Can You Love Me? .end

By novemburn

13.2K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... More

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
09. Don't set me up
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
20. Flashback, waiting baby
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
23. She is everything
24. Love is gone
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
27. Eighteen years passed
28. Arrive in London
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

29. Miss you Mommy

92 6 0
By novemburn

Zavel mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Pelipisnya juga lebam akibat perkelahian tidak terprediksi baru saja hampir membuatnya babak belur. Derjovzier mungkin bisa murka mengetahui hal ini.

Tadi ada seorang pria memakai masker berusaha merampok, tanpa disuruh Zavel menghajarnya hingga dia berhasil kabur.

"Ya ampun, maaf karena merepotkanmu," Kirei berbicara dengan bahasa Inggris, mengira bahwa orang yang menolongnya barusan adalah tetangganya atau mungkin orang luar yang tidak sengaja lewat di depan apartemennya. Kejadian tadi membuatnya agak trauma tinggal sendirian.

Lantas Kirei duduk di samping Zavel, mengeluarkan kotak obatnya, dan mulai mengobati pemuda itu. "Aku tidak tahu sejak kapan ada perampok di daerah sini, untung saja kau datang. Aku sangat berterimakasih," ucapnya seraya menekan siku Zavel dengan kapas yang sudah diolesi obat merah.

Refleks Zavel mengaduh karena merasakan sakit.

"Maaf." Kirei meringis, kemudian dia menatap Zavel. Mata mereka bertemu beberapa saat, dan Kirei nampak terkejut. "K-kau siapa?" Kirei hanya bisa tersenyum kecil, "Aku cukup terkejut karena wajahmu mengingatkanku pada seseorang yang jauh."

Zavel ikut tersenyum, matanya dari tadi tidak bisa lepas dari wanita yang duduk di sampingnya. Apa dia sedang bermimpi? Zavel ingin sekali berteriak gembira. Kenapa tidak sejak dulu dia berusaha mencari Ibunya yang ternyata secantik ini? Kenapa tidak sejak dulu dia bertanya pada Guelzio yang ternyata tahu keberadaan Ibunya?

Pewaris tunggal itu mengusap air matanya, mengingat ucapan Derjov waktu dia masih di sekolah dasar. Saat itu Zavel menangis, diejek oleh teman-temannya karena tidak punya seseorang yang dia panggil ibu.

"Zavel punya Mommy kok, dia sangat cantik. Lebih cantik dari Mommy-nya teman-teman Zavel."

Zavel hampir meneteskan air mata. Tidak bisa mengungkapkan betapa bahagia dirinya sekarang. Melihat seseorang yang dulu hanya bingkai fotonya saja bisa dia peluk saat tidur di malam hari, kini dia sudah ada di hadapannya. Mengobati dirinya yang terluka dengan kasih sayang.

"Mom.. Mommy..." isakan Zavel sudah tidak tertahankan lagi.

Kirei mendongak, menatap Zavel yang tengah menahan tangis. Matanya tiba-tiba ikut tergenang. Bibirnya bergetar, "A-apa yang kau katakan, nak?"

Zavel segera memeluk Ibunya dengan erat. Tidak akan dia biarkan jarak memisahkan lagi. Zavel akhirnya menangis kencang.

"Zav... Zavelios? Ini kamu? Anakku?" Kirei mulai sadar akan apa yang terjadi. Pemuda yang menyelamatkannya ini tidak lain dan tidak bukan adalah putranya sendiri.

"Iya Mommy, ini aku Zavelios Khlenzio, aku putramu." Zavel menjawab tegas, dia terlalu bahagia. Bagaimana jika Ayahnya tahu dia berhasil menemukan Ibunya semudah ini? Apa tanggapannya? Zavel sudah tidak sabar menyatukan kembali keluarga kecilnya. Tidak sabar membagi kebahagiaan ini dengan Ayahnya. "Mom, mari kita pulang..." lirihnya.

Kirei justru pelan-pelan melepaskan pelukannya. Matanya masih terus tergenang. Lantas dia mengusap pipi Zavel. "Kamu mau menginap?" tanyanya sembari membereskan kotak obat.

"Daddy sangat menderita Mommy," Zavel hanya ingin keluarganya bersatu lagi, dia hanya ingin dunia kecilnya utuh.

Kirei tidak menghiraukannya, dia mengusap air matanya. "Tolong, jangan beritahukan keberadaan Mommy pada Daddymu, ya?" Kirei bangkit dari duduknya kemudian menaruh kotak obat di tempatnya. "Zavel juga gak boleh pulang babak belur begini, nanti Daddy pasti marah," lanjutnya seraya membereskan kekacauan yang diakibatkan oleh perampok tadi.

"Iya, Zavel mau tinggal di sini, sama Mommy selamanya." Zavel berlari, memeluk Ibunya erat. Untuk sejenak dia melupakan umurnya yang sudah 18 tahun dan bersikap seperti anak kecil. Zavel juga bersyukur memiliki Ibu yang penyayang. Zavel sudah merasa nyaman meski baru bertemu pertama kali.

"Jangan gitu, jangan meninggalkan Daddymu sendiri." Kirei tersenyum pahit. Setelah sekian lama akhirnya dia bertemu dengan anaknya. Lantas bagaimana dia akan siap untuk mengantar kepergiannya nanti?

Bayi kecil yang setiap pagi dia beri asi itu, kini sudah tumbuh dewasa menjadi pemuda tampan. Bahkan Zavel sudah lebih tinggi darinya, dan yang paling penting sudah ada di dekatnya.

Kirei ingin memenuhi tugasnya sebagai Ibu untuk seterusnya. Memasak, mengurus keperluan Zavel, dan masih banyak lagi. Kirei masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama Zavel. Mereka akan hidup bahagia, dengan adanya Derjov juga di sana.

Derjov, suaminya.

Tangisan Kirei pecah. Suaranya sampai mendominasi ruangan dengan interior klasik itu. Kirei ingin menumpahkan semua penderitaannya yang terpendam selama ini. Zavel sadar, karena suatu alasan semua ini juga tidak mudah bagi Ibunya.

"Mom, Zavel tidak akan membiarkan Mommy menjauh lagi. Tidak akan Zavel biarkan Mommy atau Daddy sendirian, kita akan berkumpul lagi apa pun yang terjadi." Zavel menepuk bahu Ibunya. Mencium pipinya lembut. "Mommy tidak boleh menangis lagi mulai sekarang," ucapnya seraya menghapus air mata Kirei. "Nanti malam elus kepala Zavel saat tidur, ya? Selimuti Zavel juga."

Kirei memeluk putranya sangat erat, lantas mencium keningnya. "Enggak boleh, Zavel sudah besar masa tidur sama Mommy?" ucapnya disertai isakan.

"Kan Zavel gak pernah digituin sama Mommy."

"Mommy sayang Zavel... sangat sayang."

***

"Halo Daddyku tercinta!" Zavel melayangkan ciuman jarak jauh untuk seseorang yang terlihat kesal di seberang layar laptopnya itu.

Derjov menatap tingkah putranya sendiri dengan jengkel, raut wajahnya terlihat datar di sana. Derjov sangat malas jika sudah begini, Zavel selalu melakukan video call ketika sedang berlibur dan memamerkan kegiatannya di sana. Derjov kan jadi iri, memangnya yang butuh liburan cuma anaknya?

"Dasar, berani sekali meninggalkan Daddy."

"Kenapa? Daddy bisa liburan sendiri kan? Atau menyusul kemari?" Zavel tersenyum.

"Kamu pasti tahu bagaimana jadwalku, Zavelios. Daddymu ini sendirian dan kau bersenang-senang di London? Pulang cepat!" Raut wajah Derjov terlihat serius. Namun Zavel malah terkekeh melihatnya.

"Mungkin aku akan cukup lama di sini Dad, kalau jadwalmu sudah luang, kau juga harus ke sini. Kau pasti akan sangat senang."

Zavel dan Ayahnya, dua makhluk yang sikapnya tidak jauh beda. Ayah dan anak yang sangat akrab seperti teman sebaya. Saat mereka berjalan bersama, Derjov yang awet muda terlihat seperti Kakaknya Zavel, didukung dengan wajah mereka yang mirip.

"Mendingan Daddy pergi ke Swiss." Sebelah alis Derjov terangkat. "Sepertinya putraku ini sedang bahagia sekali, memangnya ada apa di London?"

"Ah, tidak ada apa-apa..." Zavel menampakkan cengirannya.

Dari tadi Zavel ingin sekali mengatakan jika dia bertemu dengan Kirei. Lantas apa yang akan Derjov lakukan? Langsung terbang menuju London dengan piyamanya saat itu juga? Itu akan sangat lucu. Tapi sekali lagi, Zavel harus ingat perkataan Guelzio saat itu.

Sebelum Kirei sendiri bilang mau pulang, jangan beritahu apapun pada Derjov.

"Apa Zavel sedang jatuh cinta? Kau bertemu dengan pujaan hatimu?" Derjov bertanya, heran dengan tingkah putranya yang aneh.

Zavel menatap Ayahnya, kemudian tersenyum remeh. "Aku bertemu dengan pujaan hatimu Dad."

Derjov terlihat bingung, pujaan hatinya? Maksudnya apa? Tingkat kepekaannya nol persen.

"Zavelios, makan dulu sayang!" teriak Kirei dari dapur.

Zavel refleks mematikan sambungan dengan Ayahnya. Lantas segera menghampiri Ibunya.

"Mommy masak apa?" tanya Zavel ketika sudah duduk di kursi meja makan.

"Ini pertama kalinya kamu makan masakan Mommy. Setelah sekian lama." Kirei tersenyum sembari menaruh nasi di atas piring Zavel yang kosong.

Zavel mengecup pipi Ibunya. Kemudian menatap banyak makanan di hadapannya. "Wah, ini lezat. Bagaimana Mommy bisa tahu makanan kesukaanku?"

Kirei menunjukkan ponselnya, "Aku bertanya pada Guelzio."

"Ohh, Derjov Daddy juga sudah lama tidak merasakan masakan Mommy."

Kirei tersenyum masam, nama itu kembali hadir dalam hidupnya melalui Zavel.

"Kenapa Mommy tidak menceraikan Daddy?" Zavel kembali bersuara. "Aku tahu Mommy mencintai Daddy, buktinya Mommy masih sendiri sampai sekarang." Zavel menggenggam telapak tangan ibunya. "Mommy, ayo temui Daddy sekali saja."

Kirei terdiam beberapa saat. "Habiskan makananmu sayang."

***

Derjov mematung di tempat setelah sambungannya dengan Zavel terputus. Dia sempat mendengar sekilas suara di akhir panggilan yang membuatnya terkejut. Jantungnya berdegup kencang. Apa telinganya salah dengar? Suara itu, mirip dengan suara istrinya. Derjov tidak mungkin salah mengenalinya.

Derjov menggeleng, pikirannya mulai berkecamuk. Selalu saja begini, semua hal dia sangkut pautkan dengan Kirei.

Lagi-lagi dia menghela napas, sampai kapan kebodohan ini terus berlanjut? Derjov harus sadar ini mungkin waktunya menyerah. Selama ini Derjov sudah melakukan yang terbaik untuk bisa menemukan istrinya, tapi tidak ada hasilnya.

Bisa jadi Kirei sudah bahagia dengan kehidupan barunya sekarang. Mungkin juga dia telah menikah lagi dengan pria yang dia cintai.

Sampai kapan Derjov terus menderita dan menunggu harapan yang tidak pasti? Dari dulu dia juga tahu bagaimana sifat Kirei. Jika wanita itu kembali apa dia bisa mencintai Derjov? Membalas cinta yang selama ini bertepuk sebelah tangan, dan hidup bahagia bersama? Dari dulu pun rumah tangga mereka tidak pernah harmonis.

"Can you love me Rei?" Derjov menangis dalam keheningan. Dalam kesepian yang begitu mencekiknya.

Mungkin sekarang, Derjov harus mulai fokus dengan hidupnya tanpa Kirei. Tanpa menunggu pertanyaannya itu terjawab. Dan mungkin tidak akan pernah terjawab.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1M 150K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
783 101 11
Bukan tentang ahli agama yang di takdirkan dengan sesama ahli agama, hanya tentang Umaiza Sahla─ Gadis akhir zaman yang imannya mengikuti arus pergau...
505 79 32
Cleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahk...
846K 78.2K 25
Gadis bernama lengkap Alera Ananta harus menerima sebuah kenyataan aneh. Jiwanya yang berasal dari peradaban modern telah berpindah ke zaman peradaba...