[TERBIT] What Lovers Do :: Le...

Door precioushin

1.5M 189K 25.1K

Just a thing that lovers gonna do. Meer

Shin's Note
Hug
Little Seo
Period
Famous Boy
Mad
Tired
White Day
Renjun's Birthday Party
Tease You
Sick
Little Seo (2)
Quarrel
Need You Most
Need You Most #2
Need You Most #3
Random Thing : Ketika...
Random Thing : Ketika... #2
Words that I Can't Say
Jeno Day
Jeno Day (2)
Jeno Day (3)
'Home'
Deep Talk
Fever
[1] The Peak
[2] What to do
[3] Go Back to Manchester
[4] Give Your Heart a Break
Random Thing :: Hei, Joanna!!!
[5] Masih Sendiri, di Sini
[6] Come
[7] Explanation
[8] With You
[9] Back
Mademoiselle
Fatigué
Hai, Again.
Random Thing : Meet you
Random Thing : Chit-Chat
Hanging Out with Little Seo
That Time | 01
That Time | 02
That Time | 03
That Time | 04
That Time | 05
That Time | 06
That Time | 07
That Time | 08
That Time | 09
That Time | 10
That Time | 11
That Time | Jeno Side
That Time | Renjun Side
His 'Home'
Late Night
Liburan?
[1] Holiday
[2] Holiday
[3] Holiday
[4] Holiday
[5] Holiday
Random Thing : Bunda Days
Stuck with You
Sakit Lagi
Random Thing : Ketika... #3
Us
Us #2
National Boyfriend Day
When I'm With You
Honestly, I Miss You
Something Different
Still with You
a Hug
Random Thing : Ketika ... #4
Random Thing : Jeno being Clingy
Random Thing : Just Joanna being Her Self
Random Thing : Their (actually) First Kiss
Random Thing : Awal Mula (4 Serangkai)
Random Thing : Touchy
Jeno dan Hari Lahirnya
Random Thing : Melahirkan
Random Thing : National Girlfriends Day
Random Thing : Come Over
Random Thing : Random Chit-Chat
Random Thing : Perkara Kucing
Mau tanya
If We're not End up Together
Random Thing: Random-nya JenJo
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER!

Random Thing: The Untold Story

3.9K 426 38
Door precioushin

Maaf buat bahasa inggris abalnya, kalau ada yang salah boleh banget dikoreksi yaaa!!








Renjun's Story

Cerita yang tidak akan pernah tersampaikan, bersama dengan perasaan yang dipaksa tenggelam perlahan.














#1
In our high school promnight, when you hug him so tight, with your bright smile that i love.


Tatapan Renjun tertuju ke arah kerumunan murid kelas 12 di depan sana, kelihatan sibuk bergerak dengan pelan mengikuti irama lagu yang terputar dengan lembut dari speaker di sudut ruangan.

Mereka semua menggenggam tangan satu sama lain, dengan senyuman paling bahagia di bibir masing-masing.

Di saat semuanya memilih buat menikmati malam promnight ini, Renjun justru memilih buat mengasingkan diri ke salah satu meja yang ada di sudut aula sekolah.

Senyuman geli di bibirnya merekah begitu melihat Haechan menari dengan malu-malu di depan sana. Di hadapan cowok itu, ada cewek yang jadi gebetannya selama 3 bulan terakhir.

Renjun gak tau mereka bakalan berakhir bersama atau enggak, tapi kayaknya enggak karena si cewek mau kuliah ke luar negeri dan Renjun tau kalau Haechan gak bakal bisa menjalin hubungan LDR.

Tatapan Renjun kemudian teralihkan ke arah Jaemin yang juga memilih mengasingkan diri. Tapi cowok bermarga Na itu membawa salah satu teman cewek sebagai teman ngobrol, beda sama Renjun yang benar-benar memilih buat menyendiri.

Bergulir lagi, sekarang tatapan Renjun tertuju ke arah lantai atas aula yang kelihatan remang.

Di sana, di salah satu sisinya, Renjun bisa melihat Jeno dan Joanna berdiri bersisihan, lebih memilih terlarut ke dunia mereka dibanding harus bergabung sama yang lain di tengah aula.

Sepasang manusia itu kelihatan mengobrol hangat, dengan tangan yang menggenggam satu sama lain dan tatapan penuh kasih yang gak lepas dari satu sama lain.

Kali ini, senyuman tipis yang sukar diartikan hadir di bibir Renjun. Dialihkannya tatapan begitu melihat kedua anak adam di atas sana beranjak mendekat kemudian memeluk satu sama lain.

Tertunduk, Renjun memilih buat menatap cairan soda yang ada di gelasnya.

Embusan napas berat keluar dari sela bibir Renjun begitu dia memutuskan buat kembali mendongak. Walau tau hatinya bakal sakit lagi, tapi Renjun penasaran akan satu hal.

Dia mau memastikan kalau Joanna benar-benar bahagia sama Jeno.

Renjun bisa melihat senyuman cerah Joanna yang masih ada di lindungan kedua lengan kokoh Jeno. Kedua lesung di pipi cewek itu menyembul malu-malu, kelihatan cantik.

Di sana, di atas sana, sosok yang memeluk Joanna, Renjun berharap kalau sosok itu adalah dia. Bukan Jeno yang sekarang kelihatan mengusap sayang puncak kepala Joanna.

Renjun masih berharap, walau selalu menekankan ke diri sendiri bahwa gak baik memendam rasa terlalu lama ke pacar sahabatnya.

Di keramaian aula malam itu, hati Renjun lagi-lagi patah karena banyaknya pengharapan sekaligus pengandaian yang menari-nari di benak.






***






#2
1st years collage. I hope i can forget you. But until now, i still can't.


Renjun melambai pelan begitu melihat sosok Joanna yang baru aja masuk ke dalam cafe tempat janjian mereka siang ini.

Begitu melihat sosok Renjun, senyuman Joanna langsung terukir lebar, membuat kedua lesung pipinya kelihatan jelas.

Lagi, jantung Renjun berdegup kacau karena senyuman menawan milik cewek itu.

"Maaf ya lama, padahal lo lebih sibuk dari gue, tapi gue yang telat," kata Joanna dengan perasaan bersalah.

Renjun terkekeh dan menggeleng. "Pesanannya kayak biasa kan?"

"Gue aja yang pesen."

"Gue juga belom pesen tau, sekalian aja."

Renjun melangkah ke arah kasir, menunggu antrian. Ditatapnya sosok Joanna yang membelakanginya. Bahkan dari belakang, aura menawan cewek itu masih terpancar.

Beberapa menit menunggu, akhirnya Renjun berdiri tepat di depan kasir, kemudian menyebutkan dessert dan minuman kesukaan Joanna dengan lancar.

Setelah sekian lama, dia bahkan masih ingat sama apa yang jadi kesukaan cewek itu. Dan kayaknya semua hal yang menjadi kesukaan Joanna bakalan selalu Renjun ingat.

🎶Can I hold you in the street?
Why can't I kiss you on the dancefloor?
I wish that we could be like that
Why can't we it be like that?

Lantunan lagu Little Mix yang mencapai penghujung membuat senyuman sendu terukir di bibir Renjun. Sebelum menempati lagi kursi di hadapan Joanna, sebisa mungkin Renjun bersikap kayak biasa, menyembunyikan lagi perasaannya.

"Lo beneran lagi gak sibuk kan, Jun? Anak kedokteran bukannya sibuk banget ya?"

Renjun terkekeh. "Iya sih, tapi ya udah. Sekalian mau ngelepas tugas sebentar. Pusing banget."

Joanna menopang dagu, menatap Renjun lurus-lurus tanpa tau kalau tatapan itu bisa menggoyahkan lagi perasaan yang udah coba Renjun tepis kuat-kuat.

"Pasti berat banget ya? Gue aja udah pusing, apa lagi lo."

🎶Why can't I say that I'm in love?
I wanna shout it from the rooftops

Cewek di hadapan Renjun ini, bahkan hal-hal kecil tentangnya, masih cowok itu ingat sampai sekarang.

Terhitung 1 tahun Jeno dan Joanna berhasil mempertahankan hubungan, tapi bahkan Renjun belum berhasil menghapus perasaannya.





***





#3
2nd years collage. For the first time, i saw you cried because of him. It broke my heart, don't you know?


"Susah banget kayaknya dia nolak orang-orang. Kalau sekali dua kali gak apa-apa, ini hampir setiap hari Jun. Setiap hari gue nahan sakit pas liat dia nganterin cewek-cewek yang berkedok gak ada kendaraan buat pulang. Gue tau mereka cuman teman, tapi emang harus setiap hari juga?"

Renjun tertegun, menatap Joanna yang bercerita di antara air mata yang jatuh.

Belum pernah cewek itu menangis dengan tatapan penuh luka kayak gini. Renjun baru pertama kali melihatnya dan hal ini sukses membuat hatinya juga merasa sakit.

Joanna menatap Renjun dengan mata berair. "Gue udah bilang ke dia, Jun. Gue cemburu. Gue gak mau cowok gue terus-terusan nganter cewek berlabel teman yang sebenarnya naksir sama dia. Tapi dia gak percaya, bilang kalo gue cuman overthinking."

Renjun menghela napas, mengeluarkan topi dari tas dan langsung memakaikan ke kepala Joanna, sengaja agak menutupi muka basah cewek itu.

Taman fakultas kedokteran emang gak terlalu ramai, tapi Renjun takut kalau ada yang melihat sisi rapuh Joanna selain dirinya.

Di sore ini, bukannya langsung pulang dan belajar buat kuis besok, Renjun justru lebih memilih pergi ke Joanna pas cewek itu chat dam bilang ada di taman fakultas.

Renjun gak mungkin ninggalin Joanna sendirian gitu aja di sini.

"Renjuuun."

Tangan Renjun terulur buat menepuk-nepuk puncak kepala Joanna begitu akhirnya mendengar isakan samar cewek itu.

Perasaan Renjun berkecamuk sekarang. Rasanya dia mau marah ke Jeno karena udah nyakitin cewek di hadapannya ini.

"Gue harus apa lagi?" Joanna mencengkeram erat kemeja bagian pinggang Renjun, seolah mengadu kayak adik kecil ke abangnya.

"Tenangin diri dulu."

Joanna menurut, memilih buat menghapus air mata dan menatap Renjun yang sekarang berjongkok di hadapannya.

"Nanti gue kasih pengertian ke Jeno. Dia anaknya emang gitu, gak tegaan, gak bisa langsung nolak permintaan orang. Jangan nangis lagi, tambah jelek."

Renjun benar-benar menepati kata-katanya begitu sampai di rumah yang dia huni sama ketiga sahabatnya.

Tatapannya langsung tertuju ke Jeno yang lagi terdiam menatap tayangan tv di ruang tamu. Begitu menduduki sisi kosong sofa, tatapan Jeno langsung tertuju ke Renjun.

"Gue kira lo bakal pulang malam lagi."

Renjun menggeleng. "Enggak."

Kalau dilihat dari ekspresi Jeno, kayaknya emang udah terjadi pertengkaran di antara cowok itu dan Joanna. Tatapan Jeno kelihatan gak sehidup biasanya dan Renjun tau pasti siapa penyebab redupnya binar di mata kelam Jeno.

"Lo berantem sama Joanna?"

Fokus Jeno seketika beralih ke Renjun.

"Gue gak tau pasti gimana permasalahan kalian, tapi tadi Joanna cerita sedikit. Gue emang gak mau mencampuri, tapi gue cuman mau bilang sesuatu, No." Senyuman kecil hadir di bibir Renjun. "Ada banyak orang yang berharap ada di posisi lo sekarang, No. Ada banyak orang yang sayang Joanna dan berharap bisa jadi pacarnya. Jadi lo sebagai pacarnya, sebagai pemenang hatinya, harusnya bisa lebih menjaga perasaan dia. Jangan sampai nyesal kalau suatu saat nanti dia pergi karena kesalahan kecil lo, No. Jangan nyesal kalau nanti dia bahagia karena orang lain."

Sore menjelang malam itu, Renjun tersenyum kecil, senyuman yang sukar diartikan. Dia beranjak, ninggalin Jeno yang terpaku di sofa ruang tamu.








***







#4
Four years of loving you, finally i take my step back. Letting you be happy with him, then try to find my own happiness.


"Lo bahagia gak Jo sama Jeno?"

Joanna yang waktu itu sibuk menatap awan di atas sana mengangguk, ada senyuman tulus yang terlihat hangat di bibirnya. "Bahagia, pasti."

Jawaban yang dikasih cewek bermarga Seo itu membuat Renjun lega, membuat perasaannya makin kuat buat melepas sosok cewek yang sekarang ada di sampingnya ini.

"Jeno udah di depan katanya, Jun." Joanna merapikan barang-barangnya. "Gue duluan ya, Jun. Lo kalau mau balik hati-hati!"

Punggung Joanna yang menjauh dari pandangan Renjun sore itu gak tau kenapa justru membuat senyuman di bibir Renjun muncul. Ada perasaan lega yang menyelinap masuk ke dalam hatinya.

Melepas Joanna yang udah benar-benar bahagia sama Jeno membuat perasaan Renjun merasa baik-baik aja. Seenggaknya, Jeno bakal menjaga Joanna dengan baik, gak bakal membiarkan siapapun menyakiti hati cewek pemilik lesung pipi yang indah itu.

Kalau dihitung-hitung, kejadian di cafe itu udah terjadi sekitar dua bulan yang lalu. Dan selama dua bulan itu, Renjun mencoba melihat ke arah orang yang selalu ada buatnya, dia memilih buat berbalik dan menerima uluran tangan yang gak dia pedulikan selama 2 tahun terakhir.

Renjun mencoba buat jatuh cinta lagi, ke orang yang selama ini menunggunya.

"Renjun?" Panggilan ini berhasil membuat kedua sudut bibir Renjun terangkat membentuk senyuman hangat.

"Ngapain? Kok ada di sini? Jadwal kamu bukannya udah selesai dari tadi ya?"

Renjun mengangguk, tatapannya gak lepas dari cewek dengan rambut sebahu di hadapannya.

"Mau jemput."

"Kan dibilang gak usah. Aku bisa sendiri."

Menggeleng pelan, Renjun memilih maju dan mengambil alih setumpuk buku dari dekapan si cewek. "Enggak. Jangan sendiri lagi. Mulai sekarang harus sama gue terus."

Si lawan bicara terdiam, kelihatan kaget.

"Jun--"

"Kita mulai pelan-pelan ya? Maaf selama dua tahun ini gue gak pernah balas perasaan lo. Sekarang jangan khawatir lagi ya? Tepuknya udah gak sebelah tangan kok."

Langit mulai berubah warna menjadi jingga begitu Renjun tersenyum dengan hangat dan memilih buat menggenggam tangan yang lebih mungil darinya itu.

Pada akhirnya, Renjun memilih buat melepas perasaan 4 tahunnya ke Joanna, buat menggenggam tangan cewek yang selama dua tahun ini menyimpan rasa kepadanya dengan tulus.

Renjun akhirnya melangkah mundur, memilih buat mencari sendiri bahagianya.













Dia bertahan dalam diam, juga memilih menyerah dalam diam.
















●●●

Kembali lagi dengan random thing yang isinya beneran random.

Tiba-tiba aja gue kepikiran buat cerita dari sudut pandang Renjun, in case kalian penasaran.

Kisah Renjun juga bakalan gue masukin ke versi novelnya, tapi cuman tipis-tipis karena novelnya lebih fokus ke lika-liku kisah Joanna dan Jeno.

Btw, nama cast yang memakai idol gue ubah di novel, sesuai sama vote kalian di chapter vote waktu itu.

Jeno ➡️ Jeanno

Renjun ➡️ Arjuna

Jaemin ➡️ Nathaniel

Haechan ➡️ Haikal

Herin ➡️ Helena

Yeji ➡️ Yeziel

Lia ➡️ Alisha

Johnny ➡️ Jonathan

Sebelum hari-h PO, yuk kepoin spoiler WLD di ig @/anonymous.publisher!!!

Oh iya, di atas gue menyinggung kelakuan Jeno pas di tahun kedua mereka kuliah. Perlu diceritain lebih lanjut gak? Let me know ya!!!

See ya!!!

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

123K 1.5K 41
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...
246K 298 4
21+
51.2K 99 11
desmak
107K 1.9K 10
suka suka saya.