DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS...

By Jessiee33_

72.2K 5.2K 752

[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, BERI VOTE, KOMEN DAN JADILAH PEMBACA YANG BIJAK] Alsheila Eltheiera Alde... More

DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 00.
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 01
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 02
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 03
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 04
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 05
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 06
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 07
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 08
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 09
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 010
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 011
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 012
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 013
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 014
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 015
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 016
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 017
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 018
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRl || Part 019
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 020
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 021
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 022
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 023
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 024
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 025
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 026
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 027
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 028
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 029
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 030
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 031
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 032
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 033
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 034
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 035
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 036
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 037
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 038
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 039
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 040
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 041
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 042
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 043
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 045
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 046
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 047
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL ||Part 048
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 049
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 050
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 051
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 052
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 053
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 054
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 055
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 056
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 057
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 058
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 059
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 060
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 061
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 062
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 063
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 064
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 065
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 066
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 067
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 068
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 069
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 070 ( ENDING)
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || PART 071 EPILOG
NEW STORY

DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 044

458 30 5
By Jessiee33_

Happy Reading.

•••

Sheila duduk di perpustakaan dengan buku tebal yang ada di tangannya, matanya membaca setiap tulisan yang ada di dalam buku itu dengan tatapan datarnya.

"Nggak ada tempat selain perpustakaan gitu?"

Sheila menatap datar Atheiza yang ada di depannya, dia menaikan satu alisnya dan memutar bola matanya malas mendengarkan ucapan Atheiza.

"Cowok lo di depan!"beritahu Atheiza.

"Terus?"

Sheila menaikan satu alisnya dan menutup buku yang ada di tangannya itu dengan tatapan yang masih menatap Atheiza dengan tatapan datar.

Atheiza menggeleng pelan dengan wajah datarnya saat menatap Sheila yang masih duduk di sampingnya itu.

Sheila memutar bola matanya malas dan berjalan keluar dari perpustakaan dengan buku yang dia tinggalkan di meja tanpa memperdulikan Atheiza yang sedang kesal saat menatapnya

Sheila memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya dengan tatapan datarnya saat menatap ke depan.

"Hi girl."

Sheila tersentak dan memutar tubuhnya menatap Regza yang berdiri di samping pintu perpustakaan, dia mengusap dadanya kasar menatap datar Regza.

"Ngapain lo?"tanya Sheila.

"Meet my beautiful girl,"balas Regza dengan suara seraknya.

Sheila memutar bola matanya malas dan membuang mukanya ke arah lain dengan dengusan sinis yang keluar dari mulutnya.

"Nggak ada kerjaan banget lo ketemu sama gue,"ucap Sheila sinis.

"Nggak."

Sheila menatap kesal ke arah Regza. Dia segera berjalan melewati Regza dengan tatapan datar dan tangannya di masukan ke dalam saku jaketnya. Sheila tidak memperdulikan Regza saat sedang menatapnya.

"Kasihan banget,"gumam Atheiza.

Atheiza terkekeh geli melihat itu, dia menatap Sheila yang ada di sampingnya dengan tatapan datarnya dan dengan permen karet yang ada di dalam mulutnya.

"Lo nggak kasihan?"tanya Atheiza. Sheila menggeleng pelan.

"Cowok lo padalah, Sheil,"ucap Atheiza.

Sheila memutar bola matanya malas mendengarkan itu, dia mengusap wajahnya kasar dan menatap ke depan dengan tatapan datar.

"Dasar, nggak punya hati,"cibir Atheiza.

"Lo juga,"sahut Sheila.

Atheiza mengumpat pelan dan melirik Sheila sinis yang berjalan di sampingnya itu, dia membuang mukanya ke arah lain dan mendengus sinis.

"Lo lebih nggak punya hati!"serkas Atheiza.

Sheila mengangguk pelan dengan wajah datarnya dan melirik sinis Atheiza. Dia bergumam pelan dan tersenyum miring.

"Kita sama, Za."

Suara serak Sheila, membuat Atheiza mengangguk menyetujui ucapan cewek itu. Dia melirik Sheila sekilas dan menatap ke depan dengan tatapan datarnya.

"Tapi gue nggak kaya lo,"sahut Atheiza.

Sheila mengangguk singkat mendengarkan itu, tangannya melempar vape ke arah Atheiza dengan lirikan sinisnya saat menatap wajah datar Atheiza yang ada di sampingnya. Sheila berdecih sinis melihat itu.

"Kalian berdua sama aja."

Atheiza mendengus kesal dan menatap datar Vraka yang berdiri di sampingnya, dia memutar bola matanya malas dan mendengus sinis saat mendengarkan ucapan Vraka.

"Tapi Sheila lebih parah, Ka,"ujar Atheiza.

Vraka terkekeh pelan, dia melirik Sheila yang tidak memperhatikan keduanya sambil menggeleng pelan. Tangannya terangkat mengacak-acak rambut panjang Sheila sambil tersenyum tipis.

"Lo tau gimana sifat Sheila, Za,"ujar Vraka.

"Bicara lagi, gue robek mulut lo berdua!"ancam Sheila. Vraka terkekeh pelan melihat itu.

Sheila berjalan melewati mereka berdua dengan wajah datarnya itu tanpa memperdulikan mereka berdua yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

"Kaya singa,"cicit Atheiza.

Sheila memutar bola matanya malas dan mendengus sinis mendengarkan itu, dia menatap itu dengan tatapan datar.

"By the way, belati lo ketinggalan di perpustakaan,"ucap Vraka.

Sheila menghentikan jalannya dan menatap Vraka dengan tatapan datar, tangannya mengambil belati tajam yang ada di tangan Vraka.

"Belati ini akan nusuk perut lo, kalau lo banyak bicara!"ancam Sheila.

Vraka mendelik sinis mendengarkan itu, dia segera berjalan melewati Sheila dan Atheiza yang ada di koridor kampus dengan tatapan datar dan tangan yang di masukkan ke dalam saku jaket kulitnya.

"Dih, suka mengancam, tapi nggak beneran,"cibir Atheiza sinis.

Tatapan Sheila menjadi tajam saat menatap Atheiza, tangannya menusuk kasar lengan Atheiza dengan wajah datar dan tatapan tajamnya saat menatap manik mata legam berwarna hitam milik Atheiza.

"Gue lebih suka congkel mata lo sama tusuk lengan lo,"ucap Sheila sinis.

Atheiza mencibir sinis mendengarkan itu, dia segera berjalan menyusul Sheila yang meninggalkannya di koridor dengan tatapan datarnya itu.

"Sekalian aja lo patahin tangan gue,"balas Atheiza sinis.

•••

Regza yang baru saja keluar dari ruang dosen setelah mengurus kesalahan yang di buat Sheila ke Dara hari yang lalu. Regza menatap datar ke depan dengan tatapan tajamnya.

"Udah lo urus masalah kemarin?"

Regza menatap datar Alagra yang berjalan mendekat ke arahnya, dia mengangguk singkat dan melanjutkan jalannya meninggalkan ruangan dosen dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku jaket.

"Mau lo samperin?"tanya Alagra.

"Nggak."

Alagra mengerutkan dahinya mendengarkan ucapan Regza sambil menaikkan satu alisnya menatap datar Regza.

Regza menggeleng pelan, dia menatap datar ke depan tanpa mempedulikan Alagra yang berjalan di sampingnya itu.

"Lo nggak lihat Sheila sekarang ada di cafeteria?"tanya Alagra.

Regza membalikan jalannya dan menaiki tangga untuk menuju lantai 3 dengan tatapan datarnya saat menatap ke depan. Regza memainkan lidahnya dan tersenyum sinis.

"Udah benar-benar gila kayanya,"gumam Alagra pelan.

Regza mengangkat bahunya acuh saat mendengarkan gumaman samar yang keluar dari mulut Alagra. Regza hanya menatap itu tanpa membalas ucapan Alagra.

Regza berjalan masuk ke dalam cafeteria dengan matanya yang menatap penjuru cafeteria dengan tatapan datarnya. Tatapannya tertuju pada cewek yang duduk berdua dengan seorang cewek, Regza tersenyum tipis melihat itu.

Regza berjalan mendekat ke arah kedua cewek itu dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku jaketnya tanpa memperdulikan Alagra yang ada di sampingnya itu.

"Hi love!"

Suara serak itu, membuat Sheila mengalihkan pandangannya menatap Regza yang berdiri di belakangnya dengan tatapan datar. Sheila menaikan satu alisnya melihat itu.

"Ngapain, kak?"tanya Sheila.

Regza tidak menjawab, dia segera duduk di samping Sheila dengan tangan yang memakan brownies cokelat yang di tangannya Sheila.

"Manis,"ucap Regza.

Sheila memutar bola matanya malas mendengarkan itu, dia menjauhkan brownies cokelat miliknya dan menatap tajam Regza.

"Lancang,"sinis Sheila.

Regza terkekeh pelan, tangannya itu mengambil brownies cokelat yang ada di meja dan memasukan ke dalam mulutnya.

"Manis, gue suka,"ucap Regza.

Sheila mencibir sinis melihat itu, tangannya mendorong kasar tubuh Regza agar menjauh darinya dengan dengusan sinis yang keluar dari mulutnya.

"Jauh-jauh!"sentak Sheila.

Regza menggeleng pelan dengan wajah datarnya itu, tangannya mengusap dahi Sheila sambil tersenyum tipis.

"Dara nggak mau lo bikin mati?"tanya Regza.

Sheila menggeleng pelan, dia menepis kasar tangan Regza yang ada di dahinya sambil melirik sinis Regza.

"Gue masih punya hati buat bunuh orang,"balas Sheila.

Regza tersenyum tipis dan terkekeh pelan, tangannya terangkat mengacak-acak rambut panjang Sheila yang ada di sampingnya.

"Dia nggak perlu dikasih ampun, love,"ucap Regza di telinga Sheila.

Sheila bergidik ngeri mendengarkan itu, dia segera menepis kasar tangan Regza yang ada di rambutnya itu dengan decakan kesal yang keluar dari mulutnya.

"Dia pantas dapatin itu,"lanjut Regza.

Regza menggigit pelan pipi Sheila dan melepaskannya sambil tersenyum tipis menatap wajah datar Sheila. Regza memiringkan wajahnya dan terkekeh pelan.

"Lucu,"gumam Regza.

Regza menyandarkan kepalanya di bahu Sheila dan tersenyum tipis dengan tangan yang mengambil cupcake cokelat yang di pesankan Alagra.

"Alagra bukan babu lo,"ucap Sheila dengan nada dinginnya.

Sheila berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari cafeteria meninggalkan Regza dan Alagra yang berada di cafeteria dengan tangannya yang memegang Coca-Cola kaleng.

Regza menggeleng pelan melihat itu, tangannya melempar cupcake ke arah Alagra dengan lirikan sinisnya.

"Nggak jelas,"gumam Alagra.

Regza berjalan di koridor dengan tangannya yang di masukkan ke dalam saku jaket dan tatapan datarnya saat menatap ke depan. Regza menaiki tangga dengan wajah datarnya itu, dia mengeluarkan satu tangannya mengambil vape dari dalam saku jaketnya.

Regza mengepulkan asap vapenya ke atas, dia membasahi bibir bawahnya dan masuk ke dalam fakultas kedokteran dengan kaki yang menendang kasar pintu. Regza menatap Alarick yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

Regza mengangkat bahunya acuh melihat itu, dia menyandarkan tubuhnya di dinding dengan tatapan yang menatap datar Alarick.

"Kampus bodoh!"bentak Alarick.

Regza mengangkat bahunya acuh tidak peduli, dia semakin mengepulkan asap vapenya ke atas tanpa mempedulikan teguran dari Alarick.

Alarick membulatkan matanya dan menatap tajam Regza, tangannya mengambil vape yang ada di tangan Regza dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya.

"Kampus, jangan aneh-aneh!"tegur Alarick.

Regza memutar bola matanya malas dan membuang mukanya ke arah lain saat mendengarkan itu, dia mendengus sinis.

"Nggak ada dosen,"balas Regza.

"Sama aja bodoh,"ucap Alarick menggumpat sinis.

Regza mencibir sinis, tangannya mengambil vape yang ada di saku jaket Alarick sambil tersenyum sinis menatap wajah datar Alarick yang sedang menatapnya. Regza menghisap asap vapenya dan tersenyum sinis.

"Lo juga biasanya gitu,"ujar Regza.

"Tahu batasan bego,"kata Alarick.

Regza mendengus kesal dan berjalan keluar dari fakultas kedokteran sambil menghisap vape yang ada di tangannya itu.

Alarick menggeleng pelan melihat itu dengan wajah datarnya, dia segera fokus ke dokumen yang ada di tangannya.

Tatapan Regza fokus menatap ke depan, tangannya mengambil belati dari dalam saku jaketnya. Regza menatap Veno yang berjalan di sampingnya, tangannya melempar belati ke arah Veno sambil menyeringai sinis.

"Deketin dia, belati ini tembus di kepala lo!"ancam Regza.

Veno memiringkan wajahnya dan terkekeh pelan sambil tersenyum miring mendengarkan itu.

"Dia nggak masalah, kenapa lo yang repot?"ucap Veno.

Regza berdecih sinis dan menekan kasar belati miliknya di tangan Veno. Dia menyeringai sinis melihat itu.

"Dia juga bukan milik lo kan?"lanjut Veno bertanya.

"She's my girl!"tekan Regza.

Veno mencibir sinis mendengarkan itu, tangannya mengambil belati dari dalam saku jaketnya dan mengarahkannya ke arah Regza yang ada di depannya itu sambil tersenyum sinis.

"Cih, emang dia mau sama cowok tempramental kaya lo? Apa lagi lo suka emosi,"cerca Veno tersenyum sinis.

Regza mengepalkan tangannya menatap tajam Veno dengan tangannya yang membuang vape ke lantai, dia mengeluarkan pisau lipat merah dari dalam saku jaket dan menatap tajam Veno.

Regza menggores kasar lengan Veno dengan tatapan tajamnya dan tangan kiri yang terkepal kuat mendengarkan itu.

"Cih, tempramental,"ucap Veno berdecih sinis dengan tangannya yang menggores kasar tangan Veno.

"REGZA, VENO STOP BASTARD!"

Teriakan itu, membuat mereka berdua menatap Atheiza dan Sheila yang berjalan mendekat ke arah keduanya. Regza segera memasukan pisau lipat ke dalam saku jaketnya dan berjalan mendekat ke arah Sheila.

Sheila menatap keduanya dengan tatapan datar dan tidak peduli melihat keduanya, tangannya mengusap kasar wajahnya dan membuang mukanya ke arah lain.

"Kalau bisa sampai koma,"ucap Sheila dengan nada dinginnya.

Sheila melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan Regza yang sedang berjalan ke arahnya, dia hanya acuh melihat itu.

"Hi girl!"

Sheila menaikan satu alisnya menatap datar Regza yang berdiri di depannya, dia membuang mukanya ke arah lain dan mengusapnya kasar.

"Ngapain lo kak?"tanya Sheila.

"Jangan dekat-dekat Veno, dia burik, bau lagi,"cerca Regza.

Sheila mendengus kesal, dia melirik Veno sekilas dan tersenyum tipis menatap wajah datar Regza yang ada di depannya itu.

"Dia burik, bernarkoba,"sahut Sheila.

"Tau dari mana, girl?"tanya Regza.

Sheila tidak menjawab, dia memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan Regza dan Veno yang ada di koridor kampus dengan kedua tangannya yang di masukan ke dalam saku jaketnya.

Regza mendengus kesal melihat itu, dia melirik sinis Veno yang berdiri di belakangnya.

"Inget perkataan gue baik-baik!"bentak Regza.

"Ya, tempramental,"ucap Veno meledek Regza.

•••

Sheila berdiri di rooftop dengan asap vape yang mengepul ke atas, tatapannya sangat datar saat menatap ke depan dengan tatapan datarnya. Sheila mengacuhkan Atheiza yang berdiri di belakangnya itu.

"Terus, apa yang mau lo lakuin setelah ini, Sheil?"tanya Atheiza.

Atheiza melirik Sheila sekilas dan menatap ke depan dengan tatapan datar sambil mengepulkan asap rokoknya ke depan.

"Lo nggak suka dia?"lanjut Atheiza bertanya.

"Ucapan gue masih sama,"balas Sheila.

Atheiza terkekeh pelan dan melirik sinis Sheila, asap vape cewek itu mengepul ke atas dengan tatapan yang sangat datar dari pada sebelumnya.

"Kalau lo sampai suka?"tanya Atheiza.

"Ya itu urusan gue, bukan urusan lo,"balas Sheila.

Atheiza berdecih sinis dan menatap datar Sheila yang ada di sampingnya, dia menaikan satu alisnya dan segera duduk di kursi yang ada di belakangnya. Atheiza menaikan satu kakinya dengan lirikan matanya menatap Sheila.

"Gue punya permainan,"ceplos Atheiza.

"What?"tanya Sheila.

Atheiza menyeringai sinis, tatapannya melirik Bella dan Dara dengan lirikan mata tajamnya. Atheiza menatap Sheila yang ada di sampingnya dengan wajah datarnya.

Sheila terkekeh pelan, dia melirik pintu rooftop sekilas dan menatap Atheiza yang ada di sampingnya dengan tatapan datar.

"Keluar!"usir Sheila.

Atheiza mengangguk singkat, dia segera berjalan keluar dari rooftop tanpa melirik Sheila dan tanpa menatap Regza yang berjalan mendekat ke arah Sheila.

Sheila menyandarkan tubuhnya di pembatas rooftop dengan tatapan yang menatap datar Regza yang berjalan mendekat ke arahnya. Sheila menaikan satu alisnya melihat itu.

"Ngapain, kak?"tanya Sheila.

Regza tidak menjawab, dia berdiri di depan Sheila dan mengusap pipi Sheila sambil tersenyum tipis. Tangannya mencubit kasar pipi Sheila dan menggigitnya pelan.

"Ngapain sih lo kak?"bentak Sheila.

Sheila menepis kasar tangan Regza dan mendengus sinis menatap wajah datar Regza yang sedang menatapnya.

"Lo aneh, kak,"ceplos Sheila.

Sheila menghirup nafas Regza saat tubuhnya sangat dengan dengan Regza. Dia menutup mulutnya dan membuang mukanya ke arah lain.

"Bau rokok, jauh-jauh lo!"sentak Sheila.

Regza terkekeh pelan, tangannya mengusap rambut panjang Sheila sambil tersenyum tipis. Tangan kanannya menangkup pipi Sheila dan mengusapnya pelan.

"Love you dear,"bisik Regza.

Sheila mencibir pelan mendengarkan itu, dia membuang mukanya ke arah lain dan berdecak sinis menatap wajah datar Regza.

"Alay, stupid,"ucap Sheila mengumpat pelan.

"Alay huh?"tanya Regza.

"Ya, lo alay kak. Nggak ada cowok sealay elo,"balas Sheila.

Regza mendengus kesal, dia menyugar rambutnya ke belakang sambil tersenyum tipis saat menatap wajah Sheila yang sedang menatapnya.

"Kenapa lo berantem sama Veno? Nggak ada kerjaan bangat,"ucap Sheila.

"Karena dia burik, jelek lagi,"balas Regza.

"Alasan aja lo,"ucap Sheila.

Regza terkekeh pelan, dia memiringkan wajahnya dan mengusap pipi Sheila sambil tersenyum tipis dengan wajahnya yang sangat datar.

"Nggak percaya lo?"tanya Regza.

"Alasan klasik,"balas Sheila.

Regza menggeleng pelan, bibirnya menggigit pipi Sheila sambil tersenyum tipis. Tangannya mengusap pipi cewek itu tepat di gigitannya.

"Gemes, gue suka,"gumam Regza.

Sheila terkekeh pelan mendengarkan itu, dia memiringkan wajahnya dan tersenyum dengan wajah datarnya saat menatap Regza.

"Alasan lo terlalu klasik dan bikin gue makin curiga sama lo,"ucap Sheila.

Regza terkekeh pelan, dia melepaskan tangannya dan menatap datar ke depan dengan satu tangan kanannya memegang rambut panjang Sheila.

"Nggak ada alasan buat gue berantem sama Veno, karena dia pantas buat di bunuh,"ujar Regza.

"Terus lo mau di panggil sama Dosen?"tanya Sheila sinis.

Regza tersenyum tipis mendengarkan ucapan yang terlontar dari mulut Sheila, tangannya mengacak-acak rambut Sheila dengan tatapan datar saat menatap ke depan.

"Khawatir lo?"tanya Regza.

Sheila mendengus kesal, dia melirik sinis Regza dengan tangannya yang mendorong tubuh Regza agar berjauhan dengannya.

"Dih, sejak kapan gue khawatir sama lo?"tanya Sheila sinis.

Regza memutar tubuhnya dan berdiri di depan Sheila, tangannya mengusap dahi Sheila sambil tersenyum tipis.

"Dih, gengsi,"balas Regza.

Sheila memutar bola matanya malas dan membuang mukanya ke arah lain sambil berdecak sinis, dia bahkan tidak berani menatap mata legam milik Regza yang ada di depannya itu. Senyuman Regza yang di tunjukkan untuk Sheila, membuatnya kesal.

"Gue nggak gengsi ya!"protes Sheila.

Regza terkekeh dan menggeleng pelan melihat itu, tangannya menarik dagu Sheila dan menatap mata legam milik Sheila.

"Lo bikin gue gila karena sikap lo,"ceplos Regza.

"Masuk RSJ kalau lo gila,"ucap Sheila.

"Gue nggak lagi bercanda my girl,"ujar Regza.

Sheila tekekeh pelan, tangannya menarik tangan Regza agar tidak mengusap rambut panjangnya itu sambil terkekeh pelan.

"Lo serius? Gila karena gue itu mustahil,"cerca Sheila.

Regza tersenyum tipis, dia memeluk erat tubuh Sheila dan mengusap punggung Sheila sambil tersenyum tipis.

"Gue punya cara tersendiri buat suka sama lo. whatever it is, i will always love you,"ucap Regza di telinga Sheila dengan suara seraknya.

Sheila mematung mendengarkan itu, dia mengerjap pelan dengan tangan yang terangkat mengusap rambut Regza yang ada di depannya sambil memejamkan mata.

"Love you too babe,"batin Sheila.

Sheila memainkan rambut Regza dengan wajah datarnya itu, dia tidak membalas pelukan Regza.

"Sorry,"ucap Sheila.

Regza melepaskam pelukannya dan menatap manik mata legam milik Sheila yang ada di depannya sambil mengerutkan dahinya.

"For what?"tanya Regza.

Sheila menggeleng pelan dengan wajah datar dan senyuman tipis yang ada di bibirnya itu, tangannya mengacak-acak rambut Regza. Sudut bibirnya terangkat.

"You love me?"tanya Sheila.

"Yes. Always for i love you, babe,"balas Regza.

•••

TBC

Spam Next disini

Spam nama 'Sheila'

Mau bilang apa sama Sheila?

Mau bilang apa sama Regza?

Spam nama Sheila sebanyak-banyaknya=>

Tanggapan kalian tentang ALSHEILA 2

Follow instagram : @jessiee333_ @dunia_alsheila

NEXT PART, SEE YOU GUYS. Tunggu chapter selanjutnya, byeee.

Kalo kalian suka sama cerita ini, tolong Rekomendasikan cerita ini di tik tok sama instagram kalian dan Share cerita ini ke teman-teman kalian.

Continue Reading

You'll Also Like

4.7K 167 26
I thought I was battling danger, turns out I am the danger. Maddie Lightwood... signing off. [Shadowhunters: Season 3A]
Hum For Tum By sushi

Teen Fiction

179K 13.6K 34
♡ This is an Indian highschool lovestory, full of love, drama, comedy, romance and more; where two school toppers, Aarohi: the sweet and bubbly girl...
185K 2.9K 32
"You are more than just a friend to me Y/N." He said looking straight into my eyes. "I can tell by our journey here." I said smiling, a faint blush p...
96.5K 3.2K 180
Secret life of twice (Credits to the owner of some of this jokes)