Part 13

1.8K 86 4
                                    

Setelah memasukkan kembali cincin yang ia bawa ke dalam sakunya, dengan cepat Jalal menggendong tubuh Jodha dan membawanya masuk kedalam hotel sambil meminta pada Hana untuk memanggil seorang dokter kekamar mereka. Tubuh Jodha ia baringkan dengan hati hati diatas tempat tidur kemudian ia sendiri mencopot dasinya yang seakan terasa mencekik lehernya saat ini.

"Sayang, bangunlah. Jangan membuatku khawatir seperti ini," ucap Jalal sambil menepuk halus pipi Jodha. Jodha masih saja memejamkan matanya dengan wajah yang memucat.

"Ya Tuhan, ini semua salahku," gumam Jalal mengacak rambutnya frustasi.

"Jalal, ini dokter yang akan memeriksa Jodha," Hana datang bersama seorang dokter yang dipanggilnya dibantu oleh pihak hotel.

"Silahkan, dokter," ucap Jalal sambil bangkit dan mempersilahkan sang dokter memeriksa kondisi Jodha.

Setelah beberapa menit mengecek detak jantung, nadi dan suhu tubuh Jodha, sang dokterpun mengambil sebuah kertas catatan kecil dari dalam tasnya kemudian menuliskan beberapa resep obat dab vitamin untuk Jodha.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Jalal yang belum juga bisa menghilangkan rasa panik yang melanda di dirinya.

"Dia baik baik saja. Ia pingsan karena faktor daya tahan tubuhnya yang melemah. Sebentar lagi juga ia akan siuman. Sepertinya hari ini banyak aktivitas yang membuat energinya terkuras habis tanpa adanya asupan energi baru yang masuk di tubuhnya. Ini saya berikan resep vitamin agar tubuhnya bisa cepat kembali fit seperti sediakala," jelas sang dokter kemudian menyerahkan resep tersebut kepada Jalal.

"Terima kasih, dokter," jawab Jalal sambil menyalami tangan sang dokter.

"Eh, biar ekew aja yang antar dokternya. Sekalian mana resepnya? Biar ekew yang beliin di apotek," ucap Reshyam kemudian Jalal pun memberikan resep itu kepada Reshyam setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada Reshyam.

"Mungkin dia pingsan karena seharian ini ia belum makan," ucap Hana sambil membelai rambut Jodha yang belum juga siuman.

"Ini semua salahku. Aku terlalu ekstrim menjahilinya," sahut Jalal yang duduk disamping Jodha sambil menggenggam tangannya.

"Kau bahkan keterlaluan dengan membuatnya menangis seharian ini!" Lanjut Hana menumpahkan kekesalannya pada Jalal.

"Maafkan aku. Aku memang bersalah. Han, apa kau bisa menolongku untuk memesankan makan malam untuk Jodha? Setelah ia siuman, aku akan langsung menyuruhnya untuk makan," pinta Jalal pada Hana.

"Tentu saja, Jalal. Aku baru saja hendak melakukan hal itu. Aku akan meminta pihak hotel untuk mengantar makanannya kesini sementara aku akan menemui pak Vikram dan yang lainnya di restaurant untuk memberitahu agar mereka bisa tetap melanjutkan pestanya," sahut Hana bangkit berdiri dan melangkah keluar dari kamar. Kini hanya tinggal Jalal dan Jodha yang ada dikamar itu.

"Sayang, ayo bangun. Aku belum mendengar jawabanmu tadi. Bangunlah cantik," bisik Jalal mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha kemudian mendaratkan kecupannya di dahi Jodha.

Seketika tangan Jodha yang berada dalam genggaman tangan Jalal bergerak bersamaan dengan kelopak matanya yang mulai terbuka secara perlahan.

"Aaahhhhrrrgghhhhh," erang Jodha sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Belum sempat Jalal buka suara, Rehsyam dan salah satu pelayan hotel masuk membawa makanan serta vitamin untuk Jodha. Setelah itu, merekapun kembali meninggalkan Jalal dan Jodha didalam ruangan itu.

"Apa masih sakit, sayang?" Tanya Jalal sambil mengusap rambut Jodha secara perlahan.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Jodha begitu lirih.

The Princess ActTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang