Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

26.1K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

Dua Puluh Lima

353 42 52
By tridianasari_2606

Pada akhirnya semesta kembali menjatuhkanku dengan berbagai cara luar biasanya.

Selamat membaca
_________

Tian baru saja memasuki kamarnya dan langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah ia melepaskan sepatunya dan melemparnya asal.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh arah ia milihat kamarnya selalu bersih dan rapih ya tentu saja ia yang membersihkannya dan merapihkannya ia melarang keras orang-orang yang ingin membersihkan kamarnya karena itu privasinya.

Tian memungiti tas dan juga sepatunya lalu ia letakkan kembali pada tempatnya, Tian menghela nafas lelahnya entahlah hari ini terasa begitu panjang.

Tian mendongak menatap jam dinding yang terpampang jelas di atas pintu balkon ia tersenyum singkat dan memasuki kamar mandi.

Setelah ia selesai mandi ia keluar dengan kaos putih dan celana kolor, ia kembali masuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu.

Setelah selesai dengan itu Tian membuka pintu lemari dan mengambil sarung berwarna hitam jika tidak salah itu adalah sarung pemberian Harkan beberapa bulan yang lalu Tian tersenyum dan memakainya ia akan melaksanakan Solat.

Setelah ia selesai ia langsu melipat kembali sarung tersebut dan ia memilih duduk di atas kasur sembari memainkan ponselnya.

Tian menyerit bingung berapa lama ia tidak membuka pesan kenapa banyak sekali pesan yang belum ia baca.

Bang Trisno Sirkuit
||Hay boy sudah lama tidak kemari
||apa kasur mu memang jauh lebih nyaman daripada hitamnya aspal?
||main lah kesini anak-anak pada nanyain.

Ya lain kali gue akan kesana bang||
Lagi sibuk belajar bentar lagi ujian||

Tian langsung melempar ponselnya asal jika di ingat-ingat memang sudah cukup lama ia tidak ke tempat favoritnya.

Terakhir kali saat ia hampir menabrak Kristan dan berujung pertengkaran yang membuatnya esmosi.

Drrttt
Drrttt

Tian melirik ponselnya yang bergetar dan dengan malasnya ia mengangkat panggilan dari Dewa.

"Tian gue punya kabar gembira" Terdengar suara Dewa yang sangat senang di sebrang sana Tian jadi bingung kenapa dengan bocah es itu.

"Salam dulu kek"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Bidadari gue udah kembali" suara Dewa terdengar sangat bahagia Tian ikut tersenyum mengingat kisah cinta sahabatnya satu itu.

"Bagus dong, eh btw lo nemu di mana?" Kepo Tian.

"Di cafe ceritanya panjang gue seneng banget tiannn" Dewa sangat kegirangan nafas lega Tian kala mendengar itu.

"Bagus kalo lo seneng, tapi dia baik-baik aja kan gak ada yang luka" Tanya Tian.

"Ya begitulah sekarang gue lagi di apart-"

"Gosah aneh-aneh anjir"

"Gue masih normal lagian bentar lagi kelulusan dan gue bakal nikah ah gue akan bahagia bersama dila"

Tian tertawa mendengar cerita hayalan sahabatnya tersebut tapi Tian yakin sih jika Dewa bisa buat Dila bahagia.

Bahagia bersama?
Ya Tian jadi ingat dengan gadisnya.

"Apa gue juga bisa bahagia bersamanya" gumam Tian yang masih dapat di dengar oleh Dewa.

"Tentu saja semangat terus brother, Nana menunggu janji mu" ucap Dewa dan Tian menunduk sembari tersenyum.

Tut.

Ya Tian harus semangat untuk sembuh ia harus bisa ia pasti bisa ayolah mana ada ketua gengs yang lemah ia harus kuat karena masih banyak yang membutuhkannya.

Tian melemparkan ponselnya asal dan berjalan keluar dari kamar ia ingin makan ah rasanya lapar sekali ia belum makan sejak tadi.

"Apa lo gak masak?" Tanya Tian pada Dinda.

"Em anu mas ibuk nyuruh saya untuk tidak masak-"

"Kog lo masih pakek kolor sih?" Tanya Kristan sembari melepas kacamatanya pasti pemuda itu habis belajar kalo gak baca novel.

"Masalah buat anda?"

"Susu satu" ucap Kris pada Dinda dan Dinda langsung mengangguk.

"Loh anak mama kog masih pake kolor" ucap Maya sembari menghampiri Tian, Tian memperhatikan Maya dari atas hingga bawah waw sempurna mamanya terlihat sangat cantik.

"Yan"

"Haa,em maaf" ucap Tian sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ia terpesona melihat kecantikan mamanya.

"Buruan ganti baju kita udah di tunggu sama papa" ucap Maya sembari tersenyum.

"Makasih ya" ucap Kristan pada Dinda dan Kristan langsung masuk ke dalam kamar.

Kristan masih marah dengan Maya bahkan mereka pun belum saling bicara setelah kejadian pulang sekolah tadi.

"Di tunggu papa?" Gumam Tian dan Maya mengangguk.

"Buruan ganti baju dan kita kesana" ucap Maya sembari tersenyum ah sungguh Tian berharap ia bisa terus seperti ini dengan Mamanya.

"Kirstan?"

"Ini sudah malam jadi biarlah kelihatannya dia sangat lelah" ucap Maya dan Tian hanya mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar.

Maya berjalan menghampiri kamar Kristan dan tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke dalam kamar pemuda tersebut.

Kristan melirik Maya yang sudah berdiri di samping meja belajarnya dan Kristan masih asik dengan komik yang ia baca tanpa menghiraukan kehadiran sang bunda.

Maya berjalan ke belakang kursi Kristan dan memeluk anaknya dari belakang ia mengecup pipi gembul Kristan dengan lembut.

Kristan berdecak kesal dan langsung menutup buku komiknya.

"Mau apa mama ke sini" tanya Kristan dingin.

"Jangan marah sayang mama minta maaf" ucap Maya lembut sungguh ia tidak bisa di diamkan oleh sang putra tercintanya ini.

"Kalo kris gak boleh marah mama juga gak boleh egois!" Suara Kristan sedikit keras.

"Mama gak egois sayang"

Kristan tertawa hambar mendengar ucapan mamanya ia langsung berdiri dan melepaskan kaca matanya ia menatap Maya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kalo mama gak egois lalu apa mau menang sendiri iya?" Kristan membalikkan badan dan berkata.

"Tian sudah punya kekasih ma"

Maya terdiam dan langsung meraih tangan Kristan "Dan jangan pernah mama memisahkan Tian dan Nana karena mereka saling mencintai" lanjut Kristan.

"Tapi-"

"Ma sudah cukup Jangan buat Tian sedih lagi jangan buat Tian kecewa dan terluka untuk kesekian kalinya ma! Kris mohon"

"Apa mama lupa sudah seberapa banyak luka yang mama torehkan pada Tian dia anak mama! Dia hanya ingin mendapatkan perhatian mama sampai ia menjadi anak brandalan!"

"Harusnya mama bangga dengan Tian karena Tian bisa tumbuh dan mencari kebahagiaannya sendiri, Kris merasa bersalah ma pada Tian, karena mama selalu mementingkan Kris"

"Tian terluka Tian tidak bahagia di rumah ini mah! Dan semua itu karena perlakuan mama kepada Tian tidak pernah memberikan kesan baik!" Nafas Kristan tersengal ia tak habis fikir dengan mamanya.

Sedangkan Maya terdiam seribu bahasa tubuhnya melemas perkataan anaknya begitu menohok benar yang Kristan kata  jika Tian tidak bahagia di rumah ini.

Maya terduduk di tepi ranjang Kristan dan Kistan berlutut di hadapan Maya dengan Air mata yang entah sejak kapan mengalir.

"Tian mencintai Nana ma"

"Tian bahagia ma, Tian sangat bahagia mama bersikap baik padanya perhatian padanya, tapi bagaimana jika Tian tau kalo di balik perhatian mama

Mama ingin menjodohkannya dengan anak rekan mama itu" lanjut Kristan.

"Kristan mohon ma, jangan hancurkan kebahagiaan Tian lagi Kristan mohon ma, Tian sangat mencintai Nana begitupun sebaliknya ma jadi tolong jangan Kristan mohon, jangan hancurkan kebahagiaan Tian dengan perjanjian konyol mama itu kristan mohon" air mata Maya tak dapat di bendung lagi hatinya terasa sakit baru kali ini ia melihat putra kesayangannya memohon.

"Ma" suara Tian terdengar bergetar ia menatap tak percaya pada Mamaya jadi ia hanya di manfaatkan?.

Netra Maya bertatapan langsung dengan Netra indah Tian air matanya tidak terbendung lagi Kristan yang semula memohon pada Maya kini berdiri dan melangkah mendekat pada Tian ia langsung memeluk tubuh tegak Tian dan menangis dalam pelukan yang sangat nyaman tersebut.

Tian memejamkan matanya butiran bening kembali menetes pada Tian mengusap punggung Kristan yang bergetar jadi Tian mendengar semuanya.

"Tian maaf" ucap Maya.

dan tangan Tian terkepal kuat ia benci dengan semua ini permainan macam apa ini, ia kembali di hancurkan oleh kenyataan takdir kembali mengnginjak-injaknya.

Tian mendorong tubuh Kristan dan menatap tajam Maya yang masih menangis.

"Kenapa melakukan semua ini ma!"

"Salah Tian apa!"

Tian tak habis fikir baru saja ia ingin merasakan kebahagiaan atas perhatian Maya yang selama ini ia nantikan tapi kenyataannya ia kembali di hancurkan semua itu hanya palsu drama.

"Aggrh"

Tian membalik badan dan langsung keluar dari kamar Kristan dengan ribuan luka yang kembali menyerang hatinya.




Oke jadi semuanya mulai terbuka ya :)

Trimakasih sudah mampir baca:)


Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca:)

Continue Reading

You'll Also Like

420K 27.5K 37
Kara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang bar...
71K 6.1K 13
NOT BL ❗❗❗ bagaimana rasanya bertransmigrasi menjadi bayi yang baru lahir. "ANJIR MASA JADI BAYI LAGI... MANA BARU BROJOL HUWAAAA" 20 juni 2023
121K 978 14
homopohobia jauh jauh 🥱 Arthur update jika lagi mood 😋 setiap cerita akan mempunyai alur yang berbeda beda, sesuai dengan alur ceritanya masing mas...
29.4K 3.5K 13
Demian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya d...