Can You Love Me? .end

By novemburn

13.3K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... More

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
09. Don't set me up
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
20. Flashback, waiting baby
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
24. Love is gone
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
27. Eighteen years passed
28. Arrive in London
29. Miss you Mommy
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

23. She is everything

79 5 0
By novemburn

Derjov duduk gusar di meja kerjanya. Ingin sekali melangkahkan kaki untuk mencari istrinya yang hilang semalaman, namun kewajibannya sebagai pemimpin perusahaan tidak bisa dihindari. Ada berkas penting yang harus dia periksa.

Karena saling marah. Dia kira Kirei juga akan pulang sendiri nanti. Tapi lama-lama dia khawatir mengingat Jevian ada bersamanya. Derjov sangat tidak menyukai pemuda itu, melebihi tidak sukanya pada Guelzio.

"Kamu kemana Rei?" Derjov mengusak rambutnya frustasi. Ini sudah siang, Derjov bahkan hampir lupa nanti malam mereka harus menghadiri acara pertemuan.

Teman, manajer, dan kenalan Kirei telah dia hubungi. Bahkan manajer klub malam yang waktu itu pun sudah dia hubungi, namun tidak ada yang tahu di mana Kirei. Zavel juga menangis karena sudah tidak melihat Mamanya dari kemarin.

Derjov tidak bisa menghubungi Kirei langsung karena ponselnya rusak saat itu.

"Aku pacarnya, tentu saja aku juga akan mencarinya Jov."


Sambungan diputus sepihak oleh Derjov. Dia malas harus menghubungi pria menyebalkan itu, Zeon Guelzio, selingkuhan istrinya. Dia sebenarnya selalu bersikap baik dan ramah pada Derjov, hubungan mereka selayaknya teman, meski mungkin saling menjatuhkan di belakang.

Derjov juga ingin mencari Kirei sendiri dengan mobilnya, namun kembali teringat kata-kata Kirei saat bertengkar kemarin cukup membuat hatinya terluka. Apa selama ini yang dia lakukan hanya membuat Kirei semakin tidak nyaman?

Beberapa waktu setelah menelepon Guelzio, yang Derjov lakukan hanya menggenggam ponsel sambil duduk di sofa ruang tamu. Dia meninggalkan berkas-berkasnya karena tidak bisa fokus.

"Apa kemarin sikapku terlalu kasar? Argh, wanita itu memang keras dan suka pergi dari rumah. Sudah tahu sifatnya begitu, aku tetap saja memarahinya." Derjov meremat rambutnya.

Ponselnya tiba-tiba berdering, ada panggilan masuk dari Gerald. Mungkin asistennya itu menghubungi untuk membicarakan tentang limosin atau berkas-berkasnya.

Persetan dengan semua itu, Derjov tidak akan menghadiri acara tanpa Kirei.

Derjov segera mematikan ponselnya, kemudian menghela napas. "Kenapa aku sangat panik? Mungkin saja Kirei memang butuh waktu sendiri, dia tidak akan pergi jauh. Tapi apakah perlu dia menjaga jarak seperti ini?" Derjov jadi kesal sendiri. "Ah tidak, masalahnya Jevian sialan itu ada bersamanya. Aku harus pergi mencarinya."

Pria itu segera beranjak, meraih ponsel dan kunci mobil.

"Tidak perlu kemana-mana, Tuan. Aku sudah di sini."

Suara lembut itu membuat atensi Derjov tertuju padanya. Pria itu segera mendekat dan menarik lengan Kirei yang baru saja menutup pintu utama, membuat istrinya itu menghadap ke arahnya.

"Dari mana saja kamu?"

Kirei menunduk. "Maaf.." ucapnya kemudian memeluk Derjov tanpa disangka.

Pria itu agak terkejut. "Tidak perlu meminta maaf."

Kirei menatap suaminya sayu. "Semua yang aku katakan tentangmu... itu tidak benar. Selama ini kamu sudah menjadi suami dan Ayah yang sangat baik. Aku saja yang tidak menyadarinya, selama ini aku hanya melihat kesalahanmu saja."

Entah kenapa Derjov jadi senang. Setelah Kirei menyadari semua itu, tidak akan sulit untuk membuat hatinya luluh kan?

"Aku salah Jov, aku terlalu banyak menyakitimu." Kirei mulai meneteskan air mata. Setelah pembicaraannya dengan Jevian semalam, dia menyadari segalanya.

"Hei, jangan menangis." Derjov menangkup pipi istrinya, mencium bibirnya berkali-kali. "Aku senang kamu baik-baik saja, aku khawatir."

"Guelzio yang menjemputku."

Perasaan senang Derjov seketika menghilang. "Kenapa tidak pulang dengan Jevian itu? Kamu keluar bersamanya, dan bagaimana bisa Guelzio dengan mudah menemukanmu?"

"Aku... aku menginap di apartemen, Jevian yang mengantarku ke sana kemarin. Lalu dia langsung pulang ke rumahnya, katanya tidak enak jika kembali ke sini. Nanti barang-barangnya akan aku pulangkan."

"Syukurlah," Derjov menghela napas lega.

"Ah iya, sebaiknya kamu mandi sekarang, bukannya nanti ada acara?" Entah kenapa Kirei jadi gugup.

Derjov hanya mengulum senyuman, kemudian beranjak menuju ke kamar mandi.

Kirei menatap kepergiannya dengan sedih. "Aku tidak ingin menyakitimu lagi. Aku akan berikan apa yang kamu mau sejak awal," ucapnya pelan kemudian melihat pigura di dinding yang berisi foto Derjov dan Zavel.

***

Acara pesta formal itu cukup meriah, dihadiri tamu-tamu penting dari perusahaan besar. Derjov dan Kirei datang sedikit terlambat karena Zavel sempat rewel. Kirei tidak punya waktu untuk menidurkannya, jadi bayi itu ikut dibawa dengan kereta dorong.

"Saya lega Anda menghadiri acaranya," Gerald menyambut kedatangan Derjov.

Pria tampan itu hanya mengangguk. Kemudian dia menoleh, melihat sang istri yang dari tadi hanya berdiri diam dengan memegang kereta dorong.

"Ayo kita duduk."

Kirei menoleh, tersenyum kecil.

Mereka duduk di salah satu meja. Beberapa orang penting menyapa Derjov, dan Kirei tersenyum ramah saat Derjov memperkenalkan Kirei sebagai istrinya dengan bangga.

Baru kali ini Kirei mau menghadiri acara bersama, biasanya dia akan membuat alasan dan pergi. Malam itu, dia mengukir banyak senyuman bersama Derjov. Mereka menikmati setiap detik acaranya.

"Kepada Tuan Derjovzier Khlenzio, dipersilakan."

Suara MC itu membuat Kirei agak terkejut. "Jov, kamu juga sambutan?"

"Tentu saja, lalu kenapa aku ada di sini?" Derjov tersenyum sambil menggeleng pelan, dia segera melangkah ke podium.

Mata Kirei membulat, ini pertama kalinya dia melihat Derjov berpidato. "Aku bahkan hampir lupa jika suamiku seorang pemimpin perusahaan."

Untuk sesaat Kirei kagum melihat cara Derjov berbicara di depan. Dan mungkin tidak hanya dia yang merasakan itu. Dilihat dari mana pun, Derjov memiliki semua aspek suami idaman.

"Untuk terakhir, saya ingin berterimakasih kepada istri saya, Bianca Kirei, yang telah memberi saya sebuah kehormatan menjadi seorang Ayah." Derjov melihat Kirei yang duduk agak jauh darinya. "Dia adalah segalanya bagi saya, dunia saya."

Kirei terdiam bahkan tidak berkedip, hingga bulir air mata menetes dari matanya.

"Istri dan anak saya adalah semangat saya untuk bekerja dan menjalani hidup ini. Aku mencintaimu, Rei." Derjov tersenyum lebar, kemudian segera kembali duduk diiringi dengan tepuk tangan yang meriah.

Kirei gelagapan saat orang-orang mulai memandang ke arahnya. Buru-buru mengusap air matanya yang sudah mengalir sampai pipi.

Hingga acara berlanjut, Kirei hanya diam sambil menunduk, meremat gaun yang dia kenakan. Namun kemudian, Derjov menggenggam tangannya. "Maaf, kamu pasti merasa malu."

Kirei menggeleng kecil sambil menatapnya. "Ah tidak, aku hanya merasa... terbebani."

Derjov tersenyum. "Apa pun yang terjadi, kita akan tetap bersama untuk membesarkan anak-anak kita."

Kirei hampir saja akan runtuh, tapi dia menguatkan dirinya. "Kamu berlebihan, aku tidak sebaik itu untuk menjadi duniamu."

"Mau bagaimana lagi? Memang begitu kenyataannya yang aku rasakan."

"Aku jadi benar-benar merasa tidak cocok denganmu," Kirei tersenyum masam.

"Hei, aku tidak mengerti kenapa dari tadi kamu mengatakan hal seperti itu? Itu tidak penting saat kita sudah menikah. Kita hanya perlu menjalani semuanya dengan baik."

Kirei benar-benar tidak tahan, air matanya kembali mengalir.

Derjov langsung mendekapnya agar tidak ada yang melihat Kirei menangis, kemudian tangannya bergerak mengelus rambut istrinya dengan lembut. Sementara matanya menatap Zavel yang sudah terlelap di dalam kereta dorong itu.

"Kenapa kamu sangat sedih Rei? Aku tahu ini bukan air mata kebahagiaan."

Kirei menggeleng pelan. "Di kehidupan yang baru nanti, aku ingin suami sepertimu tanpa ada kisah yang rumit."

Derjov tidak mengerti. "Kamu bilang, aku bukan suami impianmu."

"Aku baru menyadari semuanya."

"Menyadari semuanya?"

"Menyadari tempatmu dalam hidupku yang sebenarnya."

"Apa kamu mencintaiku?"

Kirei melepaskan pelukannya, kemudian menatap Derjov dengan sedih.

Jika Kirei mengatakan bahwa dia mencintai pria itu, akan semakin sulit baginya untuk menghadapi kenyataan suatu saat nanti. Derjov akan semakin terluka lagi.

"Aku hanya tidak ingin memberimu kesedihan lagi dalam hidup."

"Apa maksudmu? Berhenti omong kosong." Derjov memegang kedua lengan Kirei dengan kuat. "Di mana sebenarnya tempatku dalam hidupmu?"

"Aku lelah, mari kita pulang saja, Jov."

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

846K 78.2K 25
Gadis bernama lengkap Alera Ananta harus menerima sebuah kenyataan aneh. Jiwanya yang berasal dari peradaban modern telah berpindah ke zaman peradaba...
170K 13.8K 51
FANTASY-ROMANCE Brianna Gletser, sang putri yang lemah lembut, ditetapkan sebagai tawanan begitu bangsanya kalah perang. Tidak ada yang tersisa darin...
1K 136 13
Ini tentang Keira. Perempuan biasa yang dikhianati cintanya dan mencoba melawan stigma masyarakat tentang perempuan yang telah berpisah dengan suamin...
803 198 11
Baim adalah pria yang serakah. Dia rela meninggalkan Maryam, istrinya yang patuh demi mengejar Belina. Wanita cantik dan kaya yang ternyata aslinya a...