DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS...

By Jessiee33_

67.1K 5.1K 742

[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, BERI VOTE, KOMEN DAN JADILAH PEMBACA YANG BIJAK] Alsheila Eltheiera Alde... More

DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 00.
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 01
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 02
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 03
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 04
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 05
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 06
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 07
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 08
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 09
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 010
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 011
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 012
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 013
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 014
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 015
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 016
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 017
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 018
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRl || Part 019
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 020
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 021
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 022
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 024
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 025
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 026
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 027
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 028
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 029
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 030
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 031
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 032
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 033
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 034
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 035
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 036
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 037
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 038
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 039
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 040
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 041
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 042
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 043
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 044
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 045
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 046
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 047
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL ||Part 048
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 049
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 050
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 051
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 052
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 053
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 054
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 055
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 056
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 057
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 058
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 059
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 060
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 061
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 062
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 063
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 064
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 065
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 066
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 067
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 068
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 069
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 070 ( ENDING)

DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 023

824 73 4
By Jessiee33_

jgn lupa vote & comment!

Happy Reading.

•••

Sheila yang duduk atas Ducati hitamnya dengan bandana hitam yang bergambar tengkorak, jaket kulit berwarna hitam yang bergambar pedang dan Singa. Sheila menggusap jaketnya dan mengambil ponselnya yang ada di saku jaket.

Sheila melirik sekilas Jack yang berdiri di samping mobil jeep hitam milik Jack. Dia memainkan lidahnya dengan tatapan yang menatap ke arah ponsel yang ada di tangannya.

"Mau kemana?"

Sheila melirik sekilas Sarga yang berdiri di sampingnya, dia menatap ke depan dengan tatapan datar dan tangan yang memasukkan ponsel ke dalam saku jaket.

"Keluar bentar,"balas Sheila.

Sarga mengangguk pelan dan melirik sekilas Sheila yang ada di atas Ducati hitam, dia membenarkan kaca mata hitam yang ada di saku jaket jeansnya.

"Bara?"

Sheila menaikkan satu alisnya menatap Sarga yang ada di sampingnya, dia menatap ke arah lain dan membuka bandana hitam bergambar tengkorak itu. Sheila memasukkan bandananya ke dalam saku jaketnya.

"Amsterdam. Dia ke sana mau beli pisau sama pistol,"balas Sarga.

Sheila mengangguk pelan, dia menatap jalanan dari depan mansion saat Gerbang mansionnya masih tertutup. Sheila berdecak malas.

"Sekalian bawa Gavriel Indonesia,"lanjut Sarga.

Sheila hanya mengangguk singkat, dia meletakan kakinya ke atas dengan tatapan yang menatap ke depan. Sheila berdecak malas.

"Kamarin, Gavriel kabur,"beritahu Sheila.

"Tau, kaburnya cupu,"ucap Sarga.

Sheila terkekeh pelan, dia melirik Jack dan Sarga sekilas dan menatap ke depan dengan tangan yang mengambil rokok Marlboro yang ada di saku jaketnya. Sheila menyalakan rokoknya dan menghisapnya dengan tangan yang di letakan di atas pahanya.

"Lagian Bagas sama yang lain udah kurung Gavriel."

Sarga melirik sekilas Vraka yang duduk di atas motor sport hitam di samping Sheila. Dia mengangguk pelan.

"Mau kemana lo?"tanya Sarga.

"Biasa, beli rokok sama vape,"balas Vraka.

Ssrga menggerutkan dahinya dan menaikkan satu alisnya saat menatap Vraka dengan tatapan datar.

"Bukannya masih banyak?"tanya Sarga.

"Di tas gue, Ga,"balas Sheila.

Vraka membulatkan matanya dan menatap tajam Sheila yang sedang duduk di atas Ducati hitam dengan rokok Marlboro yang ada di mulut Sheila.

"Anjing! Gue kira, habis,"ucap Vraka.

Vraka menatap intens Sheila yang sedang menghisap rokok, dia menaikkan satu alisnya dengan tatapan datar.

"Mau kemana lo?"tanya Vraka.

"Keluar."

Vraka mengangguk singkat mendengarkan jawaban singkat dari Sheila. Dia melirik sekilas ke arah Sheila dan melajukan motor sportnya untuk masuk ke dalam Garasi msnsion.

Sheila menggeluarkan vape yang ada di saku jaketnya, dia memutar pelan vape itu. Sheila melirik sekilas Vraka yang sedang berjalan ke arahnya, dia melemparkan vape yang di tangannya ke arah Vraka.

Vraka menangkap vape yang di lemparkan oleh Sheila. Dia berdecak kesal.

"Nggak usah di lempar juga,"protes Vraka.

Sheila mengangkat bahunya acuh tidak peduli dan menghisap rokoknya dengan tatapan datar, dia berdecak kesal dan turun dari atas Ducatinya. Sheila berjongkok di samping Sarga.

"4 hari kan?"tanya Sheila.

"Nggak. Bara mau 3 hari disana,"balas Sarga.

"Bego,"umpat Sheila.

Sheila meremas putung rokoknya yang masih terdapat asap, dia membuangnya ke tempat sampah yang ada di depannya.

"Tapi setidaknya 3 hari cukup bagi Bara,"ucap Vraka.

Sheila hanya mengangguk singkat, dia melirik sekilas mereka berdua yang ada di sampingnya dengan tatapan datar.

"Butuh waktu 2 hari sampai di Indonesia,"sahut Sarga.

Sheila memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dan segera berdiri, dia bersandar di Ducatinya dengan tatapan ke depan. Sheila melirik sekilas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"2 hari bisa buat siapin semuanya,"ucap Sheila.

"2 hari? Lebih dari cukup,"ujar Vraka. Sheila dan Sarga mengangguk pelan.

Sheila melirik sekilas mereka berdua dan menggeluarkan bandana hitam bergambar tengkorak yang ada di saku jaketnya. Sheila mengacak-acak rambutnya kasar dan segera naik ke atas Ducatinya.

"Bara berangkat tadi pagi?"tanya Sheila melirik keduanya dengan tatapan datar.

"Hm. Sama Uncle Gara sama Uncle Saga,"balas Vraka.

Sheila mengangguk singkat dan memakai helm hitamnya, dia melirik keduanya dari dalam helm fullfacenya dengan tatapan datar.

"Kalau Papa cariin gue, bilang gue nggak ada,"ucap Sheila dan menjalankan Ducatinya keluar dari mansion.

•••

Di dekat hutan yang terdapat 2 anggota geng tanpa ketua mereka, kedua anggota geng itu menatap sengit satu sama lain.

Sedangkan Alagra yang duduk di atas motor sport hitam dengan masker hitam yang menutupi sedikit wajahnya, dia berdecak malas dan segera turun dari atas motornya.

"Lo semua turun dari motor lo!"bentak Alagra.

Alagra menggepalkan tangan dengan tangan kiri yang membawa pisau lipat, otot-otot yang terlihat menahan amarahnya saat menatap mereka semua.

Jhovan yang ada di samping Alagra menggepal kuat dengan tangan kiri yang memegang pistol revolver, dia mengarahkan pistolnya ke arah mereka semua.

"Panggil ketua lo, atau lo sendiri yang mati di tangan gue?"bentak Jhovan.

Seorang cowok yang berjalan mendekat ke arah mereka berdua dan anggota Grivlions yang lain, cowok itu Zeron, ketua anggota Gloster musuh Anggota Grivlions sejak mereka semua berada di SMA.

Jhovan menatap sengit Zeron dengan tangan yang mengarahkan pistol ke arah tangan Zeron. Jhovan menendang perut Zeron dengan pistol yang sudah di leher Zeron.

"Berani mendekat, ketua lo mati di tangan gue,"ancam Jhovan.

Regza yang duduk di atas Ducati hitam, segera turun dan menepuk pelan bahu Jhovan.

"Bunuh aja,"ucap Regza dingin.

Alagra melirik Regza sekilas dan mengangguk pelan, dia menatap Zeron yang bersama Jhovan.

"Gue setuju,"sahut Alarick.

"Jangan aneh-aneh lo!"bentak Zeron

Alagra mengangkat bahunya acuh tidak peduli, dia menatap tajam Zeron dan mengambil alih Zeron yang ada di tangan Jhovan. Alagra membanting tubuh  Zeron sambil tersenyum miring.

"Sialan!"umpat Zeron.

Zeron menendang perut Jhovan yang ada di depannya dengan tangan yang terkepal kuat dan tatapan tajamnya, dia tersenyum remeh menatap mereka semua.

Jhovan berdecih sinis dan memukul tengkuk Zeron dengan tatapan santai, dia memutar lengan Zeron sambil tersenyum miring.

Regza terkekeh pelan dan melempar tubuh Zeron ke tanah, dia berdecih sinis.

"NGGAK PUNYA HATI!"pekik Zeron.

Regza tersenyum lebar di balik bandana putihnya, dia mengarahkan pistolnya ke arah Zeron dan tersenyum miring.

"Sejak kapan kita punya hati?"tanya Alagra.

"Lo duluan yang cari masalah,"sahut Jhovan.

"Udah berapa cewek gue tanya ke lo?"tanya Alagra.

Tengan Zeron terkepal kuat menahan amarahnya saat menatap ketiga inti Grivlions yang ada di depannya, dia melemparkan pisau lipat berwarna merah yang ada di saku jaketnya ke arah mereka bertiga.

Regza menangkap pisau lipat itu dan membuangnya ke tanah, dia terkekeh pelan.

"Lemparan atau tonjokkan? Cupu banget,"cerca Regza tajam.

Zeron menatap tajam Regza yang ada di depannya dengan tangan terkepal kuat menahan kilatan amarahnya, dia menonjok wajah Regza dengan tangan yang terkepal.

Regza memegang tangan Zeron dan memutarnya ke balakang, dia terkekeh pelan dan menusuk lengan Zeron dengan pisau lipat yang ada di tangannya.

"Mau lagi?"tawar Regza.

Zeron membulatkan matanya saat tangannya yang di tusuk oleh Regza. Dia menendang perut Regza.

Regza menepis kasar kaki Zeron dan mengarahkan pistolnya ke wajah Zeron.

"Otak lo atau tangan lo?"ancam Regza.

"Sialan!"

Zeron menepis kasar pistol yang ada di wajahnya, dia menatap tajam Regza dengan tangan yang terkepal kuat.

"Narkoba mana lagi?"tanya Alarick.

Zeron tidak menjawab dan segera menendang perut Alarick yang sedang menatap datar dirinya.

Mereka semua tidak sadar, jika ada seorang cewek yang sedang menonton mereka semua dengan duduk di samping Ducati sambil menatap ke arah mereka semua.

Cewek itu memakai bandana hitam yang bergambar tengkorak yang sedikit menutupi setengah wajahnya. Cewek itu duduk di samping Ducati hitam dengan tangan yang memegang pisau lipat hitam. Cewek itu tersenyum miring saat menatap mereka semua.

"Bodoh!"

Dia menggumpat pelan menatap mereka semua, dia berdecih sinis dan melemparkan pisau lipat ke arah mereka semua. Dia tersenyum miring saat lemparannya terkena Regza dan Zeron.

"Nggak ada otak, cih."

Dia menatap mereka semua dengan tatapan datar, dia memiringkan wajahnya dengan tangan yang di letakan di atas pahanya.  Dia terkekeh dan tersenyum miring.

"Nggak ada cowo bodoh selain mereka semua."

Dia bergumam pelan, dia menyandarkan kepalanya di Ducati hitam yang ada di belakangnya.

Regza yang mendapatkan lemparan pisau lipat dengan tangan yang terkepal kuat, dia melirik ke kiri dan kanan yang tidak siapa-siapa.

"Siapa yang berani lempar lo pisau?"tanya Jhovan.

"Nggak tau."

Regza mengangkat bahunya, dia meremas pisau lipat yang ada di tangannya dan membuat tangannya penuh dengan darah.

"Pasti yang lempar lo pisau masih ada di sini,"ceplos Alagra.

"Gue rasa juga gitu,"sahut Jhovan.

Mereka bertiga menggedarkan pandangannya menatap seluru anggota Falister dan Grivlions yang ada di belakang mereka bertiga dengan tatapan datar.

"Dia kabur mungkin,"ucap Alagra.

"Takut mungkin."

Deruman Ducati yang mendekat ke arah mereka, membuat mereka menatap Ducati hitam yang mendekat ke arah mereka dengan tatapan datar.

Regza mendengus sinis dan memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dengan tatapan yang menatap Ducati hitam yang ada di depannya.

"Lo semua bodoh."

Dia melajukkan Ducatinya dangan lirikkan tajam yang di tunjukkan ke arah mereka semua.

Regza menggepalkan tangan menahan amarahnya saat menatap Ducati hitam yang melewatinya begitu saja. Dia membuang pisau lipat yang ada di tangannya ke tanah.

"Cewek atau nggak cowok,"ucap Alagra.

"Cewek? Mana mungkin dia cewek,"ujar Jhovan.

"Cari dia sampai ketemu,"seru Zeron pada semua anggotanya yang ada di belakangnya.

Zeron menahan emosinya saat dia juga terkena lemparan pisau lipat yang menembus pergelangan tangannya. Zeron naik ke atas motor sport hitamnya dan segera menjalankan motornya pergi meninggalkan seluruh anggota Grivlions.

Jhovan dan Alagra menatap Regza yang hanya diam dengan tangan yang penuh dengan darah. Delon mengambil pisau lipat yang ada di tanah dan menatap tulisan yang ada di pisau lipat itu.

Berani caritahu, nyawa lo hilang.

Jhovan menggepalkan tangan saat menatap tulisan yang ada di pisau lipat itu yang terdapat bercak darah akibat ulah Regza yang sengaja menekan pisau lipat itu di telapak tangan.

"Nggak usah cari tau, kayanya,"ucap Regza dingin.

Alarick menatap dingin Regza yang ada di sampingnya, dia menggerutkan dahinya bingung saat menatap Regza.

"Why?"

Regza melirik sekilas Alarick dan naik ke Ducati hitamnya, dia menggusap telapak tangannya yang terdapat darah.

"Dia berbahaya mungkin,"balas Regza.

"Nggak ada yang berbahaya dari lo, Za,"ucap Jhovan.

"Dia lebih berbahaya menurut gue,"ujar Regza.

Regza menjalankan Ducati hitamnya pergi meninggalkan anggota Grivlions bersama Jhovan dan Alagra yang bersama mereka. Kecuali Alarick yang mengikuti Regza.

•••

Sheila yang berjalan dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku hoodie dengan tatapan datar. Sheila melirik pengendara motor yang ada di sampingnya dengan tatapan datar. Dia melirik sekilas pergelangan tangannya yang terdapat jam berwarna hitam.

Jaket yang Sheila ganti dengan hoodie putih dan celana panjang berwarna putih, tatapan datar menusuk saat menatap ke depan.

Sheila membulatkan matanya saat menatap Regza menghentikan jalannya, dia berdecak kesal dan memutar bola matanya malas.

"Ngapain lo?"tanya Sheila.

"Lo sendiri ngapain di jalanan? Sendiri lagi,"ucap Regza.

"Bukan urusan lo,"balas Sheila.

Tatapan Sheila membidik tajam tangan Regza yang terdapat darah, dia mengangguk pelan. Sheila melanjutkan jalannya dan menghiraukan Regza yang ada di sampingnya.

"Tangan lo?"

"Luka dikit."

"Mau gue tambahin?"tawar Sheila.

"Dih, sinting lo."

Sheila mengangkat bahunya acuh, dia melirik sekilas Regza yang ada di sampingnya. Tangannya mengambil permen kaki yang ada di saku jaket, Sheila melirik Regza yang ada di sampingnya.

"Gimana udah..."

"Udah suka bintang?"sela Sheila memotong pertanyaan Regza.

Sheila memutar bola matanya malas dan membuang mukanya ke arah lain, dia berdecak kesal. Sheila menatap ke depan dengan tatapan datar dan tangan yang di masukkan ke dalam saku hoodie.

"Gue nggak akan pernah suka bintang,"ucap Sheila dengan nada dingin.

Regza melirik Sheila yang ada di sampingnya dan menatap ke depan dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku jaket.

"Why? Bukannya bintang itu cantik?"ucap Regza.

"Cih, cantik."

Sheila berdecih sinis saat melirik wajah datar Regza yang ada di sampingnya, dia memutar bola matanya malas dan terkekeh sinis.

Regza melirik Sheila sekilas dan menghentikan jalannya, dia mengambil liontin singa yang terdapat mehkota di atasnya dari dalam saku jaketnya. Regza menatap Sheila dengan wajah datar.

"Sheila!"panggil Regza.

"Hm?"

Sheila manatap liontin singa yang ada di tangan Regza dengan tatapan datar sambil menaikkan satu alisnya.

"Liontin yang bagus,"puji Sheila.

"Hm, liontin yang nanti gue kasih ke lo,"ucap Regza.

"Kenapa gue?"tanya Sheila menunjuk ke arah dirinya dengan tatapan bingung saat menatap Regza.

Regza berdecak kesal dan memasukkan liontin singanya ke dalam saku jaket, dia berjalan meninggalkan Sheila yang sedang menatapnya dengan tatapan datar. Regza berjalan menuju motor sport hitamnya yang tidak jauh darinya.

Sheila memutar bola matanya malas dan naik ke atas Ducati hitamnya, dia menjalankan Ducatinya meninggalkan Regza yang ada di samping motor. Sheila tidak melirik Regza sama sekali.

Regza berdecak malas saat Ducati milik Sheila meninggalkannya di jalanan.

"Unik juga. Jadi pengen tau tentang lo lebih lanjut Mi Amor,"gumam Regza.

Ducati Sheila yang ada di tengah jalan, tangannya mengambil ponsel yang ada di saku hoodienya. Dia menggedarkan pandangannya menatap jalanan dengan tatapan datar. Tatapan Sheila tertuju pada seorang cewek yang sedang bersama seorang cowok.

Sheila melepaskan helm fullfacenya dan segera turun dari Ducatinya, dia berjalan mendekat ke arah 2 orang berbeda gender yang ada di depan pohon besar. Sheila terkekeh pelan dan memasukkan tangannya ke dalam saku hoodienya.

Sheila terkekeh pelan dan bertepuk tangan saat menatap mereka berdua.

"Hebat juga ya."

Suara Sheila, membuat 2 orang berbeda gender itu segera menatap Sheila dengan wajah sinis. Mereka berdua menggepalkan tangan dan menggeram sinis.

"Mau sebanyak rencana lo, otak lo tetep kosong,"ucap Sheila manatap dingin mereka berdua.

"Well, kali ini gue nggak akan gagal sialan."

Dia berteriak keras di depan Sheila sambil menggepalkan tangan, dia menahan amarahnya saat menatap ke arah Sheila.

Sheila tertawa pelan dan terkekeh sinis, dia tersenyum miring dan menggigit bibir bawahnya.

"I don’t give a fuck,"ucap Sheila.

Sheila menegakkan tubuhnya menyamakan tinggi cewek dan cowok yang ada di depannya, sepatu boots hitam menusuk 2 orang yang berbeda gender di depannya.

"Tapi kalau lo emang bisa, gue tunggu disini,"lanjut Sheila.

Sheila menyeringai pelan menatap wajah pucat mereka berdua, dia memiringkan wajahnya dan terkekeh sinis.

Mereka berdua menatap wajah Sheila yang membuatnya ketakutan, mereka berdua menutupi ketakutannya dengan wajah datar.

Bella, cewek yang bersama seorang cowok yang tidak di kenali oleh Sheila itu, menggepalkan tangan menahan amarahnya saat menatap menatap wajah Sheila.

"LIHAT AJA LO BESOK SIALAN!"teriak Bella.

"Gue tunggu. Bye world."

Sheila berjalan meninggalkan Bella bersama seorang cowok yang tidak dia kenali untuk menuju Ducatinya, dia juga berjalan sambil tersenyum miring dan terkekeh pelan saat menatap Bella yang ingin menghancurkannya. Bahkan semua rencana Bella sudah Sheila gagalkan sejak Bella dan dirinya masih berada di SMA.

Sheila naik ke atas Ducatinya dan segera menjalankan Ducatinya meninggalkan kedua orang yang berbeda gender itu yang menang menatapnya. Wajah Sheila berubah datar saat meninggalkan kedua orang yang berbeda gender itu.

Bahkan ekpresi Sheila dan tatapan Sheila itu menghunus tajam saat menatap sekitar jalanan yang sangat sepi.

Sheila menghentikan Ducatinya di depan sebuah motor sport hitam, dia berdecak sinis dan turun dari atas Ducatinya. Tatapan tajam Sheila menatap cowok yang ada di depannya.

"Ada apa?"tanya Sheila dingin.

"Bertemu sama lo lah."

Sheila menggeram kesal menatap kedua cowok yang ada di depannya, dia mengambil pisau lipat yang ada di saku hoodienya dan mengarahkan ke arah cowok yang ada di depannya.

"Ketemu sama gue, berarti nyawa lo hilang sekarang,"ucap Sheila.

"Gue nggak takut sama lo sialan!"

"Disini sepi, bisa aja gue bunuh lo sekarang Callendra Venolen,"serkas Sheila.

Sheila menyayat lengan Veno yang ada di depannya sambil tersenyum miring, dia terkekeh pelan dan memiringkan wajahnya menatap pelipis Veno.

"Shit!"

Veno menggeram saat lengannya terdapat darah yang bercucuran, dia menatap tajam Sheila dan menggeluarkan pisau tajam yang ada di saku jaketnya.

"Berani-beraninya lo?"bentak Veno.

"Sakit? Lemah banget lo,"cerca Sheila tajam.

Veno menggeram kesal dan menyayat lengan Sheila sambil tersenyum lebar, dia terkekeh pelan saat menatap darah yang keluar dari lengan Sheila.

Sheila menggeram marah saat Veno melukai lengan tangannya, dia menatap tajam Veno yang ada di depannya.

"Fucking jerk!"umpat Sheila.

Sheila menusuk tangan Veno menggunakan pisau tajam dan beracuh miliknya. Pisau beracun yang dapat membuat siapa saja koma selama 1 minggu atau pun 2 bulan.

"Selamat koma 2 bulan,"ucap Sheila dan naik ke atas Ducati hitamnya.

Sheila menjalankan Ducati hitamnya pergi meninggalkan Veno yang terlentang di tanah dengan darah yang bercucuran di tangan dan lengan Veno.

•••

Regza yang duduk di ruangan yang ada di dalam markas, dinding yang terdapat bunga Lavender dan bunga mawar putih. Jangan lupakan kepala manusia yang ada di samping benda tajam dan katana.

"Ah ya, nggak mau lo cari gitu."

Regza melirik Alagra dan menggeleng singkat tanpa menatap Alagra yang ada di sampingnya.

"Nggak usah, nggak penting,"balas Regza.

"Nanti juga tau sendiri, nggak usah khawatir lo,"ucap Jhovan. Alagra mengangguk pelan.

Regza mengambil pisau tajam yang ada di dinding, dia menatap sekilas mereka berdua dan memasukkan pisaunya ke dalam saku jaket.

"Eh iya, tangan yang gue dapet, bagus nggak? Banyak darahnya tapi,"ucap Alagra.

Regza dan Jhovan menatap sebuah tangan yang berlumuran darah yang ada di dinding, mereka berdua mengangguk pelan.

"Lumayan bagus,"balas Jhovan.

Jhovan memperhatikan inci tangan yang berlumuran darah itu dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku jaket dan tatapan datar.

"Masukkin kamar lo lebih bagus,"lanjut Jhovan.

Regza menatap sekilas Alagra dan menatap tangan yang ada di depannya sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Dapat dari mana?"tanya Regza.

"Tangan bajingan tadi malam,"balas Alagra.

"Masalah apa?"tanya Alarick yang sejak tadi memperhatikan mereka bertiga.

"Cuma masalah kecil, you don't need to worry,"balas Alagra.

"Melebihi batas?"

Regza menaikkan satu alisnya menatap sekilas Alagra yang masih fokus pada tangan yang ada di dinding.

"Lebih dari itu,"balas Alagra.

Alagra berjalan keluar meninggalkan Jhovan, Alarick dan Regza yang masih menatapnya, dia mengangkat bahunya acuh tidak peduli.

Regza berdecak sinis dan berjalan keluar bersama Jhovan dan Alarick yang berjalan di sampingnya dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku jaket. Tatapan Regza sangat datar saat menatap 2 bodyguard yang berdiri di samping pintu.

Regza berjalan mendekat ke arah Alagra dan menepuk bahu Alagra agar menatapnya, dia berdecak malas.

Alagra mengalihkan pandangannya menatap Regza yang ada di belakangnya, dia menaikkan satu alisnya sambil menggerutkan dahinya.

"Apa?"

"Masalah apa?"tanya Regza mengulang pertanyaannya tadi.

"Perusahaan, Papi,"balas Alagra . Regza mengangguk singkat.

Regza berjala meninggalkan Jhovan dan Alagra yang sedang menatapnya dengan tatapan datar bersama Alarick yang ada di sampingnya, dia memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dan segera berjalan ke hutan yang ada di belakang markasnya.

Regza mengambil pistol yang ada di saku celana, dia menatap sekitar hutan dengan tatapan datar. Regza melirik tajam, dia mengambil ular hitam yang ada di tanah, dia mengambil botol kecil yang ada di saku jaket dan memasukkan ular itu ke dalam botol. Regza menembak pohon yang ada di depannya sambil terkekeh sinis.

Regza masuk ke dalam markas dengan botol dan pistol yang ada di tangannya, kedua tangannya di masukkan ke dalam saku jaket. Dia menatap datar mereka bertiga yang duduk di sofa.

Regza berjalan menuju kursi kebanggaannya yang terdapat Singa dan serigala di belakang kursi itu, kepala manusia dan pedang yang ada di atas kepala manusia itu, membuat Regza terkesan.

"Dari mana lo?"tanya Alagra.

"Belakang."

Alagra mengangguk pelan dan melirik ular hitam yang ada di meja, dia mengambil ular yang ada di dalam botol itu dan memutarnya.

"Perusahaan Papi lo yang di Amerika?"tanya Jhovan.

"Hm, soal korupsi sama pelecehan yang di lakukan karyawan Papi,"balas Alagra. Jhovan mengangguk singkat.

Regza menggerutkan dahinya dan memberikan ponselnya ke arah Alagra yang terdapat file yang ada di dalam ponselnya.

"Identittasnya lengkap,"beritahu Regza.

Alagra bergumam lirih dan mengangguk pelan sambil menatap ponsel milik Regza. Dia menatap Regza dengan tatapan datar dan tangan yang di latakkan di atas meja.

Ting

Regza melirik ponselnya dan menarik ponselnya kembali, dia menatap layar ponselnya yang terdapat 1 pesan.

Dangerously
| sinting lo

Regza terkekeh pelan menatap 1 pesan itu, dia menatap lama pesan itu dengan tatapan datar dan bibir tersenyum tipis. Tangannya mengetikan pesan untuk membalas pesan itu.

Wolfynels
| ga prcya lo?

Regza berdecak kesal saat belum mendapatkan balasan pesan, dia segera mematikan ponselnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket. Regza berdiri dari duduknya dan mengacak-acak rambutnya kasar.

"Duluan!"

Regza berjalan keluar dari markas meninggalkan mereka berdua yang sedang menatapnya dengan tatapan datar. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

Jhovan dan Alagra menatap satu sama lain dan terkekeh pelan saat menatap wajah kesal Regza.

Regza naik ke motor sport hitamnya dan menjalankannya pergi meninggalkan markas Grivlions dengan tangan yang membawa ular kecil yang ada di dalam botol kecil.

Regza tersenyum tipis di balik helm fullface berwarna hitamnya, dia terkekeh pelan dan segera melajukan motor sportnya.

Regza menghentikan motor sportnya di dekat hutan, dia menatap seorang cewek yang memakai hoodie yang berdiri membelakanginya. Regza turun dari motor sportnya dan berjalan mendekati cewek itu.

Regza menepuk pelan bahu cewek yang sedang berdiri membelakanginya agar menatap ke arahnya.

Sheila, cewek itu membalikkan tubuhnya dan menatap datar Regza. Tangannya terkepal saat menunjuk ke arah Regza.

"Ngapain lo suruh gue kesini sialan?"tanya Sheila.

Regza menurunkkan tangan Sheila sambil terkekeh pelan, dia menggusap pucuk kepala Sheila dengan kepalan tangannya. Regza menggeluarkan botol kecil yang berisi ular hitam dan memberikannya ke Sheila.

"Lo suka ini?"tanya Regza.

"Hm, bagus buat koleksi,"balas Sheila.

"Mau cari koleksi lagi?"tawar Regza.

"Nggak. Koleksi gue udah banyak,"balas Sheila menolak tawaran dari Regza.

Regza berdecak kesal, dia menatap ke depan dan meletakkan kepalanya di bahu Sheila yang ada di sampingnya.

Sheila manatap ular kecil yang ada di dalam botol kaca kecil dengan tatapan datar, dia melirik Regza yang ada di sampingnya.

"Buat gue?"tanya Sheila.

"Hm, buat nambah koleksi lo,"balas Regza. Sheila mengangguk singkat.

Sheila manatap ke bawah dan menginjak ular kecil yang ada di tanah, dia mengambil botol kaca kecil yang ada di saku hoodienya. Sheila memasukkan itu ke dalam botol kaca kecil dan memberikannya ke Regza.

"Dari gue."

Regza melirik itu sekilas dan mengambilnya dari tangan Sheila. Dia mamasukkan botol kaca kecil itu ke dalam saku jaketnya.

"Nggak pernah bilang makasih?"tanya Regza.

"Nggak."

"Hm?"

Regza menaikkan satu alisnya dan menegakkan tubuhnya menatap ke arah Sheila yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

"Nggak penting,"balas Sheila.

Regza berdecak kesal, dia menggeluarkan rokok Marlboro yang ada di dalam saku jaketnya. Regza meletakkan rokoknya di mulutnya, dia menyalakan rokoknya dan menghisapnya dengan tatapan datar saat menatap ke depan.

Sheila merampas rokok yang ada di mulut Regza dan meremasnya, dia menatap tajam Regza.

"Asap lo sialan!"serkas Sheila.

"Lo udah biasa kan?"

Regza menaikkan satu alisnya menatap wajah datar Sheila sambil tersenyum tipis, dia berdecak kesal.

"Gue nggak kaya lo yang berlebihan,"sinis Sheila.

"Ganti sama tangan lo kalau gitu,"ucap Regza santai.

"Oh, berarti mulut lo mau gue robek?"bentak Sheila.

Regza berdecak kesal dan memutar bola matanya malas, dia menatap wajah kesal Sheila yang di tutupi dengan wajah datar cewek itu. Regza terkekeh pelan, bahkan wajah datar Sheila, baginya itu menggemaskan. Hanya Regza yang menganggap Sheila menggemaskan jika sedang marah dan kesal.

"Damn she is so cute!"umpat Regza.

•••

TBC

Spam Next disini

Spam nama 'Sheila'

Mau bilang apa sama Sheila?

Mau bilang apa sama Regza?

Spam nama Sheila sebanyak-banyaknya=>

Tanggapan kalian tentang ALSHEILA 2 gimana?

Follow instagram : @jessiee333_

NEXT PART, SEE YOU GUYS. Tunggu chapter selanjutnya, byeee.

Kalo kalian suka sama cerita ini, tolong Rekomendasikan cerita ini di tik tok sama instagram kalian dan Share cerita ini ke teman-teman kalian.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 90.9K 39
๐™๐™ช๐™ฃ๐™š ๐™ ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ง ๐™™๐™–๐™ก๐™– , ๐™ˆ๐™–๐™ง ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ข๐™ž๐™ฉ ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ƒ๐™ค ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž...... โ™ก ๐™๐™€๐™๐™„ ๐˜ฟ๐™€๐™€๐™’๐˜ผ๐™‰๐™„ โ™ก Shashwat Rajva...
85.1K 305 13
As the title says
2.3K 92 14
'๐ˆ ๐ฐ๐จ๐ง'๐ญ ๐ฅ๐ž๐ญ ๐ญ๐ก๐ž๐ฌ๐ž ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐ญ๐ก๐ข๐ง๐ ๐ฌ ๐œ๐จ๐ฆ๐ž ๐จ๐ฎ๐ญ ๐จ๐Ÿ ๐ฆ๐ฒ ๐ฆ๐จ๐ฎ๐ญ๐ก, ๐›๐ฎ๐ญ ๐ข๐Ÿ ๐ข ๐๐จ ๐ข๐ญ๐ฌ ๐ญ๐ซ๐ฎ๐ž, ๐ข๐ญ'๐ฌ ๐ฒ๐จ๐ฎ ๏ฟฝ...