Valcano

By Blacksew

1.8M 120K 10.8K

[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, bo... More

Prolog
1 : Ultah
2 : Valcano cemburu?
3 : Kesal
4 : Tawuran
5 : Night ride
6 : Apartemen
7 : Alasan bertahan
8 : Rumah sakit
9 : King dan Valcano
10 : Pembalasan
11 : Cerita
12 : Tamparan
13 : UKS
14 : Pukulan
15 : Berubah?
16 : Break
17 : Valcano aneh
18 : Sang Perebut
19 : Pertengkaran
20 : Cilla lemah
21 : Kebenaran
22 : Bertemu
23 : Luka
24 : Titik Terendah
25 : Mengusir parasit
26 : Kantin
27 : Hujan
28 : Kenangan
29 : Pelukan Valcano
30 : Berdamai
31 : Rooftop
32 : Pesta
33 : RS
34 : Hancur
35 : Usil
36 : Bujukan
37 : Mabuk
38 : Datang
39 : Tengil
Skalalesha
40 : Ungkapan
41 : Tangis
42 : Tangis (2)
43 : Pulih
45 : Nams
46 : Dream?
47 : Bingung
48 : Berpisah?
49 : Karma untuk sang perebut?
50 : Sandiwara?
51 : Permainan Giano
52 : Reonus & Cilla
53 : Balapan
54 : Surat dari Valcano
55 : An
56 : Rasa kecewa
57 : Pembebasan
58 : "Cinta"
59 : Jenguk An
60 : Kisah An

44 : Permintaan Adit

19.5K 1.4K 158
By Blacksew

Aku tidak pandai mencintai, tapi aku akan berusaha menjaga.

•••

Valcano sudah kembali bersekolah, banyak yang senang dengan kedatangan lelaki itu. Namun, Valcano masih tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas yang berat-berat dan itu menjadi bahan olok-olok an Tara.

“Berhenti ketawa lo, Ngab.”

Tara menutup mulut, dia tertawa tertahan ketika mendapat teguran dari Valcano.

Avines duduk di samping Valcano, menepuk pundak lelaki itu. “Gimana?”

“Finally, gue udah dapetin Cilla lagi.” Valcano senang.

“Haha, selamat lah. Jangan sakitin lagi. Lo harus lawan gue kalau misal lo sakiti dia lagi.” Avines kemudian memberi ancaman. “Kalau sampai lo masih nyakitin dia, gue tendang barang lo.”

Valcano mendelik. “Lo mau gue sunat lagi?”

“Dih.” Avines melengos.

Valcano kemudian menatap para temannya. Tatapannya serius juga tajam, menandakan jika dirinya saat ini tidak bercanda.

“Orang yang udah nyelakai gue itu orang bayarannya Giano.” Valcano membuka pembicaraan.

Raut wajah Seno berubah. Tak hanya Seno, para teman lainnya pun juga ikut serius. “Maksud lo Gianonya Nevelas?” Tara memastikan dan mendapat anggukan oleh Valcano. “Gila!”

“Perasaan kita nggak balas apa yang dia lakukan ke kita deh,” kata Seno menimbrung. “Dia serang sekolah kita, tapi apa kita ngelawan dia?”

Valcano bingung. “Enggak beres ini mah.”

“Ganjel banget gue pengen ngelawan Giano!” Ciko mengepalkan tangannya.

“Nggak perlu, bokap gue sama polisi yang bakal urus ini.”

“Tapi tetep aja lah.” Ciko tidak terima. “Dia udah bikin lo celaka ya, bangsat.”

Avines langsung menenangka temannya itu. “Tenang, Ko. Polisi nggak bakal diem aja, karena apa yang dilakukan Giano juga hampir ngehilangin nyawa orang.”

“Iya sih.”

•••

Selama jam kosong, Cilla berdiam diri sambil membaca buku pelajarannya. Dia tampak tidak di anggap oleh para teman sekelasnya. Namun, dia yakin di ujung bangku depan, Anggun sedang menatapnya sekilas lalu membicarakan dirinya. Cilla tahu tapi dia memilih diam.

Andai kalau gue sekelas sama Jeane..

Cilla menghela napas lelah. Jam kosong tidak dapat dia nikmati. Memilih untuk keluar pun, dia juga sedang malas.

Valcano

Aku jamkos
Kamu?

Enggak, sayang.. Knp?
Mau ke kantin?

Kalau dihukum gmn?

Gpp
Sekali" lah jadi murid bad

Stress
Aku tunggu di kantin.

Iya

Cilla memilih untuk ke kantin dengan berjalan cepat saat melewati meja yang ditepati oleh Anggun. Gadis itu bingung, apa alasan Anggun begitu membencinya.

Sampai di kantin, ternyata Valcano sudah lebih dulu ada di kantin dengan memakan gorengan serta minum teh botol. Cilla mengernyitkan dahinya melihat apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu.

“Baru sembuh kok makannya begituan?” Tegur Cilla sambil duduk di hadapan Valcano. Cilla menopang dagu. “Bosen..”

“Kenapa bosen?”

“Bu Elis lagi ada urusan di kantor dinas, kelas ditinggal tapi dikasih tugas sih,” kata Cilla.

“Tugasnya udah selesai?” Tanya Valcano.

“Udah kok.”

Valcano mengusap rambut Cilla dengan senyum yang terukir. Ah, lelaki ini sudah mulai merubah sikapnya. Namun Cilla masih khawatir dengan hubungannya dengan Valcano, karena kemungkinan besar Messa akan hadir kembali jika sudah sembuh.

Cilla menatap Valcano dengan intens, yang ditatap hanya mengerutkan dahinya heran. Seakan lewat itu dia mengatakan 'kenapa'.

“Kalau Messa datang lagi.. Kam—”

“Enggak,” potong Valcano. “Aku nggak bakal ngulangi kesalahan dua kali, sayang. Kamu masih nggak percaya?”

Cilla bergerak gelisah di tempatnya. “Val, aku takut. Aku takut kamu kayak dulu lagi.”

Valcano melihat wajah sedih Cilla. “Enggak, Cilla. Kali ini.. Percaya ya sama aku?”

Cilla diam.

“Aku bakal buktiin ke kamu.”

•••

“Aku mau Valcano disini nemenin aku.”

Adit tidak suka jika Messa menyebut nama Valcano. Kenapa putri kesayangannya itu mau Valcano dari pada dirinya?

“Aku mau Valcano..” Messa mulai merengek.

“Iya, Messa.”

Adit terpaksa menuruti kemauan Messa dari pada nanti Messa kumat lagi. Dia tidak ingin itu terjadi, Messa harus pulih.

Di lain sisi, Valcano sedang ngedate dengan Cilla. Mereka berdua makan di warung pinggir jalan. Saat asik-asiknya makan, dering handphone Valcano membuyarkan ketenangan mereka.

“Angkat dulu.”

Valcano mengangguk, lalu dia meraih handphone. Terkejut ketika melihat jika Adit yang menelfon.

“Om Adit,” kata Valcano sambil menatap ke arah Cilla.

Cilla meminum teh hangatnya sejenak. “Angkat aja gapapa, barangkali penting.”

Valcano kembali mengangguk lalu mengangkat. Cilla menunggu, sesekali dia melihat perubahan raut di wajah Valcano.

Kenapa lagi ini?, batin Cilla.

Valcano menutup panggilannya. Tangannya terkepal kuat.

“Kenapa?”

“Disuruh ke rumah sakit, Messa nyariin aku.”

“Oh, ya udah kamu kesana aja. Nanti ditungguin. Kasihan Messa.”

“Sama kamu ya.”

“Ta—”

“$ama kamu.”

•••

“Val, kamu ngapain sih bawa dia? Dia kan yang udah bikin kita nggak jadi tunangan.”

Cilla mengerutkan dahinya, dia juga merasakan jika Valcano menggenggam tangannya lebih erat.

“Lo jangan ngada-ngada deh, kan dari awal gue emang nggak mau tunangan sama lo.” Valcano menatap ketus Messa.

Messa cemberut. “Kok gitu sih? Kurang apa sih aku sampai kamu nggak mau tunangan?”

“Lo gila! Lo jelek!” Tukas Valcano.

Cilla langsung mencubit pergelangan tangan Valcano. “Val, jangan gitu ah.”

Valcano menghela napas. “Dia juga yang udah bikin kita kacau.”

Messa mencabut jarum infus yang ada di tangannya membuat Valcano maupun Cilla terpekik kaget. Apalagi Valcano, bisa-bisa dia dihajar lagi oleh Adit karena menghancurkan masa pemulihan putrinya.

“Messa, lo belum sembuh loh. Jangan dicabut.” Cilla menatap ngeri Messa. Darah keluar dari tangan gadis itu.

“Lo jangan caper, sat!” Bentak Valcano.

“Kamu kok kasar sih, Val.”

Valcano mengusap wajahnya dengan kasar. “Lo tuh jangan cari sensasi deh, Mes! Gue udah tahu kelakuan busuk lo!”

Messa menangis. “Kok kamu jahat!”

Valcano kemudian keluar dari ruang rawat Messa, diikuti dengan Cilla. Lelaki itu emosi dengan sikap Messa, dia yakin jika selama ini dia hanya melakukan ini untuk mencari sensasi.

“Val, jangan gitu.. Dia sakit kan, kondisi kejiwaannya masih masa pemulihan.”

“Aku cuma takut kalau dia bakal kacauin hubungan kita lagi, Cilla.”

•••

Gimana kesan setelah baca part ini?

Ada yang mau disampaikan nggak nih?

Spam next disini!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 361K 90
Nareshta Ravaleon Arkana adalah cowok populer di SMA Ganesha. Kepopulerannya ditunjang oleh penampilan dan tampang yang rupawan juga kiprahnya sebaga...
2.3M 226K 48
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. El...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...