DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS...

Por Jessiee33_

72.2K 5.2K 752

[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, BERI VOTE, KOMEN DAN JADILAH PEMBACA YANG BIJAK] Alsheila Eltheiera Alde... Más

DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 00.
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 01
DIA ALSHEILA : THE DANGERAOUS GIRL || Part 02
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 03
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 04
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 05
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 06
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 07
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 08
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 09
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 010
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 011
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 012
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 013
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 014
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 015
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 016
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 017
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 018
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 020
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 021
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 022
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 023
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 024
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 025
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 026
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 027
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 028
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 029
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 030
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 031
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 032
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 033
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 034
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 035
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 036
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 037
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 038
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 039
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 040
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 041
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 042
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 043
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 044
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 045
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 046
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 047
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL ||Part 048
DIA ALSHEILA : THE DANGEOUS GIRL || Part 049
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 050
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 051
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 052
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 053
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 054
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 055
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 056
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 057
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 058
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 059
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 060
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 061
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 062
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 063
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 064
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 065
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 066
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 067
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 068
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 069
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || Part 070 ( ENDING)
DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRL || PART 071 EPILOG
NEW STORY

DIA ALSHEILA : THE DANGEROUS GIRl || Part 019

1K 87 3
Por Jessiee33_

Happy Reading.

•••

Sheila yang menjalankan mobil sport putih keluar dari kampus dengan tangan kiri yang memegang korek api. Dia mendengus sinis dengan hoodie abu-abu yang di berikan oleh Sarga.

Sheila menghentikan mobilnya di mansion besar miliknya, dia memasukan mobilnya ke dalam garasi. Sheila keluar dari mobil dan menatap Vraka dan Bara yang berjalan keluar dari mansion.

"Mau kemana?"tanya Sheila.

"Markas bentar,"balas Bara. Sheila mengangguk pelan.

Vraka menatap tubuh Sheila dengan tatapan intens dan dengan wajah datar, dia menaikan satu alisnya menatap wajah datar Sheila.

"Hoodienya Sarga?"tanya Vraka. Sheila mengangguk singkat.

Sheila berjalan masuk ke dalam mansion sambil melepaskan hoodie yang melekat di tubuhnya, dia menatap Sarga yang duduk di sofa dengan tatapan datar. Sheila melemparkan hoodienya di sofa dengan tatapan yang menatap wajah Sarga dengan tatapan datar.

Sheila duduk di samping Sarga dengan tangan yang menggeluarkan ponsel yang ada di dalam tasnya, dia melirik sekilas laptop milik Sarga yang ada di meja.

"Psycho Aussie?"

Sheila menaikan satu alisnya menatap wajah Sarga yang ada di sampingnya, dia menyandarkan kepalanya di sofa dengan tatapan yang menatap ke arah laptop milik Sarga.

"Nggak. Film psycho dari Italia,"balas Sarga.

Sheila mengangguk singkat, dia mengambil wine yang ada di meja dan meminumnya. Sheila meletakan gelasnya di meja dan menatap laptop yang ada di meja.

Sarga melemparkan kotak yang ada di tangannya ke arah Sheila yang ada di sampingnya, lalu dia menatap kembali laptop yang ada di meja dengan tatapan datar.

"Grandpa kirimin lo pistol dari Italia,"beritahu Sarga.

"Oh."

Sheila membuka kotak yang ada di tangannya dan menatap 1 pistol  yang ada di dalam kotak itu, dia mengangkat pistol itu dan memutarnya.

"Bagus juga,"ucap Sheila.

Sheila manatap pisau lipat hitam yang ada di ada di dalam kotak yang terdapat tulisan Queen's, dia menggerutkan dahinya dengan tatapan datar.

"Queen's?"gumam Sheila.

"Hm, Grandpa mau, kalau lo keluar, pakai pisau itu,"balas Sarga. Sheila mengangguk pelan.

Sheila memasukan pistol dan pisau lipat ke dalam kotak dan menatapnya, dia meletakan kotak itu di meja dan menatap Sarga yang ada di sampingnya. Sheila manatap laptop Sarga dengan tatapan datar.

"Grandpa nggak pulang?"tanya Sheila.

"Nggak. Mungkin lusa,"balas Sarga. Sheila mengangguk singkat.

Sheila berjalan pergi meninggalkan Sarga yang sedang menonton film psycho di ruang tamu. Dia berjalan menaiki tangga dengan kotak yang ada di tangannya. Tatapan datar saat menatap Amelia-Maid yang ada di mansionnya.

Sheila masuk ke dalam kamarnya dan meletakan kotak yang ada di tangannya di laci, dia melemparkan tasnya di queen size berwarna hitam miliknya.

Sheila membuka laci mejanya dan mengambil berkas dan Dokumen yang ada di dalam laci, dia membaca dokumen itu dengan tatapan datar. Sheila menggerurkan dahinya saat menatap dokumen dan berkas yang ada di tangannya.

"JACK!"teriak Sheila.

Jack yang berdiri di depan kamar Sheila, segera masuk untuk menghampiri Sheila yang berteriak memanggilnya. Jack menundukan kepalanya menatap Sheila yang berdiri di depannya.

"Ada apa Nona memanggil saya?"tanya Jack.

Sheila manatap datar Jack yang berdiri di depannya, dia meletakan berkas dan dokumen yang ada di tangannya di meja.

"Data-data Gavriel ada yang kurang?"tanyq Sheila manatap datar Jack yang berdiri di depannya.

"Ada Nona. Tentang keluarga tuan Gavriel yang belum Nona cari,"balas Jack.

Sheila mengangguk dan duduk di sofa hitam yang ada di dekat queen size hitamnya, dia melirik sekilas Jack yang masih berdiri di depannya.  Sheila mengambil laptop yang ada di laci mejanya dan menyalakan laptopnya.

Sheila manatap datar file yang baru saja dia cari dengan tatapan datar, dia melirik Jack yang ada di depannya.

"Tentang keluarga Gavriel?"tanya Sheila.

"Iya Nona. Dan sekarang keluarga tuan Gavriel berada di Amerika dan jauh dari tuan Gavriel berada,"balas Jack.

Sheila tersenyum miring menatap laptop yang ada di meja, dia terkekeh pelan. Tatapannya tertuju pada meja yang terdapat pisau miliknya, lalu Sheila menatap laptop yang ada di meja. Dia meretas semua gps dan data-data milik Gavriel.

"Benar-benar bodoh,"umpat Sheila.

Sheila manatap lokasi Gavriel berada, dia tersenyum miring dan meletakan laptopnya di meja tanpa menutupnya

"Lagi cari apa lo?"

Sheila melirik sekilas Vraka dan Bara yang berjalan masuk ke dalam kamarnya dia menunjuk ke arah laptop miliknya yang ada di meja.

"Kau boleh pergi, Jack,"ucap Bara.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan, Nona,"pamit Jack dan berjalan keluar dari kamar Sheila meninggalkan Tuan dan Nonanya yang ada di dalam kamar Sheila.

Vraka dan Bara duduk di samping Sheila dengan tatapan yang menatap ke arah laptop Sheila yang ada di meja. Mereka berdua menggerutkan dahinya dan menatap ke arah Sheila yang sedang fokus pada berkas dan dokumen yang ada di tangan Sheila.

"Keberadaan Gavriel sampai di Indonesia?"tanya Vraka.

Sheila melirik sekilas ke arah mereka berdua dan mengangguk singkat, dia menutup dokumen dan berkas yang ada di tangannya dan meletakannya di meja. Sheila manatap laptop yang ada di meja dengan tatapan datar.

"Otw Indonesia,"balas Sheila. Vraka mengangguk pelan.

Sheila mengetikan pesan kedua Sena dan Bima yang ada di luar mansionnya, dia melirik sekilas ke arah mereka berdua.

"Gavriel sampai di indonesia sebelum gue ke sana,"beritahu Bara.

"Sena sama Bima udah di bandara besok,"ucap Sheila. Vraka dan Bara mengangguk singkat.

Sheila melirik sekilas Vraka dan Bara yang ada di sampingnya dengan tatapan datar, dia menutup laptopnya dan memasukannya ke dalam laci meja.

"Lo ngapain ke markas?"tanya Sheila.

"Ambil pisau lipat gue yang ketinggalan, tapi nggak jadi,"balas Bara. Sheila mengangguk singkat.

•••

Regza yang duduk sofa dengan tangan yang memegang vape, dia menghisap vape yang ada di tangannya dengan tatapan yang menatap Zervan dan Delon yang ada di depannya.

"Soal yang tadi malam gimana, Za?"tanya Jhovan.

"Nggak usah,"balas Regza.

"Nggak usah di caritahu gitu?"tanya Alagra. Regza menggeleng pelan.

Regza meletakan vapenya di meja, dia melirik sekilas mereka berdua yang duduk di depannya. Regza mengambil 1 gelas wine yang ada di meja dan meminumnya.

"Yang tadi malam, gue bener-bener kagum,"ucap Jhovan.

"Gue rasa, dia cewek,"ujar Alagra.

Jhovan terkekeh pelan, dia melirik sekilas Regza yang sedang meminum wine dengan tatapan datar. Lalu Jhovan mengambil 1 gelas wine yang ada di meja dan meminumnya.

"Cewek? Gue pikir dia cowok. Mana ada cewek keluar malam-malam,"ujar Jhovan.

Regza melirik Alarick sekilas dan menatap ke depan dengan tangan yang meletakan gelas di meja, tatapan Regza sangat datar jika bersama yang lain.

"Udah lo cari semua?"tanya Regza.

"Belum."

Regza menaikan satu alisnya menatap wajah Alarick yang ada di depannya dengan tatapan datar. Dia menggetuk pelan meja yang ada di depannya.

"Tadi pagi, saat lo di kampus. Ada yang datang,"beritahu Alagra.

"Siapa?"tanya Regza.

"Nggak tau. Dia pakai Tatto bunga sakura,"balas Alagra.

"Bunga sakura?"gumam Regza.

Regza berjalan menuju meja yang tidak jauh dari mereka, dia membuka laci meja dan mengambil laptop yang ada di laci. Regza berjalan menghampiri mereka berdua dan duduk di depan mereka berdua.

Regza meletakan laptopnya di meja dan menyalakan laptopnya, tatapannya datar saat menatap laptop yang menunjukan 1 file. Regza melirik sekilas Delon dan Zervan yang duduk di depannya.

"Bunga sakura, pakai topeng,"beritahu Alarick.

Regza menghentikan ketikannya pada laptop, dia menatap Alarick yang ada di sampingnya dengan tatapan datar. Regza menggerurkan dahinya menatap bingung ke arah Alarick.

"Nggak ada hubungannya kan sama cupcakes lo?"tanya Alarick.

"Nggak ada."

Alarick mengangguk pelan, dia melirik sekilas laptop milik Regza yang ada di meja dengan tatapan datar. Alarick mendengus sinis.

"Lagi cari apa lo?"tanya Jhovan.

"Tentang bunga sakura,"balas Regza menatap Jhovan dan berucap dingin.

Regza menatap tajam laptop miliknya dengan tangan yang terkepal, dia mendengus sinis dan menutup laptopnya.

"Gue rasa, cupcakes lo berbeda,"ceplos Alagra.

Regza menatap tajam Alagra yang ada di depannya, dia mendengus sinis dan melemparkan pisau lipat miliknya ke arah Alagra.

"Gue bercanda, Za,"ucap Alagra mendengus kesal dan meletakan pisau lipat milik Regza di meja.

Regza mendengus sinis dan menatap laptopnya yang ada di meja, dia menghiraukan mereka berdua dan hanya fokus sama laptopnya.

"Emang bener yang di bilang sama Alagra, Za,"ucap Jhovan.

"Hm, hanya sedikit,"ujar Regza.

Jhovan mendengus kesal, dia melirik Regza sekilas dan menggeleng pelan menatap wajah datar Regza yang ada di depannya.

"Tapi emang bener, cupcakes lo berbeda. DIa lebih manis,"ucap Jhovan.

"Shut up bastard!"bentak Regza.

Regza menggeram kesal menatap Jhovan yang ada di depannya, dia melemparkan pisau lipatnya yang ada di meja ke arah Jhovan.

Jhovan terkekeh pelan menatap wajah kesal Regza. Dia mendengus dan meletakan pisau lipat milik Regza di meja.

"Mulut lo mau gue robek hah?"bentak Regza.

Jhovan mendengus kesal, dia memutar bola matanya malas dan membuang mukanya ke arah lain.

"Emosional,"cibir Jhovan kesal.

Regza mendengus sinis dan menatap laptopnya yang ada di meja, dia menghiraukan Jhovan dan Alagra yang ada di depannya. Regza menajamkan matanya saat menatap 1 file yang ada di laptopnya.

"Damn!"umpat Regza.

Regza berjalan menutup laptopnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung. Regza mengangkat bahunya acuh tidak peduli.

Regza naik ke atas motor sportnya dan menjalankan motornya pergi dari markas, dia tidak peduli dengan tatapan mereka berdua. Regza hanya acuh dan membiarkan keduanya yang sedang menatapnya.

•••

Sheila yang duduk di depan Eza dengan wajah datar, dia mendengus sinis dan memutar bola matanya malas. Sheila meletakan ponselnya di atas meja, dia melirik taman mansionnya dengan tatapan datar.

"Kenapa, Za?"tanya Sheila.

"Tangan lo gimana?"tanya Eza.

"Fine."

Eza menghelah nafas pelan, dia mendengus kesal menatap wajah datar Sheila yang ada di depannya. Eza melirik Vraka yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka berdua.

Ting

Sheila melirik ponselnya sekilas, dia mendengus kesal dan membuka ponselnya. Sheila berdecak sinis saat menatap 1 pesan yang ada di layar ponselnya.

Wolfynels
| ke tman bntr

Sheila mendesis sinis dan mengambil hoodie hitam miliknya yang ada di meja, dia memakan hoodie itu dan mengambil kunci motor sport berwarna hitam yang ada di meja.

Sheila melirik sekilas Eza dan Vraka yang sedang menatapnya dengan tatapan datar, dia memasukan ponselnya ke dalam saku hoodienya.

"Gue ada urusan,"ucap Sheila.

Sheila berjalan meninggalkan mereka berdua yang ada di taman mansionnya, dia tidak memperdulikan mereka berdua.

Sheila naik ke atas motornya dan menjalankan motornya Keluar dari mansion dengan helm Fulface berwarna hitam. Dia menggendarai motornya dengan santai dan tatapan datar yang ada di balik helm hitamnya.

Bahkan, Sheila tidak memperdulikan kendaraan lain saat menegurnya. Dia terlihat acuh saat menggendarai motornya di malam hari. Sheila juga sangat acuh dan melajukan motornya.

Sheila msnghentikan motornya saat sudah berada di taman, dia menatap seorang cowok yang berdiri dengan memakai jaket jeans hitam. Sheila mendengus sinis dan turun dari atas motornya, lalu dia berjalan mendekat ke arah cowok yang berdiri membelakanginya.

"Kenapa suruh gue ke sini?"tanya Sheila.

Regza, cowok yang berdiri membelakangi Sheila, segera membalikan tubuhnya menatap ke arah Sheila sambil tersenyum tipis.

"Bintangnya cantik,"ucap Regza.

"Terus?"tanya Sheila.

Regza menarik tangan Sheila agar berdiri di sampingnya, dia menggelus pelan rambut panjang Sheila yang ada di sampingnya.

"Bintangnya cantik, tapi banyak,"ucap Regza.

"Ya terus kalau bintangnya cantik kenapa bego?"tanya Sheila menggumpat pelan.

Regza mendengus kesal, dia melirik sekilas Sheila yang ada di sampingnya. Regza menatap ke depan dengan tatapan datar, dia tidak menatap Sheila yang ada di sampingnya.

"Tujuan lo suruh gue ke sini kenapa?"tanya Sheila menggeram kesal.

Regza tidak menjawab, dia melirik sekilas Sheila yang ada di sampingnya. Regza menggelus pelan rambut panjang Sheila dengan tatapan datar yang menatap ke depan.

Sheila mendesis pelan dan menepis kasar tangan Regza yang ada di rambutnya, dia memutar bola matanya malas.

"Gue cuma mau lihat bintang,"ucap Regza.

Sheila mendengus sinis, dia berjalan sedikit menjauh dari Regza tanpa menatap Regza yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

"Gue nggak suka bintang,"ujar Sheila.

Regza menghelah nafas pelan, dia menarik tangan Sheila agar berdiri di sampingnya. Regza menatap intens Sheila yang ada di sampingnya.

Sheila menggeluarkan pisau lipatnya  dari dalam saku hoodienya dan mengarahkan pisau lipatnya ke arah Regza yang ada di sampingnya.

"Mata lo mau gue tusuk?"ancam Sheila.

Regza menghelah nafas pelan dan menurunkan pisau lipat yang ada di tangan Sheila. Dia melirik Sheila sekilas dan menatap ke depan.

"Emosi?"tanya Regza.

Sheila mendengus sinis dan berjalan meninggalkan Regza yang sedang menatapnya dengan tatapan datar, dia menghentikan jalannya dan melirik sekilas Regza yang ada di belakangnya.

"Lo mau kemana?"tanya Regza.

"Pulang."

Regza membulatkan matanya dan menarik tangan Sheila agar berdiri di sampingnya, dia berdecak pelan saat menatap wajah datar Sheila yang ada di sampingnya. Regza melirik Sheila sekilas dan menatap ke atas dengan tatapan datar.

"Bintangnya cantik Sheil,"ucap Regza menggeram kesal.

"Oh."

"Bintangnya cantik kaya lo,"ucap Regza.

"Hm."

Sheila memalingkan wajahnya ke arah lain, dia berdecak sinis dan menepis kasar tangan Regza. Sheila berjalan sedikit menjauh dari Regza dan tidak memperdulikan Regza yang sedang menatapnya. Dia menatap ke atas dengan tatapan datar.

Sheila menghelah nafas pelan dan menatap wajah Regza yang ada di sampingnya.

"Terus kalau bintangnya cantik, kenapa?"tanya Sheila dingin.

"Cantiknya berbeda dari segalanya,"balas Regza.

"Are you fucking kidding me?"bentak Sheila kasar.

"Nggak ada yang bercanda. Bintang emang cantik,"balas Regza.

Regza melirik sekilas Sheila yang sedikit jauh darinya, dia menatap ke atas dengan tatapan datar dan terkekeh pelan.

"Bintang emang cantik, tapi lo...... "

Regza menggantungkan ucapannya dan berjalan mendekat ke arah Sheila dengan jepit rambut kupu-kupu berwarna biru. Regza memasangkan jepit itu di kepala Sheila.

"Tapi lo lebih dari bintang,"lanjut Regza.

"I don’t give a shit,"ucap Sheila dingin.

"Nggak peduli?"tanya Regza mengulangi ucapan Sheila.

"Nggak."

Sheila mendorong kasar tubuh Regza agar menjauh darinya, dia melirik sekilas dan berjalan menuju motor sportnya. Sheila memegang tangannya dan memejamkan matanya sebentar, dia melirik sekilas Regza yang ada di belakangnya.

"Nggak pulang, Kak?"tanya Sheila.

"Nggak."

Sheila mengangguk singkat tanpa menatap Regza. Dia menatap lurus ke depan dengan tatapan datar, Sheila mendesis pelan dan berdecak kesal.

Sheila membalikan tubuhnya menetap Regza dengan tatapan datar, dia menatap dalam mata Regza yang ada di depannya.

"Kenapa?"tanya Regza.

"Lo sialan,"sentak Sheila.

Sheila naik ke atas motornya dan menjalankan motornya pergi meninggalkan Regza yang ada di taman, bahkan dia tidak peduli dengan tatapan Regza saat menatapnya.

Regza terkekeh pelan menatap wajah datar Sheila yang baru saja pergi meninggalkannya di taman. Dia menghelah nafas pelan dan naik ke atas motornya.

•••

Sheila msnghentikan motornya saat ada 2 motor sport putih yang menghadangnya, dia berdecak sinis tanpa membuka helmnya. Sheila melipat kedua tangannya di atas dada, dia menatap keduanya dengan tatapan datar.

"Ada urusan apa?"tanya Sheila.

Kedua cowok itu tidak menjawab dan segera turun dari motor mereka berdua, dia berjalan mendekat ke arah Sheila yang sedang menatapnya.

"Tusukan yang gue kasih dulu, masih kurang?"sinis Sheila dan membuka kasar helm fulface-nya.

Galang dan Keizo menggeram kesal, tusukan yang Sheila berikan dulu belum menghilang dan masih membekas di pipi dan tangan mereka berdua. Terlebih lagi Galang yang mendapat banyak tusukan dari Sheila.

"Gue cuma mau ketemu sama lo,"balas Keizo kesal.

"Ketemu sama gue, kematian lo berdua, mau?"tawar Sheila.

Keizo mendengus kesal menatap wajah Sheila yang ada di depannya, dia membuang mukanya ke arah lain dan tidak menatap wajah Sheila. Keizo bergidik ngeri, padahal dia sudah tahu sifat Sheila sejak SMA dulu. Tapi Keizo masih tetap takut dengan Sheila. Menurutnya, Sheila masih menyeramkan seperti saat SMA dulu.

"Bercanda!"tekan Keizo.

Sheila memutar bola matanya malas dan menggeluarkan pistol hitam yang ada di saku hoodienya, dia berdecak sinis dan mengarahkan pistolnya ke arah mereka berdua.

"Pergi atau nyawa lo habis disini?"ancam Sheila.

Keizo dan Galang berdecak kesal, lalu mereka berdua membuang mukanya ke arah lain.

"Ancaman lo, nggak pernah main-main,"cibir Galang.

Sheila menarik pelatuk pistolnya dan menembakan pelurunya ke arah Galang dan Keizo yang ada di depannya dengan wajah datar, dia tersenyum sinis menatap wajah mereka berdua yang meringis akibat perbuatannya.

"Sakit bego,"umpat Keizo menggusap tangan dan kakinya akibat perbuatan Sheila.

Sheila mengangkat bahunya acuh tidak peduli dan menjalankan motornya pergi meninggalkan Keizo dan Galang dengan helm fulface yang menutupi wajahnya.

Sheila tidak memperdulikan kesakitan keduanya yang menurutnya sangat dia sukai, dia begitu sangat menyukai kesakitan lawannya atau musuhnya yang telah mengganggunya. Bahkan Sheila tidak segan-segan membunuh mereka di tengah jalan sepi atau pun hutan.

Sheila menghentikan motornya di jalan sepi, dia melirik sekitar jalanan dengan tatapan datar. Sheila menggeluarkan bandana hitam dan segera menutupi setengah wajahnya. Dia turun dari motornya dan berjalan santai dengan pisau lipat yang ada di tangannya.

Tatapan Sheila sangat datar saat menatap jalanan, dia mendesis sinis saat mendapatkan pesan dari Sarga, Bara dan Vraka. Dia mendengus sinis, terlalu memuakkan. Bahkan Sheila tidak ingin pulang saat ini.

Sheila msnghentikan jalannya, dia melirik sekilas 1 orang yang dia cari. Dia menggeluarkan pistolnya dari dalam saku hoodienya, lalu Sheila menembakan pelurunya ke orang yang dia cari.

Sheila menyeringai pelan dan menjalan mendekat ke orang itu dengan tangan yang membawa pisau lipat. Dia berdiri di belakang orang itu dan menepuk pelan bahu orang itu.

Sheila menggusap pisau lipat yang bertuliskan 'Queen's' yang ada di tangannya dengan tatapan datar yang menatap orang yang ada di depannya.

"Mau apa kau?"

Sheila menggusap tangannya kasar dan menusukan pisaunya di lengan orang itu.

"Richardson? Kita bertemu lagi,"ucap Sheila terkekeh pelan.

Sheila memiringkan wajahnya dan tersenyum miring di balik bandananya, dia memutar pisau lipatnya dengan tatapan datar.

"Mau apa kau ke sini?"

Dia menyentak kasar tangan Sheila yang memegang pisau yang ingin di tusukan ke arahnya, dia menggeram kesal. Dia berusaha untuk tidak ketakutan dengan aura yang di keluarkan seseorang yang ada di depannya.

Sheila menyeringai pelan dan menusukan pisau lipatnya di tangan pria yang ada di depannya, bahkan aksinya ini tidak di lihat orang. Sheila cukup cerdik untuk hal ini.

"Hanya 1, darah lo,"ucap Sheila tersenyum miring.

"Saya tidak takut dengan mu!"

Sheila mengangkat bahunya acuh dan memutar pisau lipatnya yang ada di dalam tangan pria itu, dia menegakkan tubuhnya dan menarik kasar pisaunya yang ada di dalam tubuh pria itu.

Darah bercucuran dari tangan pria itu, Sheila memutar pisau lipatnya dengan tatapan datar. Dia mengambil rokok Marlboro yang ada di dalam saku hoodienya dan menyalahkan menggunakan korek api kesayangannya. Sheila menekan kuat rokoknya di lengan pria itu, dia menyeringai pelan.

"Goddamn it!"

Pria itu menggumpat pelan saat Sheila menekan rokoknya di tangannya.

Sheila terkekeh sinis dan menginjak kaki pria itu dengan sepatuya yang terdapat jarum, dia menyeringai pelan. Bibir Sheila terangkat dengan seringaian pelan, dia membasahi bibinya.

"Bagian mana ya?"gumam Sheila.

Sheila terkekeh pelan dan merantai kedua kaki dan tangan pria itu, dia menendang perut pria itu dan membuat pria itu tersungkar. Sheila merobek jas pria itu dan menusukan pisaunya di perut pria itu. Sheila melirik sebuah truk yang berjalan, lalu dia segera melempar tubuh pria itu ke tengah jalan.

Truk yang melintas itu, menginjak tubuh pria itu. Sheila terkekeh pelan, lalu menyeringai sinis. Dia melirik Jack yang berdiri di sampingnya dengan payung hitam.

"Thanks, Jack,"ucap Sheila.

"Sama-sama Nona,"ujar Jack.

Sheila mengangguk pelan, dia menatap tubuh pria yang ada di tengah jalan yang sudah hacur. Sheila menyeringai pelan.

"Apakah sudah selesai bersenang-senangnya Nona, dengan darah?"tanya Jack.

Sheila tidak menjawab, dia cukup senang saat bermain dengan darah. Sheila terkekeh pelan tanpa membuka bandana yang menutupi sedikit wajahnya.  Sheila membasahi bibinya dan menyeringai pelan.

"Ah ya Nona. Apakah ada sudah menutup identitas anda?"tanya Jack.

"Udah."

Jack mengangguk pelan dan menutup payung hitam dan membuangnya begitu saja. Dia menatap Sheila yang ada di sampingnya dengan tatapan datar.

"Saya takut, Tuan Gara marah. Setelah kejadian dulu,"ucap Jack.

"Tenang aja, memori mereka udah di hapus sama Papa. Kecuali Eza,"ujar Sheila dingin.

Sheila tidak perlu khawatir, karena Papanya sudah menghapus memori mereka dan membuat mereka semua tidak mengingat kejadian dulu waktu SMA, kecuali Eza. Karena tentunya, Eza dan Sheila sama sejak dulu. Mereka berdua sama-sama psycho, walaupun Eza yang di tutupi dengan wajah datar dan ikut dengan anggota Falaster. Eza dengan mudahnya masuk ke dalam anggota Falaster, dengan menggunakan skil bela dirinya tanpa menggunakan pisau.

Ingatan sahabat-sahabat Eza dan sahabatnya sudah di hapus oleh Gara dengan menusuk ingatan mereka menggunakan alat medis berbahaya dari dokter pribadi anggota keluarga Sheila.

"Dan mereka tidak akan mengenal Nona. Mereka hanya mengenal Nona dengan gadis biasa saja Nona,"ucap Jack. Sheila mengangguk pelan menyetujui ucapan Jack.

•••

TBC

Spam Next disini

Spam nama 'Sheila'

Mau bilang apa sama Sheila?

Mau bilang apa sama Regza?

Spam nama Sheila sebanyak-banyaknya=>

Tanggapan kalian tentang ALSHEILA 2 gimana?

Follow instagram : @jessie345_

NEXT PART, SEE YOU GUYS. Tunggu chapter selanjutnya, byeee.

Kalo kalian suka sama cerita ini, tolong Rekomendasikan cerita ini di tik tok sama instagram kalian dan Share cerita ini ke teman-teman kalian.

Seguir leyendo

También te gustarán

191K 5.2K 96
not you're average mafia brothers and sister story.. This is the story of Natasha Clark, an assassin, mafia boss, and most of all the long lost siste...
59.7K 1.2K 25
Hey so this is my 3rd TBS Imagines book! Trigger Warning, read at your own risk But please enjoy this book!
217K 6.7K 42
" You want to live like strangers Mr Jungkook... So let's make it happen... Lets reset everything... Like we never met... Like I never saw you... Lik...
4.7M 106K 142
Soon to be Published Darlene isn't a typical high school student. She always gets in trouble in her previous School in her grandmother's province. S...