Gairah Anak Muda (TAMAT)

By chanie1001

4.6M 156K 5K

Satya, anak muda yang memiliki gairah yang berapi-api. Khususnya gairah dalam tanda kutip. Dia melakukan s*ks... More

1. Adaptasi
2. Imajinasi Satya
3. Kesepakatan Gila
4. Toilet Dan Gairah
5. Campur Aduk
6. Memulai
7. Kesalahan Pun Terjadi
9. Deal?
10. Mulai penasaran
11. Mine
12. Terombang-ambing
13. Satya Cemburu dan Deal?
14. Ga kuat
15. Butuh Hiburan.
16. Hiburan dan ketidak pekaan.
17. Buka Baju Lo
18. Jadian?
19. Kembali Bertemu.
20. Rekaman S*ks
21. Cemburu Dan Masalah
22. Sandaran.
23. Hot Push Up
24. Enak
25. Bolos, Ke Hotel?
26. Pertengkaran dan Penawaran
27. Gairah Satya.
28. Satya mulai patuh
29. Kesayangan Satya
30. Bikin Sarah Hamil
31. Sentuhan Memabukan.
32. Di sofa dan masalah baru.
33. Berbohong
34. Jadi, siapa?
35. Sakit yang nikmat.
36. Agar semua cepat.
37. Ketahuan Dan Candu
38. Bukan Akhir.
39. Rencana
Hari H = Happy

8. Rasa Baru

161K 4.7K 90
By chanie1001

      Sarah melirik Satya dengan malu-malu, mereka sedang berkumpul di restoran. Sejak kejadian hari itu, Sarah jadi tidak lepas dari Satya. Sarah tidak mau sampai Satya lepas tanggung jawab.

"Jalan ke pantai udah, tinggal beli oleh-oleh." Aldi bersuara.

Satya mengangguk. "Bareng atau masing-masing?" tanyanya.

"Masing-masing aja, gue masih mau di hotel." Ado bersuara dengan mulut masih sibuk mengunyah.

Akram memukul belakang kepala Ado pelan.

"Anjing! Apaan sih?" amuknya pada Akram.

Akram hanya mendengus kesal.

"Masing-masing aja, gue paling cuma mau cari tempat tatto." Riko bersuara dengan tenang.

"Yaudah, gue sama Sarah mau beli oleh-oleh."

"Oh iyah, kita mau ke tempat wisata air ga? Banyak wahananya." Aldi kembali bersuara.

"Boleh, jadwalnya besok aja." balas Akram yang di setujui semuanya.

Sarah terdiam sejenak, entah sampai kapan liburan ini berakhir. Sarah menarik lengan jaket yang di pakai Satya.

Satya menoleh. "Hm? Kenapa?" tanyanya.

"Sampai 3 harikan di sini?" bisiknya di telinga Satya. "kita terus di tenda?" lanjutnya dengan tidak semangat.

Satya tersenyum tipis."Terpaksa, tapi gue cariin hotel kok. Tenang aja, oke?" di usapnya punggung Sarah sekilas.

***

Sarah membiarkan Satya menuntunnya di trotoar yang sesak dengan pedagang yang menjual makanan dan oleh-oleh.

"Satya, mau itu." Sarah menghentikan langkahnya, membuat Satya berhenti dan menoleh.

"Makanan?"

Sarah mengangguk. "Kayaknya enak, boleh?" tanyanya ragu.

Satya mengangguk pelan lalu menuntunnya ke sana, mengamati menu yang di tempel itu.

"Bang pesen 2 porsi tapi setengah-setengah, jangan porsi full." pintanya yang di angguki si pedagang.

"Yang pedes bang, level 3." tambah Sarah.

"Jangan, bang. Level 1 aja."

Sarah cemberut, mana enak batagor kuah pedesnya cuma segitu. Sarah itu pencinta pedas.

"Level 3, plis." Sarah mengusap jemari Satya yang masih menggenggam sebelah tangannya itu.

"Kita lagi liburan, kalau lo sakit gimana?" Satya terlihat datar, keadaan sekitar yang ramai membuatnya malas kalau saja bukan kemauan Sarah.

"Ga akan, plis, hm?"

Satya menatap Sarah lama, membuat Sarah menelan ludah walau pada akhirnya Satya mengangguk.

"Makasih." seru Sarah dengan ceria. "bang, level 3 jadinya ya." lanjutnya riang.

Satya masih diam, menatap sekitar. Memilih toko, oleh-oleh apa yang harus di beli untuk sepupu-sepupunya.

"Cewek biasanya suka oleh-oleh apa?" tanya Satya pada Sarah yang juga asyik menatap sekelilingnya.

"Kaos, sandal, topi, aksesoris, banyak." Sarah memicingkan matanya sesaat. "buat pacar kamu?" tanyanya yang langsung di sesali detik itu juga.

Satya tersenyum miring. "Kenapa emang? Cemburu?" tanyanya usil.

Sarah berdehem pelan seraya memutuskan kontak mata mereka. "Tanya aja, ngapain cemburu." balasnya dengan tenang.

Satya mengecup tangan Sarah yang ada di genggaman itu. "Sepupu gue pada berisik saat tahu gue liburan. Mereka mau oleh-oleh." jelasnya.

"Ini mas, mba, pesanannya."

Sarah refleks melepaskan genggaman Satya, matanya berbinar menatap batagor kuah yang air kuahnya merah itu. Pasti pedas. Rasanya dia rindu makan makanan pedas.

"Emh, pasti enak." gumam Sarah pelan yang masih bisa Satya dengar.

Berbeda dengan Satya yang tidak biasa jajan di pinggir jalan itu, dia terlihat risih.

***

"Mules." Sarah menggeliat di atas kasur hotel yang satu jam lalu Satya sewa.

"Hukuman karena ga nurut sama gue." Satya berujar acuh dengan satu kantung kecil di tangannya yang berisi obat sakit perut.

Sarah tidak hiraukan, mulasnya sungguh melilit.

Satya menyiapkan bubur. "Makan dulu, sedikit ga masalah." di usapnya peluh di pelipis Sarah.

Sarah pun memakan bubur itu 3 sendok, meminum obat lalu rebahan lagi dengan usapan dari Satya di perutnya.

"Jangan makan pedes lagi." celetuk Satya saat hening cukup lama memeluk keduanya.

Sarah mengangguk lemah dengan mata terpejam.

"Punya lo masih sakit? Gue tahu kalau sejak kita di restoran, lo ga nyaman duduk, jalan pun keliatan ga nyaman."

Sarah membuka matanya. "Mungkin lagi adaptasi, jujur aja, aku ngerasa aneh." suaranya begitu pelan.

Satya tidak tahu apa yang di rasakannya, tapi dia akan berusaha untuk membuat Sarah nyaman, tidak tersakiti.

"Istirahat." Satya mengecup kening Sarah lalu berlalu menuju sofa dan tiduran di sana.

Satya tidak mau sampai gairah anak mudanya berkobar dan meminta sesuatu seperti malam itu. Sarah pasti masih sakit karena Satya terus mengulangnya berkali-kali saat itu.

"Nanti gue bangunin jam 3 sore." kata Satya seraya mengatur alarm di ponselnya.

Sarah tidak merespon karena kantuk sudah menjemputnya perlahan.

***

Satya berjalan santai dengan satu nampan makanan yang akan di makan olehnya dan Sarah.

Sarah melirik Satya yang berjalan melewatinya itu lalu duduk di sofa yang tak jauh dari kasur hotel.

"Kata anak-anak, nanti malem kita bakar-bakaran jagung di pinggir pantai. Piknik malem katanya." Satya masih asyik dengan beberapa hidangan yang sedang dia siapkan itu.

Sarah yang baru bangun itu hanya duduk guna mengumpulkan seluruh jiwanya yang berceceran, apalagi mimpinya yang aneh membuat Sarah malu dan pening sendiri.

"Mimpi basah, hm?" senyum usil tampak di bibir Satya yang menambah ketampanan cowok itu.

Sarah sontak membolakan matanya sesaat saking kagetnya karena Satya tahu tentang mimpinya. Memalukan. Sarah menunduk, tidak berani menatap kegiatan Satya lagi.

"Normal kok, lagi mau ya?" goda Satya dengan menggigit bibir geli. Apalagi saat mengingat Sarah yang mendesah di dalam tidurnya.

Sarah semakin menunduk, menyembunyikan wajahnya yang terbakar itu. Sarah ingin mengubur dirinya detik itu juga. Dia sungguh malu. Pergaulan sialan! Nasib sialan! Dan masih banyak lagi umpatan-umpatan yang bersarang di otaknya yang cantik.

"Ga usah malu, kalau mau bilang aja."

"SIAPA YANG MAU!" Sarah sontak ngegas, dia sungguh tidak merencanakan mimpi basah itu.

"Hm, santai, manis." Satya mendekati Sarah, mengecup keningnya sekilas. "gih ke kamar mandi dulu, punya kamu pasti basah atau banjir?" wajah santainya begitu menyebalkan.

Sarah memukul acak tubuh Satya lalu berlari cepat ke kamar mandi dengan wajah yang merah padam.

Satya masih terbahak di atas kasur dengan nikmatnya. Untuk pertama kalinya, dia bisa tertawa selepas itu. Satya mengulum bibirnya dengan perasaan yang terasa ringan. Ternyata, selain tidak mahal, gratis malah, tawa bisa membuat beban dan sebagainya terangkat walau sesaat.

"Lo harus ketergantungan sama gue." gumamnya seringan kapas.

Satya pun kembali ke tempat di mana ada makanan itu. Memakannya sedikit sambil menunggu Sarah keluar.

"Apa Sarah lanjut solo? Lama banget." gumamnya dengan kekehan geli.

Satya beranjak, mengetuk pintu namun karena tidak ada jawaban. Satya pun menerobos masuk.

"AAHK!" teriak Sarah yang kaget dengan kehadiran Satya yang tiba-tiba.

"Ngapain sih? Kirain mandi, ternyata cuma duduk dan ngelamun?" Satya berdecak tidak percaya.

Sarah menunduk, memainkan jemarinya dengan wajah di tekuk bete. "Malu, padahal ga mau mimpi kayak gitu." dumelnya dengan bibir maju seperti bebek.

"Kenapa malu? Gue Satya, cowok pertama yang—"

"STOP! Kita keluar terus makan!" potong Sarah seraya beranjak lalu berjalan melewati Satya yang pada akhirnya mengekor itu.

Continue Reading

You'll Also Like

15.6K 217 5
🚫 Dilarang plagiat cerita ini dalam bentuk apapun!! Rate : 21+ Hidup Alvaro Artha Mahendra seakan dalam neraka ketika dia dipaksa menikahi Bulan sem...
131K 6.2K 55
Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari Naughty Person S1. 💣 KONTEN DEWASA!!! 💣 *BAB PROLOG - 36 DIREVISI, YANG LAIN NUNGGU* -Terdapat banyak ade...
1.8M 85.1K 34
[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dal...
1.9M 62.1K 26
Sebagai pengusaha muda sukses berwajah tampan, Christian Alvaro bisa mendapatkan setiap wanita yang ia inginkan dengan sangat mudah. Namun ada satu w...