How To Be A Couple Goals

By llilloee

9.8K 1.6K 1.3K

Spesial pembelajaran dari Kim Tan dan Eun Tak untuk menjadi Couple Goals yang dicintai semua orang. Hidup Eun... More

Character Introduction
[01] The Siblings
[02] One and One
[03] Fiancé
[04] Eun Sup
[05] Another Word to Say I'm Jealous
[06] She Believes
[07] He Said Sorry
[08] Deok Hwa's Feelings
[09] Belongs to Tan
[10] Tan Loves The Challenge
[11] Perfect Date On The Perfect Day
[12] First Met
[13] Bunny Friendly
[14] Horror Movie
[15] Basketball Tragedy
[16] Shin vs Tan
[17] High 5
SC : @kimtan87
[18] Tan To The Rescue
[19] Bucin
[20] Camping
[21] Tan's Style
[22] Run Twins Run
[23] Approved
SC : @leeuntak
[24] Camp At Home
SC : @deokhwa
[25] TanTak
[26] The Truth Behind
[27] Another Duo
[28] Sunny
[29] Eun Tak's Trouble
[31] Deok Hwa's Misery
SC : @leebyunghun part 1
SC : @leebyunghun part 2
[32] Ice Cream's accident

[30] Another Accident

297 35 43
By llilloee

"Jangan nakal, jangan pergi sembarangan, jangan buat aneh-aneh. Pokoknya jangan malu-maluin Papi."

Byung Hun sibuk mewanti-wanti kedua anak kembarnya sebelum mereka benar-benar sampai di tempat perjamuan.

Keempatnya berada di dalam satu mobil. Sedangkan Lee Shin dan Lee Yeo pergi dengan kendaraan mereka sendiri.

Lee Yeo bilang dia akan menjemput Sunny. Ah senang rasanya melihat abangnya sudah baikan. Tidak sia-sia aksi yang Eun Tak lakukan kemarin.

"Idih Papi, Papi kira kita masih kecil? Kita juga tahu tanpa perlu di bilang." Protes Deok Hwa. Sisi kekalemannya tersinggung dengan apa yang Papinya bilang barusan.

"Padahal yang suka buat ulah itu lo." Bisik Eun Tak.

Deok Hwa mendelik. "Lo juga kalik."

"Kapan? Yang selalu buat ulah itu lo, gue mana pernah." Eun Tak menjulurkan lidahnya mengejek.

Deok Hwa menahan dirinya untuk tidak meraup wajah Eun Tak karena sekarang gadis itu sedang memakai make up.

Bisa-bisanya dirinya yang di tendang keluar dari mobil oleh Woo Hee.

"Ngaca anjir, lo dulu juga suka cari masalah. Yang waktu itu di rumah kakek, yang kakek di kejar banteng itu karena siapa?!"

Eun Tak menutup mulutnya. "Eh anjir itu cerita terlarang untuk di ungkit."

Byung Hun tertawa. Teringat dulu waktu si kembar masih kecil, Eun Tak dengan iseng menempelkan kain merah di celana Ayahnya hingga pria tua itu di kejar banteng peliharaannya sendiri.

"Ya makanya lo duluan!" Tuding Deok Hwa.

"Udah. Udah. Kalian itu ribut mulu tiap detik. Nanti nggak boleh berantem ya, harus akur. Kalian kalau berantem pasti ada aja kejadian." Woo Hee menengahi.

Mobil mereka yang di kendalikan Byung Hun berhenti, pertanda bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Susah Mi, soalnya Eun Tak suka buat emosi." Ujar Deok Hwa sambil melepaskan sabuk pengamannya.

Eun Tak menatap sinis pria itu.

"Udah ayo cepat keluar, nanti malah Bang Yeo duluan yang datang." Kata Byung Hun lebih dulu keluar lalu membuka pintu untuk istrinya.

Kedua anak kembar mereka hanya mengikuti keduanya dalam diam.

Sebenarnya Deok Hwa dan Eun Tak saling menyikut di belakang mereka namun keduanya tidak mengeluarkan satu suara apapun.

Eun Tak dan Deok Hwa saling menatap dengan kesal, keduanya lalu memajukan kepala mereka secara tidak sengaja bersamaan.

Eun Tak berniat untuk membisiki pria itu sementara Deok Hwa berniat untuk jalan duluan.

DUK

"Anjing sakit."

Byung Hun menoleh ke belakang. Ia langsung menghela napas sabar. Belum juga 5 menit sejak mereka menginjakkan kaki disini.....

Lihat lah sekarang hidung anak lelakinya sudah berdarah.

Eun Tak mengusap kepalanya yang terbentur wajah Deok Hwa.

Gadis itu mendongak. Ia langsung kaget melihat Deok Hwa dan hidungnya yang berdarah.

"Hidung lo!" Eun Tak menunjuk hidung Deok Hwa.

Deok Hwa menatap heran adiknya itu. Ia mengusap hidungnya.

"Mami hidung Deok Hwa kok basah? Deok Hwa bering- darah anjiirr."

Byung Hun melihat ke kanan dan ke kiri. Beberapa orang telah memperhatikan mereka membuatnya harus membungkuk untuk meminta maaf atas ketidak nyamanan yang di sebabkan anak kembarnya.

Woo Hee mengeluarkan tissue dari tas nya. Membantu Deok Hwa dengan cepat agar anaknya yang satu itu tidak panik.

"Mami hidung Deok Hwa..." Eun Tak menatap ngeri.

"Gara gara lo juga."

"Gue nggak sengaja ish, kepala gue juga sakit."

"Takkie?"

Eun Tak menoleh saat sebuah suara terdengar memanggil nama akrabnya.

"Tan!" Gadis itu otomatis tersenyum tidak jelas saat melihat Tan. Tan nampak sangat tampan dengan pakaian formal di tubuhnya.

Tan berjalan ke arahnya. "Deok Hwa kenapa?"

Deok Hwa melirik pria itu sebentar.

Deok Hwa menengadahkan kepalanya, Tan langsung menekan kepalanya agar tetap tegak.

"Jangan di gitukan, nanti malah masuk." Kata pria itu.

Deok Hwa menatap tak percaya pria yang sekarang sedang memarahinya seperti salah satu abangnya saja.

"Kayaknya disini sudah ramai yang melihat, bagaimana kalau kita keluar sebentar? Kalian duluan saja, saya bisa mewakili kalian untuk pamit duluan." Ayah Tan -Kim Nam Yoon ternyata juga berada tak jauh dari mereka.

Woo Hee membantu Deok Hwa untuk berjalan keluar. Deok Hwa masih memegang hidungnya.

Tan menarik tangan Eun Tak. Eun Tak mengikutinya dengan patuh.

Han Ki Ae juga mengikuti mereka untuk keluar. Sementara Byung Hun dan Nam Yoon berpamitan duluan pada semua orang sekalian meminta maaf.

Tan memencet cuping hidung Deok Hwa. Deok Hwa hanya diam saja ketika pria itu melakukan apapun pada hidungnya.

"Agak maju ke depan." Tan mendorong belakang kepala Deok Hwa hingga pria itu termaju.

Eun Tak menatap ngeri keduanya.

"Deok Hwa maafin gue." Gadis itu mulai ingin terisak setelah melihat dengan jelas hidung Deok Hwa yang mengucur darah.

"Anjir lo jangan nangis, gue udah repot. Gue nggak apa-apa." Deok Hwa menoyor kepala Eun Tak.

"Gue nggak nangis." Eun Tak membela diri.

Tan tertawa sendiri melihat hubungan benci dan cinta si kembar yang satu ini.

"Makasih ya Tan, kalau nggak ada kamu-" Woo Hee berkata pada Tan.

"Nggak masalah Tante, saya sering mimisan juga kena bola hehe." Tan berkata meyakinkan.

"Gue mimisan bukan karena bola, tapi karena kepala batu orang." Kata Deok Hwa sempat-sempatnya menyudutkan Eun Tak dimanapun dan kapanpun.

Tan menoleh ke samping. Ia melihat Eun Tak yang mengusap-usap kepalanya sendiri.

Shin menyipitkan matanya saat melihat sosok mirip Eun Tak yang entah kenapa malah berdiri di parkiran.

Ia berjalan menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. Dan benar saja, itu memang keluarganya.

"Kalian kenapa di- astaga Deok Hwa!" Shin menunduk, memperhatikan wajah Deok Hwa.

"Nggak apa-apa bang. Sakit dikit doang." Ujar Deok Hwa, lagipula ia merasa mimisannya sudah mereda.

"Tekan 10 menit." Shin menggantikan Tan yang menekan hidung adiknya.

Eun Tak memberikan tissue pada Tan. Tan mengelap tangannya menggunakan itu.

Ia lalu beralih pada Eun Tak. "Kepala kamu sakit?"

"Nggak." Eun Tak menggeleng.

"Bohong. Pasti sakit."

"Tapi Deok Hwa lebih sakit."

Tan mengusap kepala Eun Tak.

Byung Hun dan Nam Yoon datang bersamaan.

"Bagaimana kalau kita makan malam bersama saja di rumah saya?" Nam Yoon bertanya.

Eun Tak mendongak. Kaget karena ayah dari Tan lah yang mengusulkan ini.

Byung Hun mengangguk. "Ah tapi seharusnya saya yang berterima kasih karena Tan membantu Deok Hwa."

"Tidak apa-apa. Kita kan teman. Oh Lee Yeo belum disini ya? Bilang aja suruh nyusul." Nam Yoon melihat sekelilingnya untuk mengabsen seluruh anak Byung Hun.

"Ah iya, Lee Yeo sedikit telat. Baiklah, saya hubungi dulu."

.

.


.

"Apa Pi? Deok Hwa mimisan?! Kena apa? Parah nggak? Apa? Papi dimana sekarang?"

Sunny melirik kekasihnya yang terlihat risau karena telepon dari Byung Hun.

Yeo mematikan sambungan teleponnya lalu dengan cepat kembali menghidupkan mobilnya dan memutar balik.

"Kita mau kemana?"

"Adikku mimisan. Sekarang di rumah rekan kerja Papi, kamu mau ikut atau aku antar pulang aja?"

"Parah ya?" Sunny meringis, baru saja kemarin ia bertemu dengan si kembar.

"Nggak. Cuma kepentok Eun Tak. Kamu mau ikut?"

"Tapi setelah ini aku ada janji buat pemotretan..." Sunny menatap tak enak Lee Yeo.

Yeo menoleh. "Oh habis ini? Kenapa kamu malah ngikutin aku sampai disini, aku nggak mau ganggu kerjaan kamu."

"Nggak apa-apa, kita juga jarang ketemu." Sunny berkata dengan cemberut.

Yeo tersenyum. "Ya udah aku antarin sampai ke lokasi habis itu baru aku pergi ya?"

"Iya. Makasih sayang."

"Anything."

.


.


.

Deok Hwa dan Eun Tak menelan ludah mereka melihat banyaknya jamuan di meja makan hanya untuk segelintir tamu seperti mereka.

"Eun Tak ayo makan yang banyak, jangan malu-malu. Aduh kamu cantik banget, manis banget." Ki Ae memuji Eun Tak. Wanita tua itu tersenyum ramah pada Eun Tak.

Eun Tak hanya bisa menyengir malu. "Tante juga kayak anak muda. Mirip Tan eh kak Tan eh bang Tan."

Tan tertawa dengan Eun Tak yang bingung mau memanggilnya apa di depan orang tuanya.

"Kalian udah dekat?" Nam Yoon bertanya penuh curiga. Menatap anak lelaki dan perempuan satu-satunya milik Byung Hun.

Deok Hwa mendengus. Mereka ini pandai berakting, semua orang seakan-akan berpura-pura tidak tahu soal pertunangan yang dulu sempat membuat ia dan kedua abangnya panik bukan main.

"Udah om, Tan di sekolah populer banget." Jawab Eun Tak apa adanya.

"Oh ya harus dong, kalian semakin dekat kan kita semua ikut senang. Makan yang banyak ya. Deok Hwa juga makan yang banyak, apa perlu panggil dokter setelah ini?"

"Gak perlu om. Udah nggak apa-apa." Deok Hwa menggeleng cepat.

Shin yang duduk di sebelah Deok Hwa di sejak tadi sibuk memeriksa lagi dan lagi hidung Deok Hwa.

Pria itu tidak banyak bicara karena mereka sekarang sedang berada di rumah orang.

"Kita tunggu Yeo sebentar lagi."


.



.


.

Haiii, ya kita balik lagi ke HTBCG walau belum weekend but gpp, emg lagi mood aja.

Sorry ya soalnya belakangan ini sibuk😭 (sok sibuk sih sebenarnya)

Anyway enjoy!

Maaf juga td yg dapat notif ke php😭 ini balasannya ya.

Sampai ketemu di chapter depan.

Dadahh👋🏻🤎

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 379K 53
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
372K 20.6K 70
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1M 52.5K 69
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
320K 551 28
Putri harus melanjutkan kuliahnya di kota, dia memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya. awalnya berjalan baik hingga saat setelah Putri menitipkan...