Behind The New Life

By pudwidiana

2K 103 5

Bagaimana jika seorang gadis yang bar-bar bertransmigrasi ketubuh gadis yang dingin dan kejam yang merupakan... More

Rheva Felisya
Aristasia Reva
1
2
3
4
5
6
Sorry
58
59
60
61
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76

62

14 1 0
By pudwidiana


  David menendang tulang kering Revan namun cowok itu masih tidak bergeming, sedangkan Aluna yang berdiri di samping mereka sudah memekik takut dan menutup matanya saat melihat David ingin memukul wajah Revan. Tapi setelah menunggu beberapa saat tidak terdengar pukulan yang diperkirakan, ia pun menurunkan kedua tangannya dan terkejut saat melihat Rheva menahan tangan David di udara.

  "Tidak ada alasan kamu memukulnya," ujar Reva memblokir tangan David dengan tatapan sengit.

  "Dia membandingkan kita dengan koto..."

  "Sst...amarah bukan solusinya."

  Reva menurunkan tangan David dan mendorongnya mundur, tanpa berbalik ia berjalan pergi yang langsung diikuti keempat suaminya tanpa diperintah. Sedangkan disisi lainnya semua tengah bingung kecuali Revan yang melihat kepergian Zayn dan Naufal ke tim Rheva. Apa keduanya seperti yang mereka sempat pikirkan?

  "Rev, omong-omong apa hukuman buat Rheva? Dia pasti dihukum bukan?"
 
  "Skors 5 hari."

•••

 
  "Jadi cewek itu memilih tidak mengaku?"

  Reva mengangguk dengan malas lalu menyenderkan kepalanya dibahu Axel yang lebar. Ia masih tidak mengerti kenapa Rheva yang menimpakan semua ini padanya? Padahal dirinya sudah bersedia membantu masalah hidupnya.

  "Bingung kenapa? Tinggal hubungi Reno atau Bastian cewek itu bakal beres," ujar Zayn membuat Reva lantas menggeleng."cewek itu bukan tantangan kita dan aku nggak mau berurusan sama dia."
 
  "Baru kali ini aku lihat kamu kalah mengatasi hal beginian," ujar Axel membuat Reva mendengus sebal. Ia sudah berusaha sebaik untuk membela diri, namun guru-guru semuanya terlalu buta untuk melihat dan mendengar kebenaran.

"Kamu harus disiplinin Revan nanti pulang," celetuk David yang sedaritadi hanya diam menyimak.

"Masalahnya apa sih? Kamu bahkan berani mau mukul dia."

  "Dia ngatain kita semua itu menjijikan seperti kotoran anjing!" Seru David meledak.

  "Dia berani ngomong gitu?" Tanya Axel terkejut.

  "Menurut lo gue ngada-ngada? Bahkan Zayn dan Naufal juga tahu."
 
  "Iya, Revan berubah," timpal Zayn dan Naufal disebelahnya mengangguk membenarkan, Revan sudah berubah tidak seperti yang mereka kenal.

  "Aku tambah pusing, jangan ada yang ngomong sebentar."

  Reva menutup matanya dan mengedarkan punggungnya dengan nyaman dikursi mobil. Entah kenapa masalah pagi ini membuat kepalanya yang  pusing sedikit nyeri.

  "Huft, kita bahas di mansion nanti. Aku mau ke kelas."

  Kelimanya langsung turun dari mobil yang dibawa Axel dan David untuk tempat berunding, walaupun awalnya Axel dan David ingin mengajaknya pulang beristirahat tapi Reva dengan tegas menolaknya. Ia hari ini nekad berangkat karena ada ulangan harian, setelahnya ia baru akan izin pulang. Lagian skors nya baru dimulai besok, yang terpenting dari segalanya buat Reva itu pendidikan walau otaknya hanya sebatas itu.

  "Ini sudah pelajaran ke empat, ulangannya di pelajaran ke empat."

  "Kita tungguin?" Tawar Axel menahan pergelangan tangan Reva yang ingin pergi.

"Yaudah, kafe depan sekolah."

•••

   "Ini datanya aman semua, tidak ada yang dibobol," gumam Angga yang sedaritadi pagi sibuk di depan komputer mengecek semua data perusahaan cabang yang dipegang Rheva, namun karena terlalu banyak perusahaan ia memakan waktu berjam-jam dan baru 15 persen dari total  perusahaan cabang yang ia cek.

  Tok...tok...tok

  "Silahkan masuk!"

  Dengan dagu terangkat tinggi, Maya selaku seketaris pribadi Angga berjalan memasuki ruangan yang tentunya dengan pakaian ketat dan parfum yang menggoda. Mencium baru parfum yang sangat familiar, Angga lantas mengangkat wajahnya menatap Maya yang tersenyum aneh padanya. Angga sudah lelah memberitahu Maya untuk memakai seragam normal.

  "Permisi pak Angga, saya mau melaporkan perkembangan kerjasama kita dengan Pt.Xyn."
 
  "Silahkan duduk!"
 
  Angga menutup laptopnya lalu menyingkirkannya ke samping dengan profesional, namun pandangannya tidak dapat dialihkan dari belahan dada Maya yang terlihat menggoda karena kemejanya tidak dibancingkan lagi dibagian atas. Angga menelan ludahnya kasar dan mencoba mengalihkan pikirannya yang semakin liar, namun sengatan misterius menjalar diseluruh tubuhnya ketika punggungnya tangannya dibelai dengan sensual.

  "Pak, laporannya silahkan dibaca. Kenapa bapak mengalihkan pandangan?"

Srek

  "Maya, mana sikap profesionalmu? Silahkan kamu keluar! Saya akan membacanya sendiri," ujar Angga dengan suara serak dan berat membuat Maya tersenyum misterius.

  "Ada bagian yang harus saya jelaskan agar bapak tidak salah paham karena dibagian kurva ini...."
 
  Angga menahan nafasnya berat saat Maya dengan lancangnya berjalan ke sisinya dan menempel pada lengannya. Angga mencoba untuk tetap sadar saat matanya mulai mengabur diselimuti nafsu, ia ingin berteriak marah namun sesuatu yang lembut membungkam mulutnya dan sesuatu yang montok duduk di pahanya.

  Angga kalang kabut, ia ingin mendorong pergi namun setelah kedua tangannya menyapai pinggang Maya ia dengan reflek meremasnya diluar perkiraan.

   "Pak Angga, izinkan saya melakukannya untuk bapak," desah Maya genit seraya menekan sesuatu yang keras dibawah sana.

  "Eunghh....."

    
•••


"Saya tidak menginginkan perlindungan dari mafia itu! Saya bisa menghadapi para pembunuh itu sendiri!"

Slurpp....

  "Mau kemana tuan Grenzo? Jangan gegabah, mari kita habiskan kopi kita dulu. Ini sangat nikmat."

  "Bagaimana saya bisa tenang menyeruput kopi seperti itu disaat nyawa saya dan putra saya terancam!"

  Polisi Juan meletakkan kopinya lalu beranjak mendekati tuan Grenzo yang sudah ingin pergi. Polisi Juan tersenyum, namun tidak ada yang tahu kalau sebalik punggungnya kedua tangannya saling menggengam erat dan kuat.

  "Tuan Grenzo, kami juga mengkhawatirkan nyawa anda dan putra anda. Tetapi jika tidak persiapan yang matang, kami takut apa yang terjadi pada target² sebelumnya akan terjadi pada anda."

  "Persiapan matang? Apa kasus nona Aqila itu juga dipersiapkan matang sebelumnya? Ngomong-ngomong ia hanya gadis sma yang seharusnya dapat dipengaruhi oleh kalian dan mudah untuk dilindungi."
 
  Polisi Juan hanya diam, ia berjalan mendekati kaca besar dan menatap jalanan Jakarta yang ramai dari lantai 14 ini." Anda tidak tahu sepertia apa nona Aqila itu, ia tidak sepolos yang anda kira."

  "Benarkah? Itu bukan alasan anda karena gagal melindungi target lagi bukan? Heh."

  Polisi Juan berbalik," Nona Aqila memiliki hubungan cinta dengan tangan kanan mereka, bahkan dengan diam-diam mengalihkan semua aset padanya. Kita sudah berusaha keras membujuk, mengawasi bahkan mengirimkan mata-mata rahasia. Namun jika takdir sudah menakdirkan kita bisa apa? Sudah berbagai cara kita lakukan untuknya," ujarnya dengan sedikit kebohongan. Padahal yang sebenernya terjadi adalah mereka yang lalai dan kelalaian mereka dimanfaatkan pihak lawan.

  "Lalu apa yang polisi Juan rencanakan untuk saat ini? Jika hanya basa-basi biarkan saya pergi dan bertindak sendiri."

  "Gabungkan perusahaan anda pada Rheva, izinkan putra anda bersama Rheva dan anda akan mengikuti saya untuk bersembunyi di pedesaan."

  "Itu tidak mungkin! Perusahaan saya itu saya yang bangun dari nol sendiri! Bagaimana saya bisa menyerahkannya begitu saja?"

  "Target yang gagal mengatakan hal yang sama seperti anda katakan."





Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 58.8K 39
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
1.1M 89.2K 90
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
3.1M 159K 81
[Cover by piterest] Judul Awal : Vanya Transmigration *CERITA INI AKAN DI EDIT KEMBALI SETELAH AUTHOR SELESAI UJIAN! "lo harusnya sadar, perjuangan s...
175K 2.3K 48
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...