DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS...

بواسطة Jessiee33_

67K 5.1K 742

[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, BERI VOTE, KOMEN DAN JADILAH PEMBACA YANG BIJAK] Alsheila Eltheiera Alde... المزيد

DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 00.
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 01
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 02
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 03
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 04
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 05
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 06
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 07
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 08
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 09
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 010
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 011
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 012
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 013
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 014
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 015
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 016
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 017
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 018
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRl || Part 019
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 020
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 021
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 022
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 023
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 024
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 025
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 026
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 027
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 028
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 029
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 030
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 031
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 032
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 033
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 034
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 035
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 036
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 037
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 038
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 039
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 040
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 041
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 042
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 043
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 044
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 045
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 047
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL ||Part 048
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 049
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 050
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 051
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 052
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 053
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 054
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 055
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 056
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 057
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 058
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 059
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 060
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 061
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 062
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 063
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 064
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 065
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 066
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 067
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 068
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 069
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 070 ( ENDING)

DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 046

438 27 4
بواسطة Jessiee33_

Happy Reading.

•••

Sheila berdiri di depan Atheiza dengan wajah datar, dia melirik Keyna sekilas dan berdecak kesal menatap cewek itu. Sheila menyandarkan tubuhnya dengan tatapan datar saat menatap ke depan.

"By the way lo siapa sampai kenal sama Sheila?"tanya Keyna.

"Musuh. Atheiza Xauella,"balas Atheiza dengan nada dinginnya.

Keyna mengangguk singkat mendengarkan itu, dia melirik Sheila sekilas dan menatap ke depan dengan wajah sinisnya itu.

"Nama lo bagus, tapi sifat lo sama kaya Sheila,"cicit Keyna pelan.

Sheila mengusap telinganya dan menatap tajam Keyna. Dia segera berjalan meninggalkan koridor kampus dengan wajah datarnya tanpa memperdulikan Keyna yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal. Sheila mengangkat bahunya acuh melihat itu.

Atheiza terkekeh pelan melihat itu, dia segera berjalan menyusul Sheila yang meninggalkannya di koridor dengan Keyna yang mengikutinya dari belakang.

Sheila memutar bola matanya malas melihat itu, tangannya melempar permen karet ke arah Keyna. Dia melanjutkan jalannya meninggalkan Keyna yang sedang menatap kesal ke arahnya.

"Sialan!"umpat Keyna kesal.

Sheila memutar bola matanya malas dan mendengus sinis, dia masuk ke dalam toilet dengan jaket ikat rambut berwarna hitam yang ada di tangannya. Sheila menyandarkan tubuhnya dengan tatapan yang menatap Bella yang sedang berdiri di sampingnya.

Sheila menaikan satu alisnya melihat itu dengan tatapan dan wajah datarnya saat menatap Bella, kedua tangannya itu di masukan ke dalam saku jaketnya.

"Hm!"

Bella mengalihkan pandangannya menatap Sheila yang berdiri di sampingnya dengan tatapan datar, dia menaikan satu alisnya melihat itu.

"Ngapain lo disini jalang?"tanya Bella menggeram sinis.

Sheila tidak menjawab, dia mengeluarkan kartu AS dari dalam saku jaketnya dan meletakkannya di wastafel di depan Bella dengan tatapan datarnya.

"Jalang huh?"

Sheila menaikan satu alisnya mendengarkan itu, dia meletakan kedua tangannya di atas dada sambil tersenyum sinis.

"Permainan lo gagal kan?"tanya Sheila.

Bella mematung mendengarkan pertanyaan Sheila. Dia melirik Sheila sinis dan mengepalkan tangannya dengan kilatan amarahnya saat menatap Sheila. Bella menajamkan tatapannya itu dengan kepalan tangannya yang di arahkan ke Sheila.

"Permainan apa yang lo maksud sialan?"bentak Bella.

Sheila berdecih sinis dan memutar bola matanya malas, dia mengusap wajahnya kasar mendengarkan itu dan menatap datar Bella yang sedang menatapnya.

"Pura-pura nggak tau atau emang bodoh lo?"sinis Sheila.

Bella menggertakan giginya dan menatap tajam Sheila dengan tangan yang terkepal kuat yang di arahkan ke Sheila. Bella terkekeh pelan dan tersenyum miring.

"Ya, gue akui lo emang pintar. Tapi lo tetap bodoh di mata gue Alsheila Chrysa,"balas Bella.

"Dari segi mananya gue bodoh? Sedangkan lo yang nggak punya otak aja nggak bisa berpikir dengan siapa lo berhadapan,"ucap Sheila.

Sheila berjalan keluar dari toilet meninggalkan Bella yang menahan amarah saat menatapnya, dia tersenyum sinis melirik itu.

"SIALAN LO ANJING!"teriak Bella.

Sheila menghentikan jalannya di pintu toilet, dia membalikan tubuhnya menatap Bella sambil tersenyum sinis.

"Sehat lo teriak-teriak kaya gitu?"sinis Sheila.

Bella menarik kasar tangan Sheila agar berdiri di depannya, dia tersenyum miring meninju kasar wajah Sheila dengan kepalan tangannya. Bella menatap tajam Sheila dengan tangan kanannya yang terkepal kuat.

"ANJING LO SIALAN!"teriak Bella menahan amarahnya tepat di depan wajah datar Sheila.

"Nggak salah denger gue? Anjing teriak anjing,"sinis Sheila.

Sheila menepis kasar tangan Bella yang ada di depan wajahnya sambil tersenyum sinis, dia memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari toilet meninggalkan Bella sendirian dengan kekehan sinis yang keluar dari mulutnya itu.

Sheila berjalan dengan wajah datarnya saat menatap ke depan dengan tangannya yang memegang permen kaki yang ada di dalam mulutnya itu. Sheila menatap seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menatapnya dengan aura yang mencengkam.

Bahkan tatapan Sheila terlihat menyeramkan di mata mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menatap Sheila sambil bergidik ngeri.

"Lo kaya lagi emosi, sampai-sampai yang lihat lo aja takut."

Sheila tersentak kaget dan menatap datar Sarga yang berdiri di depannya dengan senyuman tipis yang ada di bibir Sarga. Sheila membuang mukanya ke arah lain dan mendengus sinis.

"Tau apa kalau gue lagi emosi?"tanya Sheila.

"Kelihatan sama tatapan lo,"balas Sarga.

Sheila mendengus kesal, dia berjalan melewati Sarga dengan dengusan sinis yang keluar dari mulutnya itu.

Sarga terkekeh pelan dan berjalan menyusul Sheila dengan wajah datarnya itu saat menatap ke depan tanpa mempedulikan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menatapnya.

Sarga meletakan tangannya di bahu Sheila dengan terus berjalan menyamakan langkah kaki Sheila yang ada di sampingnya itu.

"Ketemu Bella di toilet lo?"tanya Sarga.

"Menurut lo?"tanya Sheila.

"Anjing!"umpat Sarga kesal.

Sheila memutar bola matanya malas, dia menepis kasar tangan Sarga yang ada di bahunya dengan lirikan sinisnya itu. Sheila berjalan meninggalkan Sarga dengan wajah datarnya, dia tidak mempedulikan kekesalan Sarga yang di tunjukkan untuknya. Sheila hanya acuh melirik itu.

Sepatu boots Sheila menancap sempurna di kaki Veno yang baru saja berjalan di depannya, dia melirik sinis Veno.

"Ngapain lo sialan?"bentak Sheila menggeram sinis.

"Lihat si cantik lagi marah,"balas Veno santai.

Sheila menggeram sinis dan meninju kasar wajah Veno yang ada di depannya itu, tangannya mengepal kuat dan menatap tajam Veno. Sheila berdecih sinis melihat itu.

Veno terkekeh pelan, tangannya mengeluarkan vape dari dalam saku jaketnya dan menghisapnya. Dia mengepulkan asap vapenya itu di depan wajah Sheila.

"Udah gila lo?"sinis Sheila.

Veno menggeleng pelan, dia menatap Sheila sambil tersenyum tipis yang terbit di bibirnya itu. Veno terkekeh pelan dan memiringkan wajahnya menatap wajah datar Sheila dari arah samping.

"Gue nggak lakuin apa-apa lagi, jadi lo nggak akan tusuk gue lagi,"ucap Veno.

Sheila mengerutkan dahinya menatap datar Veno dengan satu alis terangkat melihat itu, dia mengeluarkan kedua tangannya dan menyeringai sinis.

"Gila!"maki Sheila.

Veno mendengus kesal, dia berdiri di samping Sheila dan merangkul bahu Sheila sambil tersenyum tipis.

"Makian lo, gue anggap pujian,"ujar Veno.

Sheila terkekeh pelan dan menepis kasar tangan Veno. Dia tersenyum sinis menatap datar ke depan sambil menyeringai sinis.

"Emang lo nggak lakuin apa-apa, tapi khasus yang lo perbuat nggak akan bisa lari dari gue,"cerca Sheila sinis.

•••

Regza yang duduk di cafeteria dengan Alarick di sampingnya, dia menatap brownies cokelat serta cupcake cokelat yang ada di depannya itu dengan tatapan datar. Tatapan Regza mengambil brownies cokelat yang ada di meja dan memakannya.

"Za!"

Regza melirik Alarick sekilas dan menaikan satu alisnya dengan tatapan datar saat menatap ke depan, Regza menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dengan tangan yang memainkan brownies cokelat.

Alarick menggeleng pelan, berusaha menghapus pikirannya sendiri. Dia melirik Regza sekilas dan menatap ke depan dengan tatapan datar.

"Lo ada kejanggalan nggak sama kertas yang kemarin-kemarin?"

Regza mengerutkan dahinya menatap datar Alagra yang baru saja duduk di depannya bersama Jhovan yang ada di samping Alagra. Dia menaikan satu alisnya mendengarkan itu.

"Maksud?"

Alagra menggeleng pelan, tangannya mengambil brownies cokelat milik Regza dan memakannya tanpa menjawab pertanyaan dari Regza.

"Aneh lo!"sinis Jhovan.

Alagra mengangkat bahunya tidak peduli, dia melirik cafeteria dengan wajah datarnya itu. Tatapannya menusuk dalam saat menatap sekitar cafeteria.

Alarick menatap ketiga dengan tatapan datar, dia menaikan satu alisnya saat mendengarkan ucapan Alagra. Alarick mengetuk pelan meja menggunakan jarinya dengan tatapan yang menatap datar ke depan.

"Kertas yang kemarin?"tanya Alarick.

Alagra mengalihkan pandangannya menatap Alarick sambil mengangguk singkat, dia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sambil dengan tatapan menghunus tajam.

"Kaya tentang tahun lalu,"balas Alagra.

Regza mendongok menatap Alagra yang ada di depannya, dia mengumpat sinis mendengarkan ucapan Alagra.

"Tentang tahun lalu? Tentang apa yang lo maksud?"tanya Regza.

Alagra menatap sinis Regza sambil menyeringai sinis, dia menatap datar yang terlihat sinis. Tangannya mengetuk kasar meja yang ada di depannya menggunakan jarinya.

"Jangan bahas disini bodoh!?"serkas Jhovan.

Alagra tidak memperdulikan itu, dia menatap manik mata tajam milik Regza yang ada di depannya itu dengan tatapan datar.

Regza memutar bola matanya malas, dia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari cafeteria dengan tangan kirinya yang di masukkan ke dalam saku jaketnya. Tangan kanan Regza mengambil vape dari dalam saku jaket dan menghisapnya.

Regza mengepulkan asap vapenya ke atas dengan tatapan datarnya, asap itu menutupi wajah datarnya dengan satu tangan yang di masukkan ke dalam saku jaketnya. Regza memutar otaknya itu pada kertas terakhir yang dia dapat di markasnya.

Regza mengusap wajahnya kasar sambil membasahi bibir bawahnya dan menyeringai sinis, dia terdiam dan memasukan vape ke dalam saku jaketnya. Tatapan Regza lurus ke depan sambil mengerjap pelan, dia terkekeh pelan dan melanjutkan jalannya itu.

Tangan Regza mengambil permen kaki ketika dia berdiri di depan Sheila. Dia menatap permen kaki itu dengan tatapan datarnya dan membuangnya ke tempat sampah yang tidak jauh dari keduanya itu.

"Permen lebih manis heh?"serkas Regza.

Sheila mengangkat bahunya acuh dan mengangguk singkat tanpa menatap wajah datar Regza yang ada di depannya itu. Sheila tidak peduli dengan kehadiran Regza yang baru saja berdiri di depannya, dia hanya acuh dan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaketnya.

"Lo ngapain disini?"tanya Sheila.

"Gigitin pipi lo,"balas Regza santai.

Sheila memutar bola matanya malas, matanya tetap terfokus pada ponsel yang ada tangannya itu tanpa mempedulikan Regza yang ada di sampingnya.

"Pergi lo!"usir Sheila.

"Lo usir gue?"tanya Regza.

"Menurut lo?"balas Sheila memutar bola matanya malas.

Regza terkekeh pelan, tangannya mengusap pucuk kepala Sheila sambil tersenyum tipis. Dia memiringkan wajahnya dan menatap wajah datar Sheila yang ada di depannya dengan tangannya yang masih berada di kepala Sheila.

"Permen gue?"tanya Sheila.

Regza mendengus kesal, tangannya mengambil permen kaki dari dalam saku jaketnya dan memberikannya ke Sheila.

"Permen your favorite?"tanya Regza.

Sheila bergumam dan mengangguk singkat, tangannya membuka bungkus permen kaki yang ada di tangannya dan segera memakan permen dari Regza.

"Nggak mau pergi dari sini, kak?"tanya Sheila.

Regza mendengus kesal dan menatap datar Sheila yang ada di depannya, tangannya mengeluarkan vape dari dalam saku jaketnya dan menghisapnya dengan dengusan kesal yang keluar dari mulutnya.

"Niat banget lo mau usir gue,"balas Regza mendengus.

"Lo ganggu soalnya,"ucap Sheila asal.

Regza berdecak kesal dan berjalan meninggalkan Sheila yang sedang berdiri di depan fakultas management dengan wajah kesalnya itu.

Sheila terkekeh pelan melihat itu, dia segera membuang permen yang ada di mulutnya dan menggantinya dengan vape miliknya.

Regza menatap datar ke depan, setalah meninggalkan Sheila di koridor dengan tatapannya yang menghunus tajam ketika menatap ke depan. Regza berjalan cepat di koridor dengan satu tangan kirinya yang di masukkan ke dalam saku jaketnya.

Regza memutar otaknya tentang kertas yang dia dapat di markas hari-hari yang lalu, dia menghentikan jalannya saat belati miliknya tertancap sempurna di dinding.

"Selain temperament, lo juga suka nggak tahu tempat ya."

Regza mengalihkan pandangannya menatap datar Veno yang baru saja bersuara tepat di depannya, dia terkekeh dan menyeringai sinis.

"Pengganggu,"ucap Regza berdecih sinis.

Veno terkekeh pelan dan menyeringai sinis menatap itu, dia memutar tubuhnya berbalik menatap Regza dengan kekehan sinisnya yang keluar dari mulutnya itu.

"Temperament!"maki Veno.

"Tahu tempat lo berdua, don't be weird here."

Regza menatap datar Jhovan yang berjalan di sampingnya dengan tatapan datar, tatapannya beralih menatap tajam Veno yang berdiri di depannya sambil menyeringai sinis.

"Tahan emosi lo bodoh!"sentak Jhovan.

Regza mengangkat bahunya acuh dan berjalan melewati keduanya dengan tatapan datar dan tangan yang di masukkan ke dalam saku jaketnya.

"Cih, temperament!"maki Veno menatap sinis Regza.

"Lo juga temperament kalau lo lupa,"sinis Jhovan.

•••

Sheila menendang kasar pintu rooftop dengan kakinya, dia tersentak mendapati keempat cowok yang sedang menatapnya dengan tatapan datar. Sheila memutar tubuhnya untuk berjalan keluar dari rooftop yang sangat bersih itu.

"Masuk aja kalau lo mau masuk."

Suara Alarick terdengar di telinga Sheila, membuatnya memutar tubuhnya dan menatap datar Alarick dengan satu tangan yang memegang vape. Sheila menaikan satu alisnya melihat itu.

"Masuk aja, Sheil,"sahut Alagra.

Sheila mengangkat bahunya acuh dan membalikan tubuhnya, dia berjalan pergi dari rooftop dengan wajah datar dan tatapan tajamnya. Sheila mengepulkan asap vapenya menutupi wajahnya itu.

Sheila tidak memperdulikan mahasiswa yang sedang menatapnya dengan dengusan kesal yang keluar dari mulut mereka. Sheila hanya acuh menatap itu, seakan mereka semua hanya angin lalu.

"Cih, attitude lo nggak ke pakai ya. Ini kampus, bukan rumah lo sendiri."

Sheila menghentikan jalannya dan memutar tubuhnya menatap Dara dengan satu kaki milik Dara yang terpakai gips. Sheila terkekeh pelan mendengarkan itu.

"Gue nggak harus punya attitude buat bikin kaki lo patah,"ujar Sheila.

Dara menggeram sinis, dia mengepalkan tangannya menatap tajam Sheila dengan kilatan amarahnya saat mendengarkan ucapan Sheila yang di tunjukkan untuknya.

"ATTITUDE LO UDAH HILANG YA. SAMPAI-SAMPAI LO BERANI SAMA GUE?"teriak Dara.

Sheila tersenyum sinis melihat itu, dia mengeluarkan satu tangannya dan mengusap rambut curly milik Dara yang ada di depannya sambil terkekeh pelan.

"Attitude gue udah hilang,"balas Sheila.

Sheila memiringkan wajahnya dan terkekeh pelan menatap wajah memerah milik Dara, tangannya itu menarik pelan rambut curly milik Dara dan mendekatkan tubuhnya di telinga Dara.

"If the same campus bitch like you,"bisik Sheila melanjutkan ucapannya tadi.

Sheila menjauhkan wajahnya dan berjalan meninggalkan Dara dengan wajah datarnya itu saat menatap ke depan. Tangan kirinya itu di masukan ke dalam saku jaket tanpa mempedulikan wajah merah Dara yang sedang menahan amarah akibat ucapannya.

Sheila terkekeh pelan melirik itu, dia menegakkan tubuhnya dan berjalan dengan wajah datarnya dengan satu tangan yang di masukan ke dalam saku jaketnya.

"Ketemu Dara lo tadi?"

Sheila memutar tubuhnya dan menatap datar Atheiza yang berdiri di belakangnya, dia mengangguk singkat dan memutar tubuhnya kembali untuk melanjutkan jalannya dengan Atheiza yang berjalan di sampingnya.

"Ck, lagian lo lama banget bikin Dara mati,"lanjut Atheiza kesal.

Sheila memutar bola matanya malas dan mengusap wajahnya kasar saat mendengarkan ucapan yang terlontar dari mulut Atheiza.

"Santai, jangan buru-buru,"ujar Sheila.

Sheila melirik Atheiza sekilas dan menatap ke depan sambil menyeringai sinis, dia membasahi bibir bawahnya dan tersenyum miring.

"Lo tinggal tunggu aja apa yang akan gue lakuin,"lanjut Sheila.

Atheiza yang mendengarkan suara serak dari Sheila, seketika bergidik ngeri mendengarkan itu. Meskipun dia sudah mengerti apa yang di lakukan Sheila nantinya.

"Atau perlu gue bantu?"tanya Atheiza.

"Menawarkan diri heh?"sinis Sheila.

Atheiza mendengus kesal, dia melirik sinis Sheila yang ada di sampingnya itu. Tangannya mengambil rokok Marlboro dari dalam saku jaketnya, Atheiza menghelah nafas kasar sebelum menyalakan rokok miliknya.

Atheiza mengepulkan asap rokoknya dengan tenang dengan lirikan matanya menatap Sheila yang ada di sampingnya.

"Cuma bantuin aja,"balas Atheiza.

Sheila memutar bola matanya malas, dia memasukan vapenya ke dalam saku jaket sambil menatap datar ke depan. Sheila berdecih sinis.

"Bantuan, huh?"sinis Sheila.

"Cuma menawarkan aja sih, tapi nggak gue bantuin. Karena otak lo lebih dari gue,"balas Atheiza santai.

Sheila mendengkus malas mendengarkannya itu, tangannya mendorong kasar tubuh Atheiza agar berjauhan dengannya.

"Sama aja, stupid,"ucap Sheila.

Atheiza mengangguk pelan dengan wajah datarnya itu tanpa melirik Sheila yang berjalan di sampingnya.

"By the way soal yang lo bahas kemarin apa?"tanya Atheiza.

Sheila menggeram sinis, tangannya mengetuk kepala Atheiza sambil mendengus sinis saat mendengarkan pertanyaan yang terlontar dari mulut Atheiza.

"Otaknya kosong, jadi mikirnya lama,"balas Sheila.

"Kemarin lo jelasnya cuma dikit, bastard,"ucap Atheiza mengumpat sinis.

Sheila terkekeh pelan, dia melirik koridor kampus dengan tatapan datarnya itu. Tatapannya beralih menatap datar Atheiza dengan tatapan datarnya.

"Nanti."

Ucapan singkat dari mulut Sheila, membuat Atheiza mengangguk singkat tanpa menatap Sheila yang ada di sampingnya. Atheiza mengetuk dagunya dengan remasan kasar di putung rokoknya.

Sebuah tangan kekar memegang kedua pipi Sheila, membuat cewek itu tersentak dan menatap datar Regza yang ada di depannya. Sheila menelan ludah kasar dan mendorong kasar tubuh Regza agar berjauhan dengan tubuhnya itu.

"Ngapain?"tanya Sheila.

Regza tidak menjawab, melainkan menggigit pelan pipi Sheila sambil tersenyum tipis menatap wajah datar Sheila yang ada di depannya itu.

"Lo kanibal suka gigit orang,"ceplos Sheila asal.

Regza mendengus kesal mendengarkan itu, dia mengusap pipi Sheila yang yang terdapat gigitannya itu.

"Salah lo sendiri punya pipi manis kaya gitu,"ujar Regza terkekeh pelan.

•••

TBC

Spam Next disini

Spam nama 'Sheila'

Mau bilang apa sama Sheila?

Mau bilang apa sama Regza?

Spam nama Sheila sebanyak-banyaknya=>

Tanggapan kalian tentang ALSHEILA 2

Follow instagram : @jessiee333_ @dunia_alsheila

NEXT PART, SEE YOU GUYS. Tunggu chapter selanjutnya, byeee.

Kalo kalian suka sama cerita ini, tolong Rekomendasikan cerita ini di tik tok sama instagram kalian dan Share cerita ini ke teman-teman kalian!

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

8.6K 764 53
Greek gods & goddesses interfere in the lives of modern-day descendants of Oracles, binding their powers to vows. What happens when Callie makes a vo...
2.3K 92 14
'𝐈 𝐰𝐨𝐧'𝐭 𝐥𝐞𝐭 𝐭𝐡𝐞𝐬𝐞 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐨𝐮𝐭 𝐨𝐟 𝐦𝐲 𝐦𝐨𝐮𝐭𝐡, 𝐛𝐮𝐭 𝐢𝐟 𝐢 𝐝𝐨 𝐢𝐭𝐬 𝐭𝐫𝐮𝐞, 𝐢𝐭'𝐬 𝐲𝐨𝐮 �...
995K 22.5K 48
Luciana Roman was blamed for her mother's death at the age of four by her family. She was called a murderer until she was shipped onto a plane for Ne...