Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

25.3K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

Sembilan belas

351 46 37
By tridianasari_2606

Hargailah karya orang lain :)

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca😘

Selamat membaca
_____________________

"Ristian woy pelan-pelan bawa motor nya gue belom siap mati Tiannnnn" crocos Rega sembari teriak-triak di tengah jalan.

"Woy Rega lo malu-maluin aja dah treak-treak di tengah jalan" sahut Tao sembari berteriak.

"Lo juga gak ada bedanya lo juga treak-treak, woyyyy Tiannnn gue belom siap matii woyyy" triak Rega sembari memeluk tubuh Tian dengan cukup erat.

Kecepatan motor yang di kendarai Tian pun mulai Tian kurangi dan ia berhenti di depan rumah mewah milik keluarga Rakenza.

"Lepas gosah peluk-peluk" ucap Tian sembari melepaskan lingkaran tangan Rega di pinggang nya.

"Huhh, lain kali gue aja lah yang nyetir jadi ga kaya gini untung gue gada riwayat penyakit jantung jadi masih aman" crocos Rega sembari melirik Tian yang sudah berdiri di sampingnya.

"Udah? " tanya Tian.

"Makasih, gue pamit assalamu'alaikum" ucap Rega sebelum pergi meninggalkan Tian dengan kecepatan tinggi.

"Waalaikumsalam"

Tian menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan sahabatnya satu itu.

Tian membalikkan badannya dan tak sengaja netranya menangkap dua orang yang sedang bermain bulutangkis di halaman depan rumah.

"Tian aku di sini jadi kamu oper ke sini" seru Kris sembari memberikan operan pada Tian.

"Iya iya maaf, kamu sih gak bisa nangkap" jawab Tian sembari menerima operan tersebut.

"Tian mah gitu dari tadi poin kamu naik punyaku tidak naik-naik" dumel Kris sembari manyun.

Bugh

"Aduh"  Kris mengaduh ketika tidak sengaja Tian memberikan smesh dan menimpuk kening kris.

"Tu kan jadi kena jidat kamu makanya jangan bawel" ucap Tian sembari berjalan menghampiri Kris dengan wajah khawatir nya.

Tanpa Tian sadari bibirnya melengkung ketika mengingat masa di mana ia dan Kris masih sering bermain dulu.

Tin tin tin

Suara tlakson mobil tersebut berhasil membuyarkan semua lamunan Tian.

Tian segera berjalan menuju pintu rumah
Ia melonggarkan dasinya yang terasa begitu mencekik lehernya.

Saat Tian hendak memasuki rumah suara bariton yang sangat familiar memanggil namanya.

"Tian"

Tian menoleh sembari tersenyum bahagia ia langsung berlari menghampiri Devin.

"Tian kangen banget" bisik Tian sembari mempererat pelukannya.

"Apa kabar anak papa ini, papa juga kangen" balas Devin.

"Papa lama banget sih di thailand" ucap Tian sembari melepaskan pelukannya.

"Kenapa? Nanti kamu juga akan merasakan jadi papa"

"Tian gak mau"

"Kenapa kog engga mau? "

"Kalo Tian jadi papa, Tian pasti akan melewatkan momen kebersamaan keluarga nanti aku engga tau anak aku baik-baik saja atau tidak atau malah istriku tercinta yang terluka" ucap Tian sembari membayangkan hal tersebut.

"Tian kamu harus melihat sisi positif nya jangan berfikiran seperti itu" nasihat Devin, yang di angguki oleh Tian.

"Mama mana? " tanya Tian walupun ia tidak suka dengan perlakuan mamanya tetapi ia merasa ada yang kurang jika tidak ada wanita tersebut.

"Mama di sini" ucap Maya yang baru saja muncul dari belakang punggung Devin.

"Mama kangen sama Tian, anak mama apa kabar?" ucap Maya lembut sembari memeluk Tubuh tegap Tian.

Tian terdiam tak berkutik ia merasa apa yang terjadi seperti mimpi jika memang ini hanya mimpi Tian berharap  tidak terbangun untuk menghadapi pahitnya dunia lagi.

"Maafin Mama ya mama sayang sama Tian" ucap Maya sembari melepaskan pelukannya.

"Mama ga perlu minta maaf" ucap Tian dengan wajah datarnya.

"Ma tampar Tian ma" pinta Tian sembari melihat mamanya.

"Hee, Tian ngomong apa sih" ucap Devin.

"Apakah ini nyata? " batin Tian sembari mencubit lengannya.

"Aweh sakit" gumam Tian.

"Lo ngapain nyubit lengan lo sendiri kurang kerjaan aja" ucap Kris sembari menghampiri Tian dan mengusap bekas cubitan nya tadi.

"Ya sudah kita masuk ke dalam, hari sudah sore" ucap Devin, dan mereka semua langsung memasuki rumah.

Tian merasakan seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya rasa sakit itu kembali lagi rasanya begitu sesak Tian mulai kesulitan bernafas ia langsung berlari menuju kamar dan langsung berlarian menuju kamar mandi dan benar saja Tian kembali memuntahkan darah.

Kepalanya berdenyut sakit
"Kenapa gue seperti ini lagi" gumam Tian.

Tian melepaskan seragam sekolahnya dan langsung mandi setelah mandi Tian berjalan dengan langkah lemahnya seranya menutup pintu kamar.

Ia membaringkan diri di ranjang dadanya kembali terasa nyeri Tian duduk dan mengambil botol minumnya di atas nakas ia meneguk air tersebut hingga tandas.

"Seenggaknya bisa ngurangin rasa sakitnya" ucapnya pelan.

Tian menyandarkan kepalanya pada sandaran ranjang ia berharap ia masih bisa merasakan kelembutan Maya seperti tadi tapi Tian masih penasaran kenapa mamanya memperlakukannya seperti itu.

Mungkin ini jawaban atas doa-doa Tian selama ini, ia bahagia tetapi jika ia melihat wajah Maya hatinya selalu merasa sakit.

Tok tok tok

"Masuk"

Pintu kamar terbuka dan Tian bisa melihat siapa yang datang menemuinya di jam segini.

"Ayo yan kita sholat berjamaah" ajak Kris sembari tersenyum.

"Bentar gue ganti baju dulu" ucap Tian sembari bangkit dari duduknya.

Mereka berdua langsung keluar dari kamar dan langsung menuju tempat sholat mereka berdua langsung berdiri di belakang Devin.

Setelah sholat Maghrib selesai mereka laksanakan Tian hendak kembali ke kamar wajahnya terlihat nampak pucat dan bibir merah jambunya sudah tidak semerah jambu lagi.

"Tian mau kemana? Kita makan malam dulu nak" ucap Maya lembut ia berjalan mendekati Tian yang berhenti ketika ia panggil.

"Tapi Tian tidak lapar ma" tolak Tian.

"Mama udah masak banyak loh, nanti nasinya nangis"

"Mana ada nasi nangis ma, yaudah Tian makan" pasrah Tian sebelum mamanya membuat drama baru lagi.

"Kris mau makan pake apa nak?" tanya Maya sembari berdiri hendak mengambilkan makanan untuk Anak-Nya.

"Samain aja sama Tian ma" sahut Kris.

"Tian kamu kog sekarang kurusan" ucap Devin sembari memperhatikan Tian.

"Engga lah pa Tian dari dulu segini gak ada yang berubah, iya kan Kris? "

Kris memperhatikan sodaranya tersebut dan benar saja Kris baru menyadari jika Tian mulai kurusan.

"Iya yan lo kog kurusan? Pipi lo gak gemoy kek dulu lagi" sahut Kris.

"Engga lah mungkin perasaan papa sama kris aja, pipi Tian masih gemoy kog" ucap Tian sembari mengusap-usap pipinya.

"Anak mama ya tetap gemoy tetep ganteng kog, sekarang makan ya yang banyak" ucap Maya sembari tersenyum pada Tian.

"Trimakasih ma karena mama udah perhatian sama Tian " batin Kristan sembari tersenyum.

"Apakah Tian masih bisa merasakan kelembutan mama di esok hari" batin Tian sembari menatap Maya dengan tatapan sendu.




Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca:)

Ingat tidak di pungut biaya👍

See you ❤
_________

Bonus
_______


Kang histeris

Continue Reading

You'll Also Like

113K 238 5
44.2K 4.5K 25
DOSA TANGGUNG SENDIRI!!! CERITA INI HANYA FIKTIF TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN CERITA ASLI. Area B×B & G×G & B×G!!! Berbijaklah dalam memilih bac...
38.7K 3.5K 31
Nathan Noel Tjoe-A-On fanfiction!! ___ Belum ada sinopsis ___ Written by: lullapyms