Baby İo

By AriraLv

1.8M 229K 4.8K

Kondisi ekonomi Aluna tidak memungkinkan, memaksanya agar bersikap lebih dewasa, bertahan, serta meyakinkan a... More

Baby İo
CHAP 01 🍭İmperative
CHAP 02 🍭İnterview
CHAP 03 🍭İntend
CHAP 04 🍭İnconceivable
CHAP 05 🍭İmperfect
CHAP 06 🍭İndigation
CHAP 07 🍭İrresistible
CHAP 08 🍭İnform
CHAP 09 🍭İntroduction
CHAP 10 🍭İnteresting
CHAP 11 🍭İnvestigate
CHAP 12 🍭İmpress
CHAP 14 🍭İnsidious
CHAP 15 🍭İnspect
CHAP 16 🍭İdentity
CHAP 17 🍭İmpose
CHAP 18 🍭İnconvenient
CHAP 19 🍭İndignant
CHAP 20 🍭İnterference
CHAP 21 🍭İmprobable
CHAP 22 🍭İmpotent
CHAP 23 🍭İneffective
CHAP 24 🍭İndistinct
CHAP 25 🍭İnconsistent
CHAP 26 🍭İncrease
CHAP 27 🍭İnfiltrate
CHAP 28 🍭İdentity: 2
CHAP 29 🍭İdentity: 3
CHAP 30 🍭İnseparable
CHAP 31 🍭İnconsistent: 2
CHAP 32 🍭İntroduction: 2
CHAP 33 🍭İnsider
CHAP 34 🍭İncident
CHAP 35 🍭İllusion
CHAP 36 🍭İnviolable
CHAP 37 🍭İncessant
CHAP 38 🍭İmplement
CHAP 39 🍭İncorrigible
CHAP 40 🍭İntention
CHAP 41 🍭İnference
🍬 Terbit
🍬 Vote

CHAP 13 🍭İnstinct

44.8K 5.9K 39
By AriraLv

Aluna membuka kulkas yang ternyata hanya berisi beberapa botol air mineral dan beberapa buah tomat. Tidak ada apa-apa lagi selain itu, bahkan telur yang biasanya selalu tersedia di setiap rumah kini tidak tampak. Aluna mendesah, dia harus segera menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri juga Danis yang sekitar satu jam lagi akan pulang dari kantor. Mereka harus makan malam.

Tadi siang Aluna lupa membeli bahan masakan untuk di rumahnya. Apalagi saat tiba di rumah milik Luis, Aluna bahkan tidak bisa keluar karena sibuk mengurus Kelio.

Aluna melihat jam tangan yang selalu dia kenakan. Kebiasaan Aluna adalah memakai jam tangan ke mana pun, bahkan saat tertidur, kecuali jika dia akan ke kamar mandi. Sudah pukul 20.00 malam. Sepertinya membeli makanan di luar tidak masalah, ponsel Aluna tidak bisa digunakan untuk delivery karena lowbatt. Jadinya Aluna bersiap, mengenakan sweater berwarna navy untuk menutupi piyama yang dia kenakan.

Walaupun hari sudah gelap, suasana di sekitar perumahan masih ramai oleh anak-anak yang betah bermain di taman. Jadinya saat Aluna keluar dan mengunci pagar, dia tidak merasa sendirian. Ketika keluar dari perumahan pun begitu, masih banyak orang-orang yang berjalan dan kendaraan masih lalu lalang, ramai.

Tepat saat kepindahannya Danis dan Aluna ke perumahan, Danis menyarankan jika Aluna ingin membeli makanan, dia harus ke sebuah kedai dengan nama 'MasakanKu' di gang Utara. Danis juga pernah mengirimkan lokasinya lewat chat, sayang sekali sekarang Aluna tidak membawa ponsel. Tapi, dia pernah bertanya pada Obi--supir Kelio--saat berangkat sekolah, dan Obi menunjukkan gangnya, tepat di seberang Aluna sekarang.

Begitu menyebrang dan memasuki sebuah gang, Aluna berbelok ke kanan. Gangnya tidak terlalu sempit, hanya saja pencahayaannya kurang, jadinya jalan tidak terlihat dengan begitu jelas. Obi mengatakan, setelah belok kanan, Aluna akan melihat sebuah kedai sederhana dengan papan besar bertuliskan 'MasakanKu'. Aluna memang melihat kedai itu, namun sayang, pintunya tidak terbuka, dan sebuah tempelan kertas tertera di permukaannya.

MasakanKu libur panjang, ditunggu rabu selanjutnya!

Kedai dengan warna oranye yang mendominasi dan dikelilingi gedung tinggi-tinggi itu tidak buka. Aluna mengembuskan napasnya gusar. Percuma saja dia berjalan jauh ke sini. Sekarang, Aluna tidak tahu harus membeli makanan di mana selain di swalayan. Sepertinya Aluna akan memasak, tidak jadi memakan makanan siap saji.

"Girl?"

Kedua pundak Aluna menegang begitu dia mendengar suara dari belakangnya. Aluna berbalik, dan menemukan sosok dengan hoodie abu yang tudungnya digunakan untuk menutupi kepala hingga hidung. Sejenak Aluna menahan napas, hingga dia kembali mengembuskannya dengan pelan.

Dia kira itu jelangkung.

Sepertinya orang itu juga hendak membeli makanan di kedai, namun dia melihatnya tutup, sudah dipastikan reaksinya sama dengan Aluna tadi. Pasrah.

Aluna mengedikkan pundak, berjalan menuju orang yang masih berdiri di sana, hendak menuju swalayan. Sampai Aluna melewati orang itu, dia tetap diam mematung, lantas Aluna mengerutkan kening.

"Eh, itu ... kedainya tutup, bukanya bakalan hari rabu." Aluna memutar setengah tubuhnya, guna memperjelas suara agar terdengar orang bertudung hoodie itu.

Namun orang itu masih diam mematung, tidak mempedulikan Aluna. Tanpa berpikir panjang lagi, Aluna berbalik dan melanjutkan langkah. Menurut dugaan Aluna, orang itu terlalu terkejut sampai-sampai terdiam seperti itu. Dalam hati Aluna berharap semoga mental orang itu tidak terguncang hanya karena kedainya tutup.

"So, this is the girl?"

*(Jadi, ini gadisnya?)

Jantung Aluna terasa berhenti sepersekian detik sebelum akhirnya berdetak amat cepat. Dia merasakan sesuatu yang dingin memegang erat pergelangan tangannya, dan begitu sadar, Aluna tahu itu adalah tangan. Saat berbalik, Aluna bisa melihat lelaki bertudung hoodie itu tengah menahan pergerakannya, terlihat jelas seringainya dibalik remang lampu. Mendadak Aluna merinding.

"Why don't you prepare like the others, Big baby girl?"

*(Kenapa kamu tidak mempersiapkan diri seperti yang lain, bayi perempuan besar?)

Apa? Ada apa?! Aluna menatap kosong orang yang berbicara itu. Masih dalam keterkejutan tingkat dewa, Aluna dibuat bingung dengan pertanyaannya. Memangnya Aluna harus mempersiapkan apa? Dan siapa Big baby girl yang dia maksud? Apa itu Aluna? Bukan berarti Aluna mengenakan piyama bergambar teddy bear, dia itu bayi! Tidak seperti itu konsepnya.

"Hah? Ini lo kenal gue? Lo siapa?" Aluna menunjuk dirinya sendiri dengan tangan satunya yang bebas, sementara tangan yang dicekal oleh orang itu berusaha memberontak. Tapi tidak bisa, cengkeramannya malah semakin mengerat.

"Are you kidding?"

*(Kamu bercanda?)

"Lo ngerti gue ngomong apa nggak, sih?" Aluna mengernyit. Sedari tadi orang itu mengeluarkan suara serak dengan bahasa asing. Bahasa Inggris. Aluna tidak tahu apakah orang itu mengerti bahasa Indonesia atau tidak. "Can you speak Indonesian?"

*(Bisakah kamu berbahasa Indonesia?)

"No, I can't." Orang itu mengedikkan pundaknya. "But I'm understand. Let's go, we're late."

*(Tidak, saya tidak bisa.)

**(Tapi saya mengerti. Ayo berangkat, kita terlambat.)

Aluna melotot begitu tangannya ditarik keluar dari gang. Orang yang Aluna duga berjenis kelamin laki-laki itu menariknya paksa, tidak membiarkan Aluna terlepas. Bahkan saat menyebrang, lelaki itu mengelilingkan tangannya di sekitar pinggang Aluna.

Aluna langsung berpikir jika ini adalah kasus penculikan remaja. Tidak mungkin orang asing membawanya seperti ini tanpa maksud 'kan? Masih dengan suara hatinya yang bergemuruh, Aluna berusaha berpikir jernih untuk meminta bantuan orang lain.

Aluna mencari kesempatan dalam situasi membingungan ini. Dia melirik ke sekitar, masih banyak orang berkeliaran. Aluna bersiap-siap untuk berteriak meminta tolong, namun sesuatu yang dia rasakan di pinggangnya membuat dia bungkam seribu bahasa.

"Are you wanna die, girl? Shut up and follow me."

*(Kamu ingin mati? Diam dan ikuti saya.)

Aluna merasakan perih di sisi pinggangnya, dia yakin barusan itu sayatan pisau yang tidak terlalu dalam. Lelaki di sampingnya ternyata bukanlah orang yang kebingungan karena kedai tutup, tetapi lelaki itu orang jahat! Sepertinya dia tahanan yang kabur dari penjara, dan sekarang hendak mengancam Aluna. Bagaimana ini?! Aluna memejamkan matanya erat untuk sejenak, kakinya yang digunakan untuk terus berjalan mulai gemetar. Entah situasi apa yang akan dia alami nanti. Lelaki itu akan membawanya ke mana? Aluna tidak bisa melakukan apapun saat pisau yang dibawa lelaki itu masih tetap berada di samping pinggangnya.

Di tengah perjalanan yang semakin lama semakin menuju jalanan yang sepi, Aluna hanya bisa merapal doa semoga dirinya bisa selamat. Dan sepertinya Tuhan memang berbaik hati padanya, satu buah Alphard berhenti tepat di samping Aluna dan lelaki tadi.

"Luna?"

Aluna menoleh ke samping kiri, matanya membola begitu Luis terlihat saat kaca mobil diturunkan. Percayalah, Aluna sekarang sangat ingin berteriak meminta bantuan jika saja pisau itu sudah turun di samping pinggangnya.

"Om." Aluna menganggukkan kepala, dia terus menatap Luis berharap pria itu mengerti. "Pulangnya malam banget, Om."

"Iya, lagi sibuk." Luis tersenyum, lalu melirik lelaki yang terhalang tubuh Aluna. "Dia siapa? Kalian lagi pacaran? Ya ampun, Luna, ini sudah larut lho."

Aluna terkekeh hambar. "I-iya, Om. Sekarang Luna mau pulang, kok. Lagi ... lagi nyari itu, lagi ... mau nyari angkutan u-umum." Aluna bisa merasakan pinggangnya semakin dicengkeram erat, dia menahan napasnya sejenak, mencari ide agar Luis mau memberinya tumpangan.

"Angkutan umum?" Luis mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Sudah malam, Luna. Kalian sebaiknya naik mobil om sekarang, Om antar. Bahaya juga kalau kalian cuman berdua malam-malam kayak gini."

"Oh, iya juga, Om! Luna juga mau tanya soal Ayah!" Aluna berseru, bernapas lega begitu Luis bisa membantu keadaannya. Begitu Luis membuka pintu mobil dan menyuruh keduanya untuk masuk, lelaki tadi langsung menyeberang, namun masih berjalan dengan santai seolah tidak takut apapun. Sontak itu semua menjadi perhatian Aluna, juga Luis.

"Eh, itu pacar kamu--"

"Katanya dia malu, Om. Mau pulang jalan kaki aja soalnya rumahnya udah deket."

Luis mengernyit, terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya tertawa. "Anak muda jaman sekarang memang gitu, ya?"

Aluna berpura-pura tertawa menanggapi Luis, padahal dalam hatinya dia ingin menangis lega. Beruntung sekali ada pertolongan untuknya. Jika tidak, Aluna tidak tahu apakah dia akan kembali dengan selamat atau tidak.

----🍭

Selamat, kalian udah ketemu tokoh baru. Kira-kira siapa, ya? Mau tahu namanya? Identitasnya? Mari baca chapter berikutnya!

Tungguin İo juga, yaa!

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 865 60
"Eh katanya anak itu sok banget loh dengan nolak semua cowok yang nembak dia?" ucap seorang siswa menatap sinis gadis di seberang. "Bukan sok lagi...
10.5K 4.7K 96
INCUBO dalam bahasa Italia artinya adalah "Mimpi Buruk" Siapa yang tidak tau dengan Abimanyu Putra Dewantara ketua DEVIL generasi ke-dua yang mendapa...
3K 239 18
'Naura dan altar yang di kenal dengan musuh bebuyutan oleh seluruh siswa dan juga guru-guru lantaran sikapnya yang tak pernah akur sedikitpun, namun...
6.8M 288K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...