Baby İo

بواسطة AriraLv

1.8M 229K 4.8K

Kondisi ekonomi Aluna tidak memungkinkan, memaksanya agar bersikap lebih dewasa, bertahan, serta meyakinkan a... المزيد

Baby İo
CHAP 01 🍭İmperative
CHAP 02 🍭İnterview
CHAP 03 🍭İntend
CHAP 04 🍭İnconceivable
CHAP 05 🍭İmperfect
CHAP 06 🍭İndigation
CHAP 07 🍭İrresistible
CHAP 08 🍭İnform
CHAP 09 🍭İntroduction
CHAP 10 🍭İnteresting
CHAP 11 🍭İnvestigate
CHAP 12 🍭İmpress
CHAP 13 🍭İnstinct
CHAP 14 🍭İnsidious
CHAP 15 🍭İnspect
CHAP 16 🍭İdentity
CHAP 17 🍭İmpose
CHAP 18 🍭İnconvenient
CHAP 19 🍭İndignant
CHAP 20 🍭İnterference
CHAP 22 🍭İmpotent
CHAP 23 🍭İneffective
CHAP 24 🍭İndistinct
CHAP 25 🍭İnconsistent
CHAP 26 🍭İncrease
CHAP 27 🍭İnfiltrate
CHAP 28 🍭İdentity: 2
CHAP 29 🍭İdentity: 3
CHAP 30 🍭İnseparable
CHAP 31 🍭İnconsistent: 2
CHAP 32 🍭İntroduction: 2
CHAP 33 🍭İnsider
CHAP 34 🍭İncident
CHAP 35 🍭İllusion
CHAP 36 🍭İnviolable
CHAP 37 🍭İncessant
CHAP 38 🍭İmplement
CHAP 39 🍭İncorrigible
CHAP 40 🍭İntention
CHAP 41 🍭İnference
🍬 Terbit
🍬 Vote

CHAP 21 🍭İmprobable

32.7K 4.5K 67
بواسطة AriraLv

"Jadi, ada apa?" Aries menyuapkan satu buah tahu ke dalam mulut, mengunyahnya dengan pelan sebelum akhirnya menatap Aluna lekat. Waktu istirahat ini, dia langsung ditarik gadis di depannya menuju kantin setelah kejadian di depan kelas tadi.

"Lo nggak usah pura-pura deh." Aluna mendengkus, sedikit risih saat beberapa tatapan didapatkan dari berbagai arah. "Lo udah tahu gue sejak lama 'kan? Waktu pertama kita ketemuan malem itu, terus lo ... ah banyak banget kejadian sama lo."

Banyak yang ingin Aluna ungkapkan, keluarkan dari dalam dirinya melalui bentuk suara dan ocehan panjang lebar. Dia ingin sekali mengeluarkan keluh kesahnya selama ini. Karena, Aluna sudah memastikan jika sosok misterius malam itu adalah sosok Aries. Dari tinggi badan, dan penampilan saat lelaki itu memakai hoodie sangatlah mirip. Rasanya Aluna tidak mungkin salah.

Aluna yakin sekali, Aries adalah sosok psikopat dan pelaku yang membuat para bodyguard milik Luis hilang tanpa jejak.

Lain halnya dengan Aluna yang terus menatapnya intens, Aries malah sebaliknya. Lelaki itu dengan santai mengangkat alis, lalu menyeruput minumannya. "Hm, bagaimana?"

"Lo udah pintar bahasa Indonesia, ya." Aluna bergumam dan mendapat gelengan dari Aries.

"Sedikit," jawab Aries belum menatap Aluna.

"Tapi tetep aja, lo tuh bikin gue takut tahu! Pertama, lo nyayat pinggang gue, kedua bunuh orang, ketiga lo hilangin semua bodyguard. Mau lo apa, sih?"

Aries terdiam sejenak mendengar Aluna barusan, rasanya tubuhnya agak sedikit membeku sebelum akhirnya dia terkekeh. Tawanya yang kecil itu mengudara, namun terkesan menyeramkan membuat beberapa orang termasuk Aluna bergidik ngeri.

"Ah, jadi kamu sudah tahu?"

Aluna kembali mendengkus, melipat tangan di depan dada seraya menyandarkan punggung ke belakang. "Gue beneran nggak akan laporin lo ke polisi, please jangan ganggu gue sama Kelio," ucapnya lalu mencondongkan tubuh untuk berbisik. "Lo bebas mau bunuh orang lagi apa nggak, asal jangan libatin gue, jangan temuin gue lagi."

Dehaman yang keluar dari Aries membuat Aluna sedikit tersentak. Gadis itu mengarahkan tatapannya tepat pada Aries yang tengah menatapnya lurus. Pandangan Aries sulit untuk dihindari, Aluna terus terpaku pada iris hazel milik lelaki itu.

"Sebenarnya, kamu akan terlibat lebih dalam lagi dibanding ini." Aries menjauhkan mangkuk dari hadapannya, menyimpan dua lembar uang di meja lalu menutupi kepalanya dengan tudung hoodie. "Kamu harus bersiap-siap."

Mendengar serangkaian kata itu, Aluna ikut bangkit begitu Aries hendak berbalik. Gadis itu langsung berteriak, "NGGAK MAU! Gue nggak mau!"

Aries tidak menanggapi, lelaki itu terus mematri langkah keluar dari kantin diiringi beberapa pasang mata yang memperhatikan. Sementara Aluna, dia mengepalkan tangannya erat. Kenapa? Bukankah seharusnya pembicaraan ini adalah sebuah akhir? Aluna hanya berniat menyelesaikan semua masalahnya dengan lelaki itu agar dia tenang dan Aluna bisa mengurus Kelio tanpa merasa khawatir lagi. Kenapa pembicaraannya malah menjauh dari titik terang?

Aluna menendang meja di depannya agak keras membuat semua murid di kantin kembali menatapnya aneh.

"Ck, gagal!"

🍭

"İo, makan dulu yuk?"

"Siapa sih manggil-manggil?! Nggak kenal!"

Aluna menghela napas dibalik pintu menjulang kamar Kelio. Dia dibuat panik saat para pelayan mengatakan Kelio belum mau makan dari pagi, bahkan minum pun tidak. Padahal ini sudah pukul 14.00 siang. Luis juga belum bisa keluar dari kantor jika waktu belum berlalu sekitar sepuluh menit lagi. Tapi, Aluna juga tidak mungkin terus menunggu kedatangan Luis, bagaimana jika Kelio pingsan karena belum memakan apapun? Aluna yang repot nanti.

Kelio tampaknya marah karena tadi pagi, lelaki yang dikurung di kamar itu benar-benar mengurung dirinya sendiri. Sekarang, pintu terbuka pun sia-sia, Kelio akan kabur ke kamar mandi di dalam dan mengunci diri di sana.

"Una minta maaf, İo. Una sama Papi cuman mau İo istirahat dulu di rumah, kemarin 'kan capek udah dari mall, keliling, terus ketemu banyak orang. Jangan marah lagi, ya?"

"Mmmhh, nggak tahu!"

Aluna menggaruk tengkuk, menoleh pada beberapa pelayan yang menunduk di belakangnya. Kali ini Kelio sulit dibujuk, Aluna sampai bingung harus mengeluarkan jurus apa lagi. Kelio tidak akan tertarik dengan game karena lelaki itu memilikinya, Kelio juga tidak tertarik dengan buah-buahan yang Aluna tawarkan. Ini sulit. Aluna serba salah karena belum terlalu mengenal kepribadian Kelio.

"Tunggu om Lus aja apa gimana, ya?" Aluna menggigit bibir. "Tapi--"

"Luna, kening kamu mengerut sekali."

Aluna terperanjat, dia menoleh ke arah seseorang yang terkekeh barusan. Luis sudah ada di depannya, tersenyum membuat jantung Aluna semakin berpacu. Apa Luis akan marah?

"Om, Kelio--"

"Iya, makanya om pulang cepat." Luis masih tersenyum, melangkah melewati Aluna dan membuka pintu kamar Kelio dengan mudah. Aluna mengikuti dari belakang, memperhatikan Kelio yang tiba-tiba bergelung ke dalam selimut tebal berwarna merah muda.

"İo?"

"Mmmm! PAPI NGGAK TAHU YA İO NGAMBEK?!"

Luis menganggukkan kepala, walaupun dia tahu Kelio tidak akan melihatnya. Pria paruh baya itu duduk perlahan di samping Kelio, mengusap punggung anaknya yang terbungkus selimut. Biasanya Kelio memang mudah sekali teralihkan, dibujuk apapun pasti amarahnya mereda. Mungkin kali ini Luis berlebihan? Entahlah, Luis hanya khawatir.

"Maaf ya, İo. Papi salah, Papi ngunci kamu di kamar kayak gini dan Papi nggak jelasin semuanya ke kamu. Tapi İo, apa Papi salah jika Papi khawatir sama İo? Apa Papi salah jika Papi takut İo kenapa-napa di luar sana? Papi kerja, Papi nggak tahu keadaan kamu, Papi nggak bisa hubungin dan mantau kondisi kamu secara langsung, Kelio."

Atmosfer di kamar Kelio terasa berubah, Aluna menunduk dalam melihat sorot mata Luis yang begitu teduh dan tulus. Aluna merasa dia sedang melihat Danis. Walaupun mereka sosok ayah dan menyandang status single parent, tetapi kesabarannya sungguh di luar batas. Mereka bahkan membagi waktunya untuk memberikan kasih sayang pada anak-anaknya. Sosok ayah seperti itu, patut Aluna sebut sebagai pahlawan hidupnya.

Isakan kini memenuhi ruangan, Aluna melihat Kelio keluar dari balik selimut dengan hidung memerah dan kedua matanya yang basah, pundak lelaki itu naik turun dengan cepat.

"M-maaf."

Suara itu bergetar, nada rajukan dan amarahnya menghilang. Aluna mengembuskan napas, melihat Kelio yang langsung memeluk Luis dengan sangat erat seraya terus memohon maaf. Lelaki itu juga melingkarkan kedua kakinya pada sekeliling pinggang Luis seperti anak kecil.

"M-maaf, Papi ... İo ...."

"Ssst, nggak papa. Jangan nangis, Papi nggak mau kamu nangis." Luis mengusap kepala Kelio dengan lembut, mengayun-ngayunkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. "Oh iya, Papi bawa sesuatu buat İo, biar İo nggak marah lagi," ucapnya lalu memindahkan posisi Kelio, kembali mendudukannya di tempat tidur.

"A-apa?" Kelio mengusap kedua mata sembabnya, masih terisak sedikit namun sorot mata penasarannya tidak bisa ditutupi. "Manaa?"

"Tadaaa!" Luis menunjukkan sesuatu, mampu membuat mata Kelio berbinar untuk sesaat.

Kelio hampir saja memekik terlalu senang jika saja dia tidak ingat masih ada Aluna di sana. Sontak, Kelio menunduk, mengulum bagian bawah kaosnya. Lelaki itu tampak malu.

Aluna sendiri terdiam, mematung. Apa maksudnya dengan Luis membawa satu botol dot bayi?!

Luis terkekeh begitu melihat Kelio yang menunduk, lalu menoleh sebentar pada Aluna. "Oh, İo malu ya ada Una?"

Wajah Kelio memerah sepenuhnya. "PAPI!! NGGAK KOK!" lelaki itu secepat kilat merebut dot di tangan Luis, memasukkannya ke dalam mulut kemudian berlari keluar kamar.

Luis tertawa keras, sementara Aluna melotot.

"DOT BAYI?!"

----🍭

Spesial lebaran Idul Fitri aku update İo. Mohon maaf lahir dan batin ya semua!

Nanti aku update lagi, secepatnya deh^^
See u♡

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

6.9M 292K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
7.2M 234K 43
Aku menerima semua yang Engkau berikan ya Rab. Termasuk menerima perjodohan ini, karena aku yakin semua yang di berikan orang tua itu adalah dari Mu...
43.4K 6.9K 33
[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] ✨HASIL PEMIKIRAN SENDIRI✨ Start:21 april 2021 Finish:? cover by:someone "GUA NYAMAN SAMA LO ACA! " teriak Leo di depan...
41.1K 3.9K 62
[SCHOOL | ROMANCE | SLICE OF LIFE | FAMILY] Bahasa: Indonesia Baku dan Non-Baku, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jawa Ngapak Rate: (13+) # 1 in Half Fictio...