Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

25.3K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

Dua Puluh Sembilan

376 49 11
By tridianasari_2606

Selamat membaca
_______

Setelah Tian berhasil melumpuh kan anak-anak REMOVE ia menoleh dan menatap Dinda yang ketakutan, bahakan Dinda sangat terkejut melihat keahlian Tian dalam seni bela diri.

Tapi Tian hanya menunjuk kan beberapa dan tanpa mau menambah rasa sakit pada tubuhnya ia terpaksa menembak beberapa orang di tadi.

Ia melihat Kristan yang babak belur oh ia sudah lelah mengingat kan Kristan agar tidak keluar rumah sendirian, bukan tanpa alasan tapi ia tidak mau hal seperti ini terjadi.

Ristian kembali memasuki rumah yang sudah tiga hari ini ia tinggalkan, ia membawa Kristan masuk dan seperti biasa tatapan tajam dari Maya lah yang menyambutnya.

Tian memberi isyarat pada Dinda dan Dinda yang mengerti pun langsung mengambil kotak obat untuk mengobati luka di bagian wajah Kristan.

"Dari mana aja kamu! Puas bikin semua orang khawatir!" Sentak Maya setelah Tian menduduk kan Kristan di sofa.

"Dan apa lagi ini!" Maya menatap tajam Tian yang berdiri di samping sofa.

Tian merasa kepalanya kembali berdenyut rasa sakit yang tadi sempat hilang kini kembali lagi.

"Sudah ma, kristan gak pa-pa" ucap Kristan sembari meraih tangan Maya.

"Gak apapa gimana kata mu! Lihat lah wajah mu jadi babak belur kaya gini dan ini semua pasti gara-gara Tian! "

Bak di hantam ribuan belati hati Tian kembali sakit kata-kata ibunya selalu berhasil memporak porandakan perasaannya.

"Ini bukan karna Tian ma, Tian yang sudah nolong Kristan dan Dinda dari Anak brandalan tadi" jelas Kristan ia memaksakan untuk berbicara walaupun rahangnya terasa sangat ngilu.

Tian menahan rasa nyeri pada dada nya ia menatap Maya yang juga menatap nya tangannya terkepal kuat seranya menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke setiap inci tubuh nya.

"Kalo bukan karena Tian kamu tidak akan kaya gini Kristan!"

"Ma sudah cukup!" Kristan memperingati Maya, bisa-bisa Tian kembali meninggal kan rumah karena perkataan mamanya.

"Apa! Kamu masih mau membela anak tidak tau diri ini!"

"Sudah ma kristan mohon" pinta Kristan sembari menatap mamanya.

"Harusnya kamu tidak kembali lagi ke sini!"

"Jaga bicara mu maya!" Devin merasa lega ketika melihat Tian yang sudah berada di rumah tapi kenapa tidak ada kebahagiaan di wajah semua orang ini, malah Maya yang kembali mengusir putra sulungnya yang baru saja pulang.

"Papa sangat mengkhawatirkan mu" ucap Devin sembari memeluk Tian, Tian pun membalas pelukan dari papanya ia juga sangat merindukan kasih sayang papa nya.

"Maaf in tian pa" gumam Tian.

"Iya nak tidak apa, maaf kan papa juga ya" Devin tersenyum hangat pada putranya.

"Kristan apa yang terjadi dengan mu?" Tanya Devin pada Kristan yang sedang di obati oleh Maya.

"Ini semua karena Ristian! Jika Bukan karena Dia mungkin Kristan tidak akan seperti ini!" Maya makin kesal ia sangat marah karena lagi-lagi putra kesayangannya terluka.

"Sudah ma, ini bukan salah Ristian ini salah kris, karena tidak bisa melawan mereka" Kristan sudah muak dengan mamanya yang menyalahkan Tian terus.

Rasa hkawatirnya pada Kristan sudah melenyapkan rasa kekhawatirannya pada Ristian.

"Cukup ma, tian baru saja pulang jadi sudah jangan merusak hari baik ini"  ucap Devin selembut mungkin.

"Hari baik apanya pa! Lihat lah tidak ada hari baik setiap kali ada dia" Maya menunjuk Tian "karena Dia kristan terluka, karena dia mama di buat malu, karena dia nama baik keluarga kita jadi tercemar dan karena dia Kristan selalu dalam bahaya" lanjut Maya .

Tian mengangkat wajahnya dan menatap Maya yang juga menatap nya dengan tatapan tajam, Tian tersenyum tapi di balik senyuman itu ada rasa sakit luar biasa yang ia coba tutupi.

"Jika tidak ada hari baik setiap ada tian kenapa mama tidak bunuh Tian saja" ucap Tian dengan senyuman yang masih terpampang jelas di wajahnya.

"Tian juga tidak ingin membuat Kristan terluka, tian ingin menjadi anak yang baik anak yang bisa mama banggain, anak yang bisa banggain nama baik keluarganya " sambung Tian dan ia menunduk dadanya kembali terasa sakit.

Mereka semua terdiam ketika Tian bersuara mereka menatap Tian, entahlah senyuman yang di pamerkan tian justru membuat hati Kristan sakit.

"Ma, sudah berapa kali tian mencoba untuk menjadi anak yang mama inginkan! Sudah berapa banyak penghargaan yang tian dapat kan untuk mama tapi apa kah mama pernah menghargai usaha tian? Tidak kan" Tian tersenyum tapi air matanya sudah membasahi wajahnya.

"Yan"

"Tian selalu berusaha mendapat kan kasih sayang dari mama! Tian mencoba menjadi yang terbaik di segala sisinya tapi tian selalu terlihat buruk oleh mama!"

"Hingga pada akhirnya Tian lelah mencari perhatian mama dari cara menjadi yang tarbaik, Tian menjadi anak brandalan, ugal-ugalan tidak tau aturan, tian pikir setelah tian seperti itu mama mau melirik tian dan perhatiin tian seperti mama perhatian pada Kristan"

Maya terdiam kata-kata Ristian selalu tepat sasaran ia begitu tertohok apa yang di katakan Tian memang benar adanya.

Tian tersenyum kembali dan menatap maya yang juga menatapnya.

"Tian bahagia banget mama bisa sayang sama tian, mama perhatian sama tian, mama buat harapan tian kembali lagi tapi kenapa? Kenapa ma? KENAPA SEMUA ITU HANYA SEBUAH KEPALSUAN!" Triak Tian pada kalimat terakhirnya.

"KENAPA DI BALIK KEBAHAGIAAN YANG MAMA BERIKAN PADA TIAN! TERNYATA ADA SEBUAH KEHANCURAN YANG SUDAH MENANTI TIAN!"

"TIAN SANGAT MENCINTAI NANA MA!"

"Astagfirullahhalazim" Tian beristigfar sembari mengusap wajahnya kasar ia sudah berlebihan pada ibunya.

"Tian capek ma! Tian capek mengemis perhatian dari mama!"

"Mungkin benar kata mama, harusnya tian tidak kembali lagi"
Tian menunduk dan memukul dadanya yang terasa sakit.

"Tian jangan bicara seperti itu nak" ucap Devin sembari menahan tangan Tian yang hendak memukul dada nya lagi.

"Lepas pa" gumam Tian, kepalanya terasa sangat sakit bahkan sekarang ia sudah kesulitan menghirup oksigen.

"Tian lo kenapa"

Kringat dingin mulai membanjiri butuhnya Tian mulai tersengal-sengal Nafasnya sudah tidak beraturan bahkan pandangannya mulai kabur.

Tian terduduk di atas lantai sembari  memukul dadanya dengan cukup kuat dan seketika bau amis nan anyir menyapa indra penciuman mereka Tian kembali memuntahkan darah tangannya di lantai seranya menahan tubuhnya dan ia kembali menyeka darah di sudut bibirnya.

"Tian lo kenapa?!" Kristan sangat terkejut melihat Tian yang memuntahkan darah.

"Tian kamu kenapa nak!" Maya yang melihat pun tak kalah panik ia mencoba menyamakan tingginya pada Tian dan tangannya terulur untuk menyentuh Tian tapi Tian dengan Cepat menepisnya.

"Jangan sentuh Tian" Tian memperingati kepalanya kembali terasa sakit bahkan sekarang dinianya sudah mulai berputar ia kembali mual dan kembali memuntahkan darah.

"Kita ke rumah sakit sekarang!" Devin berujar dan di angguki oleh Kristan.

"Tian gak mau pa" ucap Tian dengan suara yang sangat pelan.

Perlahan pandangannya mulai kabur dan semuanya menjadi gelap.











Continue Reading

You'll Also Like

361K 10.2K 66
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
93.7K 1.8K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
47.4K 4.8K 27
DOSA TANGGUNG SENDIRI!!! CERITA INI HANYA FIKTIF TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN CERITA ASLI. Area B×B & G×G & B×G!!! Berbijaklah dalam memilih bac...