A to BarBar

By hellociiuci

2.7M 309K 14K

Gimana jadinya jika gadis yang gak ada kalem-kalemnya transmigrasi ke gadis yang suka berpakaian seksi dan ka... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Visual
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35

30

57.9K 7.1K 400
By hellociiuci

⚠️Awas ada typo
*

*

*
Happy Reading💚

*****

Seorang gadis tampak mengendarai motornya dengan tergesa. Bagaimana tidak, hari ini ada upacara bendera dimana itu biasa dilakukan setiap hari Senin. Yap, hari ini hari Senin.

Dan Leya bangun kesiangan. Meskipun sudah memacu motornya dengan cepat, dia tetap terlambat. Dan berakhirlah dia berdiri di depan lapangan bergabung dengan murid-murid bermasalah lainnya.

Leya terus saja menggerutu tidak terima. Dia kesal karena tidak ada yang membangunkannya. Saat itu yang dirumah memang hanya dia dan keenam saudaranya.

Tapi bagaimana bisa tak ada yang mau membangunkannya. Bangun-bangun rumah sudah kosong melompong.

Ketika upacara berlangsung, Leya bisa melihat dengan jelas keenam saudaranya itu menatapnya dengan pandangan berbeda-beda.

Arion dan Alvan menatap dengan datar namun raut wajahnya juga nampak terkejut melihat Leya berada di depan. Lalu Delon, dia juga terkejut tapi juga menahan tawa melihat sepupunya itu dihukum di depan. Sedangkan Alvin, Dylan, dan Diego sudah menertawakannya tanpa suara, wajah mereka bahkan nampak puas melihat kesialan Leya.

Dan entah kebetulan atau apa, Gavan dkk juga dihukum bersamanya. Jadi, hanya mereka bertujuh yang kini tengah berdiri di depan lapangan.

Upacara pun selesai dan murid-murid disuruh untuk kembali ke kelas masing-masing. Tentu saja kecuali murid di depan untuk melakukan hukuman lebih dulu.

" Lo telat Le? " tanya Dhika.

" Iye bang, apes banget gue. Gak ada yang bangunin gue sumpah. Punya abang gak ada yang bener heran. " ucap Leya tak lupa raut masamnya.

" Lo kali' yang tidurnya susah dibangunin. Alarm kan bisa. " sahut Arsen.

Leya yang mendengar itu pun melihat ke arah Arsen. Sementara yang lain melihat Leya menunggu jawaban. Namun baru saja mau menjawab, seorang guru laki-laki datang menghampiri mereka.

" Kalian lagi kalian lagi.. Bosan saya ngurusin kalian mulu. " ucap bapak itu.

" Aduh bapak bisa aja. Saya gak bosan kok sama bapak. " ucap Renal.

" Diam kamu Renal! Kalian ini apa tidak bisa tidak membuat masalah sehari saja. Kalian ini sudah kelas 12 dan mau lulus. Belajar yang benar supaya nilai kalian bagus, bukannya buat ulah terus. " ujar Pak Aron.

Keenam lelaki itu hanya diam dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Mereka malas meladeni omongan Pak Aron.

" Ya gak seru dong pak kalo kayak gitu. Hidup tanpa buat masalah itu kurang lengkap. "

Leya menyahut. Padahal bukan dia yang diajak bicara.

Pak Aron yang mendengar suara pun memandang ke arah Leya yang berdiri tepat di sebelah Dhika.

" Kamu.. Pasti murid yang dibilang Bu Sarah telat tadi kan? Sebut nama, kelas, dan alasan telat! " ucap Pak Aron tanpa basa basi.

Ketika sampai di depan gerbang sekolah tadi pagi, Leya ragu untuk ke lapangan atau tidak. Bagaimanapun dia sudah telat dan akan dihukum.

Iya, Leya sampai ketika upacara sudah dimulai 10 menit sebelumnya. Leya pun berniat untuk bolos upacara dan menuju UKS. Namun di tengah jalan malah bertemu Bu Sarah dan begitulah akhirnya dia berdiri di depan.

" Oh.. Saya pak? Nama saya Ana, saudara nya Elsa. Bapak tau kan, Elsa yang cantik rambutnya warna pirang panjang banget, terus tinggal nya di menara. Nah itu tuh.. " jawab Leya tanpa bersalah.

Pak Aron mengernyit bingung mendengar jawaban Leya. Pertama, tadi Bu Sarah sempat bilang siapa nama anak ini. Namun, seingatnya tadi Bu Sarah tidak menyebut Ana. Kedua, dia tidak kenal dengan yang namanya Elsa berambut pirang panjang. ಠ_ಠ

" Elsa siapa? Saya nggak kenal. " jawab Pak Aron.

Sementara itu keenam pemuda lainnya sudah menahan tawa daritadi. Merasa lucu ketika Leya mengatakan dirinya Ana dan menceritakan omong kosong tentang Elsa, pemain film kartun Frozen. Leya mengatakan namanya Elsa tetapi ciri-cirinya mengarah pada Rapunzel.

" Lho bapak gak tau? Duh yaampun kasian mana udah tua. " ucap Leya tanpa beban mengatai gurunya sendiri.

Sedangkan Pak Aron merasa dirinya dipermainkan pun geram.

" Berani sekali kamu mengatai gurumu sendiri. Tidak sopan. Dan kalian berenam, berhenti menahan tawa! Sekarang kalian bapak hukum menyapu taman belakang. Jangan sampai ada yang melarikan diri. Kalian harus berani bertanggung jawab dengan kelakuan kalian sendiri. "

" Nanti ya pak..? " tanya Leya dengan santai.

" Se. Ka. Rang!! " ucap Pak Aron dengan tegas kemudian pergi meninggalkan mereka.

Disinilah mereka sekarang, taman belakang. Sibuk membersihkan sampah dan mencabuti rumput. Tadinya mereka berniat untuk kabur, namun Pak Aron mengancam akan menyuruh mereka membersihkan seluruh koridor sekolah jika berniat kabur.

Srak! Srak!

" Woy! Yang bener dong anjir kalo nyapu, kena muka cantik gue nih. " sembur Leya pada pelaku, Gavan.

Gavan menyapu dedaunan dengan tidak santai. Leya yang sedang jongkok dibawah mencabut rumput pun terkena sapuan dedaunan Gavan.

" Halah alay lo. " jawab Gavan dengan nada mengejek.

" Alay mata lo! Nih nih makan tuh alay! "

Leya pun melempari Gavan dengan rumput-rumput yang tadi dicabut nya.

" Anjir berenti gak lo! " Gavan berkata sambil berusaha menghalangi lemparan rumput Leya.

Tidak tanggung-tanggung Leya juga melempar rumput yang akarnya masih banyak tanah. Alhasil kena mata Gavan dan membuat dirinya menutup mata nya keperihan.

" Arrgh.. "

Leya yang mendengar ringisan Gavan pun mendongak. Gavan yang kini sedang sibuk mengusap dan mengucek matanya. Leya pun terkesiap langsung menghampiri Gavan.

" Eh eh aduh jangan dikucek lah Jamal, ntar infeksi. "

Leya menahan tangan Gavan dan menyingkirkan nya dari wajah Gavan. Dia menarik sisi kedua pipi wajah Gavan lebih dekat. Leya meniup-niup mata Gavan kanan kiri bergantian dengan lembut.

Tidak sadar bahwa wajah mereka kini sangat dekat. Hanya menyisakan jarak beberapa senti saja. Leya yang masih saja fokus meniup mata Gavan. Dan Gavan yang eehhmm.. Melamun? Entahlah, dia hanya diam menatap lekat wajah Leya yang kini di hadapannya.

Leya yang merasa diperhatikan pun menghentikan kegiatannya. Dia pun ikut terhanyut menatap mata Gavan yang kini menatapnya intens. Jangan lupakan tangannya yang masih memegang wajah Gavan.

Mereka masih terus saling bertatapan cukup lama. Sampai sebuah suara membuyarkan kegiatan tatap-menatap mereka.

" Ekheemm!! Duh panas mata gue. "

Ucap Gio sambil menatap geli ke arah Gavan.

Leya dan Gavan seakan tersadar, langsung menjaga jarak aman. Bahkan kini saling membelakangi. Mereka tampak salah tingkah.

Gavan menggaruk tengkuk belakangnya namun dengan wajah datar yang masih dipertahankan. Sedangkan Leya hanya berdehem kecil seakan kejadian itu tidak mempengaruhinya.

" Berasa kambing kita liatin kalian mesra-mesraan. " timpal Arsen.

" Bener, masih ada orang disini woy. " sahut Dhika.

" Tauk tuh, iya kan Te? " ucap Renal menyetujui Arsen dan Dhika.

" Gak makasih. Gue manusia bukan kambing. " ucap Theo santai.

Arsen, Dhika, dan Renal menatap malas mendengar jawaban Theo. Susah sekali mengajak bercanda teman macam Theo dan Gavan.

" Udah-udah.. Buru lanjut bersihin ni taman. Trus cabut ke kantin. " sahut Gio menengahi.

Mereka pun mulai lanjut membersihkan taman. Begitupun Leya dan Gavan meskipun rasa canggung masih ada.

Beberapa menit kemudian

" Haah.. Akhirnya selesai juga, capek gue. " ucap Dhika.

" Lah? Si Leya kemana? " bingung Renal.

Setelah mereka menyelesaikan hukuman, mereka langsung pergi menjauh dari taman belakang dan berjalan menuju kantin.

Tenang, sebelum itu mereka sudah mencuci tangan di kamar mandi. Mereka berjalan bersama. Dan kebetulan Leya berjalan paling belakang. Jadi mereka tidak melihat ketika Leya berbelok memisahkan diri dari rombongan mereka.

Suasana kantin sangat ramai. Gavan dkk memutarkan pandangannya mencari meja kosong. Namun mereka melihat Arion melambaikan tangannya. Sepertinya dia mengajak Gavan dan lainnya untuk bergabung di meja mereka. Di meja itu juga ada Scorpion juga Dylan Diego Delon.

Tanpa menunggu lama, Gavan dkk pun menghampiri meja Arion dan bergabung bersama mereka. Seluruh penghuni kantin mulai berbisik-bisik. Bagaimana tidak, para visual tampan berkumpul di satu meja, nikmat mana lagi yang kau dustakan.

" Centil banget dah.. Dasar cewek! Gitu doang diributin. " ucap Ryujin.

Ryujin, Somi, Chaewon, dan Minju juga berada di kantin. Mereka tengah menunggu Leya.

" Lo juga cewek kalo lupa. " ujar Chaewon.

" Ya maksudnya gue bukan cewek yang kayak gitu. " ucap Ryujin.

Tak lama kemudian, Leya pun bergabung dengan mereka dan duduk di sebelah Minju.

" Kamu dari mana aja? Tadi Kak Gavan sama yang lainnya udah daritadi baliknya. " tanya Minju.

" Gak kemana-mana. Mampir toilet lagi gue. " jawab Leya.

" Nih bakso, tadi kita pesenin. " ucap Somi sambil menyodorkan semangkuk bakso ke hadapan Leya.

Mereka pun mulai makan dengan damai.

BAMM!

Suara bedebum keras terdengar di seluruh area sekolah. Mereka yang saat ini berada di kantin merasa waswas.

Dari arah pintu kantin, tampak seorang pemuda berlari memasuki kantin. Dia menghentikan larinya di hadapan meja Arion dan yang lainnya.

" Kak.. I-itu se-sekolah sebelah nga-nga-nga-ngajak tawuran. Mereka bilang gini, ' Panggil Venus sama Scorpion atau kita terobos gerbang temuin mereka sendiri. ' gitu kak. "

Jelas cowok itu sambil terbata ketika diawal. Bagaimana tidak, begitu sampai di hadapan mereka dia sudah ditatap tajam oleh para lelaki yang terkenal dingin dan kejam, terutama Gavan, Theo, Arion, Sunwoo, dan Alvan. Mereka yang paling dominan.

" Siapa? " tanya Alvan.

Si cowok yang ditanya bingung. Entah dia yang terlalu bodoh atau kakak kelasnya itu yang terlalu singkat.

Delon yang melihat kebingungan pemuda itu pun membantunya menerjemahkan.

" Maksud bang Alvan, geng siapa? " jelas Delon pada pemuda itu.

" Oohh.. Kalo gak salah tadi dia bilang.. Argos? Kayaknya sih itu Lon. "

Pemuda itu menjawab dengan lancar. Untungnya dirinya mengenal Delon yang seumuran dengannya yang kebetulan murid baru di kelas sebelah.

" Oke makasih. "

Kemudian pemuda itu pergi dari sana.

Triiingg!!
Pengumuman. Seluruh murid diharap untuk segera berkumpul di aula.

Kemudian semua orang mulai bergegas ke arah tujuan masing-masing. Venus dan Scorpion juga 3D( Dylan, Diego, Delon) pun berjalan berlawanan arah dari murid lainnya. Bahkan The Devils pun ikut berjalan mengikuti mereka ke arah gerbang.

Berbeda dengan Leya dkk yang saat ini sibuk bertengkar tidak jelas.

" Mau ngapain sih Ryu, gak usah aneh-aneh. " ucap Minju.

" Heh seru tauk nonton orang tawuran. Gak bakal nyesel lo. " ucap Ryujin dengan semangat.

" Seru mata lo hah! Gak lucu kalo kita kena getahnya jugak. " sahut Somi dengan frustasi.

" Heh gak tau aja lo, ya kita gak perlu deket-deket. Dari jauh aja nontonnya. " kekeuh Ryujin.

" Gak gak ogahh!! Lo aja sana. " bantah Somi.

" Udah lah njir malah berantem kalian. Le, gimana..? " lerai Chaewon.

Mereka berempat mengalihkan pandangan ke arah Leya yang saat ini membelakangi mereka.

Leya yang saat ini masih berdiri sambil menatap ke arah dimana Arion dan lainnya pergi. Dia memandang dengan raut datar dan sulit diartikan.

" Le.. Gak kesambet kan? "

Chaewon menepuk punggung Leya karena sedaritadi Leya hanya diam menatap koridor di depannya.

Leya yang ditepuk pun tersadar dan menormalkan raut wajahnya kembali. Dia pun berbalik kearah empat temannya itu. Dia tersenyum memandang satu-satu keempat temannya itu.

" Ayok. " ajak Leya.

" Kemana.. Nonton kan? " sahut Ryujin.

Leya pun melirik Ryujin, senyum nya semakin lebar menatap Ryujin. Ryujin yang melihat Leya tersenyum pun beranggapan Leya menyetujuinya.

" Ke aula. " ucap Leya kemudian berjalan mendahului mereka.

Somi Minju pun dengan senang hati mengekori Leya. Chaewon yang dari awal netral ya biasa saja. Tidak untuk Ryujin yang sangat tidak terima dengan jawaban Leya.

" What?! "

Leya berjalan menatap ke depan dengan senyum tipisnya. Dia sibuk membatin.

' Kalo gue baca di novel, biasanya si traveller bakal ikut berantem bantuin cowok-cowok. Trus ujung-ujungnya ntar pemain cowok pada suka, geng lawan ngincer si traveller, dan jadilah cinta segi banyaaakk ✨...

Halah bodoamat kalo gue mah, bukan urusan gue juga. Walaupun abang-abang juga pada berantem trus bonyok-bonyok juga yaudah. Penting bukan wajah gue(-^〇^-) '



















_Bersambung_

Holaaa.. Aku back🤗
Maap ya nunggu nya lama🙏🏻
Tolong jangan tanya kenapa up nya lama banget, kalian pasti tau,susah kalau alur cerita gak ada muncul di kepala🤥
Makanya kadang ada yang hiatus, salah satunya karena gak ada ide buat lanjutin.

Itu sebabnya di deskripsi aku ketik 'update tidak menentu' karena aku up nya gak bisa mastiin setiap hari apa atau seminggu berapa kali😢🙏🏻
Jadi aku minta maaf kalo kalian nunggu nya lama😢

Makasih banyak-banyak buat kalian yang udah baca, vote, dan komen cerita aku💚😇

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 54.4K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
11.9M 738K 55
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
4.5M 193K 49
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
53.9M 4.4M 69
Serial adaptasi kini sudah tayang di Vidio! Gini rasanya jadi ISTRI seorang santri ganteng mantan badboy>< buruan lah mampir, siapa tau suka. F...