How To Be A Couple Goals

Oleh llilloee

9.8K 1.6K 1.3K

Spesial pembelajaran dari Kim Tan dan Eun Tak untuk menjadi Couple Goals yang dicintai semua orang. Hidup Eun... Lebih Banyak

Character Introduction
[01] The Siblings
[02] One and One
[03] Fiancé
[04] Eun Sup
[05] Another Word to Say I'm Jealous
[06] She Believes
[07] He Said Sorry
[08] Deok Hwa's Feelings
[09] Belongs to Tan
[10] Tan Loves The Challenge
[11] Perfect Date On The Perfect Day
[12] First Met
[13] Bunny Friendly
[14] Horror Movie
[15] Basketball Tragedy
[16] Shin vs Tan
[17] High 5
SC : @kimtan87
[18] Tan To The Rescue
[19] Bucin
[20] Camping
[21] Tan's Style
[22] Run Twins Run
[23] Approved
SC : @leeuntak
SC : @deokhwa
[25] TanTak
[26] The Truth Behind
[27] Another Duo
[28] Sunny
[29] Eun Tak's Trouble
[30] Another Accident
[31] Deok Hwa's Misery
SC : @leebyunghun part 1
SC : @leebyunghun part 2
[32] Ice Cream's accident

[24] Camp At Home

199 41 63
Oleh llilloee


"Eh eh Tan. L-lo ngapain disini?" Myung Soo bangun, kepalanya otomatis menoleh ke kanan dan ke kiri.

Tan melirik ponsel Myung Soo yang tergeletak di atas selimut.

Myung Soo menelan ludah. 'habislah.'

"B-bentar. Bukan gue sendiri yang ngerjain cewek lo, Hyo Sin sama Young Do juga ikut." Myung Soo menendang-nendang kaki Hyo Sin dan Young Do.

Hyo Sin membuka sebelah matanya. Ia langsung cepat menutup matanya lagi saat matanya tak sengaja melihat Tan yang juga menatapnya.

Tan menjulurkan tangannya, menarik rambut Hyo Sin.

"Aaa! Aa! Sakit!"

Young Do ikut terbangun. Matanya mengerjap-ngerjap kaget sebentar.

"Kalian bertiga..." Tan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cuma bercanda atuh pak ketos hehe." Myung Soo cengir-cengir berharap Tan luluh.

"Gue nggak ikutan anjir." Young Do mengusap matanya yang terasa berat.

"Gue juga! Gue malah bantu ngelarang Myung Soo." Hyo Sin ikut membela diri.

"Tiga-tiganya." Tan memelototi mereka.

Membuat ketiganya langsung diam.

"Bangun, minta maaf sama Pak Joong Ki. Habis itu.... turutin semua apa kata Pak Joong Ki." Tan menahan pintu tenda dengan tangannya.

"Tan woi, lo tahu kan seberapa nyentriknya guru yang satu itu! Mana dia suka pop ice lagi, kalau dia minta di bawain pop ice tiap istirahat gimana?!" Protes Hyo Sin.

Myung Soo dan Young Do mengangguk cepat. Mana mereka bukan murid kesayangan Pak Joong Ki lagi. Mereka malah sering di hukum karena bolos upacara.

"Seminggu." Tambah Tan.

"Tan-"

"2 minggu."

"Gimana kalau kita jadi babunya Eun Tak aja???" Myung Soo memberi penawaran.

"3 minggu."

Tegas Tan. Alisnya terangkat satu seakan menantang mereka untuk berbicara lagi.

Ketiganya mengangguk. "Oke boss."

Tan mengangguk. Ia lalu keluar duluan.

Young Do menerjang Myung Soo. Memukul pria itu gemas.

"Aw! Aw! Sakit anjing! Mana gue aarghh!! Tau bakal ketahuan anjing!"

.

.

.

Shin melirik kedua adiknya dari kaca mobil. Keduanya tampak diam di kursi belakang. Deok Hwa dan Eun Tak sama-sama memandang ke arah jendela.

Byung Hun dan Woo Hee berada di mobil yang lain. Keduanya juga sempat bilang untuk sekalian belanja bulanan.

"Abang mau belanja. Kalian ikut turun?" Ujar Shin, memecah keheningan.

Bulu kuduknya merinding. Pertama kali di hidupnya ia melihat Deok Hwa dan Eun Tak berdiam diri seperti ini.

Biasanya mereka ribut.

"Nggak mau ah." Jawab Eun Tak. Melipat tangannya di dada.

Yeo memandang ke belakang. "Yakin? Nggak mau es krim?"

"Mau." Deok Hwa duluan menjawab.

"Ya udah makanya ikut turun." Yeo tersenyum. Shin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ketika mobil berhenti. Deok Hwa dan Eun Tak langsung berlomba siapa duluan yang turun.

Yeo dan Shin yang sudah terbiasa hanya diam. Kalau Mami mereka tahu pasti sudah marah-marah.

"Gue duluan." Deok Hwa berkata dengan sombong.

"Lo curang sih pakai sendal."

"Apa hubungannya anjir."

"Pokoknya curang."

Yeo menyempil di antara keduanya. "Yang duluan masuk boleh naik ke troli."

Eun Tak melirik Deok Hwa. Ia langsung mendorong Deok Hwa ke belakang dan berlari cepat.

Gadis itu bahkan tidak mau melihat ke belakang.

"Yey."

"Lo yang curang!" Deok Hwa menuding Eun Tak. Ia menatap Yeo dan Shin yang dengan kalem berjalan ke arah mereka.

"Bang Yeo nggak bilang ada peraturan apapun." Eun Tak tersenyum.

Shin tertawa geli. Akhirnya, ia lega Deok Hwa dan Eun Tak sudah kembali ribut. Terima kasih juga pada Yeo yang mensukseskan misi mereka dengan pancingan luar biasa.

"Sini naik." Yeo menepuk-nepuk troli yang masih kosong.

Deok Hwa memandang mereka dengan kesal. Setelah Eun Tak berhasil naik, Deok Hwa malah senyam-senyum tidak jelas.

"Bang, Deok Hwa yang dorong ya." Deok Hwa mengambil alih troli.

Yeo dan Shin membiarkan mereka sesukanya. 2 pria itu sudah sibuk membeli pesanan-pesanan yang Woo Hee berikan lewat chat.

"Ha Papi minta semangka." Shin menoleh.

Deok Hwa dengan semangat mendorong troli.

"Anjir Deok Hwa!!" Eun Tak berteriak takut.

Deok Hwa mengambil semangka. Eun Tak dengan rusuh memukul belakang punggungnya.

"Monyet jangan cepat-cepat heh!"

Deok Hwa tak menjawab. Ia dengan santai memberikan semangka pada Eun Tak.

Deok Hwa mendorong troli lebih jauh ke bagian cemilan. Ia mengambil semua makanan sesukanya.

Melempar benda tersebut pada Eun Tak. Eun Tak dengan cekatan menangkap apapun yang Deok Hwa lemparkan.

Keduanya tim yang baik kalau soal makanan.

Sedangkan Shin dan Yeo....

"Kemana tadi trolinya?"

Tangan mereka sudah penuh.

Yeo melihat ke kanan dan ke kiri. "Kemana ya??"

"Deok Hwa ambil yang itu! Yang itu tu! Yang di atas woi!" Suara heboh Eun Tak seakan memberi tahu kemana kedua adik mereka berada.

Sesampainya disana, Shin hanya bisa mengusap dadanya.

Ini sih uang yang Woo Hee kasih tidak akan cukup untuk bayar.

"Udah belanjanya?" Shin bertanya.

Deok Hwa dan Eun Tak menoleh. Mereka tertawa melihat wajah murka Shin.

Yeo menghela napas. Setengah dari badan Eun Tak sudah tenggelam karena snack-snack.

Ada buah semangka lagi.

"Turun." Yeo mengulurkan tangannya.

Eun Tak setengah berdiri. Menyambut Yeo dengan tangan terbuka.

Yeo dengan cepat menurunkan adik perempuannya itu.

Shin merangkul Deok Hwa. "Gimana kalau kita kemah berenam di rumah? Mau?"

Sebenarnya tadi ia sempat membicarakan ini dengan Yeo. Yeo setuju-setuju saja. Keduanya agak terganggu dengan ekspresi muram Deok Hwa dan Eun Tak.

"Beneran? Mau!"

.

.

.

Byung Hun berkacak pinggang menatap lapangan di belakang rumahnya sudah di penuhi dengan 5 tenda.

Entah kapan anak-anaknya membeli tenda sebanyak ini. Dirinya tidak kalah terkejut saat melihat banyaknya makanan yang mereka beli.

Untungnya buah semangka miliknya tidak tertinggal.

"Anak-anakmu tu." Woo Hee menunjuk ke empatnya.

Yeo menepuk tangan Deok Hwa yang hendak mencuri sosis.

Namun Shin malah memberikan Deok Hwa sosis. Hal itu sukses membuat Shin dan Yeo berdebat.

Sedangkan Eun Tak sibuk dengan ponselnya. Ia seperti sedang menghubungi orang.

"Tan kamu udah sampai?" Gadis itu mengigit jarinya.

"Udah. Mau tidur, capek. Nanti agak maleman baru bangun."

"Emangnya tadi ngapain?"

"Ha? Cuma itu beres-beres sama acara perpisahan doang. Sepi nggak ada kamu."

"Hehehe, aku jg kangeeennn sama Tan."

"Katanya lagi sama the abangs, nggak takut mereka denger?"

"Nggak, jauh kok. Aku lagi duduk sendiri."

"Aku mau nemenin kamu."

"Ini kamu lagi nemenin aku."

"Takkie...."

"Hm?"

"Nggak apa-apa. Manggil aja."

Eun Tak menggoyang-goyangkan kakinya salting. Suara Tan...

Ah sudahlah.

"Takkie! Mau nggak?!" Teriakan Deok Hwa menyadarkan Eun Tak dari kesaltingannya.

Lelaki itu mengangkat jagung yang sudah di bakar. Melambai-lambaikannya pada Eun Tak.

"Mauuu." Eun Tak refleks menjawab.

"Bye Tan. Sampai ketemu besok." Pamitnya cepat lalu mematikan sambungan telepon.

Deok Hwa memberikannya jagung yang tadi. "Nelpon siapa?" Tanya nya.

"Nari." Jawab Eun Tak.

"Kok lo tahan berteman dari kecil sama dia mulu." Ujar Deok Hwa.

Temannya sejak dulu tidak pernah awet. Ia selalu berganti teman setiap kali pindah sekolah.

Berbeda dengan Eun Tak yang hanya Nari, Nari dan Nari.

"Iri ya lo."

"Nggak sorry."

"Temenan sama Tan coba." Eun Tak menyarankan.

"Ogah!"

(Sayang ya Deok Hwa ga ingat jaman kecil, kalo inget pasti malu😭)

"No berantem. Makan sambil duduk." Tegur Shin.

Keduanya langsung diam. Duduk di kursi milik Yeo dan Shin.

"Di kursi kalian! Bukan di kursi abang!" Shin kehilangan kesabaran.

"Tapi ini yang paling dekat. Ya nggak bro?" Eun Tak menoleh pada Deok Hwa, meminta persetujuan.

"Betul. Kursi punya kita jauh disana. Capek jalan kesana."

"Capek ngapain? Ngurusin perusahaan?" Sindir Yeo.

"Capek..... capek.... capek ya capek. Pokoknya kita capek."

Shin mengalah. Ia berjalan mengambil kursi milik Deok Hwa dan Eun Tak yang terletak sebenarnya tak jauh dari sana.

"Papi Mami bantu dong. Jangan mesra-mesraan terus." Ujar Yeo.

Byung Hun menoleh. "Kalian beresin ini semua ya nanti. Harus bersih."

"Ya kena lagi deh kita."

"Kalian berdua yang bersihin." Shin melirik si kembar.

"Kok kita?!" Eun Tak protes.

"Sampah siapa? Chiki siapa?"

"Ide siapa??" Deok Hwa menaikkan kedua alisnya menantang.

Eun Tak tertawa. Deok Hwa dan dirinya di lawan. Jangan harap bisa menang.

"UANG SIAPA?!" Yeo ikut nimbrung dengan emosi.

"Uang abang." Shin menjawab dengan santai. Ia melipat tangannya di dada.

Shin menaikkan alisnya. Meniru gestur Deok Hwa yang mengejeknya tadi.

"Siapa yang suruh?" Balas Deok Hwa.

"Siapa yang ngambek sepanjang hari?"

"Siapa yang minta untuk peka?"

"Siapa yang senang?"

Si kembar langsung diam.

Tahu bahwa keduanya sudah menyerah, Shin dan Yeo melakukan tos atas kekompakan mereka.

.

.

.

Siapa yang suka chapter ini?

Untuk yg kangen Tan, nanti dulu ya, Tan nya belum muncul di ch ini😩

Yg nunggu The King Of Hiding sabar dulu ya. Lagi ga mood sumpah nulis itu😭

Yang ini lagi mood banget banget banget banget.

Jadi nikmatin aja ya. Emg suka ganti-ganti cerita aku mah😁

Oh ya satu lagi. Special Chapter selanjutnya giliran Deok Hwa ya.

Tungguin aja👋🏻👋🏻

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

6.5M 215K 74
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
3.9M 303K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
844K 45K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
672K 49.2K 31
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...