini sebelum kita harus take scene dengan si putri drama itu! Jangan sampai kita salah didepannya. Kau tahu sendiri kan kalau mulut si tuan putri itu sangatlah pedas," potong Ruqaiya pada Amisha.

"Oke! Baiklah! Lagi lagi kalian membahas si "lucky" itu," gerutu Amisha terlihat kesal.

"Lucky? Kenapa kau menyebutnya seperti itu?" Tanya Ankita heran.

"Iya! Dia itu "lucky". Beruntung! Karier bagus, uang berlimpah, tunangan tampan, pasti dia sangat bahagia. Tapi kalau hidupnya terlalu penuh aturan seperti itu, aku sih gak mau! Lebih baik seperti kita, bisa bebas hang out kapan saja dan sama siapa saja. Kalau dia, apa apa harus lapor sama satpamnya," cerocos Amisha dengan lancarnya.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang