How To Be A Couple Goals

By llilloee

9.8K 1.6K 1.3K

Spesial pembelajaran dari Kim Tan dan Eun Tak untuk menjadi Couple Goals yang dicintai semua orang. Hidup Eun... More

Character Introduction
[01] The Siblings
[02] One and One
[03] Fiancé
[04] Eun Sup
[05] Another Word to Say I'm Jealous
[06] She Believes
[07] He Said Sorry
[08] Deok Hwa's Feelings
[09] Belongs to Tan
[10] Tan Loves The Challenge
[11] Perfect Date On The Perfect Day
[13] Bunny Friendly
[14] Horror Movie
[15] Basketball Tragedy
[16] Shin vs Tan
[17] High 5
SC : @kimtan87
[18] Tan To The Rescue
[19] Bucin
[20] Camping
[21] Tan's Style
[22] Run Twins Run
[23] Approved
SC : @leeuntak
[24] Camp At Home
SC : @deokhwa
[25] TanTak
[26] The Truth Behind
[27] Another Duo
[28] Sunny
[29] Eun Tak's Trouble
[30] Another Accident
[31] Deok Hwa's Misery
SC : @leebyunghun part 1
SC : @leebyunghun part 2
[32] Ice Cream's accident

[12] First Met

275 47 127
By llilloee

Eun Tak sebenarnya sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau nanti, ia tidak akan bersikap malu-maluin.

Intinya Eun Tak sudah bertekad untuk tidak makan banyak di hadapan Tan namun semua niatnya itu langsung hilang saat matanya melihat berbagai jenis makanan di meja.

"Kebanyakan tau." Ujar Eun Tak sok tidak makan banyak.

"Nggak apa-apa. Kamu makannya banyak juga kan." Balas Tan.

"Siapa bilang? Nggak tuh." Bantah Eun Tak.

"Aku sering ngeliatin kamu rebutan bakwan sama Nari."

Eun Tak tersenyum canggung. Misinya gagal. Tan sudah tahu kebiasaan makannya yang rakus.

"Padahal aku niatnya mau sok jaim gitu." Ujar Eun Tak, mengomel sembari mengangkat sumpit yang ia pegang.

Tan terkekeh. "Makan yang banyak."

Eun Tak mengangguk. Tentu saja makanan di atas meja ini tidak akan terbuang.

Deok Hwa dan dirinya memang sudah terbiasa menjadi penghabis makanan di rumah. Eun Tak tak bisa membayangkan betapa banyaknya makanan terbuang jika saja dirinya dan Deok Hwa tak lahir.

Lee Shin dan Lee Yeo sendiri tidak terlalu tergila-gila tentang makanan. Mereka itu fotocopy Papi banget.

Tan ikut makan sambil sesekali memandang Eun Tak.

Pikirannya melayang ke kejadian 10 tahun lalu.

10 TAHUN LALU

"Sebentar lagi teman barumu mau datang Tan, kamarmu udah dirapikan?"

Kim Tan. 7 tahun.

Ia sibuk menggambar di kertas kosong miliknya. Beberapa pensil warna dan crayon telah berhamburan di atas meja.

"Tan denger mama nggak?"

Bukannya tidak dengar tapi Tan sebenarnya berpura-pura tidak dengar. Semalam sebelum tidur Ayahnya sempat mengajaknya bicara.

Ayahnya bilang akan ada 2 teman baru untuknya. Lebih muda. Salah satu dari mereka harus Tan jaga dengan baik.

Tan tidak paham apa maksud Ayahnya namun ia sudah menyimpulkan duluan kalau makhluk yang di sebutkan Ayahnya itu merepotkan.

Anak-anak yang lebih muda itu cengeng, bau, dan suka merusak barang.

Tan tidak akan pernah mau membiarkan mereka masuk ke kamarnya.

"Tan denger nggak????" Suara ibunya sedikit meninggi.

Tan berdecak. "Ish iya. Bibi yang ngerapihin."

"Nah gitu dong anak ganteng, senyum ya, nanti mereka malah takut sama kamu."

Tan lagi-lagi tak menjawab. Sejak kecil ia tidak banyak bicara. Bukannya tidak suka atau tidak bisa namun dirinya memang tak mau banyak bicara.

Percuma. Tidak ada yang mau mendengarkan anak ingusan sepertinya.

"Tan ingat ya sikap yang baik." Sang Ayah Kim Nam Yoon tiba-tiba saja ikut nimbrung. Pria itu masih berkutat dengan dasi yang hendak ia pasang.

Ayah dan ibunya terlihat sangat formal hanya untuk mengundang makan malam.

Han Ki Ae -sang ibu dengan cekatan menghampiri Tan dan membantunya membereskan semua pensil warnanya.

"Memangnya mereka sudah mau sampai?" Tan bertanya. Ia tidak suka barang-barangnya di pegang.

"Iya. Mereka bisa muncul kapan saja makanya kita harus bersiap."

Tan menghela napas. Bibirnya tertarik ke atas, membentuk senyuman terpaksa yang harus ia latih untuk menyambut tamu yang kata Ayahnya itu sangat penting.

Bel rumahnya berbunyi. Tan di gandeng oleh ibunya untuk mengikuti Ayahnya yang lebih dulu membuka pintu.

2 orang dewasa masuk, di ikuti dengan 2 bocah laki-laki dan perempuan yang sepertinya seumuran.

Ma Woo Hee - Ibu dari Deok Hwa dan Eun Tak melambaikan tangannya ramah pada Tan yang nampak diam di samping ibunya.

"Hallooo."

Tan membalas lambaian tangan itu dengan senyum terpaksa.

"Aduh ganteng banget." Woo Hee tak bisa menahan rasa gemasnya saat melihat wajah Tan.

"Maaf ya, dia memang begini, susah di ajak ketemu orang baru." Ki Ae merasa harus meminta maaf atas respon Tan yang terkesan datar.

"Ah tidak apa-apa. Aku punya 2 anak laki-laki yang sama persis." Woo Hee tersenyum maklum. Mengingat Lee Shin dan Lee Yeo.

Lee Shin dan Lee Yeo tidak ikut. Mereka sekarang sudah mulai dewasa jadi sudah tidak suka di bawa kemana-mana lagi.

"Tan ayo sapa teman barunya." Ibunya menggoyang-goyangkan tangan Tan sebagai kode.

Tan mengalihkan pandangannya pada 2 bocah 5 tahun. Ia memeriksa mereka dari ujung kepala hingga kaki.

"Kim Tan." Ujarnya singkat.

"DEOK HWA!"

Suara besar Deok Hwa membuat semua orang terkejut. Woo Hee langsung meringis malu.

"Aduh maaf ya, Deok Hwa duh nak tidak boleh teriak-teriak di depan orang yang ngajak kenalan." Woo Hee menasihati Deok Hwa. Karena teriakan Deok Hwa, obrolan akrabnya dengan Ki Hae dan para suami jadi terjeda.

"Tidak apa-apa. Namanya juga anak-anak. Tan nggak mau bawa Deok Hwa sama Eun Tak ke kamar? Kan kamu banyak mainan."

Deok Hwa langsung segar saat mendengar kata mainan. Ia langsung berlari menuju Tan.

"Bang, abang ada Transformers nggak?"

Deok Hwa memegang lengan Tan dengan erat membuat anak laki-laki seperti Tan berjengit kaget.

Sedangkan anak kecil yang perempuan dengan malu-malu mendekati mereka. Gadis itu memegang tali tas yang Deok Hwa kenakan.

Tan mengalihkan pandangannya pada Eun Tak. Eun Tak dengan rambutnya yang di ikat dua dan dress merah selutut yang ia pakai.

Tan sendiri bingung. Katanya mereka kembar, tapi kenapa tidak mirip sama sekali. Bahkan dari baju saja sudah berbeda. Biasanya kan anak kembar selalu pakai pakaian yang matching.

"Kenapa natap Takkie begitu? Lucu kan dia." Ki Ae memergoki Tan.

Tan menoleh pada ibunya. Hendak bertanya kenapa Deok Hwa dan Eun Tak terlihat tak sama.

Namun sepertinya Woo Hee sudah paham duluan dengan hanya melihat ekspresi Tan yang bingung.

"Mereka kembar fraternal. Tan tahu apa itu?"

Tan menggeleng. Tentu saja.

"Deok Hwa, aku Takkie. Beda." Eun Tak tiba-tiba saja bersuara.

Woo Hee tidak jadi mau menjelaskan. Tan sepertinya lebih tertarik mencari tahu sendiri dengan cara mengamati anak kembarnya.

"Bang ayo main. Abang ada mainan apa?" Deok Hwa kembali merengek. Ia tidak suka di abaikan. Anak lelaki yang satu itu memang selalu mau jadi pusat perhatian, Deok Hwa juga cepat sekali cemburu.

"Tan mau ajak mereka main? Kalau tidak mau juga tidak apa-apa." Lee Byung Hun akhirnya ikut dalam obrolan. Sejak tadi ia mengamati Tan sepertinya tidak ada niat menjalin pertemanan dengan anak-anak nakalnya.

Tan diam sebentar. Ekspresinya datar, entah sedang berpikir atau memang hanya mau menunda jawaban agar terlihat lebih sopan saja.

"Mau."

Jawaban Tan membuat Nam Yoon dan Ki Ae menghela napas lega.

Deok Hwa langsung mengandeng Tan. "Ayo bang main robot. Abang ada robot apa? Aku ada robot yang bisa nembak."

Eun Tak mengikuti mereka malu-malu dari belakang.

Deok Hwa sepertinya sangat bersemangat punya kawan laki-laki seumuran dirinya. Buktinya Deok Hwa bahkan tidak mau melepaskan tangan Tan.

Tan membuka pintu kamarnya. Seketika Deok Hwa membuka mulutnya kaget.

"Wahhh." Deok Hwa berlari. Kamar itu seluas kamarnya dan Eun Tak yang dibagi 2.

Kamar Tan punya 3 rak mainan. Menurut pandangan Deok Hwa kamar Tan ini sudah seperti toko mainan.

"WAHHH ADA HELIKOPTER." Deok Hwa melompat.

Tan menghela napas. Ia menarik kursi dan naik ke atasnya untuk mengambil helikopter yang Deok Hwa mau.

Deok Hwa langsung duduk manis setelah dirinya bisa tenggelam dalam belasan mainan.

Eun Tak masih diam. Tan menoleh padanya. Mereka berdua begitu canggung bahkan hanya untuk berkenalan.

"Nggak ada yang kamu mau?" Tan bertanya pelan.

Eun Tak melihat seluruh rak mainan Tan. "Semuanya robot mobil."

Protesan Eun Tak dibalas tatapan heran Tan. Lalu, dirinya harus mengoleksi barbie begitu?

"Disini nggak ada boneka. Maaf ya." Kata Tan, ia sendiri tidak tahu kenapa dirinya harus meminta maaf.

Eun Tak tak menjawab. Gadis itu lalu menyebrangi kamar Tan, menuju tempat tidur pria itu.

Eun Tak berjongkok. Mengeluarkan kotak mainan besar yang Tan taruh di bawah lemari kecil di samping tempat tidurnya.

Tan mendekati Eun Tak. "Ini lego. Mau?"

Eun Tak mengangguk. Gadis itu berusaha membuka wadah lego tersebut namun Eun Tak nampaknya sangat kesusahan. Tutupnya memang keras dan kotak itu bukanlah kotak yang ringan.

Eun Tak lalu mendekati Deok Hwa yang sudah fokus dengan peperangan khayalannya, gadis itu menyeret kotak lego besar itu dengan susah payah.

"Hwanie.... Bukain." Eun Tak menyodorkan wadah lego itu pada Deok Hwa.

Deok Hwa tentu saja tidak mendengar Eun Tak. Lelaki itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.

"Sini." Tan melambaikan tangannya.

Dengan malu-malu, Eun Tak mendekati Tan kembali.

Tan membukakan wadah tersebut. Jujur semenjak lego ini di belikan Ayah dan Ibunya, Tan tak pernah sekalipun menyentuhnya.

Ia tidak tertarik.

Tapi Eun Tak sepertinya sangat suka.

"Abang bisa buat kastil?" Tanya Eun Tak karena sejak tadi Tan hanya memandanginya bongkar pasang lego tanpa mau ikut bermain.

Tan menggeleng.

"Takkie buatin." Eun Tak menawarkan diri. Gadis itu lalu tenggelam dalam keseruannya membangun kastil untuk Tan.

Tan diam. Menunggu Eun Tak dengan hening.

"Bang main sama Deok Hwa ayo." Ajak Deok Hwa. Wajahnya cemberut melihat Tan yang malah memilih bermain dengan Eun Tak.

"Main aja sepuasnya." Jawab Tan. Jelas penolakan untuk Deok Hwa.

"Anak laki-laki harusnya main sama laki-laki." Deok Hwa ngomel sendiri.

Eun Tak masih fokus dengan misinya membuat kastil.

"Kastilnya kok kecil?" Tanya Tan.

"Kecil kah? Besar kok." Gadis itu menunjukkan kastil yang lebih besar dari ukuran tangannya.

Tan otomatis tersenyum. "Ayo buat yang lebih besar lagi."

Tan mendekatkan tubuhnya. Sepenuhnya bersebelahan dengan Eun Tak. Membantu gadis itu membuat kastil yang lebih besar menggunakan seluruh legonya.

"Kenapa nggak mau main sama Deok Hwa?" Tanya Eun Tak agak heran.

"Mainan yang itu sudah sering. Yang ini belum pernah." Jawab Tan.

Eun Tak mengangguk saja. Tak mengerti dengan apa yang Tan ucapkan.

Bagaimana bisa Tan bosan dengan ratusan mainan yang menumpuk di kamarnya.

"Kita belum kenalan. Hai, aku Tan."

Tan menyodorkan tangannya. Eun Tak menatap tangan Tan sebentar sebelum memutuskan untuk balas menjabat.

"Lee Eun Tak dan itu Deok Hwa."

Tan tersenyum. "Iya tahu."

Selama jam perjamuan itu, ketiganya tenggelam dalam permainan. Tan mengakui jika dia suka dengan si kembar.

Eun Tak awalnya terlihat pemalu. Namun gadis itu sekarang malah yang paling banyak bicara.

Kastil itu masih belum jadi. Tapi Eun Tak sepertinya sudah kelewat bosan. Gadis itu bangkit.

Tan mengikutinya seperti anak ayam. Kemanapun Eun Tak pergi dan apapun yang Eun Tak lakukan akan selalu ia ikuti.

Eun Tak melompat-lompat di ranjang Tan.

Tan diam sebentar. Ia tidak suka ranjangnya di sentuh orang lain. Namun tawa Eun Tak dan kesenangan gadis itu membuatnya hanya diam.

Deok Hwa berlari, mengikuti Eun Tak. Ah Tan baru paham maksud dari Ayahnya yang sempat bilang kalau si kembar itu anak yang lumayan aktif.

Eun Tak memegang lengan Tan. "Cepat sini!"

Tan menuruti keinginan Eun Tak. Melompat dengan canggung.

Kalau ada pengharagaan untuk anak kecil paling kaku sedunia, Tan pasti akan menang.

Deok Hwa menggila. Eun Tak masih berusaha mengajarkan Tan.

Tan tidak bisa menahan tawanya saat Deok Hwa terjatuh. Untung saja lantai kamarnya di tempeli karpet halus.

Pintu kamar terbuka secara tiba-tiba.

Tan terdiam. Malu dilihat ibunya.

"Ya Ampun kelihatan seru ya mainnya. Tapi udahan dulu ya nak, makan dulu."

Deok Hwa yang memang pada dasarnya anak yang suka marah-marah tidak jelas langsung merengek.

Eun Tak menjitak kepala Deok Hwa.

Tan lumayan terkejut. Deok Hwa bangkit, sepertinya dendam dengan Eun Tak. Tangan Deok Hwa terjulur, ingin menarik rambut panjang Eun Tak.

Tan langsung menahan Deok Hwa. "Tidak boleh berkelahi. Kalau berkelahi, robot yang itu tidak jadi dikasi ke kamu."

Eun Tak menjulurkan lidahnya pada Deok Hwa.

Byung Hun dan Woo Hee langsung istighfar melihat kelakuan si kembar dan kamar Tan yang sudah seperti kapal pecah.

"Deok Hwa, Eun Tak, turun astaga. Ini bukan kamar kalian." Walau sudah terduga namun tetap saja ini lebih parah dari yang di bayangkan Woo Hee.

"Deok Hwa Mi." Eun Tak mengadu. Berlari ke arah sang Ayah.

Byung Hun mengangkat Eun Tak. Mengendong gadis kecil itu yang sekarang sudah menyandarkan kepalanya di bahu Byung Hun.

"Bukan Deok Hwa Miii, Eun Tak bohong!" Deok Hwa mengikuti jejak Eun Tak.

Byung Hun meratapi nasibnya yang harus mengendong 2 bocah berumur 5 tahun di umurnya yang sudah tidak lagi muda.

(Kasian papi ya)

"Nggak apa-apa kok Om." Tan tersenyum tulus kali ini.

Byung Hun menghela napas. "Maaf ya Tan, nanti Om beliin es krim."

Tan tertawa. Ia seperti di sogok saja.

"ES KRIM PAPI?" Eun Tak berteriak tepat di samping telinganya membuat Byung Hun kembali memikirkan kesalahan apa yang telah ia buat 5 tahun lalu.

"Papi, abang mau rasa melon." Kali ini Deok Hwa yang merengek.

Woo Hee hanya tertawa melihat suaminya yang terlihat kesusahan.

Deok Hwa kalau sedang ada maunya selalu menyebut dirinya sendiri sebagai abang padahal Deok Hwa bisa menangis seharian kalau dirinya di panggil Abang oleh Eun Tak.

Deok Hwa itu definisi anak yang berekspektasi menjadi bungsu.

"Iya nanti ya es krimnya. Makan dulu."

Mari berdoa untuk kewarasan Papi.

.

.

.

Masih ada 1 chapter lagi. Chapter yg ini full flashback ya.

Dah tau kan darimana Tan tahu Deok Hwa dan Eun Tak darimana🥰

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 168K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.4M 257K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.1M 378K 53
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
3.9M 303K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...