A to BarBar

By hellociiuci

2.8M 312K 14.1K

Gimana jadinya jika gadis yang gak ada kalem-kalemnya transmigrasi ke gadis yang suka berpakaian seksi dan ka... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Visual
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

24

62.2K 7.8K 526
By hellociiuci

*****

Jam pelajaran berakhir sudah berbunyi. Sekarang saatnya kembali mengisi energi yang berkurang akibat aktivitas belajar mengajar. Meskipun hanya duduk diam dan memperhatikan penjelasan guru pun bisa menguras tenaga. Entah bagaimana konsepnya, mungkin karena otak juga bekerja dalam situasi itu.

Kantin mulai ramai siswa berdatangan. Bahkan semua bangku hampir terisi penuh. Untungnya Somi, Minju dan Chaewon sudah mendapatkan bangku, jika tidak, mungkin mereka harus menunggu hingga salah satu bangku ada yang kosong.

Mengapa hanya mereka bertiga? Karena tadi saat perjalanan menuju kantin, Leya merasa perutnya tiba-tiba mulas,  jadinya Leya meminta Ryujin untuk menemaninya ke kamar mandi. Sebelum itu, Leya meminta mereka bertiga duluan supaya kebagian meja.

Sementara Somi, Minju dan Chaewon pun sudah memesan makanan untuk mereka berlima sambil berbincang ringan. Tak menunggu lama pesanan mereka pun datang bersamaan dengan Leya dan Ryujin yang kembali dari kamar mandi.

Byuuurr...

Keadaan semula tenang, hingga bunyi guyuran air memecahkan ketenangan itu.

Bunyi air itu berasal dari seseorang yang menumpahkan air mineral diatas kepala seorang siswi yang tengah menikmati makanannya.

Sang pelaku penumpahan air itu pun kini tertawa lepas tanpa bersalah, begitupun juga dengan pengikutnya. Sementara sang korban hanya menundukkan kepalanya takut ketika tau siapa yang menumpahkan air padanya.

" Apa-apaan lo njirr! Maksut lo apa nyiram temen gue hah!! "

Somi. Ya, Somi yang baru saja berkata dengan marah. Dia tidak terima dengan apa yang terjadi di depannya apalagi terjadi pada temannya.

Temannya yang kena siram ialah Minju. Mereka yang enak-enak makan tiba-tiba kejadian tidak mengenakan terjadi. Kakak kelas yang terkenal dengan sikapnya yang semena-mena dan suka membully.

Namanya Salsabila Anggraini. Ayahnya adalah Wakil Kepsek di sekolah. Itu yang membuatnya sombong dan selalu membully dia yang menurutnya lebih rendah darinya.

Iya, selain Leya masih ada pembully lain di sekolah itu. Salsa ini satu angkatan diatas Leya yang berarti termasuk kakak kelasnya.

Kembali ke meja Leya dkk, dimana Minju yang kena siram. Leya, Ryujin, Somi dan Chaewon sontak melotot tajam melihat Minju diperlakukan seperti itu.

" Loh.. Ngapain lo marah sama gue. Si miskin ini emang pantes gue siram. Biar otaknya cerah dan cepet sadar dia gak pantes sekolah disini. " ucap Salsa ketus.

Mereka yang mendengar itu sangat geram. Minju hanya bisa menundukkan kepalanya. Terlepas dari Leya, tidak menjamin bisa selamat dari pembully yang lain.

Leya yang melihat Minju merasa takut pun mendekatinya dan melindunginya di belakang tubuhnya.

" Wow!! Apa nih yang gue liat.. Seorang Leya yang biasanya bully si miskin ini, sekarang malah jadi benteng buat korbannya. Wah tercengang gue. "

Ucap Salsa tertawa dengan apa yang terjadi di depannya. Begitupun kedua antek-antek nya, Cika dan Sindy yang ikut tertawa.

" Kenapa pada diem gini hah? Leyaaa... Gak salah lo belain dia? Mending gabung lah sama gue. Sama-sama selevel dan pastinya lo sama gue bisa sepuasnya bully si miskin itu. " tawar Salsa pada Leya.

Semua yang ada di kantin mendengar ucapan Salsa. Jangan lupakan geng abang Leya juga disana daritadi melihat kejadian itu. Mereka menanti respon Leya, apa yang akan dikatakannya untuk menanggapi ucapan Salsa.

Sementara Leya sendiri kini tengah meneliti Salsa dari atas ke bawah dengan pandangan serius. Minju, Somi, Ryujin dan Chaewon ketar ketir. Takut jika Leya benar-benar terpengaruh dan kembali menjadi pembully. Karena sebelumnya Leya dan Salsa pernah bekerjasama membully salah satu murid disitu.
Lama hening melanda, Leya pun suaranya.

" Hellaaww.. Sape lo? " ucap Leya.

Semua murid yang dikantin tercengang mendengar ucapan Leya. Sepertinya mereka melupakan hal penting. Mereka lupa bahwa saat ini Leya masih amnesia.

Salsa dan antek-antek nya bahkan melongo saking kagetnya mendengar pertanyaan Leya. Mereka memang mendengar berita Leya yang amnesia karena kecelakaan. Tapi mereka tidak tau kalau berita itu benar.

Somi, Ryujin, Chaewon pun tersenyum puas dengan jawaban Leya. Dengan begitu mereka menjadi lebih tenang. Ketiganya pun tersenyum mengejek ke arah Salsa dkk. Mereka berani? Tentu saja, mereka bertiga bukan penakut meskipun harus melawan kakak kelas.

" Kenal kagak sok akrab banget lo sama gue. Apa tadi? Selevel? Aduh mon maap nih ye.. Dari segi body juga jelas gue lebih 'so sexyyy~~' ... trus gue juga lebih lebih lebih cantik daripada lo. Kalo masalah materi, gue yakin Caca gue lebih kaya dari lo. Jadi dimana konsepnya lo selevel sama gue? Mau gue temenan sama siapa aja juga bukan urusan lo. " lanjut Leya panjang lebar.

" L-Lo.. Berani nya lo hina gue!! Gue Salsabila Anggraini, putri Wakasek sekolah ini. Lo pikir lo siapa hah!! " marah Salsa yang merasa terhina.

" Heh micin!! Lo gak kenal gue? Ck ck ck.. Sini kenalan dulu, nama gue Analeya Lexa Hermawan. Cucu pemilik sekolah ini kalo lo lupa. "

Ucap Leya sambil tersenyum sombong. Kalau saja ada animasi seperti di film film. Pasti hidung Leya saat ini tampak memanjang disertai senyumnya yang lebar hingga ke pipi.

Para penghuni kantin menahan tawa mendengar Leya menyombongkan dirinya. Entah kenapa, mereka tidak merasa marah dan malah merasa lucu ketika mendengarnya. Tak lupa banyak pasang mata yang melihat dan mengawasinya.

Salsa yang mendengar ucapan Leya semakin dibuat emosi.

" Le, kenapa lo panggil dia micin? " bisik Somi di telinga Leya.

Sebenarnya tidak bisa dibilang berbisik karena semua orang disana dengar karena saking heningnya suasana disana.

" Lah nama dia kan Sasa. Sasa kan merek micin Omii.. Masak gak tau sih lo. " jawab Leya dengan watados nya.

Tak tahan lagi. Semua orang yang ada dikantin dibuat tertawa dengan jawaban Leya. Kecuali Salsa dan antek-antek nya tentunya.

" Stop! Beraninya kalian ketawain gue!! Dan Lo! Leya! Berani lo sama gue hah! " tunjuk Salsa ke arah Leya dengan marah.

" Gue? Hahahaa.. Berani lah....,,-

Maju Ca.. " ucap Leya tersenyum sambil menyodorkan Chaewon ke depannya.

Chaewon yang disodorkan pun sedikit merasa kesal. Bagaimanapun dia yang sedang enak-enak melihat perdebatan Leya tepat di sebelah Leya sendiri tiba-tiba ikut tertarik masuk perdebatan nya.

" Setan lo Le, " ucap Chaewon pelan yang hanya di dengar Leya, Ryujin, Somi, dan Minju.

Mereka berempat malah terkikik geli melihat kesialan Chaewon.

" Cih. Gak berani kan lo! Malah nyerahin temen lo yang kucel dan rakjel ini. Iyuwhh! " ucap Salsa meremehkan. Salsa ini tidak tau bahwa Chaewon merupakan orang kaya, yang bahkan lebih kaya dibanding dirinya.

" What!! Kucel? Miskin? Plisdehh! Hidup di gua mana lo kagak kenal gue! " ucap Chaewon sewot.

" Penting banget gue kenal lo.. Lo tuh jelek banget dan yang pasti rakyat jelata kayak lo lo pada tuh gak mungkin bisa bayar duit buat perawatan. " jawab Salsa.

" Wah tersanjung gue sama omongan lo. Inget nih nama gue, Adelia Chaewon Hadiningrat. Putri tunggal keluarga Hadiningrat. Dan pastinya gue gak kekurangan duit asal lo tau. Gue tiap tiga hari sekali pergi spa buat perawatan. Mau ke luar kota? Mobil gue banyak tinggal pilih. Mau ke luar negeri? Gampang.. Helikopter sama pesawat pribadi juga punya. Mau beli apapun juga gue bisa dan lebih dari mampu. Gak sombooongg... Cuma kasih tau lo doang, gue emang kaya dan kekayaan gue gak perlu dipertanyakan. Gak percaya? Sini lo gue tampol pakek dollar biar otak lo encer dan berguna. "

Ucapan Chaewon yang sangat panjang itu membuat semua orang disana melongo. Bagaimana tidak, dia dengan santainya memamerkan betapa kaya dirinya.

Leya pun tersenyum puas mendengar ucapan Chaewon. Memang tidak salah dirinya menyodorkan Chaewon ke hadapan Salsa.

Sementara Salsa pun semakin geram dengan jawaban Chaewon. Lagi-lagi dia dibuat kalah telak oleh Leya ataupun teman Leya.

Terlanjur malu dengan kekalahan nya, dia pun memutuskan untuk pergi dari kantin.
Melihat itu, Leya dkk hanya tertawa puas dengan apa yang sudah dilakukan Chaewon. Bagaimanapun kemenangan ada pada pihak mereka.

" Belom aja gue sama Somi angkat bicara. Pasti udah jatoh sejatohnya dah harga diri tuh kakel. " ucap Ryujin yang masih puas tertawa.

" Iye njirr.. Mana mukanya tadi merah bener udah kek mau kebakar, ahahahah... " begitupun Somi yang ikut mengakak bersama Ryujin.

Yaaahh.. Setidaknya mereka sudah berhasil melindungi Minju. Dan mungkin, mereka tanpa sengaja menambah penggemar akibat perdebatan mereka yang tanpa sengaja menarik perhatian para penonton.

*

*

Leya saat ini tengah berjalan santai di sekitaran taman dekat komplek rumah nya. Dia memutuskan untuk jalan-jalan sore supaya tidak bosan. Niatnya dia ingin melanjutkan berburu cogan yang waktu itu terganggu gara-gara kakak kelasnya yaitu si Junkyu dan Jihoon.

Kali ini Leya hanya memakai kaos lengan panjang berwarna abu-abu dengan bawahan celana training, tidak lupa rambutnya yang dikuncir kuda.

Suasana yang cukup sepi mungkin karena sudah hampir mendekati maghrib. Leya pun akhirnya memutuskan untuk pulang saja, daritadi dia tidak menemukan cogan satupun.

Hingga sampai di tikungan jalan, Leya melihat sesuatu yang tak sengaja tertangkap matanya.

' Kayaknya nasib sial selalu menyertaiku. Duh malaikat ada dendam apa sih sama gue!?? ' -batin Leya.

Di depan sana. Kakak kelasnya yang tadi pagi dimakinya saat ini tengah dikungkung oleh empat orang berpakaian rapi mengenakan jas dan celana serba hitam.

Kondisi kakak kelasnya itu bahkan tidak baik-baik saja. Dia nampak menahan sakit namun Leya tidak tau, apa yang membuatnya kesakitan.

Sementara itu, kelima temannya tengah berkelahi dengan orang-orang berbaju hitam lainnya. Awalnya mereka hampir menang, namun entah datang darimana orang-orang berbaju hitam itu banyak berdatangan lagi dan menyerang mereka.

Seakan Deja Vu, Leya merasa ragu. Apakah dia harus menolong mereka seperti dirinya yang terpaksa membantu Junkyu saat itu. Atau pergi meninggalkan mereka seakan kau tidak pernah melihat kejadian itu.

Lama berpikir akhirnya dia tau apa yang harus dilakukannya. Ya, sepertinya jiwa manusiawi nya lebih memilih untuk membantu mereka. Tanpa ragu dia berjalan mendekati perkelahian itu.

" Misiii... Om-om lagi ngapain nih..?? " tanya Leya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.

Mereka semua sontak menghentikan perkelahian ketika mendengar suara seorang gadis menyapu pendengaran mereka.

Keenam pemuda disana terkejut melihat seorang gadis yang baru tadi pagi memaki salah satu dari mereka, kini tengah berdiri angkuh seakan menantang mereka yang ada disana.

" Le-Leya? Ngapain lo disini? Cepet pergi dari sini, bahaya. " Dhika yang lebih dulu bicara karena panik melihat gadis itu.

Benar, geng Gavan yang saat ini tengah berkelahi dengan para pria dewasa berbaju hitam.

Sementara kelima lelaki lainnya menatap waswas pada Leya, bagaimanapun mereka tidak mau ada keterlibatan lain apalagi seorang gadis.

" Eh. Ada kakak ganteng baik hati tadi pagi.. Kakak lagi ngapain nih, Ale ikut dong. Oh! Ale tau, ini pasti lagi main perang-perangan yaa.. " ucap Leya lagi walaupun dia sudah mendengar sapaan terkejut dari Dhika, tidak membuat dirinya pergi dari sana begitu saja.

" Hey bocah! Sedang apa kau disini. Lebih baik kau pergi dari sini dan merengek meminta susu pada ibumu. Hahahahahah... " ucap salah satu pria berbaju hitam sambil tertawa diikuti partnernya yang lain.

Keenam pemuda itu juga berharap semoga gadis itu segera pergi dan menyingkir dari pria-pria ini. Tapi harapan tetaplah harapan jika gadis itu adalah Leya.

" Waduh gabisa om.. Mami saya udah gak memproduksi susu lagi, umurnya udah tua an. Maklum udah brojol empat kali. " ucap Leya santai.

' Aduh Mami.. Maapin Ale yang udah ngatain Mami tua. Ale bercanda kok, Mami mah awet muda. ' -batin Leya menangis. Takut, Mami nya galak kalo marah.

Keenam lelaki itu rasanya ingin membenturkan kepala Leya karena saking pintarnya jawaban Leya.

" Diam kau anak kecil. Sepertinya kau lebih suka bermain dengan kita daripada menyelamatkan dirimu hah! " geram salah satu pria baju hitam disana.

Lagi-lagi Gavan dkk dibuat waswas melihat respon pria baju hitam itu terhadap Leya. Mereka juga geram pada Leya, sudah diberi kesempatan untuk kabur malah tidak menggunakannya sebaik mungkin. Mereka juga sudah memberi isyarat pada Leya untuk segera pergi.

" Eeiittss... Jan maen-maen! Jangan panggil aku anak kecil om. Aku Leya. Namaku adalah Leya. " ucap Leya lantang meniru adegan dialog Shiva, serial kartun di tv.

" Gadis bodoh. " ucap Gavan sangat pelan hingga hanya dia yang mendengar nya.
Sudahlah. Mereka lelah daritadi mengirim kode pada gadis itu namun tidak ditanggapi.














*

*

*

*

*
_Bersambung_

Halooo🌸🌸
Aku comeback lagi niiihhh🤗🤗
Gimana"?? Suka nggak??
Semoga suka deh yaa😁😊
Makasih yang udah baca, vote, dan komen cerita iniii❤❤
Sampai jumpa kembali dengan Leya di episode berikutnya😊🤗

Continue Reading

You'll Also Like

297K 17.6K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 60.3K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
576K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.6M 140K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...