Can You Love Me? .end

By novemburn

13K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... More

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
09. Don't set me up
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
20. Flashback, waiting baby
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
23. She is everything
24. Love is gone
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
28. Arrive in London
29. Miss you Mommy
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

27. Eighteen years passed

76 3 0
By novemburn

Sudah delapan belas tahun berlalu setelah kepergian Kirei. Seorang pemuda berambut cokelat terlihat gusar dalam duduknya. Menunduk sembari mencuri pandang pada sang Ayah yang dari tadi mengomel karena dia berbuat nakal.

Berkali-kali dia menghela napas, sulit untuk dijelaskan bagaimana cerewetnya Ayah yang satu itu.

Nama Derjovzier Khlenzio, si CEO galak sudah melekat di dahi pria paruh baya yang sialnya masih sangat tampan itu. Pemuda bernama Zavel yang notabene putra tunggalnya itu sudah biasa mendapat asupan kalimat pedas bervolume keras ketika berbuat kesalahan.

"Sudahlah dad. Aku janji tidak akan pergi ke klub malam lagi."

"Bahkan mencium baunya?"

Zavel terkekeh. "Iya bahkan mencium baunya pun tidak akan."

Zavel tidak pernah mengeluhkan sikap Derjov yang keras, itu membuat dirinya merasa sangat diperhatikan.

Dia memang lupa seperti apa rasanya kasih sayang dari seorang Ibu. Tapi dia dengar cerita dari teman-temannya, bahwa Ibu mereka pasti akan mengomel panjang lebar seperti radio rusak ketika anaknya berbuat kesalahan. Lantas apa bedanya dengan Derjov? Sesibuk apapun dia di perusahaan, dia selalu punya waktu untuk putranya.

Tidak bisa dibayangkan sebesar apa rasa sayang Derjov pada putranya yang genap berusia delapan belas tahun itu.

Dia pernah menghadiahkan sebuah rumah mewah di pinggiran kota saat ulang tahun Zavel yang ke tujuh belas, dan itu pun dirayakan di Paris. Dan yang paling penting, Derjov pernah memberikan donasi ratusan juta untuk warga yang kurang mampu menyekolahkan anak mereka atas permintaan Zavel. Dia memang anak yang sangat baik.

"Daddy makin cerewet saja," Zavel malah nyengir.

"Jangan bicara seperti itu padaku," Derjov menatap anaknya dengan tajam.

Dia tidak membiarkan Zavel berbicara tidak sopan pada orang yang lebih tua, meski derajatnya lebih rendah sekalipun. Selama ini dia mendidik putranya sendirian agar tidak bersikap seperti dirinya dulu. Derjov tidak ingin membuat Kirei kecewa dengan didikannya.

Derjov sudah berjanji, Zavel tidak akan pernah kekurangan kasih sayang. Tidak akan dia biarkan kesedihan menyentuh putranya. Kesepian pun tidak dia izinkan bertamu walau kesibukannya di perusahaan sangat menyita waktu untuk selalu ada di samping putranya.

"Enggak, aku suka. Daddy bikin aku ngerasa punya Mommy."

Jantung Derjov langsung mencelos saat panggilan itu disebut. Terpampang jelas dalam ingatannya rupa sang istri. Meski sudah lama berlalu, harapan itu belum padam. Derjov tidak tahu kapan penantiannya berakhir, dia masih bangga memasang status menikah meski sang istri sudah tidak ada bersamanya.

"Kirei," lirihnya kemudian terduduk lesu di sofa besar sambil mengusap wajahnya.

Zavel mengerti, yang merasa kehilangan bukan hanya dirinya. Dia tidak boleh egois, selama ini Ayahnya merasa kesepian. Zavel memang tidak pernah diberitahu tentang Ibunya. Tapi dia mencari tahu sendiri, informasi tentang Ibunya.

"Aku ingin mencarinya Dad." Zavel bangkit, lalu duduk di sebelah Ayahnya.

"Kamu bisa apa? Daddy sudah mencarinya hampir di seluruh belahan bumi ini. Bahkan dengan imbalan yang cukup besar bagi siapapun yang dapat menemukannya," Derjov menghela napas. Dia sedih saat mengingat perjuangannya selama ini tidak membuahkan hasil.

Hatinya yang kosong, selamanya tidak akan pernah bisa damai sebelum melihat wajah cantik istrinya secara langsung.

Segala macam cara telah dia lakukan, segala macam usaha telah dia kerahkan. Tapi hasilnya nihil, dunia ini terlalu luas bagi Derjov, seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Bahkan lebih susah lagi jika Kirei telah mengganti seluruh identitasnya. Anggota B7S dan Hezie yang sebelumnya juga ikut membantu mencari istrinya, kini sudah hampir menyerah.

"Dad, aku akan mencarinya. Aku akan mencari Mommy," Zavel sangat yakin dengan ucapannya, siap mencari sang Ibu dengan berbekal kejeniusannya. Lagipula dia sudah lulus sarjana, waktunya dia melanjutkan mimpinya untuk berkeliling dunia.

"Ke mana? Bagaimana? Kau baru saja menyelesaikan study di Amerika, pulang-pulang memanggilku 'Daddy' dan sok berbahasa jerman. Lalu sekarang kau mau meninggalkan Daddymu lagi?"

Derjov yang terlahir sempurna, memiliki kekayaan, dan kedudukan. Tapi sialnya, semua itu tidak bisa membantunya menemukan Kirei. Derjov sering merasa kesepian. Apalagi anaknya selama ini sibuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Meninggalkan Derjov sendiri di dalam mansion mewahnya seakan Zavel sengaja menghindar dari Ayahnya yang hampir tidak waras karena ditinggal istrinya.

Zavel memeluk Ayahnya, dia juga menyayangi Derjov sama besar seperti pria itu menyayanginya. "Maaf Dad, panggilan 'Daddy' itu lebih keren. Ini mungkin saatnya Daddy bertemu dengan Mommy. Aku akan membawanya pada Daddy, agar Daddy tidak kesepian lagi."

***

Guelzio menaruh cangkir tehnya, kemudian menatap kolam renang di depannya yang airnya tak beriak meski angin berhembus. Duduk di halaman belakang rumahnya di pagi hari terasa menenangkan.

"Harusnya kau segera menikah Ayah Guel. Kau bukan pemuda lagi."

Suara bariton seorang pemuda yang duduk di kursi sebelahnya membuat atensinya teralihkan sebentar. Guelzio menarik sudut bibirnya. "Kau selalu saja menyuruhku menikah. Apa alasanmu datang kemari? Tiba-tiba mau menginap dan mengajakku mengobrol begini, pasti ada maunya. Bukannya baru kemarin aku belikan motor ATV? Itu yang paling mahal."

Zavel tertawa kecil, Guelzio sampai hafal dengan kebiasaannya.

"Biasanya kamu suka menolak kalau disuruh menginap, kalo ada maunya aja datang sendiri," lanjut Guelzio. Matanya menatap Zavel penuh selidik.

"Oh iya lagi, kau barusan memanggilku Ayah, lembut sekali. Biasanya kamu suka iseng manggilku 'Om' di depan anggota B7S yang lain. Bahkan pernah di depan para fans. Aku tidak akan pernah melupakannya, itu terakhir kali aku membiarkanmu hadir di acara fansign."

"Baiklah-baiklah maaf Ayah Guel." Zavel kembali meledakkan tawa, mengingat ide jahilnya beberapa tahun lalu saat iseng mengikuti acara fansign B7S.

Iya cuma iseng, dia sebenarnya hampir bosan melihat keenam wajah anggota B7S karena sudah sering berjumpa. Tapi waktu itu Zavel sedang tidak ada pekerjaan, jadilah dia mengganggu Ayah keduanya itu.

Dengan lantang Zavel memanggil Guelzio 'Om' saat gilirannya tiba, lalu dia bertingkah sok bersemangat ala-ala fanboy sejati. Pemuda itu juga sangat usil memakaikan benda-benda berwarna pink dan meminta Guelzio bertingkah imut, hal itu membuat dia ingin sekali terjun dari puncak gedung saat itu juga.

Untung anaknya Kirei, jika tidak. Sudah tamat riwayat Zavel saat itu juga.

"Hehe, lagian aku bosan saat itu. Aku juga memang fansmu Ayah," Zavel tersenyum lebar.

Guelzio ikut tersenyum tipis melihat senyuman Zavel yang mirip dengan Ibunya, sangat manis. Bentuk wajah Zavel dan perawakannya memang sama persis dengan Derjov. Namun saat tertawa dan berekspresi dia mirip dengan Ibunya.

Guelzio segera mengusap air matanya yang hampir menetes. Dia menghela napas berat kemudian bersandar. Melihat itu, Zavel jadi kembali fokus pada tujuan awal dia datang ke rumah Ayah keduanya itu.

"Ayah Guel adalah Ayahnya Zavel juga kan?" tanyanya tiba-tiba.

"Iya tentu saja kamu adalah putraku." Guelzio tersenyum kecil.

"Apa aku putra kesayangannya Ayah?"

Guelzio mengusap rambut Zavel. "Iya kamu putraku yang paling aku sayangi."

"Kalau gitu, katakan... di mana Ibuku?"

Guelzio mengernyit. "Aku kan belum menikah."

Zavel merotasi bola matanya, Derjov benar, Guelzio itu sedikit bodoh. "Maksudnya di mana Bianca Kirei?"

Guelzio agak terkejut, dia menelan ludah pelan kemudian mengalihkan pandangannya. "Kenapa kau tanya aku? Aku tidak tahu," jawabnya santai menahan gugup. Jangan lupa jika Guelzio payah dalam hal berbohong.

"Jangan bohong Ayah! Seorang Ayah tidak boleh berbohong pada putranya, apalagi tentang keberadaan Mommy! Tidak boleh!" Zavel mulai ngotot.

Entah kenapa Guelzio jadi bingung. Jika Zavel yang bertanya seperti ini, dia harus bagaimana? Janjinya pada Kirei delapan belas tahun yang lalu, apa harus berakhir sekarang? "Sungguh sayang, aku tidak tahu. Ayah juga bingung mencari di mana Kirei."

"Ayah... aku mohon, beri aku kesempatan untuk bertemu Mommy." Zavel yakin, dirinya yang pintar bisa dengan mudah membaca ekspresi Guelzio yang sedang berbohong.

Mungkin sekarang, benteng Guelzio berhasil dihancurkan. Berbohong pada si jenius Zavel tidak semudah membohongi Derjov. Sebelum anak itu bicara yang macam-macam atau melapor pada Derjov, Guelzio harus cari aman.

"Baiklah, tapi berjanjilah untuk mencari dia dan bujuk dia dulu. Baru jika Kirei sendiri yang memutuskan ingin pulang, kau bisa memberitahukannya pada Daddymu."

Zavel langsung mengangguk. Kini dalam dirinya hanya ada ambisi untuk menemukan sang Ibu, tanpa berniat mengetahui sebenarnya apa alasan besar di balik perginya Kirei meninggalkan negara kelahirannya.

"Dia ada di London, Inggris."

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

699 85 10
Bukan tentang ahli agama yang di takdirkan dengan sesama ahli agama, hanya tentang Umaiza Sahla─ Gadis akhir zaman yang imannya mengikuti arus pergau...
3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
2.5M 149K 32
Harap bijak memilih bacaan! Di kehidupan pertamanya, Adeline sangat bodoh dan begitu mempercayai sahabatnya, Rossa. Saat Rossa mendorongnya untuk ter...
663K 42.7K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...