Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

26.1K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

Dua Puluh Enam

348 40 5
By tridianasari_2606

Selamat membaca
_

_______

Raungan suara kenalpot motor mendengung saling bersautan , bersamaan dengan sorak-sorai para penonton yang memenuhi jalanan tepatnya di area balap liar yang mereka jamah tiap malam.

Dua pemuda yang saat ini duduk di atas motor sport kebanggaan nya, mereka berdua saling menatap remeh di balik helm fullface nya yang mereka gunakan.

Seorang wanita cantik nan sexy berjalan menuju tengah-tengah kedua motor sport kebanggaan kedua pemuda tersebut, dengan iringan suara bising kenalpot yang saling bersautan membuat alunan musik tersendiri.

Wanita itu menatap kedua pemuda tersebut secara bergantian dengan senyum miring yang ia suguhkan
Hembusan angin malam dengan -terangnya sinar rembulan yang menjadi saksi bisu di setiap malam.

Tangan kanan yang putih nan bersih terangkat ke udara sembari menenteng kain bercorak kotak-kotak hitam putih
Yang perlahan terbang ke udara.

Suara riuh para penonton semakin jelas memasuki indra pendengaran
Suasana malam yang harusnya sunyi, sepi nan damai kini berubah menjadi riuh.

Para wanita dan laki-laki bergabung menjadi satu berdiri sembari berbaris rapi di sisi jalanan malam menunggu kedua pemuda melajukan motor sport kebanggaan mereka.

Orang-orang di sekeliling tempat tersebut sudah saling bertaruh dan menerka-nerka siapa yang akan menjadi juara malam ini.

Perlahan tetapi pasti kain sudah melayang ke udara dan kedua motor sport itu melesat meninggalkan garis Start.

Rega sendari tadi juga berada di sana karena ia ingin mencari ketenangan, tak sengaja ia melihat pemuda yang baru saja melewati garis start itu dan ya ia melongo.

"Apa si bos ada masalah?" Gumamnya sembari memperhatikan motor yang sudah menjauh.

Sedangkan saat ini Tian sudah menambah kecepan laju motor sportnya ia menoleh ke belakang dan melihat lawannya tertinggal jauh di sana.

Sesekali Tian memelankan laju motornya seranya mengecoh lawan dan saat lawannya sudah menyalin ia langsung menbah kecepan laju motornya dan ia berhasil kembali di posisi awal.

Bahkan karena begitu banyak kesempatan untuknya memenangkan balap malam ini tak terasa setetes air mata terjatuh tanpa dapat ia cegah, semilir angin menerpa tubuh tegap Tian dan seketika senyumanya kembali terbit seakan semua beban pikiran luka dan perih nya tertinggal jauh di belakang sana

"ARGGGH" triak Tian sembari berdiri.

"Kenapa rasanya begitu sakit ya allah"

Sesak di dadanya kembali lagi terasa ingatan akan semua kejadian beberapa menit lalu terngiang-ngiang lagi di benaknya rasanya Tian ingin menyerah saja jika bertahan sesakit ini.

"Tian lelah"

"Salah tian apa ya allah"

Tian menurunkan gas dan menekan rem setelah ia berhasil melewati garis finish, sorak sorai para penonton menggema di atsmosfer ini.

Dan ada juga beberapa dari mereka yang mendesah kecewa entah karena jagoan mereka kalah atau mereka harus mengeluarkan uang karena kalah taruhan yang telah mereka sepakati sebelumnya.

Tian melepaskan helm fullfacenya dan menaruhnya di atas motor ia menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan.

Ya beginilah cara Tian untuk menghilangkan stresnya sudah lama ia tidak merasakan suasana seperti ini, apalagi setelah Nana memintanya untuk tidak mengikuti balapan lagi.

Entah Tian tidak tau Nana tahu dari mana ketika ia bertanya kepada para sahabatnya ia tidak mendapatkan jawaban malah ejekan.

"Ada masalah?" Kata seseorang yang baru saja menepuk pundak Tian dan Tian langsung menegakkan tubuhnya kembali menatap orang tersebut.

Tain menggeleng lesu dan Rega berdecak sebal selalu seperti ini Tian tidak mau membagi lukanya dengan yang lain.

"Kalo gak ada ngapin lo kesini" ucap Rega sembari menyelipkan Rokok di belahan bibirnya.

"Hidup gue membosankan makanya gue cari hiburan" sahut Tian enteng tanpa beban sedikit pun.

"Wah gaya lo keren banget, gue salut sama lo" ucap pemuda yang saat ini berdiri di samping Tian dengan tatapan kagum.

"Siapa lo?" Tanya Tian yang ya ia tidak mengenal orang ini.

"Kenalin nama gue Terada Takuya cowok ganteng dari Jepang yang lo kalahin barusan" ucapnya Bangga dan Rega malah tertawa lucu.

"Baru kali ini gue tau orang di kalahin malah bangga" cletuk Rega dan Tian tersenyum miring.

"Bukan bangga gue seneng aja gitu ada yang bisa ngalahin gue, em btw nama lo siapa?" Tanya Takuya lagi.

"Ristian" sahut Tian singkat.

Tain mengambil rokok yang berada di saku jaket Rega tanpa permisi sedangkan Rega hanya merotasikan bola matanya padahal ia sudah melarang Tian untuk menjauhi rokok tapi ya tetap aja dengan alasan hidupnya terasa kosong tanpa menghisap rokok.

"Jangan keras kepala lagi oke"

"Tian boleh gak aku minta sesuatu sama kamu, aku ingin kita selalu sama-sama"

Tian terdiam sembari memandangi batang rokok yang berada di tangannya Tian menghembuskan nafas nya dan mengembalikan batang rokok itu pada Rega dan tentu saja hal itu membuat Rega terkejut.

"Oh ya jaket lo keren lo ikut geng-geng kaya di anime gitu ya" ucap Takuya pada Rega.

Dan Rega malah melongo mendengarnya kaya di anime oh apakan orang ini adalah bocil pecinta peilem kartun.

"Seperti Bonten? Oh bukan kalian tidak terlihat menyeramkan emm, oh Toman? Ya seperti itu mungkin apa tebakan ku benar " tanya Takuya pada Rega Dan Tian.

"Serah lo aja" sahut Tian dan ia melirik Rega.

"Cabut" ucap Tian dan Rega mengangguk.

Saat Rega dan Tian pergi meninggalkan tempat tersebut pemuda yang bernama Takuya tadi cemberut lucu sekali.

"Ada apa?" Tanya seseorang dari belakangnya dan Takuya pun menjawab.

"Aku mengaguminya"

"Oh tadi itu Tian, dia jago banget bahkan belom ada yang bisa ngalahin dia selama ini" ucap Trisno sembari tersenyum membayangkan betapa hebatnya Tian.

"Apa dia anak geng?" Tanya Takuya lagi yang sangat-sangat penasaran.

"Dia ketuanya" sahut Trisno dan Takuya membulatkan mulutnya lucu.

"Waw ya tuhan dia sangat berkhasisma" ucap Takuya begitu kagum.

"Abang punya nomernya Ristian?" Tanya Takuya pada Trisno.

"Punya, dia udah seperti sodara gue sendiri dulu dia sering kesini hampir tiap hari malah, tapi entahlah akhir-akhir ini dia jarang muncul"

"Bisakah gue bertemu dengannya lagi"

"Permisi maaf bang saya mau bertanya apa Ristian ada di sini?" Tisno dan Takuya menatap pemuda yang bertanya itu dan tentunya mereka sedikit terkejut melihatnya.

Faham akan kebingungan mereka berdua Kristan kembali berkata "saya adiknya Tian emm lebih tepatnya kembarannya Tian" jelas Kristan, Takuya dan Trisno mengangguk faham.

"Oh tadi dia di sini tapi baru saja pergi sama temennya " Takuya memberi tahu sedangkan Kristan mengerutkan keningnya teman Ristian kan banyak.

"Kalo beloh tau teman yang mana ya?" Tanya Kristan lagi.

"Rega" Sahut Trisno sembari berjalan pergi.

"Iya tadi sama cowok itu" jelas Takuya ia menatap wajah Kristan yang sangat mirip dengan Ristian.

"Kenalin gue Takuya nama lo siapa?" Tanya Takuya Ramah dan Kristan tersenyum hingga menampilkan lesung di pipinya.

"Kristan"

"Wah lo punya lubang di pipi wih keren banget" heboh Takuya.

Kristan tersadar dan ia langsung pergi dari sana tanpa menghiraukan kehebohan Takuya karena tujuannya tadi mencari Tian belum tuntas.

Ia menaiki motor metic nya dan memakai helm ia tampak berfikir sejenak dan ia tersenyum ketika mengingat bangunan bertingkat yang pernah ia datangi dengan Tian beberapa waktu lalu.

Berbekal tekat yang kuat serta ingatan yang tajam ia menuju apartermen Rega ia harus bertemu dengan Tian ia harus membawa Tian pulang.



Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ;)

Hargailah karya orang lain.

See you♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.8K 66
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
60.7K 6K 20
Ryan, seorang pemuda yang terpaksa harus menjadi figuran yang merangkap menjadi antagonis licik karena tidak mau mati dua kali. bertransmigrasi ke se...
587K 34K 41
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"
343K 18.9K 51
Ragaza anggota inti Red lion yang tidak sengaja membuat anak pertama Pradipta jatuh cinta padanya.