The Princess Act

Od VhieRheplie

46.9K 2K 92

Kisah Seorang Aktris terkenal yang hidup mewah dan bergelimangan harta namun malah merasa seperti terkungkung... Více

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23

Part 12

1.8K 92 8
Od VhieRheplie

Seluruh cast dan kru sudah bersiap dibandara untuk selanjutnya melakukan perjalanan menuju Bali pagi ini. Nampak sang sutradara yang berjalan mondar mandir sambil sesekali menoleh kearah samping mencari keberadaan seseorang yang sangat ditunggunya.

"Pak, Jalal belum juga bisa dihubungi. Ponselnya tidak aktif," ucap sang astrada semakin membuat kepala sang sutradara menjadi pening.

"Kemana anak itu? Sebentar lagi kita akan terbang dan dia belum juga menampakkan batang hidungnya," sahut sang sutradara terlihat kesal.

"Eh cyin, you punya laki kemenong sih? Kok gak muncul muncul juga batang kumisnya?" Ucap Reshyam menjawil Jodha yang sibuk dengan ponselnya.

"Mana kutahu Resy. Semalam kami masih sempat chat dan dia bilang sudah siap untuk perjalanan hari ini. Bahkan dia menyuruhku untuk tidur lebih awal," sahut Jodha juga nampak kesal.

"Mungkin ia masih dalam perjalanan, Jo. Kau tenang saja," sahut Hana mencoba menenangkan Jodha yang nampak gelisah.

"Hai semua!! Sorry i'm late!" Tiba tiba muncullah sosok yang sangat ditunggu tunggu oleh mereka. Dengan nafas yang masih tersengal sengal sehabis berlari ia pun langsung menoleh kearah Jodha yang sedang memasang tampang cemberut.

"Oh finally! Kau membuatku cemas Jalal! Ngomong ngomong siapa wanita yang kau gandeng itu?" Tanya sang sutradara melirik kearah wanita yang berdiri dibelakang pundak Jalal.

"Oh,kenalkan ini Seira. Dia sahabatku, pak. Karena dialah aku terlambat datang. Tadi kami sedang mengurus tiket untuknya agar ia bisa ikut denganku ke Bali," jelas Jalal kemudian memperkenalkan Seira kepada mereka satu persatu.

"Hai Jo, bukankah kita sudah pernah berkenalan. Senang bertemu lagi denganmu," ucap Seira ramah.

"Hmmh, ya. Senang juga bertemu denganmu lagi," jawab Jodha sambil melirik sinis kepada Jalal. Sepertinya Jodha sedang kesal karena keterlambatan Jalal hanyalah demi mengajak sahabatnya tersebut.

"Oke, baiklah. Ayo kita bersiap. Jangan sampai nama kita disebut lewat pengeras suara itu," ucap sang sutradara dijawab dengan anggukan seluruh cast dan kru lainnya.

"Jalal, sepertinya Jodha marah padamu. Lihatlah raut wajahnya! Persis kemeja kusut yang berbulan bulan tidak disetrika," ledek Seira sambil tertawa kecil.

"Diam kau Seir! Walau dia sedang cemberut tapi wajahnya tetap saja cantik seperti bidadari tidak sepertimu yang kalau cemberut persis dengan wajah istrinya si aktor favoritmu itu, Rajjat Tokas," balas Jalal membuat Seira kesal dan langsung mendaratkan cubitannya ke perut Jalal.

"Jodha! Kau duduk disini saja. Biar aku duduk dengan mereka," tegur Seira pada Jodha saat Jodha hendak mengambil tempat disebelah Hana dan Reshyam.

"Oh, tidak perlu, Seir. Aku disini saja," sahut Jodha dingin. Jalal hanya bisa tersenyum melihat nona papan atasnya seperti sedang cemburu padanya dan Seira.

"Gak pa pa, Jo. Aku gak mau duduk disebelah pria playboy ini. Kamu aja ya," paksa Seira sambil menarik tangan Jodha pelan. Akhirnya Jodha pun menuruti permintaan Seira dengan duduk disebelah Jalal. Sebenarnya Seira sengaja melakukan hal itu karena melihat gelagat Jodha yang sedari tadi nampak cemberut karena kedekatan antara Jalal dan Seira.

"Tadi sudah sarapan, Jo?" Tanya Jalal berbasa basi membuka percakapan.

"Sudah," jawab Jodha singkat.

"Asyik juga ya suasana syuting kita akhirnya beda dari biasanya," ucap Jalal.

"Hmmh, iya," jawab Jodha sambil memainkan ipad nya.

"Nanti sampai disana kita langsung jalan jalan berdua ya Jo. Mumpung syutingnya baru dimulai besok," ucap Jalal lagi masih berusaha mencairkan suasana.

"Hmmh, kita lihat saja nanti kalau aku tak lelah. Kita disana kan untuk syuting bukan untuk liburan," sahut Jodha dengan ketus.

"Kamu kenapa sih, cantik? Lagi PMS ya?" Akhirnya Jalal sedikit tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

"Mungkin," jawab Jodha singkat kembali fokus pada layar ipad nya.

"Jo, please. Apa karena Seira? Dia cuma sahabatku, Jo. Dia ikut ke Bali karena disana ia ada janji dengan orang tuanya. Kebetulan orang tuanya menyuruhnya pergi ke Bali karena mereka ada urusan disana," jelas Jalal sambil mencoba merengkuh pundak Jodha.

"I don't care! Mana pernah ada cerita seorang pria dan wanita bisa bersahabat dengan sangat baik tanpa adanya perasaan yang lain," sahut Jodha kali ini menatap tajam kedalam mata Jalal.

"Sayang, please. Aku sungguh sungguh. Kau lihat saja, nanti sampai dibandara, Seira akan berpisah dengan kita. Ia akan dijemput oleh orang tuanya. Ia tidak akan ikut dengan kita, sayang," jelas Jalal kini mencoba melembut sambil membelai pipi Jodha dengan punggung tangannya.

"Benar begitu?" Tanya Jodha mencoba meyakinkan.

"Trust me, love," sahut Jalal sambil merengkuh Jodha kedalam pelukannya.

"Ikh.... mas stuntmant, gak pas akting, gak kenyataan selalu aja peluk peluk tu pere....kapan donk giliran ekew dipeluk," celetuk Reshyam yang iri dengan kemesraan dua sejoli yang duduk bersebrangan dengan mereka.

"Jealous aja sih kamu! Mana enak kalo pedang pelukan sama pedang. Bukannya romantis yang ada jadi maen anggar," Jawab Hana sambil menarik bulu mata palsu yang dikenakan Reshyam. Alhasil Reshyam pun memekik spontan karena ulah Hana padanya. Seira pun hanya bisa tertawa melihat perdebatan kecil antara Hana dan Reshyam.

Penerbangan selama kurang lebih satu jam tiga puluh menit itu akhirnya berakhir dengan mendaratnya pesawat mereka di Bandara Ngurah Rai. Seira yang dijemput langsung oleh kedua orang tuanya langsung berpamitan pada Jalal dan juga Jodha untuk memisahkan diri dari mereka. Sebenarnya Seira dan kedua orangtuanya berpergian ke Bali berhubungan dengan surprise yang akan diberikan Jalal untuk Jodha. Jalal meminta tolong pada Seira dan juga kedua orangtuanya untuk membantunya. Kini, beberapa mobil telah siap di bandara untuk menjemput para cast dan juga kru film yang akan menuju lokasi syuting mereka yang terletak di daerah NusaDua. Perjalanan yang mereka tempuh menuju hotel yang mereka tuju memakan waktu sekitar dua jam.

Sesampainya disana, para cast dan kru film tersebut telah disediakan satu hotel yang bisa dibilang cukup mewah mengingat budget film mereka yang beranggaran cukup besar. Jodha dan Jalal serta yang lainnya akan menginap di hotel Nusa Dua Beach Hotel and Resort. Khusus untuk pemain utama seperti mereka telah disediakan tipe kamar Palace Club Suite untuk kenyamanan mereka selama seminggu berada di Bali. Kebetulan kamar Jodha dan kamar Jalal letaknya persis saling bersebelahan. Jalal memilih tinggal bersama Billy dan Nixon, sementara Jodha bersama Hana dan Reshyam.

"Wuih....pemandangannya cucok boo!! Ekew bisa bikinian disini," ucap Reshyam sambil membereskan berbagai keperluan Jodha kedalam lemari pakaian.

"Sebaiknya jangan deh!" Sahut Hana yang semenjak merangkap menjadi manajer Jodha selalu sibuk dengan ponsel canggihnya, menelepon kesana dan kemari.

"Emangnya kenapa, cyin?" Tanya Reshyam sambil mengedip ngedipkan mata memainkan bulu mata palsu yang baru dipasangnya setelah tadi sempat ditarik oleh Hana.

"Nanti dikira para bule disana, ada gajah Sumatera nyasar ke Bali," ucapan Hana sontak membuat Jodha yang sedang sibuk menikmati pemandangan dari balkon kamar mereka langsung tertawa terbahak bahak.

"Ikh, dikau tega deh ama akika. Body mirip Shakira begini dibilang kayak gajah Sumatera," protes Reshyam sambil memanyunkan bibirnya.

"Shakira lagi hamil kembar lima kali!" Sahut Jodha ikut ikutan meledek Reshyam.

"Udah ah! Susah ngomong ama pere pere rempong macam kalian. Akika mau berendam aja deh di bathub. Gerah nih!" Sahut Reshyam berjalan menuju kekamar mandi dengan langkah gemulai.

"Awas ya Resy. Ntar masuk kedalam bathup airnya tumpah semua kelantai gara gara body loe yang seksi itu," lagi lagi Hana meledek sambil tertawa bersama dengan Jodha.

*******************

"Seir! Dah siap kan?" Tanya Jalal lewat sambungan teleponnya bersama Seira.

"Dasar gak sabaran! Baru juga nyampe udah sibuk aja mikirin surprisenya. Ditolak bisa mati loe saking pedenya!" Gerutu Seira yang kini sedang menuju salah satu restoran di hotel tersebut untuk membookingnya malam ini.

"Aku pasti diterima. Lihat aja!" Jawab Jalal jumawa.

"Yakin mau malam ini juga?" Tanya Seira.

"Yakin! Besok sudah mulai syuting, Seir. Kita akan sangat sibuk. Belum lagi persiapan final," sahut Jalal beralasan.

"Iya kalo yang ini diterima. Kalo nggak? Yang final pasti gagal!" Jawab Seira sambil tertawa diseberang sana.

"Pasti diterima!" Sahut Jalal dengan sangat yakin.

"Hufth! Baiklah! Good luck, bro! Siapkan dirimu dan suaramu ya!" Ucap Seira kemudian memutus percakapan mereka.

*****************

"Isssh!!! Ditelpon sibuk mulu! Kemana sih dia!" Gerutu Jodha sambil mondar mandir di balkon kamarnya.

"Siapa Jo? Bang stuntmant tersayang?" Tanya Hana mengamati Jodha yang mondar mandir dengan gelisah.

"Siapa lagi! Tadi katanya mau ngajak jalan jalan. Eh, ini malah sibuk terus teleponnya. Nelpon siapa sih dia?" Umpat Jodha kesal sambil kembali memandang para wisatawan yang berjemur dari arah balkon kamar mereka.

"Sabar aja, Jo. Mungkin dia lagi......Lho Jo? Itu kan Jalal? Dia sama siapa tuh?" Tiba tiba Hana menghampiri Jodha dan tanpa sengaja melihat kearah bawah dimana Jalal sedang berjalan bersama seorang wanita.

"Seira!!! Itu Seira, Han! Tadi katanya Seira pisah hotel dengan kita. Kenapa sekarang dia ada disini? Ikh!! Semua laki laki sama aja! Gak Sujamal, Gak Jalal semuanya suka mainin hati perempuan!" Jodha benar benar dibakar cemburu melihat Jalal yang tertangkap matanya sedang berjalan bersama Seira. Ia berlari kedalam kamar kemudian menghempaskan tubuhnya keatas kasur dan menenggelamkan wajahnya diatas bantal dengan pundak yang berguncang karena menangis.

"Jo, yang sabar ya. Mungkin Jalal punya alasan tertentu," ucap Hana mencoba menenangkan Jodha.

"Gak ada alasan lagi, Han. Dia sudah membohongiku!" Pekik Jodha dengan berurai airmata.

"Maafin aku, Jo. Aku gak bisa bilang sekarang tentang apa maksud Jalal dengan ini semua. Aku jamin tangismu ini akan berganti dengan senyum kegembiraan nanti malam, Jo," ucap batin Hana sambil memandang punggung Jodha yang berguncang karena tangisnya.

~Jodha gak mau makan seharian ini~ (Hana mengirim pesan singkat pada Jalal)

~Paksa aja, Han! Nanti dia bisa sakit~ (jawab Jalal)

~Dia nangis terus gak mau berhenti. Jauh lebih menderita daripada waktu dikhianati Sujamal. Cepetan bertindak napa!!!~ (balas Hana sedikit kesal dengan ulah Jalal yang terlampau keterlaluan)

~Oke! Dua jam lagi ajak dia makan malam di restaurant yang sudah aku bilang bagaimanapun caranya. Semua kru dan cast juga sudah aku undang kesana~ (balas Jalal lagi)

~Oke! Aku usahain~ ( jawab Hana menyelesaikan sesi kirim mengirim pesan singkatnya dengan Jalal)

***************

"Jadi inikah yang kau maksud dengan surprisemu untukku, Jalal?" Ucap Jodha lirih sambil menatap layar ponselnya dimana terpasang wallpaper foto selfie mereka dengan posisi Jalal yang memeluknya dari belakang dan mengecup pipi Jodha dengan mesra. Lagi! Airmata Jodha tumpah dan tak dapat terbendung.

**************

"Jo, ayo dong! Kita sudah ditunggu sama yang lain untuk makan malam," ajak Hana sambil menarik lengan Jodha.

"Aku disini saja, Han. Bilang saja sama yang lain kalau aku lagi gak enak badan," jawab Jodha dengan tampang yang masih kusut.

"Gak enak sama pak Vikram, Jo. Datanglah sebentar. Katanya menu masakan italinya enak lho, Jo. Kau kan suka makanan itali," bujuk Hana sambil memainkan matanya memberi kode kepada Reshyam untuk mempersiapkan pakaian untuk Jodha.

Tok!! Tok!! Tok!! Tiba tiba terdengar bunyi ketukan dari arah luar kamar mereka. Reshyam pun bergegas membukakan pintu untuk sang tamu.

"Jo, ada yang pengen ketemu," ucap Reshyam diikuti dengan seorang gadis yang melangkah anggun dibelakang Reshyam.

"Kamu?" Pekik Jodha sedikit terkejut melihat siapa yang mencarinya.

"Malam, Jo. Bisa kita bicara sebentar?" Tanya gadis itu sambil mengambil tempat disamping Jodha. Hana dan Reshyam pun meninggalkan mereka berdua agar bisa lebih leluasa.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Seir?" Tanya Jodha kepada gadis yang ternyata adalah Seira.

"Aku kesini hanya ingin minta maaf. Tadi siang sampai sore tadi acara jalan jalanmu dengan Jalal jadi batal karena kehadiranku. Sebenarnya aku menginap di hotel yang berbeda dengan kalian tapi malam ini aku sedang ada tugas khusus untuk menyiapkan sebuah surprise untuk seseorang di hotel ini. Berhubung kebetulan Jalal menginap disini, jadi aku meminta bantuanya seharian ini dimulai dari booking tempat dan sebagainya. Jangan marah ya, Jo. Aku pinjam Jalal mu hari ini. Kami berdua murni hanya berteman. Jalal sangat mencintaimu, bahkan dia tidak meneleponmu karena takut kau akan marah padanya. Jadi aku berinisiatif kemari untuk minta maaf padamu. Temuilah dia dibawah Jo. Dia sedang galau dan sedih, tuh. Kasihan dia," ucap Seira memasang tampang memelas agar Jodha percaya dan mau pergi makan malam ke restaurant bersama yang lainnya.

"Menyiapkan kejutan? Untuk siapa? Dan dimana?" Tanya Jodha membuat Seira sedikit bingung menjelaskannya.

"Hmmh...iya kejutan. Untuk temannya ayah dan ibuku di salah satu restaurant yang ada di hotel ini," ucap Seira menemukan alasan yang tepat.

"Apa benar kalian tak memiliki hubungan khusus?" Selidik Jodha menatap tajam kearah Seira.

"Benar, Jo. Aku bahkan sudah memiliki tunangan. Ini dia foto tunanganku," jawab Seira sambil memperlihatkan foto pesta pertunangannya yang ia simpan didalam ponsel pribadinya.

"Uhm, maaf," jawab Jodha sambil menundukkan wajahnya.

"Tidak apa apa, Jo. Akulah yang seharusnya minta maaf. Kalau begitu aku pergi dulu. Temuilah Jalal yang sedang ketakutan dibawah sana. Ia takut kalau kau akan marah besar padanya," ucap Seira kemudian melangkah pergi meninggalkan Jodha yang masih duduk tertegun kebingungan.

**********

"Han, sepertinya ini terlalu berlebihan, deh," ucap Jodha yang bingung karena Reshyam mendandaninya sedikit berlebihan. Jodha nampak anggun dengan longdress berwarna hitam tanpa lengan berpotongan rendah pada bagian dada dengan kalung berlian yang menghiasi lehernya serta rambut hitamnya yang dibiarkan tergerai dan tersampir di pundak kirinya.

"Ini kan makan malam resmi dengan para kru dan cast lainnya, Jo. Kita harus tampil paling cantik diantara mereka," sahut Hana beralasan.

"Tapi mataku gak kelihatan bengkak lagi kan?" Tanya Jodha pada Reshyam untuk memastikan.

"Tenang aja, Cyin. Itu concelear udah ekew tumpah semua dimata dikau. So, aman lancar jaya deh!" Sahut Reshyam dengan gaya lebaynya.

"Ayo, nanti kita terlambat," ajak Hana kemudian mereka bertiga pun melangkah menuju Chess Restaurant tempat diselenggarakannya acara makan malam bersama.

Sesampainya disana Jodha malah sibuk mencari keberadaan Jalal yang tak nampak sama sekali batang hidungnya.

"Nyari sapose, cyin?" Tegur Reshyam yang melihat Jodha duduk dengan sedikit gelisah.

"Lihat Jalal gak?" Tanya Jodha pada Reshyam dan Hana. Mereka berdua kompak menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Jodha barusan.

"Apa mungkin dia beneran takut bertemu denganku seperti kata Seira tadi?" Tanya Jodha yang langsung dijawab Hana dan Reshyam dengan mengendikkan bahu mereka.

"Issh!! Kalian ini!" Pekik Jodha nampak kesal.

"Bill! Lihat Jalal gak?" Tanya Jodha pada Billy yang kebetulan melintas didepan mereka sambil membawa sebotol bir.

"Entahlah. Daritadi Jalal tidak terlihat dimana mana. Kami juga sedang mencarinya," jawaban Billy mulai membuat Jodha khawatir akan keberadaan Jalal saat ini.

"Dimana sih dia!" Cebik Jodha kesal saat menghubungi ponsel Jalal ternyata sedang tidak aktif.

"Jo, coba cicipi minuman ini. Sedikit saja," ucap Vikram sang sutradara menghampiri meja Jodha.

"Maaf pak, terima kasih. Aku tidak bisa minum," tolak Jodha secara halus.

"Kau terlihat gelisah, apa ada yang sedang kau pikirkan, Jo?" Tanya Vikram penasaran dengan tingkah pemain utamanya ini.

"Apa pak Vikram melihat keberadaan Jalal?" Tanya Jodha kemudian.

"Jalal? Hmmh, entahlah Jo. Seharian ini aku belum bertemu dengannya," sahut sang sutradara kemudian langsung bangkit dan pamit kembali ke mejanya sendiri.

"Wuw! Pizza nya endes bo! Dikau mau cyin?" Sapa Reshyam sambil menyodorkan sepotong kecil pizza pada Jodha.

"Thanks, Resy. Aku belum lapar," sahut Jodha malas.

"Seharian gak makan dibilang belum lapar. Kamu keterlaluan Jo," celetuk Hana mulai kesal dengan tingkah Jodha.

Jodha sama sekali tak menghiraukan perkataan Hana dan Reshyam. Saat ini ia hanya memijat mijat keningnya yang terasa sedikit pusing sambil menyesap orange juice yang tadi dipesannya. Saat sedang asyik larut dalam pikirannya, tiba tiba saja terdengar alunan musik piano dari arah panggung. Samar samar terlihat seorang pria tampan mengenakan setelan jas berwarna hitam sedang duduk dibalik piano sambil memainkan tuts tuts piano tersebut dengan penuh penghayatan.

~If you're not the one, then why does my soul feel glad today?
~If you're not the one, then why does my hand fit yours this way?
~If you are not mine, then why does your heart return my call?
~If you you are not mine, would I have the strength to stand at all?

(Mengalunlah suara merdu dari sang pemain piano yang terdengar begitu indah dan menghipnotis seluruh pengunjung restaurant. Jodha langsung mendongakkan wajahnya dan menoleh kearah panggung setelah mendengar suara yang ia rasa sangat dikenalnya)

~I never know what the future brings
~But I know you're here with me now
~We'll make it through and I hope
~You are the one I share my life with

(Mata Jodha berkaca kaca dan jantungnya berdegup kencang saat melihat sosok yang sangat dikenalnya sedang bernyanyi dan menatap kearahnya. Ia adalah Jalal, pria yang sudah seharian ini sama sekali tidak menemuinya, membuatnya cemburu dan membuatnya selalu bertanya tanya akan apa yang terjadi padanya)

~I don't wanna run away but I can't take it, I don't understand

(Jalal bangkit dan melangkah turun kepanggung sambil masih bernyanyi dengan tatapan mata yang tak pernah lepas dari wajah Jodha yang kini berdiri terpaku disamping mejanya)

~If I'm not made for you, then why does my heart tell me that I am?

(Jalal menghampiri Jodha, meraih tangannya dan mengecup punggung tangannya)

~Is there anyway that I can stay in your arms?

~If I don't need you, then why am I crying on my bed?
~If I don't need you, then why does your name resound in my head?
~If you're not for me, then why does this distance name my life?
~If you're not for me, then why do I dream of you as my wife?

(Jalal melanjutkan nyanyiannya didepan Jodha masih diiringi dengan lantunan suara piano yang telah digantikan oleh pemain band di restaurant tersebut)

~I don't know why you're so far away
~But I know that this much is true
~We'll make it through and I hope
~You are the one I share my life with

~And I wish that you could be the one I die with
~And I pray that you're the one I build my home with
~I hope I love you all my life

~I don't wanna run away but I can't take it, I don't understand
~If I'm not made for you, then why does my heart tell me that I am?
~Is there anyway that I can stay in your arms?

~Cause I miss your body and soul so strong
~That it takes my breath away
~And I breath you into my heart
~And I pray for the strength to stand today
~'Cause I love you whether it's wrong or right
~And though I can't be with you tonight
~And though my heart is by your side

(Dengan penuh penghayatan dan tatapan yang tak pernah lepas dari mata Jodha serta genggaman tangannya pada tangan Jodha, Jalal seperti menyampaikan maksud dari lagu yang dinyanyikannya saat ini)

~I don't wanna run away but I can't take it, I don't understand
~If I'm not made for you, then why does my heart tell me that I am?
~Is there anyway that I can stay in your arms?

(Alunan lagu itupun akhirnya berakhir disambut dengan riuh tepuk tangan dari para pengunjung yang seluruhnya adalah para kru dan cast dari film mereka)

Jodha masih terdiam sambil menutup mulutnya karena terperangah dan terkejut akan perlakuan romantis Jalal malam ini. Setelah meletakkan microphone-nya diatas meja, Jalalpun merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kotak kecil berbahan beludru dari dalam sakunya tersebut. Secara perlahan ia membuka kotak tersebut dan menyodorkannya kearah Jodha. Seketika mata Jodha terbelalak melihat sebuah benda yang ada dibalik kotak tersebut. Sebuah cincin bertahtakan berlian berkilauan indah membuat semua orang yang ada disana terpukau menyaksikannya.

"Jodha Alleandra, will you marry me?" Tanya Jalal sambil berlutut didepan Jodha dan menyodorkan cincin tersebut kearahnya. Semua orang yang menyaksikan adegan romantis itu nampak riuh dan saling bersahutan mengucapkan kata "TERIMA" yang diperuntukkan untuk Jodha.

"Jalal.....aku......," belum sempat Jodha meneruskan kalimatnya, tiba tiba saja pandangannya terasa berputar dan penglihatannya mulai mengabur.

Brukk!!!

"Jodha!!!" Seru Jalal sambil menangkap tubuh Jodha yang jatuh terkulai kedalam pelukannya.

Next









Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

136K 6.9K 24
Cerita tentang dua orang yang bertemu kembali secara tidak sengaja setelah 10 tahun berlalu. Nasib, mungkin nasib lah yang memeprtemukan mereka kemba...
91.6K 2.9K 31
Naina adalah seorang mahasiswi sebuah kampus ternama di daerah Depok. Ia hanyalah seorang mahasiswi polos yang berusaha menjalani hari-hari semasa ku...
361K 10.2K 21
Perkenalkan namaku Keyana Queenna, namun aku biasa dipanggil 'Ana' eh kecuali ada beberapa orang terdekatku yang memanggilku 'Key'. Dan disinilah c...
730K 43.1K 40
Langkahnya seperti bayi, pelan-pelan merangkak meski belum mengerti arah dan tujuan, berjalan tertatih-tatih tanpa genggaman. Buta tanpa Ayah, pincan...